1. Implementasi Protokol Optimized Link State
Routing (OLSR) pada Sistem Wireless Sensor
Network (WSN) untuk Pengukuran Temperatur
Udara
Hamid Azwar dan Noptin Harpawi
Program Studi Teknik Elektronika Telekomunikasi
Politeknik Caltex Riau
2. Pendahuluan
Untuk membuat Wireless Sensor Network tersebut dibutuhkan perangkat
wireless yang mampu mengirimkan informasi dari suatu plan yang diamati
melalui perangkat wireless lainnya.
Hal ini membutuhkan sebuah protokol routing untuk melewatkan informasi
sensor node dari satu perangkat wireless suatu node ke perangkat wireless
pada node lainnya.
Saat ini routing yang digunakan pada perangkat Wireless Sensor Network
masih menggunakan Static Routing. Sehingga ketika terjadi penambahan
sensor node, maka user harus menambahkan routing untuk menuju sensor
node tersebut.
Protokol Optimized Link State Rouitng (OLSR) merupakan salah satu
protokol dynamic routing yang digunakan untuk jaringan Wireless Mesh.
Pada penelitian ini akan dilakukan implementasi protokol OLSR untuk
Wireless Sensor Network dimana plan yang digunakan pada setiap sensor
node berupa temperatur udara. Proses monitoring temperatur udara tersebut
dilakukan melalui web server sehingga client dapat mengaksesnya
menggunakan jaringan intranet
3. Protokol Routing
Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur setiap
komputer untuk saling bertukar informasi melalui media jaringan,
sedangkan routing adalah proses memindahkan informasi dari
pengirim ke penerima melalui sebuah jaringan
4. Routing OLSR
Perubahan topologi jaringan dapat menyebabkan luapan informasi topologi
yang berujung overhead pada semua node yang berada dalam jaringan.
Upaya untuk mengurangi jumlah overhead dalam jaringan yaitu, dengan
menggunakan teknik Multi Point Relays (MPR). Tujuan utama dari MPR
yaitu mengurangi luapan dengan cara memilih beberapa node untuk
bertindak sebagai MPR, sehingga hanya node-node MPR saja yang dapat
meneruskan paket kontrol yang diterima. Upaya ini juga dapat digunakan
protokol untuk menyediakan rute terpendek
5. OLSR menggunakan 2 jenis pesan kontrol, yaitu pesan hello dan
Topology Control (TC).
Pesan hello digunakan untuk menemukan informasi tentang
kondisi link dan node tetangga. Selain itu pesan hello juga
digunakan untuk memilih multi point relay (MPR) Selector Set.
Tugas dari MPR selector set yaitu memilih node tetangga untuk
bertindak sebagai node MPR. Melalui pesan hello ini, node
pengirim dapat menentukan node MPR-nya.
Pesan hello hanya dikirim sejauh 1 hop, tetapi pesan TC dikirim
secara broadcast ke seluruh jaringan.
Kegunaan pesan TC yaitu untuk menyebarkan informasi tentang
node tetangga yang telah ditetapkan sebagai MPR tak terkecuali
MPR selector.
Pesan TC disebarkan secara periodik dan hanya node MPR yang
dapat meneruskan pesan TC
6. Wireless Sensor Network (WSN)
Wireless Sensor Network (WSN) adalah suatu sistem yang terdiri
atas satu atau beberapa sensor otonom (sensor node) yang
ditempatkan secara terdistribusi dalam jarak tertentu guna
memantau suatu kondisi fisis/kimia seperti temperatur, tekanan,
getaran, gerak, konsentrasi suatu zat dan sebagainya, kemudian
setiap data yang diperoleh dikirimkan melalui jaringan secara
wireless ke server (Main Location).
7. Sensor Temperatur Berbasis
Semikonduktor
Sensor temperatur berbasis semikonduktor ini dibangun dengan
memanfaatkan karakteristik temperatur pn-juction. Salah satu jenis
sensor yang umum digunakan adalah LM35. Diantara keunggulan
LM35 adalah:
Karakteristik tegangan terhadap temperatur adalah linier (10
mV/0C)
Range temperatur yang cukup luas yaitu -55 0C 150 0C
Low self-heating
Tingkat akurasi yang tinggi
Tidak memerlukan kalibrasi
9. Topologi Wireless Mesh Network
Wireless Router WRT54GL(3 buah)
Sensor suhu LM35
Modul TCP/IP Wiz110sr
DT-AVR Low Cost Microsystem
PC Monitoring
10. Konektifitas
Pengujian konektifitas ini dilakukan dengan perintah Ping menuju IP
Address pada modul TCP/IP yang terhubung dengan node 1 dan node 2.
Dari hasil uji konektifitas terhadap node 1 dan node 2 terlihat bahwa rata-rata
waktu yang diperlukan untuk perintah ping menuju node 1 dan node 2
diperoleh hasil 126 ms untuk kedua node tersebut.
11. Troughput node 1 dan node 2
Ditunjukkan bahwa rata-rata troughput yang dihasilkan dari
node 1 dan node 2 bernilai 68,24 bytes dan 66,78 bytes.
Troughput bernilai kecil karena data yang dikrim oleh node 1
dan node 2 hanya berupa informasi suhu saja.
12. Troughput OLSR
Setiap wireless router akan melakukan proses routing update untuk
menetukan rute mana yang paling baik dalam melewatkan trafik ke
alamat tujuan.
Dari data troughput OLSR tersebut menunjukkan rata-rata troughput
OLSR bernilai 154,06 bytes.
13. Kesimpulan
Dalam penelitian ini menunjukkan implementasi
Protokol OLSR dapat digunakan untuk membuat
sistem Wireless Mesh Network pada pengukuran
temperatur udara. Pada sistem ini masing-masing
node mengirimkan informasi melalui jalur yang sudah
ditentukan oleh protokol OLSR. Troughput yang
dihasilkan oleh node 1 dan node 2 bernilai 68,24
bytes dan 66,78 bytes. Sedangkan protokol OLSR
dalam melakukan proses Routing update
menghasilkan troughput 154,06 bytes.
14. Daftar Pustaka
Cisco., Internetworking Technology Handbook 4th Edition, Cisco system.
Inc, Cisco Press, 2004.
T. Clausen, and P. Jacquet., Optimized Link State Routing Protocol
(OLSR), RFC 3626, IETF Network Working Group, October 2003
Roy Radhika R., Handbook of Mobile Ad Hoc Networks for Mobility Models,
Springer, New York, 2010.
P. Jacquet., A. Laouiti., P. Minet., dan L. Viennot., Performance of
Multipoint Relaying in Ad Hoc Mobile Protocol, Networking 2002, Pise, Italy,
2002.
V. Boonsawat, J. Ekchamanonta, K. Bumrungkhet, and S. Kit-tipiyakul,
Xbee wireless sensor networks for temperature mon-itoring, in 2nd ECTI-Conference
on Application Research and Development (ECTI-CARD
2010), zattaya, Chonburi, Thailand, 10-12 May 2010