ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Nama : Rifno hidayad 
NIM : 13300084 
Kelas : A.5.2 
PENGERTIAN TRANSFUSI DARAH: 
ï‚· Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari donor yang sehat kepada penderita. 
ï‚· Suatu proses memasukkan darah (komponen darah) dari satu individu (donor) ke individu lain 
(resipien) untuk tujuan pen gobatan. 
ï‚· 
SEJARAH SINGKAT TRANFUSI DARAH: 
Praktek transfusi darah mulai dikenal pada abad ke 17 sejak Richard Lower , seorang mahasiswa 
di Oxford pada tahun 1665 berhasil melakukan transfusi darah dari binatang ke binatang lainnya. Tahun 
1666, Robert Boyle melakukan transfusi dari arteri karotis seekor anjing ke vena jagularis anjing lainnya 
secara langsung. 
Transfusi darah terhadap manusia dimulai pada tahun 1667 di Inggris, ketika Lower dan Edmun 
mentransfusikan darah domba ke manusia. 
Transfusi darah secara langsung dari donor kepada pasien perdarahan post partum menggunakan 
syringe terjadi tahun 1818 ketika JamesBlundell lulus spesialis Obstetrik di Universitas Edinburgh. Pada 
tahun 1912, AlexCarrel berhasil mendpatkan nobel karena mempublikasikan percobaannya mengenai 
transfusi secara langsung melalui anastomosis arteri-vena memakai kanula. 
Kemajuan transfusi didukung oleh penemuan: 
1. Golongan darah (1900) oleh Karl Landsteiner 
2. Antikoagulan (citrat) 
3. Glukosa memperpanjang masa hidup eritrosit 
Tujuan Transfusi Darah:
1. Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen (transfusi darah dapat meningkatkan 
kadar Hb dalam darah, fungsi dari Hb adalah mengangkut oksigen 
2. Memperbaiki volume darah tubuh. 
3. Memperbaiki kekebalan dalam tubuh. Pemberian transfusi darah dapat meningkatkan sistem 
kekebalan tubuh kita, hal ini karena dalam darah mempunyain komponen leukosit yang berperan 
sebagai makrofag (pemakan antigen atau zat asing) 
4. Memperbaiki masalah pembekuan. Pemberian transfusi dapat meningkatkan fungsi trombosit yang 
berperan penting dalam pembekuan darah, sehingga dapat mencegah terjadinya perdarahan. 
Indikasi Transfusi Darah: 
1. Perdarahan 
2. Anemia berat 
3. Trombositopenia 
4. Leukemia 
5. Hemofilia 
6. Hemolitic Desease of the Newborn (HDN) 
A. JENIS DONOR 
Jenis Donor Darah: 
1. Donor Darah Bayaran 
2. Donor Darah Pengganti 
3. Donor Darah Sukarela 
1. Donor Darah Bayaran 
Donor darah bayaran adalah pendonor akan mendonorkan darahnya dengan bayaran atau imbalan.
Kerugian yang di timbulkan akibat Donor Bayaran : 
Jumlah donor sangat sedikit sekali dibandingkan dengan kebutuhan darah yang jauh lebih besar, 
sehingga orang-orang ini akan memasang tarif yang tinggi umumnya tidak terjamin mutunya. Resiko 
penularan penyakit sangat tinggi. 
2. Donor Darah Pengganti 
Donor darah pengganti (DDP) adalah seseorang yang diminta menyumbangkan darahnya kepada 
seseorang dan ia tahu kepada siapa darah tersebut dia berikan. Umumnya langkah ini benar-benar darurat, 
bila darah di UDD PMI tidak tersedia. 
3. Donor Darah Sukarela 
Donor Darah Sukarela (DDS) adalah seseorang yang menyumbangkan darahnya secara sukarela 
tanpa pamrih untuk berkepentingan masyarakat tanpa membedakan agama, suku bangsa, golongan, warna 
kulit, dan jenis kelamin. DDS inilah yang paling dianjurkan karena selain halal, juga aman dan 
berperikemanusiaan. 
B. SYARAT DONOR DARAH 
Syarat-syarat teknis menjadi donor darah: 
1. Umur 17-60 tahun( usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin tertulis dari 
orang tua) 
2. Berat badan minimal 45 kg 
3. Temperatur tubuh: 36,6 – 37,5 derajat Celcius 
4. Tekanan darah baik yaitu sistole = 110 – 160 mmHg, diastole = 70 – 100 mmHg 
5. Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50 – 100 kali/ menit 
6. Hemoglobin baik pria maupun perempuan minimal 12,5 gram 
7. Jumlah penyumbangan per tahun paling banyak lima kali dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 
tiga bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.
Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan: 
1. Pernah menderita hepatitis B 
2. Dalam jangka waktu enam bulan sesudah transfuse 
3. Sedang hamil dan dalam jangka waktu enam bulan sesudah persalinan 
4. Sedang menyusui 
5. Ketergantungan obat 
6. Alkoholisme akut dan kronis 
7. Mengidap Sifilis 
Pengambilan Darah: 
1. Alat-alat harus steril, sistem pengambilan tertutup 
2. Pengambilan di vena lengan kanan / kiri 
3. Kantong darah telah diberi antikoagulan dan nomer 
4. Sampel untuk px. lab diambil dari segmen selang darah 
5. Label pada kantong darah : 
ï‚· jenis/ komponen darah 
ï‚· nomer kantong dan jenis antikoagulan 
ï‚· volume darah 
ï‚· suhu simpan 
ï‚· tanggal kadaluarsa darah 
ï‚· gol darah ABO, Rh dan pem HBsAg 
ï‚· Warna label : putih (A), biru (B), kuning (AB), merah (O) 
Pemberitahuan Setelah Donor: 
1. Minum lebih banyak cairan 
2. Menjaga plester selama 12 jam 
3. Tidak boleh minum alkohol 
4. Lemah atau pusing > UTD 
5. Hindari kegiatan berat 24 jam 
Penyimpanan Darah: 
Rantai dingin = ‘Cold Chain’ bertujuan:
ï‚· Memelihara kehidupan & fungsi kandungan darah 
ï‚· Mencegah perubahan fisik yg merusak kandungan darah 
ï‚· Mengurangi kontaminasi bakteri seminimal mungkin 
C. GOLONGAN DARAH SYSTEM ABO 
Penggolongan Darah (ABO) 
1. Metode slide (cell & serum grouping) 
2. Metode tabung (cell & serum grouping) 
Metode ºÝºÝߣ: 
1. Cell grouping 
Reagensia: 
ï‚· Antisera A 
ï‚· Antisera B
ï‚· Antisera AB 
2. Serum grouping 
Reagensia: 
ï‚· Sel A 
ï‚· Sel B 
ï‚· Sel AB 
ï‚· Sel O 
Alat: 
1. Obyek gelas bersih 
2. Pipet tetes 
3. Batang pengaduk bersih 
4. Kertas tissue 
5. Kaca pembesar (kalau diperlukan) 
CELL GROUPING METODE SLIDE:
CELL GROUPING METODE TABUNG: 
INTERPRETASI: 
ï‚· Positif : Ada aglutinasi 
(jenis golongan darah sesuai dengan jenis antiseranya); terjadi reaksi Ag-Ab 
ï‚· Negatif : Tidak ada aglutinasi (jenis golongan darah tdk sesuai dengan jenis antiseranya); tidak 
terjadi reaksi Ag-Ab 
REAKSI AGLUTINASI:
Faktor Risiko Kesalahan dalam Pemeriksaan: 
1. Preparasi suspensi sel kurang benar suspensi sel terlalu berat a/ terlalu ringan 
2. Reagen tidak ditambahkan ke tabung pemeriksaan 
3. Pencampuran dalam sampel 
4. Gagal mengenali hemolisis sbg hasil yang positif 
5. Gagal meresuspensi ‘cell button’ secara lengkap 
6. Pembacaan jendalan fibrin plasma sebagai hasil positi 
Kesalahan interprestasi hasil 
7. Kesalahan mengikuti prosedur/petunjuk dari pabrik 
D. GOLONGAN DARAH SISTEM RHESUS 
PENGGOLONGAN DARAH (RHESUS): 
Antigen D:
ï‚· Rh positive dan Rh negative 
ï‚· Istilah ini tergantung dari ada tidaknya antigen D 
ï‚· Antigen D hanya ada di eritrosit saja 
SISTEM RHESUS: 
ï‚· Sampai saat ini dikenal 6 Ag: C & c, D & d, E & e 
ï‚· Kombinasi: CDe, cDE, cDe, CDE, cdE, CdE, cde, Cde (terbanyak CDE, cDE, cde) 
ï‚· Rhesus (- 
ï‚· 
ï‚· 
Golongan Darah Rhesus (Rh): 
ï‚· D + : gol darah Rh +, mempunyai Ag D 
ï‚· D - : gol darah Rh - , genotipe cde/cde, tdk mempunyai Ag D, mampu membentuk Anti D 
bila terjadi pemaparan dg eritrosit Rh + 
ï‚· weak D : Rh + lemah, bereaksi lambat, sering keliru dengan D-E. 
CROSSMATCHING 
Reaksi Silang (Crossmatch): 
 Merupakan bagian dari tes kompatibilitas 
 Tes kompatibilitas mengandung: 
ï‚· Review riwayat blood bank pasien & catatan pasien sebelumnya (transfusi, 
kehamilan) 
ï‚· Penggolongan darah ABO & Rh 
ï‚· Skrining antibodi Reaksi silang 
Kegunaan Reaksi Silang: 
 Cek final kompatibilitas ABO antar donor & pasien
 Mendeteksi antibodi dlm serum penderita yg akan bereaksi dg Ag donor, yg tak terdeteksi 
dg tes skrining Ab 
Reaksi silang terdiri atas 2 macam : 
ï‚· Reaksi Mayor : reaksi antara eritrosit donor dengan serum resipien 
ï‚· Reaksi Minor : reaksi antara eritrosit resipien dengan serum donor 
FASE REAKSI SILANG:
Rifno hidayad 13300084
Interpretasi Hasil Crossmatch:
Rifno hidayad 13300084

More Related Content

Rifno hidayad 13300084

  • 1. Nama : Rifno hidayad NIM : 13300084 Kelas : A.5.2 PENGERTIAN TRANSFUSI DARAH: ï‚· Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari donor yang sehat kepada penderita. ï‚· Suatu proses memasukkan darah (komponen darah) dari satu individu (donor) ke individu lain (resipien) untuk tujuan pen gobatan. ï‚· SEJARAH SINGKAT TRANFUSI DARAH: Praktek transfusi darah mulai dikenal pada abad ke 17 sejak Richard Lower , seorang mahasiswa di Oxford pada tahun 1665 berhasil melakukan transfusi darah dari binatang ke binatang lainnya. Tahun 1666, Robert Boyle melakukan transfusi dari arteri karotis seekor anjing ke vena jagularis anjing lainnya secara langsung. Transfusi darah terhadap manusia dimulai pada tahun 1667 di Inggris, ketika Lower dan Edmun mentransfusikan darah domba ke manusia. Transfusi darah secara langsung dari donor kepada pasien perdarahan post partum menggunakan syringe terjadi tahun 1818 ketika JamesBlundell lulus spesialis Obstetrik di Universitas Edinburgh. Pada tahun 1912, AlexCarrel berhasil mendpatkan nobel karena mempublikasikan percobaannya mengenai transfusi secara langsung melalui anastomosis arteri-vena memakai kanula. Kemajuan transfusi didukung oleh penemuan: 1. Golongan darah (1900) oleh Karl Landsteiner 2. Antikoagulan (citrat) 3. Glukosa memperpanjang masa hidup eritrosit Tujuan Transfusi Darah:
  • 2. 1. Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen (transfusi darah dapat meningkatkan kadar Hb dalam darah, fungsi dari Hb adalah mengangkut oksigen 2. Memperbaiki volume darah tubuh. 3. Memperbaiki kekebalan dalam tubuh. Pemberian transfusi darah dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita, hal ini karena dalam darah mempunyain komponen leukosit yang berperan sebagai makrofag (pemakan antigen atau zat asing) 4. Memperbaiki masalah pembekuan. Pemberian transfusi dapat meningkatkan fungsi trombosit yang berperan penting dalam pembekuan darah, sehingga dapat mencegah terjadinya perdarahan. Indikasi Transfusi Darah: 1. Perdarahan 2. Anemia berat 3. Trombositopenia 4. Leukemia 5. Hemofilia 6. Hemolitic Desease of the Newborn (HDN) A. JENIS DONOR Jenis Donor Darah: 1. Donor Darah Bayaran 2. Donor Darah Pengganti 3. Donor Darah Sukarela 1. Donor Darah Bayaran Donor darah bayaran adalah pendonor akan mendonorkan darahnya dengan bayaran atau imbalan.
  • 3. Kerugian yang di timbulkan akibat Donor Bayaran : Jumlah donor sangat sedikit sekali dibandingkan dengan kebutuhan darah yang jauh lebih besar, sehingga orang-orang ini akan memasang tarif yang tinggi umumnya tidak terjamin mutunya. Resiko penularan penyakit sangat tinggi. 2. Donor Darah Pengganti Donor darah pengganti (DDP) adalah seseorang yang diminta menyumbangkan darahnya kepada seseorang dan ia tahu kepada siapa darah tersebut dia berikan. Umumnya langkah ini benar-benar darurat, bila darah di UDD PMI tidak tersedia. 3. Donor Darah Sukarela Donor Darah Sukarela (DDS) adalah seseorang yang menyumbangkan darahnya secara sukarela tanpa pamrih untuk berkepentingan masyarakat tanpa membedakan agama, suku bangsa, golongan, warna kulit, dan jenis kelamin. DDS inilah yang paling dianjurkan karena selain halal, juga aman dan berperikemanusiaan. B. SYARAT DONOR DARAH Syarat-syarat teknis menjadi donor darah: 1. Umur 17-60 tahun( usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin tertulis dari orang tua) 2. Berat badan minimal 45 kg 3. Temperatur tubuh: 36,6 – 37,5 derajat Celcius 4. Tekanan darah baik yaitu sistole = 110 – 160 mmHg, diastole = 70 – 100 mmHg 5. Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50 – 100 kali/ menit 6. Hemoglobin baik pria maupun perempuan minimal 12,5 gram 7. Jumlah penyumbangan per tahun paling banyak lima kali dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya tiga bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.
  • 4. Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan: 1. Pernah menderita hepatitis B 2. Dalam jangka waktu enam bulan sesudah transfuse 3. Sedang hamil dan dalam jangka waktu enam bulan sesudah persalinan 4. Sedang menyusui 5. Ketergantungan obat 6. Alkoholisme akut dan kronis 7. Mengidap Sifilis Pengambilan Darah: 1. Alat-alat harus steril, sistem pengambilan tertutup 2. Pengambilan di vena lengan kanan / kiri 3. Kantong darah telah diberi antikoagulan dan nomer 4. Sampel untuk px. lab diambil dari segmen selang darah 5. Label pada kantong darah : ï‚· jenis/ komponen darah ï‚· nomer kantong dan jenis antikoagulan ï‚· volume darah ï‚· suhu simpan ï‚· tanggal kadaluarsa darah ï‚· gol darah ABO, Rh dan pem HBsAg ï‚· Warna label : putih (A), biru (B), kuning (AB), merah (O) Pemberitahuan Setelah Donor: 1. Minum lebih banyak cairan 2. Menjaga plester selama 12 jam 3. Tidak boleh minum alkohol 4. Lemah atau pusing > UTD 5. Hindari kegiatan berat 24 jam Penyimpanan Darah: Rantai dingin = ‘Cold Chain’ bertujuan:
  • 5. ï‚· Memelihara kehidupan & fungsi kandungan darah ï‚· Mencegah perubahan fisik yg merusak kandungan darah ï‚· Mengurangi kontaminasi bakteri seminimal mungkin C. GOLONGAN DARAH SYSTEM ABO Penggolongan Darah (ABO) 1. Metode slide (cell & serum grouping) 2. Metode tabung (cell & serum grouping) Metode ºÝºÝߣ: 1. Cell grouping Reagensia: ï‚· Antisera A ï‚· Antisera B
  • 6. ï‚· Antisera AB 2. Serum grouping Reagensia: ï‚· Sel A ï‚· Sel B ï‚· Sel AB ï‚· Sel O Alat: 1. Obyek gelas bersih 2. Pipet tetes 3. Batang pengaduk bersih 4. Kertas tissue 5. Kaca pembesar (kalau diperlukan) CELL GROUPING METODE SLIDE:
  • 7. CELL GROUPING METODE TABUNG: INTERPRETASI: ï‚· Positif : Ada aglutinasi (jenis golongan darah sesuai dengan jenis antiseranya); terjadi reaksi Ag-Ab ï‚· Negatif : Tidak ada aglutinasi (jenis golongan darah tdk sesuai dengan jenis antiseranya); tidak terjadi reaksi Ag-Ab REAKSI AGLUTINASI:
  • 8. Faktor Risiko Kesalahan dalam Pemeriksaan: 1. Preparasi suspensi sel kurang benar suspensi sel terlalu berat a/ terlalu ringan 2. Reagen tidak ditambahkan ke tabung pemeriksaan 3. Pencampuran dalam sampel 4. Gagal mengenali hemolisis sbg hasil yang positif 5. Gagal meresuspensi ‘cell button’ secara lengkap 6. Pembacaan jendalan fibrin plasma sebagai hasil positi Kesalahan interprestasi hasil 7. Kesalahan mengikuti prosedur/petunjuk dari pabrik D. GOLONGAN DARAH SISTEM RHESUS PENGGOLONGAN DARAH (RHESUS): Antigen D:
  • 9. ï‚· Rh positive dan Rh negative ï‚· Istilah ini tergantung dari ada tidaknya antigen D ï‚· Antigen D hanya ada di eritrosit saja SISTEM RHESUS: ï‚· Sampai saat ini dikenal 6 Ag: C & c, D & d, E & e ï‚· Kombinasi: CDe, cDE, cDe, CDE, cdE, CdE, cde, Cde (terbanyak CDE, cDE, cde) ï‚· Rhesus (- ï‚· ï‚· Golongan Darah Rhesus (Rh): ï‚· D + : gol darah Rh +, mempunyai Ag D ï‚· D - : gol darah Rh - , genotipe cde/cde, tdk mempunyai Ag D, mampu membentuk Anti D bila terjadi pemaparan dg eritrosit Rh + ï‚· weak D : Rh + lemah, bereaksi lambat, sering keliru dengan D-E. CROSSMATCHING Reaksi Silang (Crossmatch):  Merupakan bagian dari tes kompatibilitas  Tes kompatibilitas mengandung: ï‚· Review riwayat blood bank pasien & catatan pasien sebelumnya (transfusi, kehamilan) ï‚· Penggolongan darah ABO & Rh ï‚· Skrining antibodi Reaksi silang Kegunaan Reaksi Silang:  Cek final kompatibilitas ABO antar donor & pasien
  • 10.  Mendeteksi antibodi dlm serum penderita yg akan bereaksi dg Ag donor, yg tak terdeteksi dg tes skrining Ab Reaksi silang terdiri atas 2 macam : ï‚· Reaksi Mayor : reaksi antara eritrosit donor dengan serum resipien ï‚· Reaksi Minor : reaksi antara eritrosit resipien dengan serum donor FASE REAKSI SILANG: