Dokumen tersebut memberikan prosedur pengujian otot leher, bahu, siku, pergelangan tangan dan tangan menggunakan skala grading 1-5 dengan manual muscle testing. Terdapat enam belas tes otot yang mencakup fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi dan lainnya untuk setiap bagian tubuh.
Teknik-teknik PNF merangkum berbagai metode fasilitasi gerakan yang digunakan dalam terapi latihan untuk meningkatkan fungsi dan struktur tubuh serta aktivitas harian. Beberapa teknik utama meliputi rhythmic initiation, agonistic reversal, contract-relax, dan hold-relax yang melibatkan kontraksi otot agonis dan antagonis untuk memperpanjang otot dan meningkatkan rentang gerak sendi.
Osteoartritis (OA) adalah penyakit degeneratif sendi paling umum yang menyerang sendi-sendi penyangga berat badan. OA ditandai dengan kerusakan kartilago sendi yang menyebabkan nyeri dan kaku pada sendi. Diagnosa OA didasarkan pada pemeriksaan fisik dan gambaran radiologis yang menunjukkan penyempitan celah sendi, osteofit, dan sklerosis tulang subkondral. Penatalaksanaan OA meliputi terapi non-far
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cerebral palsy spastic quadriplegicVertilia Desy
油
Makalah ini membahas tentang penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cerebral palsy spastik quadriplegik. Secara ringkas, makalah ini menjelaskan definisi cerebral palsy dan anatomi serta fisiologi otak, kemudian menjelaskan penatalaksanaan fisioterapi untuk gangguan gerak, postur, dan ambulasi yang dialami pasien cerebral palsy spastik quadriplegik.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai range of motion (ROM) atau rentang gerak sendi, yang merupakan gerakan normal yang dapat dilakukan oleh sendi. Dokumen tersebut menjelaskan prinsip dasar, tujuan, manfaat, indikasi, dan kontraindikasi latihan ROM, serta jenis-jenis gerakan ROM berdasarkan bagian tubuh tertentu seperti leher, bahu, siku, lengan, tangan, kaki, dan lainnya.
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cervical root syndrome di Klinik Asya Mojokerto meliputi pemberian TENS, mobilisasi saraf, dan dry needling untuk meringankan nyeri dan spasme otot serta meningkatkan fungsi gerak.
Fisioterapi adalah ilmu yang menitikberatkan pada penstabilan dan perbaikan gangguan fungsi tubuh melalui terapi gerak. Fisioterapis adalah orang yang telah lulus pendidikan fisioterapi dan diberi wewenang untuk melakukan tindakan fisioterapi berdasarkan ilmu dan kompetensinya. Proses fisioterapi meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, intervensi, dan reevaluasi untuk mencapai tujuan pemulihan fun
Perempuan berusia 50 tahun masuk rumah sakit dengan kesadaran menurun selama 2 jam. Pasien mengalami mendengkur, tidak dapat membuka mata, dan hanya bereaksi fleksi saat dirangsang. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi dan riwayat hipertensi.
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan trauma tulang belakang, mulai dari anatomi, mekanisme cedera, tanda-tanda klinis, penilaian awal, hingga penanganan darurat untuk mencegah penyakit sekunder. Hal kunci yang disarankan adalah evaluasi mekanisme cedera, imobilisasi tulang belakang secara komplit menggunakan log roll, uji primer dengan fokus pada saluran napas, pernapasan, dan sirkul
Manajemen nyeri membahas definisi nyeri, respon stres metabolik terhadap nyeri, perjalanan nyeri, dan penanganan nyeri secara farmakologis dan non-farmakologis.
Pasien mengalami malunion pada fraktur radius dan ulna setelah kecelakaan 6 tahun lalu. Pasien mengeluh nyeri yang membatasi aktivitas sehari-hari. Pemeriksaan menunjukkan malunion pada radius dan ulna bagian tengah kanan. Pasien menjalani osteotomy dan pemasangan paku untuk memperbaiki malunion. Hasil pasca operasi menunjukkan posisi dan aposisi yang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang dislokasi pada sistem muskuloskeletal. Dislokasi adalah terlepasnya tulang dari sendi akibat trauma. Jenis dislokasi meliputi dislokasi bawaan, patologis, dan trauma. Gejala umum dislokasi adalah nyeri dan gangguan mobilitas. Penatalaksanaan dislokasi meliputi reduksi, imobilisasi, dan rehabilitasi.
1. Dokumen tersebut membahas neurofisiologi sistem ekstrapiramidal, termasuk lintasan-lintasan lingkaran yang ada dalam sistem tersebut. Sistem ekstrapiramidal terdiri atas beberapa bagian otak dan ganglia basalis yang berperan dalam mengatur postur tubuh dan gerakan.
2. Terdapat tiga lintasan lingkaran utama yaitu yang melalui serebelum, substansia nigra, dan nukleus kaudatus/putamen. Ketiga lintasan tersebut berper
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)aditya romadhon
油
PNF adalah konsep terapi yang memberikan fasilitasi sistem neuromuscular melalui proprioceptive untuk memperbaiki fungsi motorik. PNF melibatkan stimulasi saraf sensoris proprioceptive dengan pemberian tahanan, traksi, atau aproksimasi untuk memfasilitasi kontraksi otot dan memperbaiki pola gerakan normal. PNF juga melibatkan irradiation untuk memfasilitasi kontraksi otot yang terkait.
1. The document discusses different types of pain including acute pain, neuropathic pain, and chronic pain.
2. It defines acute pain as a normal physiological response to tissue damage, such as from surgery, trauma, or acute illness. Chronic pain persists beyond normal tissue healing time.
3. Neuropathic pain is initiated or caused by primary lesions or dysfunction in the nervous system and can involve both peripheral and central nervous system pathways.
Uji jalan 6 menit digunakan untuk menilai keterbatasan fungsi kardiorespirasi dan tingkat kebugaran seseorang dengan meminta pasien berjalan sejauh mungkin dalam waktu 6 menit untuk mengukur jarak yang ditempuh. Uji ini dapat digunakan untuk berbagai kelompok pasien dan merupakan tes submaksimal yang aman bagi kebanyakan orang.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang delapan pola gerakan dasar untuk tungkai bawah. Pola-pola tersebut mencakup kombinasi gerakan fleksi, ekstensi, rotasi, dan gerakan sendi-sendi lutut dan pergelangan kaki. Dokumen ini juga menjelaskan posisi awal dan arah gerakan untuk masing-masing pola gerakan dasar.
Laporan kasus mengenai Ny. AY usia 46 tahun yang mengalami nyeri dan kesulitan bergerak pada tungkai kiri akibat jatuh 2 bulan lalu. Pemeriksaan menunjukkan fraktur femur dextra yang terlantar. Diagnosis negelcted fraktur femur dextra 1/3 tengah yang perlu ditangani dengan refrakturisasi, skeletal traksi, dan rencana operasi.
Dokumen tersebut membahas tentang nyeri punggung, termasuk definisi, jenis, gejala, mekanisme terjadinya, dan pencegahan untuk pekerja. Jenis nyeri punggung yang dijelaskan antara lain nyeri punggung bawah akut dan kronis, nyeri punggung atas, skiatika, slipped disc, dan lainnya. Risiko nyeri punggung meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan aktivitas sehari
Modul ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan gangguan pemenuhan aktivitas, meliputi tujuan pembelajaran umum dan khusus, kegiatan belajar seperti memberikan latihan range of movement (ROM) dan melatih berjalan pasien."
1. Intervensi keperawatan perioperatif untuk mencegah infeksi dan komplikasi pada pasien gangguan muskuloskeletal meliputi pemberian edukasi kesehatan, latihan pra-operasi, pencegahan infeksi, dan rehabilitasi pasca-operasi seperti latihan otot.
2. Tindakan spesifik untuk mencegah pembengkakan darah vena pasca bedah ortopedi adalah memperhatikan posisi pasien, pencegahan infeksi, memberikan edukasi kese
Fisioterapi adalah ilmu yang menitikberatkan pada penstabilan dan perbaikan gangguan fungsi tubuh melalui terapi gerak. Fisioterapis adalah orang yang telah lulus pendidikan fisioterapi dan diberi wewenang untuk melakukan tindakan fisioterapi berdasarkan ilmu dan kompetensinya. Proses fisioterapi meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, intervensi, dan reevaluasi untuk mencapai tujuan pemulihan fun
Perempuan berusia 50 tahun masuk rumah sakit dengan kesadaran menurun selama 2 jam. Pasien mengalami mendengkur, tidak dapat membuka mata, dan hanya bereaksi fleksi saat dirangsang. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi dan riwayat hipertensi.
Dokumen tersebut membahas penatalaksanaan trauma tulang belakang, mulai dari anatomi, mekanisme cedera, tanda-tanda klinis, penilaian awal, hingga penanganan darurat untuk mencegah penyakit sekunder. Hal kunci yang disarankan adalah evaluasi mekanisme cedera, imobilisasi tulang belakang secara komplit menggunakan log roll, uji primer dengan fokus pada saluran napas, pernapasan, dan sirkul
Manajemen nyeri membahas definisi nyeri, respon stres metabolik terhadap nyeri, perjalanan nyeri, dan penanganan nyeri secara farmakologis dan non-farmakologis.
Pasien mengalami malunion pada fraktur radius dan ulna setelah kecelakaan 6 tahun lalu. Pasien mengeluh nyeri yang membatasi aktivitas sehari-hari. Pemeriksaan menunjukkan malunion pada radius dan ulna bagian tengah kanan. Pasien menjalani osteotomy dan pemasangan paku untuk memperbaiki malunion. Hasil pasca operasi menunjukkan posisi dan aposisi yang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang dislokasi pada sistem muskuloskeletal. Dislokasi adalah terlepasnya tulang dari sendi akibat trauma. Jenis dislokasi meliputi dislokasi bawaan, patologis, dan trauma. Gejala umum dislokasi adalah nyeri dan gangguan mobilitas. Penatalaksanaan dislokasi meliputi reduksi, imobilisasi, dan rehabilitasi.
1. Dokumen tersebut membahas neurofisiologi sistem ekstrapiramidal, termasuk lintasan-lintasan lingkaran yang ada dalam sistem tersebut. Sistem ekstrapiramidal terdiri atas beberapa bagian otak dan ganglia basalis yang berperan dalam mengatur postur tubuh dan gerakan.
2. Terdapat tiga lintasan lingkaran utama yaitu yang melalui serebelum, substansia nigra, dan nukleus kaudatus/putamen. Ketiga lintasan tersebut berper
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)aditya romadhon
油
PNF adalah konsep terapi yang memberikan fasilitasi sistem neuromuscular melalui proprioceptive untuk memperbaiki fungsi motorik. PNF melibatkan stimulasi saraf sensoris proprioceptive dengan pemberian tahanan, traksi, atau aproksimasi untuk memfasilitasi kontraksi otot dan memperbaiki pola gerakan normal. PNF juga melibatkan irradiation untuk memfasilitasi kontraksi otot yang terkait.
1. The document discusses different types of pain including acute pain, neuropathic pain, and chronic pain.
2. It defines acute pain as a normal physiological response to tissue damage, such as from surgery, trauma, or acute illness. Chronic pain persists beyond normal tissue healing time.
3. Neuropathic pain is initiated or caused by primary lesions or dysfunction in the nervous system and can involve both peripheral and central nervous system pathways.
Uji jalan 6 menit digunakan untuk menilai keterbatasan fungsi kardiorespirasi dan tingkat kebugaran seseorang dengan meminta pasien berjalan sejauh mungkin dalam waktu 6 menit untuk mengukur jarak yang ditempuh. Uji ini dapat digunakan untuk berbagai kelompok pasien dan merupakan tes submaksimal yang aman bagi kebanyakan orang.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang delapan pola gerakan dasar untuk tungkai bawah. Pola-pola tersebut mencakup kombinasi gerakan fleksi, ekstensi, rotasi, dan gerakan sendi-sendi lutut dan pergelangan kaki. Dokumen ini juga menjelaskan posisi awal dan arah gerakan untuk masing-masing pola gerakan dasar.
Laporan kasus mengenai Ny. AY usia 46 tahun yang mengalami nyeri dan kesulitan bergerak pada tungkai kiri akibat jatuh 2 bulan lalu. Pemeriksaan menunjukkan fraktur femur dextra yang terlantar. Diagnosis negelcted fraktur femur dextra 1/3 tengah yang perlu ditangani dengan refrakturisasi, skeletal traksi, dan rencana operasi.
Dokumen tersebut membahas tentang nyeri punggung, termasuk definisi, jenis, gejala, mekanisme terjadinya, dan pencegahan untuk pekerja. Jenis nyeri punggung yang dijelaskan antara lain nyeri punggung bawah akut dan kronis, nyeri punggung atas, skiatika, slipped disc, dan lainnya. Risiko nyeri punggung meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan aktivitas sehari
Modul ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan gangguan pemenuhan aktivitas, meliputi tujuan pembelajaran umum dan khusus, kegiatan belajar seperti memberikan latihan range of movement (ROM) dan melatih berjalan pasien."
1. Intervensi keperawatan perioperatif untuk mencegah infeksi dan komplikasi pada pasien gangguan muskuloskeletal meliputi pemberian edukasi kesehatan, latihan pra-operasi, pencegahan infeksi, dan rehabilitasi pasca-operasi seperti latihan otot.
2. Tindakan spesifik untuk mencegah pembengkakan darah vena pasca bedah ortopedi adalah memperhatikan posisi pasien, pencegahan infeksi, memberikan edukasi kese
Dokumen tersebut membahas tentang mekanika tubuh dan ambulasi, yang mencakup pergerakan dasar tubuh seperti berjalan, berjongkok, menarik, dan mengangkat. Juga dibahas posisi-posisi pasien di rumah sakit seperti Fowler, Sim, dan Trendelenburg. Prinsip ambulasi pasien harus memperhatikan keselamatan dengan bantuan yang memadai dan menjaga postur tubuh yang benar.
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas pjj_kemenkes
油
Modul ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas, meliputi pengertian aktivitas dan faktor yang mempengaruhinya, proses pengkajian, diagnosa keperawatan terkait seperti intoleransi aktivitas, dan intervensi keperawatan seperti monitoring dan latihan aktivitas.
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralisKharima SD
油
Dokumen tersebut membahas tentang rehabilitasi medis pada kasus malunion fraktur condylus lateral humerus dextra. Terdapat penjelasan mengenai anatomi, mekanisme cedera, diagnosis, penatalaksanaan, dan tahapan rehabilitasi pasien setelah operasi.
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Latihan Range of Motion (ROM) untuk memelihara fungsi sendi dan mencegah kemunduran dengan melakukan berbagai gerakan seperti fleksi, ekstensi, rotasi, dan lainnya pada berbagai bagian tubuh seperti bahu, tangan, panggul, kaki secara perlahan dan diulang minimal 3 kali. Latihan ROM bertujuan untuk memelihara pergerakan dan sirkulasi
Dokumen tersebut berisi analisis beban kerja dari beberapa jabatan perawat di Puskesmas Tigo Baleh. Mencakup tugas pokok dan penunjang masing-masing jabatan seperti perawat JFU, perawat terampil, perawat mahir, dan perawat penyelia. Juga menyertakan hasil, waktu penyelesaian, beban kerja, dan pegawai yang dibutuhkan untuk masing-masing tugas.
1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN CEDERA ROTATOR CUFFKELOMPOK 9:
Dian Diningrum T. P.
(11-04)
Rizqi Fauziyah R. (11-09)
Ria Rohmawati
(11-15)
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
2. PENDAHULUAN
Rotator cuff adalah tendon yang mengelilingi sendi bahu.
Istilah rotator cuff dipergunakan untuk jaringan ikat
fibrosa yang mengelilingi bagian atas tulang humerus
Rotator cuff terdiri dari 4 otot yaitu M.Supraspinatus,
M.Infraspinatus, M.Subsacpularis,dan M.Teres minor
Fungsi dari ke-4 otot ini adalah untuk menstabilisasi sendi
glenohumeral dengan menarik humerus ke arah skapula
untuk gerakan-gerakan sendi glenohumeral seperti
abduksi-adduksi, rotasi, fleksi-ekstensi
4. Cedera rotator cuff : cedera yang
terjadi pada bahu yang timbul
akibat kerusakan atau lesi dari
rotator cuff, trauma, dan
degenerasi
6. Patofisiologi
Tendon m.supraspinatus melekat pada tuberositas mayor
humeri harus melewati ligamen coracoacromialis dan
berada di bawah atap acromion.
biasanya terjadi tarikan secara tiba-tiba,
misalnya, jatuh dengan tangan lurus atau abduksi
yang tiba-tiba melawan beban berat yang
dipegang dengan tangan. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya jepitan yang apabila
terjadi trauma mekanik terus-menerus
menimbulkan inflamasi pada daerah tendon
m.supraspinatus
8. Manifestasi klinis
Gejala tergantung pada
cedera/robeknya rotator cuff biasanya
hanya bersifat ringan pada awalnya.
Nyeri hebat pada saat digunakan
beraktifitas, nyeri dirasakan didaerah
bahu
9. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan X-Ray pada bahu akan dilakukan jika
terdapat dugaan terjadinya cedera/kerobekan pada
rotator cuff
Pameriksaan MRI sangat membantu karena dapat
menunjukkan cedera rotator cuff secara keseluruhan dan
cedera rotator cuff parsial/sebagian.
11. Penatalaksanaan keperawatan
1. Pengkajian meliputi :
Kaji tempat cedera untuk nyeri, pembengkakan, warna
kulit dan status neurovaskularisasi
Kaji penyebab cedera
Kaji perlunya penghilang rasa sakit
Kaji penyembuhan luka
Kaji integeritas gips
Kaji status hidrasi
Kaji adanya tanda-tanda kompllikasi
Kaji kemampuan klien untuk mematuhi program
pengobatan
12. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan
pembengkakan otot
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
cedera/robekan yang terjadi pada insersi rotator cuff ke
tulang.
3. Kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya
kemampuan menjalankan aktivitas kehidupan sehari-
hari.
13. Intervensi diagnosa 1:
Tujuan: tingkat nyeri pasien minimal atau hilang
Kriteria Hasil: pasien mampu berpartisipasi dalam aktivitas
perawatan dirinya dan mengatakan tidak nyeri lagi
Intervensi:
1. Pantau dan dokumentasikan kondisi dan penyebab cedera
2. Pasang bebat atau balutan (mitella) pada ekstremitas yang
terkena untuk mengatasi rasa nyeri dan mencegah terjadinya
cedera yang lebih lanjut
3. Fleksikan dan dirotasikan ke medial dan lateral secara
berulang-ulang sehingga dapat mengenali sulkus di antara
kedua tuberositas.
4. Cegah komplikasi pada ekstremitas yang sakit, berikan latihan
tiap hari
14. Implementasi
1. Telah dilakukan pemantauan dan dokumentasi kondisi
dan penyebab cedera
2. Telah dilakukan pemasangan bebat atau balutan
(mitella) pada ekstremitas yang terkena untuk
mengatasi rasa nyeri dan mencegah terjadinya cedera
yang lebih lanjut
3. Telah difleksikan dan dirotasikan ke medial dan lateral
secara berulang-ulang sehingga dapat mengenali
sulkus di antara kedua tuberositas.
4. Telah dilakukan pencegahan komplikasi pada
ekstremitas yang sakit, dengan memberikan latihan tiap
hari
15. Intervensi Diagnosa 2:
Tujuan : Pasien memperlihatkan peningkatan kekuatan dan
fungsi dalam melakukan aktivitas fisik, dengan kriteria hasil :
1. Peningkatan kekuatan otot
2. Bergerak dengan aktif tanpa nyeri
3. Tidak adanya keterbatasan gerakan.
Intervensi :
1. Kaji tingkat atau kemampuan untuk beraktifitas
2. Berikan lingkungan yang aman.
3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif secara bertahap.
4. Dorong pasien untuk sering mengubah posisi, bantu pasien
untuk bergerak di tempat tidur.
5. Konsul dengan ahli terapi fisik/fisioterapi.
16. Implementasi
1. Telah dilakukan pengkajian tingkat atau kemampuan
untuk beraktifitas
2. Telah diberikan lingkungan yang aman
3. Telah diberikan bantuan dengan rentang gerak
aktif/pasif secara bertahap
4. Telah dilakukan pengubahan posisi pada pasien, dan
telah diberikan bantuan pada pasien untuk bergerak di
tempat tidur.
5. Telah dikonsultasikan dengan ahli terapi fisik/fisioterapi
tentang kondisi klien.
17. Intervensi Diagnosis 3:
Tujuan : Pasien memperlihatkan kemampuan untuk melakukan personal
higiene secra mandiri, dengan kriteria hasil personal higiene pasien
terpenuhi.
Intervensi:
1. Dorong pasien mengekspresikan perasaan dan mendiskusikan cedera dan
masalah yang berhubungan dengan cara aktif. Dengarkan secara aktif
2. Motivasi penggunaan mekanisme penyelesaian masalah secara adaptif.
3. Libatkan orang terdekat pasien dan berikan dukungan jika diperlukan.
4. Modifikasi lingkungan rumah jika diperlukan.
5. Dorong klien berpartisipasi dalam pengembangan program terapi.
6. Jelaskan berbagai program terapi.
7. Dorong partisipasi aktivitas sehari-hari dalam batasan terapeutik.
8. Ajarkan penggunaan modalitas terapi dan bantuan mobilisasi secara aman
dan lakukan supervisi agar pemakaiannya terjamin.
9. Evaluasi kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri dirumah;
merencanakan regimen terapi, mengenali risiko masalah, mengenali situasi
yang tidak aman, dan meneruskan supervisi kesehatan.
18. Implementasi
1. Telah dilakukan bantuan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan
mendiskusikan cedera serta masalah yang berhubungan dengan cara aktif
antara perawat dengan pasien. Dengarkan secara aktif
2. Telah dilakukan motivasi penggunaan mekanisme penyelesaian masalah
secara adaptif.
3. Telah meibatkan orang terdekat pasien dan telah diberikan dukungan jika
diperlukan.
4. Telah dilakukan modifikasi lingkungan rumah jika diperlukan.
5. Telah dilakukan support pada klien untuk berpartisipasi dalam
pengembangan program terapi.
6. Telah dilakukan penjelasan tentang berbagai program terapi.
7. Telah diberikan support partisipasi aktivitas sehari-hari dalam batasan
terapeutik.
8. Telah diajarkan penggunaan modalitas terapi dan bantuan mobilisasi secara
amandan Telah dilakukan supervisi agar pemakaiannya terjamin.
9. Telah dilakukan evaluasi kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri
dirumah; merencanakan regimen terapi, mengenali risiko masalah,
mengenali situasi yang tidak aman, dan meneruskan supervisi kesehatan.