ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
RESPONSI
BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
Oleh:
Baiq Karinda Eka Mardani
H1A 007 005
Pembimbing
dr. Hj. Artsini Manfaati, Sp.A
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK
DI SMF ANAK RSU MATARAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2013
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
dalam 1 jam setelah lahir. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (<37 minggu) atau
pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction/IUGR)(Neo)
Klasifikasi
BBLR dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Prematuritas murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat
badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk
masa kehamilan (NKB-SMK).
b. Dismaturitas
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan
bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK).
Epidemiologi
Di amerika serikat angka BBLR naik dari 6,6% sampai 7,1% antara tahun 1981 dan
1991. Kenaikan ini paling menonjol pada bayi kulit hitam. Angka BBLR dengan berat 2500
gram atau kurang pada saat lahir pada tahun 1991 adalah 7,1% sedangkan angka bayi BBLSR
dengan berat badan 1500 gram atau kurang adalah 1,1-1,2% dari semua kelahiran.angka
BBLR dan BBLSR serta angka mortalitas bayi adalah dua kali lebih tinggi pada bayi kulit
hitam daripada bayi kulit putih.
Etiologi
Penyebab terbanyak terjaidnya BBLR di Amerika Serikat adalah kelahiran prematur,
sedangkan dinegara berkembang yang angka BBLR nya lebih tinggi sering disebabkan oleh
adanya retardasi pertumbuhan intrauteri.
Etiologi prematuritas adalah :
1. Faktor ibu
a. Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya toksik
gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis dan psikologis. Penyakit
lainnya adalah nefritis akut, DM, infeksi akut atau tindakan operatif.
b. Usia
Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia ibu di bawah 20 tahun
dan pada multigravida yang jarak anatara kelahiranya terlalu dekat. Kejadian
terendah adalah pada usia ibu antara 26-35 tahun.
c. Keadaan sosial ekonomi
Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosio ekonomi yang rendah. Hal ini
disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal
yang kurang.
2. Faktor Janin
Hidramnion, kehamilan ganda umumnya akan mengakibatkan lahir bayi BBLR.
Masalah
Bayi kurang bulan memiliki masalah sebagai berikut:
1. Ketidak stabilan suhu
2. Kesulitan pernapasan
3. Kelainan GI dan nutrisi
4. Imaturitas hati
5. Imaturitas ginjal
6. Imaturitas imunologis
7. Kelaian neurologis
8. Kelainan kardiovaskuler
9. Kelainan hematologis
10. Metabolisme
Diagnosis
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka
waktu kurang lebih dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari
etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR :
- Umur ibu
- Riwayat hari pertama haid terakir
- Riwayat persalinan sebelumnya
- Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
- Kenaikan berat badan selama hamil
- Aktivitas
- Penyakit yang diderita selama hamil
- Obat-obatan yang diminum selama hamil
2. Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain :
- Berat badan <2500 gr
- Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
Tampak luar sangat bergantung pada maturitas atau lamanya masa gestasi. Kepala
relatif lebih besar dari badannya, kulitnya tipis transparan, lanugo banyak, lemak
subkutan kurang. Osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, genitalia
imatur. Desensus testikulorum biasanya belum sempurna dan labia minora imatur.
Pembuluh darah kulit banyak terlihat dan peristaltik ususpun terlihat. Rambut
biasanya tipis halus dan teranyam sehingga sulit terlihat satu persatu.Tulang rawan
dan dauntelinga belum sukup, sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Bayi
kecil, posisinya masih posisi fetal, yaitu posisi dekubitus lateral, pergerakan kurang
dan masih lemah. Bayi lebih banyak tidur daripada bangun. Tangisnya lemah,
pernafasan belum teratur dan sering terdapat apnu. Otot masih kaku sehingga tungkai
selalu dalam keadaan abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi dan kepala menghadap ke
satu jurusan. Refleks moro dapat positif, refleks mengisap dan menelan belum
sempurna, demikian pula refleks batuk.
- Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan).
 Tidak dijumpai tanda prematuritas.
 Kulit keriput.
 Kuku lebih panjang
3. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain
- Pemeriksaan skor ballard
- Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
- Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit
dan analisa gas darah.
- Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom
gawat nafas.
- USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan , 35 minggu, dimulai pada
umur 3 hari dan dilanjutkan sesuai hasil yang didapat
Penatalaksanaan
1. Pemberian vitamin K1 :
Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
Per oral 2 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6
minggu)
2. Mempertahankan suhu tubuh normal
Gunakan salah satu cara mengahangatkan dan mempertahankan suhu tubuh
bayi, sepertik kontak kulit ke kulit, kangoroo mother care, pemancaran panas,
inkubator, atau ruang hangat yang tersedia di fasilitas kesehatan setempat
sesuai petunjuk.
Cara Petunjuk penggunaan
Kontak
kulit
Untuk semua bayi
Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat atau
menghangatkan bayi hipotermi (32-36,4 o
C) apabila cara lain
tidak mungkin dilakukan.
KMC Untuk menstabilkan bayi dgn berat badan <2.500 g, terutama
direkomendasikan untuk perawatan berkelanjutan bayi
dengan berat badan <1.800 g dan usia gestasi , 34 minggu
Pemancar
panas
Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat 1.500 g atau lebih.
Untuk pemeriksaan awal bayi, selama dilakukan tindakan,
atau menghangatkan kembali bayi hipotermi.
Inkubator Penghangatan berkelanjutan bayi dengan berat
<1.500 g yang tidak dapat dilakukan KMC.
Untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan nafas
berat)
Ruangan
hangat
Untuk merawat bayi dengan berat <2.500 g yang tidak
memerlukan tindakan diagnostik atau prosedur pengobatan.
Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan nafas berat).
Ukur suhu tubuh sesuai jadwal
Keadaan bayi Bayi sakit Bayi kecil Bayi sangat
kecil
Bayi keadaan
membaik
Frekuensi
pengukuran
Tiap jam Tiap 12 jam Tiap 6 jam Sekali/hari
3. Pemberian minum
ASI merupakan pilihan utama
Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup
dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan
bayi menghisap paling kurang sehari sekali
Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20g/hari
selama 3 hari berturt-turut, timbang bayi 2 kali seminggu
Pemberian minum minimal 8x/hari. Apabila bayi masih menginginkan dapat
diberikan lagi ( ad libitum)
Indikasi nutrisi parenteral yaitu status kardiovaskuler dan respirasi yang tidak
stabil, fungsi usus belum berfungsi/terdapat anomali mayor saluran cerna,
NEC, IUGR berat, dan berat lahir < 1000g
Pada bayi sakit, pemberian minum tidak perlu dengan segera ditingkatkan
selama tidak ditemukan tanda dehidrasi dan kadar natrium serta glukosa
normal
Pandua pemberian minum berdasarkan BB :
Berat lahir < 1000 gram
- Minum melalui pipa lambung
- Pemberian minum awal : < 10 mL/Kg/hari
- ASI perah/term formula/half-strength preterm formula
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang baik ;
tambahan 1-2ml, interval 2 jam, setiap > 24 jam
- Setelah 2 minggu : ASI perah+HMF (Human Mlik Fortifier)/full-
strength preterm formula sampai berat badan mencapai 2000 gram
Berat lahir 1000-1500 gram
- Pemberian minum melalui pipa lambung (lavage feeding)
- Pemberian minum awal: < 10 mL/kg/hari
- ASI PERAH/term formula/half-strength preterm formula
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang baik;
tambahan 1-2 ml, interval dua jam, setiap > 24 jam
- Setelah dua minggu : ASI perah +HMF/full strength preterm formula
sampai berat badan mencapai 2000 gram
Berat lahir 1500-2000 gram
- Pemberian minum lelaui pipa lambung
- Pemberian minum awal: < 10 mL/kg/hari
- ASI PERAH/term formula/half-strength preterm formula
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang baik;
tambahan 2-4 ml, interval 3 jam, setiap >12-24 jam
- Setelah dua minggu : ASI perah +HMF/full strength preterm formula
sampai berat badan mencapai 2000 gram
Berat lahir 2000-2500 gram
- Apabila mampu sebaiknya diberikan minum peroral
- ASI PERAH/term formula
Bayi sakit
- Pemberian minum awal : <10 mL/kg/hari
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang baik
- Tambahan 3-5 mL, interval 3 jam, setiap > 8 jam
Pemantauan
Tata laksana
- Bila diperlukan terapi untuk penyuli tetap diberikan
- Preparat besi sebagai suplementasi mulai diberikan pada usia 2 minggu
Tumbuh Kembang
- Pantau berat bayi secara periodik
- Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi
dengan berat lahir > 1500 gram dan 15% untuk bayi berat lahir < 1500 gram). Berat
lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi
- Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan
telah berusia lebih dari 7 hari:
o Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mL/kg/hari sampai tercapai jumlah 180
mL/kg/hari
o Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah
pemberian ASI tetap 180 mL/kg/hari
o Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian
ASI sampai 200 mL/kg/hari
o Timbang berat badan setiap hari, ukur panjang badan dan lingkr kepala setiap
minggu
Pemantauan setelah pulang
Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan
mencegah/ mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai
berikut :
- Sesudah pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30, dilanjutkan setiap bulan.
- Hitung umur koreksi.
- Pertumbuhan; berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.
- Tes perkembangan, Denver development screening test (DDST).
- Awasi adanya kelainan bawaan.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada BBLR
- Hipotermi
- Hipoglikemia
- Hiperbiliruinemia
- RDS
- Intracerebral and intraventrikular haemorhage
- Infeksi bakteri
- Kesulitan minum
- NEC (necroting enterocolitis)
- Disabilitas mental dan fisik
o Keterambatan perkembangan
o CP (cerebral palsy)
o Gangguan pendengaran
o Gangguan penglihatan seperti ROP (retinopaty of prematurity)
Prognosis BBLR
Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal. Prognosis
akan lebih buruk bila BB makin rendah, angka kematian sering disebabkan karena
komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia, perdarahan intrakranial,
hipoglikemia. Bila hidup akan dijumpai kerusakan saraf, gangguan bicara, IQ rendah.
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Bayi Ny.W
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 0 hari
BBL : 1900 gram
A – S : (tidak diketahui)
Tanggal Lahir : 05 Agustus 2013 pukul 16.15 WITA
No. RM : 519250
Ibu Ayah
Nama Ny.Watiah Tn Munawir Haris
Umur 18 th 19 th
Pendidikan/Berapa tahun SD SD
Alamat Lingsar Lingsar
II. Keluhan Utama :
Berat badan lahir rendah dan hipotermi
III. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien rujukan PKM penimbung dengan BBLR dan hipotermi. Post lahir spontan di
rumah, tanpa bantuan tenaga medis maupun dukun. A-S tidak diketahui. Bayi masuk NICU
dengan tangis merintih, napas sesak, tampak retraksi dinding dada.
IV. Riwayat Kehamilan Ibu :
Ayah pasien mengatakan ini adalah kehamilan istrinya yang kedua, anak pertama
meninggal pada saatu berusia 7 bulan. Ibu pasien tidak tau pasti mengenai HPHT, Ibu pasien
biasa ANC di polindes yang diperiksa oleh bidan, selama hamil ibu pasien melakukan ANC
sebanyak 5 kali. Selama hamil ibu pasien tidak pernah mengalami sakit berat ataupun sampai
dirawat di PKM atau RS. Riwayat minum-minum obat atau jamu-jamuan disangkal. Ibu
pasien hanya mengkonsumsi vitamin yang diberikan saat kunjungan ke polindes.
V. Riwayat Persalinan :
Bayi lahir spontan tanpa bantuan tenaga medis maupun dukun, bayi lahir menangis,
BBL 1900 gram, panjang badan 40 cm, lingkar kepala 26 cm, anus (+). Apgar skor tidak
diketahui. Sesampai di NICU, tangis merintih (+), sianosis (+), sesak (+), hipotermi (+).
VI. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : sedang
Kesadaran : waspada
Ballard score : 32-33 minggu
Score Down : 5  gawat napas
SpO2 : 100% (dengan O2)
GDS stik : 234 mg%
1. Tanda – Tanda Vital :
Suhu : 35,4 o
C
DJ : 142 x/menit
Respirasi : 78 x/menit
Tekanan Darah : Tidak dievaluasi
2. Menilai Pertumbuhan :
Berat Badan : 1900 gram
Panjang Badan : 40 cm
Lingkar Kepala : 26 cm
3. Penampakan Umum :
Aktivitas : menurun
Warna Kulit : kemerahan
Cacat Bawaan Yang Tampak : (-)
4. Kepala
Bentuk kepala : simetris, bundar, lecet (-), ubun – ubun besar terpisah, teraba datar,
sutura normal, caput sucendaneum (-), dan cephal hematom (-)
5. Leher
Pembesaran kel. Tiroid (-), leher pendek (-).
6. Muka
Mata : katarak kongenital (-), conjunctivitis (-).
Hidung : atresia choana (-/-), napas cuping hidung (-/-), rhinore (-/-)
Mulut : palatoschizis (-), frenulum pendek (-), makroglossia (-).
Telinga :low set ears (-/-)
7. Thoraks
Inspeksi : dinding dada simetris, retraksi dinding dada (+) subcostal.
Palpasi : gerakan diding dada simetris
Perkusi : sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : bronkovesikuler +/+, rh -/-, wh -/-
Penilaian pernapasan : napas teratur (+), tachypnea (+), stridor (-), tarikan dinding dada
(+/+) subcostal, sianosis (-).
8. Jantung
S1S2 tunggal regular, mur – mur (-), gallop (-).
9. Abdomen
Inspeksi : distensi (-), organomegali (-), kelainan congenital (-)
Auskultasi : bising usus Normal
Palpasi : massa (-), supel (+), hepar-lien tidak teraba.
Perkusi : timpani (+) diseluruh lapang abdomen
10. umbilicus
Tampak basah, warna kuning, bau (-), edema (-), kemerahan (-) pada pangkal umbilicus.
11. Genitalia
Normal, Clitoris dan labia minora ditutupi labia mayora.
12. Anus dan rektum
Anus (+), mekoninum (+) 24 jam pertama.
13. Ekstremitas
Normal. Syndactyli (-), polidactyli (-), akral dingin
14. Tulang belakang, pinggul dan system syaraf
Dalam batas normal
VIII. Pemeriksaan Penunjang : -
IX. Diagnosis Kerja
BBLR dengan asfiksia
X. Rencana Terapi
IVFD D10% 6 tts/menit (mikro)
Ampicillin inj 2 x 100 mg
Gentamicin inj 1 x 10 mg
Mepertahannkan suhu pasien dengan menggunakan inkubator
FOLLOW UP
Hari/ tgl S O A P
I
06/08/2013
Tangis (+)
merintih.
KU : Lemah
RR: 72 x/m
N: 136 x/m
T : 35 C
SpO2:98%
(dengan O2)
GDS : 133
Retraksi (+)
subcostal.
Sianosis (-)
Sesak (+)
BB: 1600 g
BBLR +
hipotermi
D10% 8,6 tpm
Ampicillin
2x100 mg.
Gentamycine
1x10 mg.
II
07/08/2013
Menangis
(+) merintih.
KU : Lemah
RR: 72 x/m
BBLR +
hipotermi.
D10% 7,3 tpm
Ampicillin
N: 129 x/m
T : 35 C
SpO2:99%
(dengan O2)
GDS : 119
Retraksi (+)
subcostal.
Sianosis (-)
Sesak (+)
BB: 1610 g
2x100 mg.
Gentamycine
1x10 mg.
Benutrion
BAB III
Diskusi Dan Pembahasan
Berat badan lahir merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 g tanpa
memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah
lahir.
Secara umum, bayi berat lahir rendah lebih besar resikonya untuk mengalami
masalah. Masa gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru lahir, karena semakin
cukup masa gestasi semakin baik kesejahteraan bayi.
Pada kasus ini, berat lahir pasien adalah 1900 gram, artinya os termasuk bayi BBLR
yang berdasarkan masa gestasinya tergolong bayi BBLR dengan kategori prematuritas murni.
Pada kasus ini perhitungan Ballard score nya menunjukkan usia kehamilan 32-33 minggu.
Kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit dan komplikasi akibat kurang matangnya
organ karena masa gestasi yang kurang.
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang diduga
berkaitan dengan kejadian BBLR adalah umur, penyakit ibu dan keadaan sosio ekonomi.
Sedangkan faktor janin sendiri dapat berupa kehamilan ganda yang juga merupakan
penyebab terjadinya BBLR.
Adapun kemungkinan faktor risiko BBLR akibat prematuritas murni pada kasus ini
didapatkan yakni berupa faktor ibu, yaitu usia ibu hamil yang masih 18 tahun, masuk dalam
kategori usia dengan kelahiran prematuritas tinggi. Faktor lain dari anamnesa yang di duga
menjadi penyebabnya ialah keadaan sosio ekonomi. Hali ini berkaitan dengan keadaan gizi
yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.
Dalam sebagian besar kasus, etiologi persalinan preterm tidak terdiagnosis dan
umumnya multifaktor. Kurang lebih 30% persalinan preterm tidak diketahui penyebabnya.
Sedangkan 70% sisanya, disumbang oleh beberapa faktor seperti kehamilan ganda (30%
kasus), infeksi genitalia, ketuban pecah dini, perdarahan antepartum, inkompetensia serviks,
dan kelainan kongenital uterus (20-25% kasus). Sisanya 15-20% sebagai akibat hipertensi
dalam kehamilan, pertumbuhan janin terhambat, kelainan kongenital dan penyakit-penyakit
lain selama kehamilan.

More Related Content

Responsi nicu ririn fix

  • 1. RESPONSI BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) Oleh: Baiq Karinda Eka Mardani H1A 007 005 Pembimbing dr. Hj. Artsini Manfaati, Sp.A DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK DI SMF ANAK RSU MATARAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM 2013
  • 2. BAB I TINJAUAN PUSTAKA Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction/IUGR)(Neo) Klasifikasi BBLR dapat digolongkan sebagai berikut : a. Prematuritas murni Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK). b. Dismaturitas Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK). Epidemiologi Di amerika serikat angka BBLR naik dari 6,6% sampai 7,1% antara tahun 1981 dan 1991. Kenaikan ini paling menonjol pada bayi kulit hitam. Angka BBLR dengan berat 2500 gram atau kurang pada saat lahir pada tahun 1991 adalah 7,1% sedangkan angka bayi BBLSR dengan berat badan 1500 gram atau kurang adalah 1,1-1,2% dari semua kelahiran.angka BBLR dan BBLSR serta angka mortalitas bayi adalah dua kali lebih tinggi pada bayi kulit hitam daripada bayi kulit putih. Etiologi Penyebab terbanyak terjaidnya BBLR di Amerika Serikat adalah kelahiran prematur, sedangkan dinegara berkembang yang angka BBLR nya lebih tinggi sering disebabkan oleh adanya retardasi pertumbuhan intrauteri.
  • 3. Etiologi prematuritas adalah : 1. Faktor ibu a. Penyakit Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya toksik gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis dan psikologis. Penyakit lainnya adalah nefritis akut, DM, infeksi akut atau tindakan operatif. b. Usia Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia ibu di bawah 20 tahun dan pada multigravida yang jarak anatara kelahiranya terlalu dekat. Kejadian terendah adalah pada usia ibu antara 26-35 tahun. c. Keadaan sosial ekonomi Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosio ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. 2. Faktor Janin Hidramnion, kehamilan ganda umumnya akan mengakibatkan lahir bayi BBLR. Masalah Bayi kurang bulan memiliki masalah sebagai berikut: 1. Ketidak stabilan suhu 2. Kesulitan pernapasan 3. Kelainan GI dan nutrisi 4. Imaturitas hati 5. Imaturitas ginjal 6. Imaturitas imunologis 7. Kelaian neurologis 8. Kelainan kardiovaskuler 9. Kelainan hematologis 10. Metabolisme Diagnosis Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka waktu kurang lebih dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 1. Anamnesis
  • 4. Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR : - Umur ibu - Riwayat hari pertama haid terakir - Riwayat persalinan sebelumnya - Paritas, jarak kelahiran sebelumnya - Kenaikan berat badan selama hamil - Aktivitas - Penyakit yang diderita selama hamil - Obat-obatan yang diminum selama hamil 2. Pemeriksaan Fisik Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain : - Berat badan <2500 gr - Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan) Tampak luar sangat bergantung pada maturitas atau lamanya masa gestasi. Kepala relatif lebih besar dari badannya, kulitnya tipis transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang. Osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, genitalia imatur. Desensus testikulorum biasanya belum sempurna dan labia minora imatur. Pembuluh darah kulit banyak terlihat dan peristaltik ususpun terlihat. Rambut biasanya tipis halus dan teranyam sehingga sulit terlihat satu persatu.Tulang rawan dan dauntelinga belum sukup, sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Bayi kecil, posisinya masih posisi fetal, yaitu posisi dekubitus lateral, pergerakan kurang dan masih lemah. Bayi lebih banyak tidur daripada bangun. Tangisnya lemah, pernafasan belum teratur dan sering terdapat apnu. Otot masih kaku sehingga tungkai selalu dalam keadaan abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi dan kepala menghadap ke satu jurusan. Refleks moro dapat positif, refleks mengisap dan menelan belum sempurna, demikian pula refleks batuk. - Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan).  Tidak dijumpai tanda prematuritas.  Kulit keriput.  Kuku lebih panjang 3. Pemeriksaan penunjang
  • 5. - Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain - Pemeriksaan skor ballard - Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan - Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah. - Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas. - USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan , 35 minggu, dimulai pada umur 3 hari dan dilanjutkan sesuai hasil yang didapat Penatalaksanaan 1. Pemberian vitamin K1 : Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau Per oral 2 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu) 2. Mempertahankan suhu tubuh normal Gunakan salah satu cara mengahangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi, sepertik kontak kulit ke kulit, kangoroo mother care, pemancaran panas, inkubator, atau ruang hangat yang tersedia di fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk. Cara Petunjuk penggunaan Kontak kulit Untuk semua bayi Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat atau menghangatkan bayi hipotermi (32-36,4 o C) apabila cara lain tidak mungkin dilakukan. KMC Untuk menstabilkan bayi dgn berat badan <2.500 g, terutama direkomendasikan untuk perawatan berkelanjutan bayi dengan berat badan <1.800 g dan usia gestasi , 34 minggu Pemancar panas Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat 1.500 g atau lebih. Untuk pemeriksaan awal bayi, selama dilakukan tindakan, atau menghangatkan kembali bayi hipotermi.
  • 6. Inkubator Penghangatan berkelanjutan bayi dengan berat <1.500 g yang tidak dapat dilakukan KMC. Untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan nafas berat) Ruangan hangat Untuk merawat bayi dengan berat <2.500 g yang tidak memerlukan tindakan diagnostik atau prosedur pengobatan. Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan nafas berat). Ukur suhu tubuh sesuai jadwal Keadaan bayi Bayi sakit Bayi kecil Bayi sangat kecil Bayi keadaan membaik Frekuensi pengukuran Tiap jam Tiap 12 jam Tiap 6 jam Sekali/hari 3. Pemberian minum ASI merupakan pilihan utama Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20g/hari selama 3 hari berturt-turut, timbang bayi 2 kali seminggu Pemberian minum minimal 8x/hari. Apabila bayi masih menginginkan dapat diberikan lagi ( ad libitum) Indikasi nutrisi parenteral yaitu status kardiovaskuler dan respirasi yang tidak stabil, fungsi usus belum berfungsi/terdapat anomali mayor saluran cerna, NEC, IUGR berat, dan berat lahir < 1000g Pada bayi sakit, pemberian minum tidak perlu dengan segera ditingkatkan selama tidak ditemukan tanda dehidrasi dan kadar natrium serta glukosa normal Pandua pemberian minum berdasarkan BB : Berat lahir < 1000 gram - Minum melalui pipa lambung
  • 7. - Pemberian minum awal : < 10 mL/Kg/hari - ASI perah/term formula/half-strength preterm formula - Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang baik ; tambahan 1-2ml, interval 2 jam, setiap > 24 jam - Setelah 2 minggu : ASI perah+HMF (Human Mlik Fortifier)/full- strength preterm formula sampai berat badan mencapai 2000 gram Berat lahir 1000-1500 gram - Pemberian minum melalui pipa lambung (lavage feeding) - Pemberian minum awal: < 10 mL/kg/hari - ASI PERAH/term formula/half-strength preterm formula - Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang baik; tambahan 1-2 ml, interval dua jam, setiap > 24 jam - Setelah dua minggu : ASI perah +HMF/full strength preterm formula sampai berat badan mencapai 2000 gram Berat lahir 1500-2000 gram - Pemberian minum lelaui pipa lambung - Pemberian minum awal: < 10 mL/kg/hari - ASI PERAH/term formula/half-strength preterm formula - Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang baik; tambahan 2-4 ml, interval 3 jam, setiap >12-24 jam - Setelah dua minggu : ASI perah +HMF/full strength preterm formula sampai berat badan mencapai 2000 gram Berat lahir 2000-2500 gram - Apabila mampu sebaiknya diberikan minum peroral - ASI PERAH/term formula Bayi sakit - Pemberian minum awal : <10 mL/kg/hari - Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang baik - Tambahan 3-5 mL, interval 3 jam, setiap > 8 jam Pemantauan Tata laksana - Bila diperlukan terapi untuk penyuli tetap diberikan - Preparat besi sebagai suplementasi mulai diberikan pada usia 2 minggu
  • 8. Tumbuh Kembang - Pantau berat bayi secara periodik - Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi dengan berat lahir > 1500 gram dan 15% untuk bayi berat lahir < 1500 gram). Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi - Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari: o Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 mL/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 mL/kg/hari o Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180 mL/kg/hari o Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai 200 mL/kg/hari o Timbang berat badan setiap hari, ukur panjang badan dan lingkr kepala setiap minggu Pemantauan setelah pulang Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan mencegah/ mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai berikut : - Sesudah pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30, dilanjutkan setiap bulan. - Hitung umur koreksi. - Pertumbuhan; berat badan, panjang badan dan lingkar kepala. - Tes perkembangan, Denver development screening test (DDST). - Awasi adanya kelainan bawaan. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada BBLR - Hipotermi - Hipoglikemia - Hiperbiliruinemia - RDS - Intracerebral and intraventrikular haemorhage - Infeksi bakteri - Kesulitan minum - NEC (necroting enterocolitis)
  • 9. - Disabilitas mental dan fisik o Keterambatan perkembangan o CP (cerebral palsy) o Gangguan pendengaran o Gangguan penglihatan seperti ROP (retinopaty of prematurity) Prognosis BBLR Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal. Prognosis akan lebih buruk bila BB makin rendah, angka kematian sering disebabkan karena komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia, perdarahan intrakranial, hipoglikemia. Bila hidup akan dijumpai kerusakan saraf, gangguan bicara, IQ rendah.
  • 10. BAB II LAPORAN KASUS I. Identitas Pasien Nama : Bayi Ny.W Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 0 hari BBL : 1900 gram A – S : (tidak diketahui) Tanggal Lahir : 05 Agustus 2013 pukul 16.15 WITA No. RM : 519250 Ibu Ayah Nama Ny.Watiah Tn Munawir Haris Umur 18 th 19 th Pendidikan/Berapa tahun SD SD Alamat Lingsar Lingsar II. Keluhan Utama : Berat badan lahir rendah dan hipotermi III. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien rujukan PKM penimbung dengan BBLR dan hipotermi. Post lahir spontan di rumah, tanpa bantuan tenaga medis maupun dukun. A-S tidak diketahui. Bayi masuk NICU dengan tangis merintih, napas sesak, tampak retraksi dinding dada. IV. Riwayat Kehamilan Ibu : Ayah pasien mengatakan ini adalah kehamilan istrinya yang kedua, anak pertama meninggal pada saatu berusia 7 bulan. Ibu pasien tidak tau pasti mengenai HPHT, Ibu pasien biasa ANC di polindes yang diperiksa oleh bidan, selama hamil ibu pasien melakukan ANC sebanyak 5 kali. Selama hamil ibu pasien tidak pernah mengalami sakit berat ataupun sampai dirawat di PKM atau RS. Riwayat minum-minum obat atau jamu-jamuan disangkal. Ibu pasien hanya mengkonsumsi vitamin yang diberikan saat kunjungan ke polindes.
  • 11. V. Riwayat Persalinan : Bayi lahir spontan tanpa bantuan tenaga medis maupun dukun, bayi lahir menangis, BBL 1900 gram, panjang badan 40 cm, lingkar kepala 26 cm, anus (+). Apgar skor tidak diketahui. Sesampai di NICU, tangis merintih (+), sianosis (+), sesak (+), hipotermi (+). VI. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : sedang Kesadaran : waspada Ballard score : 32-33 minggu Score Down : 5  gawat napas SpO2 : 100% (dengan O2) GDS stik : 234 mg% 1. Tanda – Tanda Vital : Suhu : 35,4 o C DJ : 142 x/menit Respirasi : 78 x/menit Tekanan Darah : Tidak dievaluasi 2. Menilai Pertumbuhan : Berat Badan : 1900 gram Panjang Badan : 40 cm Lingkar Kepala : 26 cm 3. Penampakan Umum : Aktivitas : menurun Warna Kulit : kemerahan Cacat Bawaan Yang Tampak : (-) 4. Kepala Bentuk kepala : simetris, bundar, lecet (-), ubun – ubun besar terpisah, teraba datar, sutura normal, caput sucendaneum (-), dan cephal hematom (-)
  • 12. 5. Leher Pembesaran kel. Tiroid (-), leher pendek (-). 6. Muka Mata : katarak kongenital (-), conjunctivitis (-). Hidung : atresia choana (-/-), napas cuping hidung (-/-), rhinore (-/-) Mulut : palatoschizis (-), frenulum pendek (-), makroglossia (-). Telinga :low set ears (-/-) 7. Thoraks Inspeksi : dinding dada simetris, retraksi dinding dada (+) subcostal. Palpasi : gerakan diding dada simetris Perkusi : sonor dikedua lapang paru Auskultasi : bronkovesikuler +/+, rh -/-, wh -/- Penilaian pernapasan : napas teratur (+), tachypnea (+), stridor (-), tarikan dinding dada (+/+) subcostal, sianosis (-). 8. Jantung S1S2 tunggal regular, mur – mur (-), gallop (-). 9. Abdomen Inspeksi : distensi (-), organomegali (-), kelainan congenital (-) Auskultasi : bising usus Normal Palpasi : massa (-), supel (+), hepar-lien tidak teraba. Perkusi : timpani (+) diseluruh lapang abdomen 10. umbilicus Tampak basah, warna kuning, bau (-), edema (-), kemerahan (-) pada pangkal umbilicus. 11. Genitalia Normal, Clitoris dan labia minora ditutupi labia mayora. 12. Anus dan rektum Anus (+), mekoninum (+) 24 jam pertama.
  • 13. 13. Ekstremitas Normal. Syndactyli (-), polidactyli (-), akral dingin 14. Tulang belakang, pinggul dan system syaraf Dalam batas normal VIII. Pemeriksaan Penunjang : - IX. Diagnosis Kerja BBLR dengan asfiksia X. Rencana Terapi IVFD D10% 6 tts/menit (mikro) Ampicillin inj 2 x 100 mg Gentamicin inj 1 x 10 mg Mepertahannkan suhu pasien dengan menggunakan inkubator FOLLOW UP Hari/ tgl S O A P I 06/08/2013 Tangis (+) merintih. KU : Lemah RR: 72 x/m N: 136 x/m T : 35 C SpO2:98% (dengan O2) GDS : 133 Retraksi (+) subcostal. Sianosis (-) Sesak (+) BB: 1600 g BBLR + hipotermi D10% 8,6 tpm Ampicillin 2x100 mg. Gentamycine 1x10 mg. II 07/08/2013 Menangis (+) merintih. KU : Lemah RR: 72 x/m BBLR + hipotermi. D10% 7,3 tpm Ampicillin
  • 14. N: 129 x/m T : 35 C SpO2:99% (dengan O2) GDS : 119 Retraksi (+) subcostal. Sianosis (-) Sesak (+) BB: 1610 g 2x100 mg. Gentamycine 1x10 mg. Benutrion
  • 15. BAB III Diskusi Dan Pembahasan Berat badan lahir merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 g tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Secara umum, bayi berat lahir rendah lebih besar resikonya untuk mengalami masalah. Masa gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru lahir, karena semakin cukup masa gestasi semakin baik kesejahteraan bayi. Pada kasus ini, berat lahir pasien adalah 1900 gram, artinya os termasuk bayi BBLR yang berdasarkan masa gestasinya tergolong bayi BBLR dengan kategori prematuritas murni. Pada kasus ini perhitungan Ballard score nya menunjukkan usia kehamilan 32-33 minggu. Kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit dan komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa gestasi yang kurang. Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang diduga berkaitan dengan kejadian BBLR adalah umur, penyakit ibu dan keadaan sosio ekonomi. Sedangkan faktor janin sendiri dapat berupa kehamilan ganda yang juga merupakan penyebab terjadinya BBLR. Adapun kemungkinan faktor risiko BBLR akibat prematuritas murni pada kasus ini didapatkan yakni berupa faktor ibu, yaitu usia ibu hamil yang masih 18 tahun, masuk dalam kategori usia dengan kelahiran prematuritas tinggi. Faktor lain dari anamnesa yang di duga menjadi penyebabnya ialah keadaan sosio ekonomi. Hali ini berkaitan dengan keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Dalam sebagian besar kasus, etiologi persalinan preterm tidak terdiagnosis dan umumnya multifaktor. Kurang lebih 30% persalinan preterm tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan 70% sisanya, disumbang oleh beberapa faktor seperti kehamilan ganda (30% kasus), infeksi genitalia, ketuban pecah dini, perdarahan antepartum, inkompetensia serviks, dan kelainan kongenital uterus (20-25% kasus). Sisanya 15-20% sebagai akibat hipertensi dalam kehamilan, pertumbuhan janin terhambat, kelainan kongenital dan penyakit-penyakit lain selama kehamilan.