PPT AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG a.pptxfirmanmuhnur
Ìý
1. Dokumen ini membahas proses perencanaan struktur bangunan gedung mulai dari persiapan, konsep desain, pra-rencana, rencana detail, serta pengendalian pekerjaan struktur bawah dan atas.
2. Tahapan perencanaan struktur meliputi survei lapangan, kajian peraturan, konsep ruang, desain awal, estimasi biaya, gambar teknis, dan spesifikasi teknis.
3. Pengendalian pekerjaan struktur menc
1. Dokumen ini membahas proses perencanaan struktur bangunan gedung mulai dari persiapan, konsep desain, pra-rencana, rencana detail, serta pengendalian pekerjaan struktur bawah dan atas.
2. Tahapan perencanaan struktur meliputi survei lapangan, kajian peraturan, konsep ruang, desain awal, estimasi biaya, gambar teknis, dan spesifikasi teknis.
3. Pengendalian pekerjaan struktur menc
Dokumen tersebut membahas tiga topik utama yaitu perencanaan struktur bangunan gedung, pengendalian pekerjaan struktur bawah bangunan gedung (pondasi dalam), dan pengendalian pekerjaan struktur atas bangunan gedung. Topik-topik tersebut mencakup aspek-aspek penting dalam perencanaan dan pengendalian konstruksi struktur bangunan gedung seperti persyaratan desain, material, proses konstruksi, dan pengawasan mut
Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...AnggunSindy
Ìý
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi – Level 5
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi – Level 5
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi – Level 5Pelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi – Level 5
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi – Level 5
PPT AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG a.pptxfirmanmuhnur
Ìý
1. Dokumen ini membahas proses perencanaan struktur bangunan gedung mulai dari persiapan, konsep desain, pra-rencana, rencana detail, serta pengendalian pekerjaan struktur bawah dan atas.
2. Tahapan perencanaan struktur meliputi survei lapangan, kajian peraturan, konsep ruang, desain awal, estimasi biaya, gambar teknis, dan spesifikasi teknis.
3. Pengendalian pekerjaan struktur menc
1. Dokumen ini membahas proses perencanaan struktur bangunan gedung mulai dari persiapan, konsep desain, pra-rencana, rencana detail, serta pengendalian pekerjaan struktur bawah dan atas.
2. Tahapan perencanaan struktur meliputi survei lapangan, kajian peraturan, konsep ruang, desain awal, estimasi biaya, gambar teknis, dan spesifikasi teknis.
3. Pengendalian pekerjaan struktur menc
Dokumen tersebut membahas tiga topik utama yaitu perencanaan struktur bangunan gedung, pengendalian pekerjaan struktur bawah bangunan gedung (pondasi dalam), dan pengendalian pekerjaan struktur atas bangunan gedung. Topik-topik tersebut mencakup aspek-aspek penting dalam perencanaan dan pengendalian konstruksi struktur bangunan gedung seperti persyaratan desain, material, proses konstruksi, dan pengawasan mut
Pelaksana Lapangan Pekerjaan SalPelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi ...AnggunSindy
Ìý
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi – Level 5
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi – Level 5
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi – Level 5Pelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi – Level 5
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi – Level 5
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
✅ Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
✅ Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
✅ Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
✅ Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
✅ Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
✅ Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
📌 Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
1. UJI KOMPETENSI
FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /
KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA
FOTO ASESI
Skema Sertifikasi : Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung
Jenjang : 8
Nama Asesi : Roni Herdianto
NIK Asesi : 3205193009800001
Tgl. Asesmen : 02 Oktober 2024
TUK : PT Denicont Anugerah Pratama Kab.Cirebon
Nama Asesor : 1. Ir. Asep Saefudin, ST, MT
2. Ir. Drs. Yahya Sumpena
2. PETUNJUK/INSTRUKSI
• Buatlah presentasi berdasarkan instruksi yang terdapat di dalam FR.IA.04.
• Format presentasi ini hanya sebagai contoh, Asesi dapat menambah jumlah
halaman atau mengubah format sesuai dengan kebutuhan
• Substansi yang harus disampaikan terkait:
• Perencanaan Struktur Bangunan Gedung
• Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah Bangunan Gedung (Pondasi Dalam)
• Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung:
• Struktur Baja
• Struktur Beton Bertulang
• Struktur Beton Pracetak
• Pengawasan Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung
• Lampiran untuk mendukung presentasi dapat berupa Salinan dokumen,
Gambar/grafik dan Foto Kegiatan
3. I. Perencanaan Struktur Bangunan Gedung
Dalam perencanaan struktur harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dan standar spesifikasi teknis.
Peraturan yang digunakan didasarkan pada pedoman perencanaan sebagai berikut :
1. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Gedung SNI 03-2847-2002
2. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung (SK SNI T-15- 1991-03)
3. Peraturan Beton Bertulang (PBI) NI-2-1971
4. Perencaaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah dan Gedung SNI-03- 1726-2002
5. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)
6. Peraturan Muatan Indonesia (1970) Dalam perencanaan konstruksi gedung harus memenuhi
Syarat dan Ketentuan umum, antara lain :
• Konstruksi harus aman, kokoh, kuat, baik terhadap pengaruh cuaca, iklim maupun terhadap pengaruh lainnya.
• Bangunan harus benar-benar dapat berfungsi menurut penggunaannya.
• Ditinjau dari segi biaya, bangunan harus ekonomis dengan catatan tidak boleh mengurangi kekuatan konstruksi,
sehingga tidak membahayakan bangunan dan keselamatan pengguna bangunan.
• Dengan merencanakan bangunan ini, diusahakan jangan sampai membahayakan atau merugikan lingkungan,
baik ketika masih dalam taraf pengerjaan maupun setelah bangunan itu digunakan atau selesai dikerjakan.
4. Metode Perancangan
Tahapan perancangan desain struktur bangunan gedung ini adalah
pengumpulan beberapa data berupa mutu beton, mutu baja,
kemiringan atap, tekanan angin, tinggi antar lantai, kelas situs,
tegangan ijin tanah, berat volume tanah, berat volume beton. Langkah
selanjutnya adalah analisis data menggunakan beberapa SNI,kemudian
dilakukan permodelan struktur menggunakan ETABS. Dari permodelan
menggunakan ETABS didapatkan output berupa gaya yang bekerja
dalam struktur, data tersebut digunakan untuk perhitungan profil
kerangka atap, tebal plat lantai, plat tangga, dimensi balok induk, balok
anak, balok ring, dimensi kolom, dimensi pondasi dan seluruh
penulangan yang diperlukan. Berikut adalah gambar bagan alir tahapan
perancangan.
5. Gambar. Bagan Alir Perancangan Struktur Bagunan Gedung
Mulai
Peraturan
SNI 2847 – 2013
SNI 1726 – 2012
SNI 1727 - 2013
Pengumpulan
Data Analisis Data
Permodelan
Struktur
Analisis Struktur
Output Gaya
Pada Struktur
Selesai
Gambar Kerja
Perhitungan
Dimensi dan
Tulangan
Tidak
YA
6. II. Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah Bangunan Gedung (Pondasi Dalam)
Struktur bawah adalah seluruh bagian struktur gedung atau bangunan yang berada di bawah
permukaan tanah yang berfungsi untuk menahan beban dari struktur atas dan memindahkannya
kedalam tanah keras. Struktur bawa meliputi dudukan beton (pile cap) dan pondasi.
Struktur bawah memikul beban-beban dari struktur atas sehingga struktur bawah tidak boleh gagal
lebih dahulu dari struktur atas. Beban-beban tersebut dapat berupa beban mati (DL), beban hidup
(LL), beban gempa (E), dll. Pengendalian Pekerjaan dilakukan agar Kegiatan Konstruksi tetap
berjalan dalam batas waktu, biaya dan performan yang ditetapkan dalam rencana.
7. Pondasi Dalam (Deep Foundation): Pondasi dalam digunakan ketika kondisi tanah di bawah bangunan
tidak dapat mendukung pondasi dangkal atau ketika beban gedung sangat berat. Beberapa jenis pondasi
dalam yang sering digunakan adalah:
a) Pondasi Tiang Pancang (Pile Foundation): Pondasi ini menggunakan tiang-tiang pancang yang
ditanamkan ke dalam tanah hingga mencapai lapisan yang memiliki daya dukung yang kuat.
b) Pondasi Caisson: Berupa struktur berongga yang ditekankan ke dalam tanah atau di bawah
permukaan air. Dalam konstruksi bangunan gedung, biasanya digunakan sebagai pondasi di bawah air
atau tanah berlumpur.
c) Pondasi Tiang Bor (Bored Pile Foundation): Merupakan pondasi tiang pancang yang dibuat dengan
cara mengebor tanah terlebih dahulu sebelum menancapkan tiang pancang ke dalam lubang
tersebut.
d) Pondasi Tiang Franki (Franki Pile Foundation): Tiang pancang yang dibuat dengan cara menancapkan
alat khusus dengan tekanan tinggi ke dalam tanah untuk membentuk tiang yang solid.
Pemilihan jenis pondasi harus selalu didasarkan pada analisis tanah yang cermat, beban struktural, dan
karakteristik bangunan gedung itu sendiri. Penting untuk melibatkan insinyur struktur dan geoteknik
dalam proses perencanaan pondasi guna memastikan keamanan, stabilitas, dan keberhasilan proyek
pembangunan gedung. Selain itu, pengawasan dan perawatan pondasi secara berkala juga penting untuk
memastikan kinerja jangka panjang dan keberlanjutan struktur bangunan gedung.
8. Hal hal yang harus diperhatikan dalam Pengendalian Pekerjaan Struktur Bawah
Bangunan Gedung Pondasi Dalam adalah:
• Sebelum dilaksanakan pekerjaan Struktur Pondasi Dalam harus terlebih dahulu
dilakukan uji daya dukung yang direncanakan untuk mengetahui kedalaman
Pondasi yang harus dilakukan.
• Kemiringan tiang pancang pondasi dalam, tidak boleh lebih melampui 20 mm
per meter (yaitu 1 per 50)
• Kelengkungan tiang pancang beton cor lansung di tempat harus tidak boleh
melampui 0.01 dari panjang suatu tiang pancang dalam segala arah.
• Kelengkungan tiang pancang baja tidak boleh melampui 0,0007 dari panjang
suatu tiang pancang .
• Saat alat pancang sedang erection, tegaknya tiang pancang harus tetap
dimonitoring selama pemancangan berlangsung menggunakan pesawat To
9. • Pemancangan baru bisa dihentikan setelah kalindering tercapai.
• Setelah pemancangan tiang selesai, lakukan pemotongan kepala tiang
pancang sesuai dengan elevasi yang telah ditentukan dan jangan lupa
meninggalkan/ menyisakan pembesian utama tiang untuk diikatkan pada
pile cap/poor yang akan dibuat.
• Posisi Pile cap yang akan dibuat harus berada tepat di As Kolom/tiang
yang akan dipasang dan dan tidak lupa penanaman stik besi kolom yang
akan dipasang
• Gambar kerja harus sudah disiapkan sesuai dengan dokumen kontrak
sebelum memulai pekerjaan.
• Tenaga kerja dan peralatan dikoordinasikan kesiapannya sesuai dengan
kebutuhan
10. • Material yang digunakan untuk pondasi diperiksa kesesuaiannya
dengan spesifikasi teknis
• Pengukuran penetapan posisi dan level pondasi bangunan gedung
dikoordinasikan pelaksanaanya sesuai dengan gambar kerja.
• Pekerjaan pondasi dikendalikan pelaksanaannya sesuai dengan
gambar kerja.
• Pengujian material dan daya dukung pondasi (loading test)
dikoordinasikan pelaksanaannya sesuai dengan standar.
• Hasil pekerjaan pondasi dievaluasi kesesuainnya dengan gambar
rencana dan spesifikasi teknis.
12. III. PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BANGUNAN GEDUNG
A. STRUKTUR BAJA
Struktur atas adalah semua bagian struktur yang berada di atas permukaan tanah, yang seluruh
beban bangunan atasnya masing-masing dipikul oleh kolom, balok, dan pelat. Kolom, balok, dan
pelat harus dapat mencapai kualitas struktur yang baik dan sesuai dengan standar teknis
pelaksanaan.
Hal hal yang harus diperhatikan dalam Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung
adalah:
• Struktur baja harus memenuhi persyaratan teknis baik melalui pemodelan dan pengujian.
• Baut dan mur harus memenuhi ketentuan sesuai SNI dan mempunyai kepala baut dan mur
berbentuk segi enam.
• Pada pekerjaan pengelasan permukaan las yang tampak harus dibersihkan dari residu kerak.
• Penyedia jasa harus menyediakan setiap peralatan dan perancah yang diperlukan untuk
pemasangan struktur baja.
13. • Gambar kerja harus sudah disiapkan sesuai dengan dokumen kontrak sebelum
memulai pekerjaan.
• Tenaga kerja dan peralatan dikoordinasikan kesiapannya sesuai dengan
kebutuhan
• Material yang digunakan diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi teknis
• Material yang digunakan diuji kualitasnya sesuai dengan spesifikasi teknis.
• Pengukuran penetapan posisi dan level Struktur bangunan gedung
dikoordinasikan pelaksanaanya sesuai dengan gambar kerja.
• Pekerjaan Struktur bangunan gedung dikendalikan pelaksanaannya sesuai
dengan gambar kerja.
• Hasil pekerjaan dievaluasi kesesuainnya dengan gambar rencana dan spesifikasi
teknis.
14. B. STRUKTUR BETON BERTULANG
1. Pekerjaan Sloof (Tie Beam) dan Pekerjaan Kolom
Hal hal yang harus diperhatikan dalam Pengendalian Pekerjaan Struktur Beton Bertulang bagian
Pekerjaan Sloof (Tie Beam) dan Pekerjaan Kolom/Tiang adalah:
Periksa Kembali posisi As-as kolom yang akan dipasang, stik-stik pembesian kolom baik ukuran
besi beton maupun posisi besi beton
Lakukan fabrikasi system pembesian Tie Beam (sloof) dan bekistingnya. Bersamaan dengan
dengan ini fabrikasi bekisting kolom dan pembesian kolom juga sudah bisa difabrikasi juga.
(Sesuai dengan gambar kerja/shop drawing dan spesifikasi yang ada).
Setelah dilakukan pemasangan pembesian dan pemasangan bekisting, Tie Beam siap untuk
dilakukan pengecoran Beton dengan mutu beton yang telah ditetapkan.
Mobilisasi dan Penyiapan Posisi Concrete pump saat erection, concrete vibrator dsb.
Sebelum pengecoran dilaksanakan (setelah mobil mixer datang, dilakukan pemeriksaan terhadap
surat jalan beton, Uji Slump Test (hasus sesuai persaratan ) dan pembuatan Kubus Beton.
15. Pengecoran dapat dilaksanakan dan selama proses pengecoran penggunaan mesin vibrator harus
digunakan untuk membuang rongga udara dan pencegahan keropos beton dan sedapat mungkin
kepala selang vibrator tidak menyentuh pembesian struktur.
Setelah Pengecoran Tie beam selesai, keesokan harinya pemasangan pembesian dan bekisting kolom
bisa dilaksanakan.
Setelah Fabrikasi system pembesian kolom selesai di tegakkan, Kembali periksa posisi As pembesian
Kolom.
Note :
Penyambungan Stik Besi Kolom dengan pembesian kolom harus 40 D besi kolom

Jarak Pemasangan besi Sengkang/begel relatif sama setinggi kolom (Gbr rencana struktur)
Pengikatan kawat bendrat Pembesian Kolom harus kuat dan kokoh sehingga posisi dan jarak
pembesian tidak berubah.
16. Pemasangan Bekisting yang sudah difabrikasi sebelumnya dipasang sebagai mal pembungkus beton
dan besi tulangan diperkuat dengan pengunci mal. Untuk vertikalisasi berdirinya bekisting kolom
dapat diperiksa/dikontrol dengan menggunakan unting-unting, benang load atau menggunakan
pesawat To. Bekisting Dikunci dengan batang2 skor
Setelah Pemasangan bekisting selesai dan melalui pemeriksaan pengawas selesai pengecoran dapat
dilakukan dengan mutu beton yang telah ditentukan.
Note :
Saat penuangan beton cor menggunakan concrete pump berlangsung yang perlu dijaga adalah tinggi
jatuh beton cor 1,5 m’ agar kerapatan agregat tetap terjaga. Dengan tidak meninggalkan standard
ï‚£
uji beton readymix yang dating tetap dilaksanakan.
17. 2. Pekerjaan Balok (Beam) dan Pekerjaan Lantai.
Perihal fabrikasi Bekisting, system pembesian untuk balok dan lantai beton sudah bisa difabrikasi saat
penyetelan/pemasangan dan konstruksi tie beam dan kolom. Adapun Langkah berikutnya adalah :
• Satu (1) Hari setelab Pengecoran Kolom selesai bekisting kolom sudah bisa dibuka dengan hati2
(beton masih muda) untuk mempersiapkan pekerjaan tahap berikutnya.
• Dimulai pemeriksaan elevasi masing2 puncak kolom Penyetelan Bekisting Balok, lantai dan
pemasangan perancah sudah bisa dilakukan. Untuk menjaga kerataan/horizontal bolok dan lantai,
penggunaan balok kayu yang lebih besar dan rata atau menggunakan horiebeam sebagai landasan
diatas perancah/scafolding.
• Diikuti dengan pemasangan system pembesian balok dan pembesian lantai yang sudah difabrikasi
sebelumnya. (ukuran, jumlah dan jarak pasang sesuai spesifikasi).
• Setelah pembesian selesai diikuti dengan pemasangan beton decking untuk menjaga tebal selimut
beton dengan jarak ± 60 cm pada balok dan lantai.
• Setelah semua item tersebut selesai, dilakukan pemeriksaan pekerjaan bersama pengawas untuk
mendapatkan perintah pengecoran bisa dilaksanaan.
• Standar pelaksanaan pengecoran tetap diikuti.
18. • Setelah 3 s/d 4 jam daerah yang selesai pengecoran jika matahari cukup terik lakukan perawatan
beton dengan menyiramkan air yang telah diselimuti dengan karung goni terlebih dahulu (Curing)
agar beton yang terjemur tidak mengalami retak rambut akibat terjemur (setiap 3-4 jam sekali)
selama 7 sampai 10 hari.
• Hindari penghentian pengecoran kalua tidak terpaksa, siapkan plastic pelindung jika terjadi hujan
dan operasikan mesin fibrator selama proses pengecoran.
• Jaga ketebalan pengecoran dengan bantuan alat colok dan jega kerataan pengecoran dengan terus
memeriksa kerataan menggunakan Waterpass selama proses pengecoran.
• Keesokan harinya di lantai yang selesai dicor sudah bisa dilakukan pemeriksaan posisi As2 tiang
untuk lantai berikutnya, berupa pemberian penetapan tapak kolom lantai berikutnya.
• Sementara Fabrikasi bekisting dan Pembesian kolom dan lantai berikutnya sudah berjalan.
• Demikian selanjutnya dapat dilaksanakan dengan tahapan yang sama untuk lantai berikutnya.
20. C. STRUKTUR BETON PRACETAK
Beton pracetak adalah komponen beton yang dicor di tempat yang bukan merupakan posisi
akhir dalam suatu struktur, Hal hal yang harus diperhatikan dalam Pengendalian Pekerjaan
Struktur Beton Pracetak adalah:
a. Persiapan cetakan atau bekisting cukup stabil dan Kuat.
b. Pemasangan tulangan dalam cetakan atau bekisting sesuai dengan gambar rencana.
c. Pengecoran beton pada cetakan elemen.
d. Curing dan Quality Control.
e. Pembongkaran cetakan atau bekisting sekitar 3–7 hari pada suhu kamar.
f. Penyimpanan dan pengangkatan diangkat dengan alat pengangkat atau crane melalui
lubang-lubang dibuat pada elemen-elemen tersebut, dan harus diangkut dalam posisi
tegak.
g. Metode penyambungan dengan cara grouting yaitu penyuntikan atau pengecoran
sambungan panel joint pada pertemuan balok dan kolom juga antara filler plat lantai.
22. IV. PENGAWASAN PEKERJAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
Pengawasan pekerjaan konstruksi adalah pengawasan yang dilakukan oleh penyelenggara
pekerjaan konstruksi terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi bidang sarana dan
prasarana pekerjaan umum.
Tugas pengawas konstruksi
Tugas pengawas konstruksi adalah:
• Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar pengawasan pekerjaan dilapangan.
• Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta mengawasi
ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
• Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju
pencapaian volume atau realisasi fisik.
• Menyetujui program kerja harian atau mingguan dan gambar-gambar pelaksanaan (shop
drawings) yang diajukan oleh penyedia konstruksi.
23. • Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan pekerjaan
pengawasan dibuat oleh penyedia konstruksi.
• Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi selama
proses pelaksanaan konstruksi.
• Menyampaikan surat teguran kepada pelaksana kegiatan ketika terjadi keterlambatan pekerjaan
dan atau ditemukan ketidak sesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan di lapangan.
• Melakukan pengawasan selama masa pemeliharaan.
24. Hal hal yang harus diperhatikan dalam Melakukan Pengawasan Terhadap Pekerjaan
Struktur Bangunan Gedung adalah:
• Gambar pelaksanaan (shop drawing) diperiksa sesuai dengan dokumen kontrak.
• Rekomendasi izin pelaksanaan pekerjaan dibuat sesuai dengan ketentuan.
• Peralatan dan tenaga kerja diperiksa kesiapannya sesuai dengan kebutuhan
• Material yang digunakan diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi teknis.
• Pekerjaan diawasi pelaksanaannya sesuai dengan gambar kerja.