Teks tersebut membahas tentang dampak krisis keuangan global 2008 dan bagaimana sistem keuangan Islam dapat membantu. Krisis tersebut menyebabkan gangguan perekonomian Amerika yang kemudian menyebar ke seluruh dunia. Investor cenderung menyimpan uang di luar bank yang menyebabkan bank kehilangan nasabah dan kesulitan menyeimbangkan kredit dan debit. Krisis ini menunjukkan perlunya evaluasi strategi integrasi ekonomi global dan memperkenalkan sistem keuangan Islam se
1 of 3
Download to read offline
More Related Content
Review jurnal
1. REVIEW JURNAL
Oleh : Hanif Ratnayunia Wijajna
Dampak dari Krisis Keuangan dalam Ekonomi Global : Dapatkah Sistem
Keuangan Islam Membantu?
Mohamed Ali Trabelsi
Krisis keuangan global yang menimpa dunia pada tahun 2008 merupakan
krisis keuangan terburuk sejak Great Depression tahun 1929. Krisis tersebut
menunjukkan bahwa perekonomian Amerika yang selama ini dikenal paling
tangguh dan tidak modah terguncang oleh krisis mengalami kondisi dimana
Amerika membutuhkan suntikan investasi modal dari negara-negara Asia dan
negara-negara Afrika yang komoditas utamanya menghasilkan minyak. Krisis
tersebut dapat sampai menganggu perekonomian Amerika karena berdampak
langsung pada perekonomi rumah tangga di Amerika. Krisis keuangan di Amerika
menyebar dengan cepat melalui produk turunan bank terutama produk produk
jenis jasa kredit. Hal tersebut terjadi karenan adanya Risk Incentive yakni
kreditor meminta insentif lebih untuk menutupi resiko yang melekat pada saat
mereka melakukan kredit. Selain itu, kurangnya transparasi dari peminjam maupun
pemberi pinjaman menimbulkan krisis kepercayaan diantara mereka. Dalam hal ini
pihak bank juga menerapkan rasio prudential yang dapat diartikan bahwa rasio
pembagian minimal ekuitas relatif terhadap aset diberi bobot yang lebih berat.
Salah satu ciri krisis keuangan secara global adalah ketika permasalahan
ekonomi yang timbul dalam suatu negara dapat mempengaruhi perekonomian di
negara lain atau bahkan mungkin hampir semua negara di dunia. Di sini dapat
dilihat bahwa pada krisis keuangan tahun 2008, perekonomian Amerika lah yang
terganggu. Masyarakat pada saat itu cenderung lebih menyukai menjadi investor
dapat dapat mengivestasikan dananya ke dalam barang publik sehingga masyarakat
enggan menyimpan uangnya di bank. Hal tersebut menyebabkan bank kehilangan
banyak nasabahnya dan mengakibatkan bank kesulitan untuk membuat neraca
2. kredit dan debitnya seimbang. Dampak selanjutnya yakni transaksi lain di bank
tersebut menjadi terganggu.
Pada September 2008, salah satu bank besar di Amerika bangkrut yaitu bank
Lehman Brothers. Kejadian itu menyebabkan perilaku investor semakin ekstra
berhati-hati dalam menilai probabilitas hasil yang diperoleh dengan menyimpan
uangnya di bank atau memilih menginvestasikan dananya di luar bank.
Krisis yang terjadi pada 2008 sebenarnya merupakan krisis yang secara
alamiah saling terkait, namun secara karakteristik dan rentang waktu terpisah.
Secara lebih jelasnya krisis tersebut dapat dibedakan ke dalam 3 hal : krisis
keuangan, krisis likuiditas dan krisis kapitalisme sebagai model. Ketiga krisisi
tersebut berekmebang menjadi peristiwa yang dikenang sejarah di mana hegemoni
Amerika dipertanyakan di seluruh dunia. Krisis yang terjadi menyebabkan
munculnya berbagai model pembangunan baru. Krisis tersebut juga menyiratkan
perlu adanya evaluasi kembali secara global mengenai strategi integrasi
internasional dalam perekonomian.
Semua krisis besar pada abad delapan belas, sembilan belas, dan dua puluh
pada dasarnya dihasilkan dari adanya pengembangan yang berlebihan dari adanya
payment. Selain itu, terdapat dua faktor utama yang berperan penting dalam
menyebabkan krisis global yaitu : (1) Potensi ketidakstabilan pada sistem moneter
internasional dan sistem ekonominya, (2) Terjadi probabilitas ekonomi baik di
sektor moneter maupun sektor riil.
Terjadinya krisis menyebabkan kembalinya sebuah kebijakan yang disebut
proteksionisme. Hal tersebut merupakan hal yang wajar karena saat perekonomian
dibiarkan tanpa proteksi ternyata terjadi krisis. Kebijakan proteksi sendiri dapat
diartikan sebagai kebijakan yang berfungsi untuk melindungi produsen dalam
negeri dengan produsen asing serta untuk mendorong dan mengembangkan
mekanisme produksi yang ada. Sejarah mengenai kebijakan proteksi sendiri terbagi
menjadi 3 fase yakni antara lain : (1) Selama tahap pertama, hubungan bisnis dalam
perekonomian didominasi oleh pertukaran secara bebas. Selanjutnya (2) selama
tahap kedua, yakni setelah Perang Dunia yang Pertama, kebijakan proteksi yang
baru diberlakukan dalam negara maju terutama negara-negara Barat. Lalu untuk
3. tahap yang terakhir yakni (3) fase yang ditandai dengan adanya negosiasi dalam
pembuatan kebijakan ekonomi yang memungkinkan mengulangi pengalaman
perang.
Melihat berbagai dampak yang disebabkan oleh krisis, maka di sini lah
sistem keuangan Islam hadir sebagai alternatif solusi untuk mengatasi krisis.
Berbagai sistem yang ada dalam bingkai Islam memungkinkan untuk membuat
sistem perekonomian tidak rentan terkena krisis. Hal tersebut yang membuat sistem
keuanga Islam dapat membantu krisis keuangan ekonomi global.