際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN CEDERA ROTATOR CUFFKELOMPOK 9:
Dian Diningrum T. P.
(11-04)
Rizqi Fauziyah R. (11-09)
Ria Rohmawati
(11-15)
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
PENDAHULUAN
 Rotator cuff adalah tendon yang mengelilingi sendi bahu.
Istilah rotator cuff dipergunakan untuk jaringan ikat
fibrosa yang mengelilingi bagian atas tulang humerus
 Rotator cuff terdiri dari 4 otot yaitu M.Supraspinatus,
M.Infraspinatus, M.Subsacpularis,dan M.Teres minor
 Fungsi dari ke-4 otot ini adalah untuk menstabilisasi sendi
glenohumeral dengan menarik humerus ke arah skapula
untuk gerakan-gerakan sendi glenohumeral seperti
abduksi-adduksi, rotasi, fleksi-ekstensi
Rotator cuff
Cedera rotator cuff : cedera yang
terjadi pada bahu yang timbul
akibat kerusakan atau lesi dari
rotator cuff, trauma, dan
degenerasi
Etiologi
Etiologi cedera rotator cuff:
1. Trauma
2. Degeneratif
3. Postur tubuh yang salah akibat
olahraga
Patofisiologi
 Tendon m.supraspinatus melekat pada tuberositas mayor
humeri harus melewati ligamen coracoacromialis dan
berada di bawah atap acromion.
 biasanya terjadi tarikan secara tiba-tiba,
misalnya, jatuh dengan tangan lurus atau abduksi
yang tiba-tiba melawan beban berat yang
dipegang dengan tangan. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya jepitan yang apabila
terjadi trauma mekanik terus-menerus
menimbulkan inflamasi pada daerah tendon
m.supraspinatus
Pathway
Manifestasi klinis
Gejala tergantung pada
cedera/robeknya rotator cuff biasanya
hanya bersifat ringan pada awalnya.
Nyeri hebat pada saat digunakan
beraktifitas, nyeri dirasakan didaerah
bahu
Pemeriksaan diagnostik
 Pemeriksaan X-Ray pada bahu akan dilakukan jika
terdapat dugaan terjadinya cedera/kerobekan pada
rotator cuff
 Pameriksaan MRI sangat membantu karena dapat
menunjukkan cedera rotator cuff secara keseluruhan dan
cedera rotator cuff parsial/sebagian.
Penatalaksanaan Medis
 Terapi Fisik
 Pemberian Obat Anti-inflamasi
 Injeksi Cortisone
 Tindakan operasi
Penatalaksanaan keperawatan
1. Pengkajian meliputi :
 Kaji tempat cedera untuk nyeri, pembengkakan, warna
kulit dan status neurovaskularisasi
 Kaji penyebab cedera
 Kaji perlunya penghilang rasa sakit
 Kaji penyembuhan luka
 Kaji integeritas gips
 Kaji status hidrasi
 Kaji adanya tanda-tanda kompllikasi
 Kaji kemampuan klien untuk mematuhi program
pengobatan
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan
pembengkakan otot
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
cedera/robekan yang terjadi pada insersi rotator cuff ke
tulang.
3. Kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya
kemampuan menjalankan aktivitas kehidupan sehari-
hari.
Intervensi diagnosa 1:
 Tujuan: tingkat nyeri pasien minimal atau hilang
 Kriteria Hasil: pasien mampu berpartisipasi dalam aktivitas
perawatan dirinya dan mengatakan tidak nyeri lagi
 Intervensi:
1. Pantau dan dokumentasikan kondisi dan penyebab cedera
2. Pasang bebat atau balutan (mitella) pada ekstremitas yang
terkena untuk mengatasi rasa nyeri dan mencegah terjadinya
cedera yang lebih lanjut
3. Fleksikan dan dirotasikan ke medial dan lateral secara
berulang-ulang sehingga dapat mengenali sulkus di antara
kedua tuberositas.
4. Cegah komplikasi pada ekstremitas yang sakit, berikan latihan
tiap hari
Implementasi
1. Telah dilakukan pemantauan dan dokumentasi kondisi
dan penyebab cedera
2. Telah dilakukan pemasangan bebat atau balutan
(mitella) pada ekstremitas yang terkena untuk
mengatasi rasa nyeri dan mencegah terjadinya cedera
yang lebih lanjut
3. Telah difleksikan dan dirotasikan ke medial dan lateral
secara berulang-ulang sehingga dapat mengenali
sulkus di antara kedua tuberositas.
4. Telah dilakukan pencegahan komplikasi pada
ekstremitas yang sakit, dengan memberikan latihan tiap
hari
Intervensi Diagnosa 2:
 Tujuan : Pasien memperlihatkan peningkatan kekuatan dan
fungsi dalam melakukan aktivitas fisik, dengan kriteria hasil :
1. Peningkatan kekuatan otot
2. Bergerak dengan aktif tanpa nyeri
3. Tidak adanya keterbatasan gerakan.
 Intervensi :
1. Kaji tingkat atau kemampuan untuk beraktifitas
2. Berikan lingkungan yang aman.
3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif secara bertahap.
4. Dorong pasien untuk sering mengubah posisi, bantu pasien
untuk bergerak di tempat tidur.
5. Konsul dengan ahli terapi fisik/fisioterapi.
Implementasi
1. Telah dilakukan pengkajian tingkat atau kemampuan
untuk beraktifitas
2. Telah diberikan lingkungan yang aman
3. Telah diberikan bantuan dengan rentang gerak
aktif/pasif secara bertahap
4. Telah dilakukan pengubahan posisi pada pasien, dan
telah diberikan bantuan pada pasien untuk bergerak di
tempat tidur.
5. Telah dikonsultasikan dengan ahli terapi fisik/fisioterapi
tentang kondisi klien.
Intervensi Diagnosis 3:
 Tujuan : Pasien memperlihatkan kemampuan untuk melakukan personal
higiene secra mandiri, dengan kriteria hasil personal higiene pasien
terpenuhi.
 Intervensi:
1. Dorong pasien mengekspresikan perasaan dan mendiskusikan cedera dan
masalah yang berhubungan dengan cara aktif. Dengarkan secara aktif
2. Motivasi penggunaan mekanisme penyelesaian masalah secara adaptif.
3. Libatkan orang terdekat pasien dan berikan dukungan jika diperlukan.
4. Modifikasi lingkungan rumah jika diperlukan.
5. Dorong klien berpartisipasi dalam pengembangan program terapi.
6. Jelaskan berbagai program terapi.
7. Dorong partisipasi aktivitas sehari-hari dalam batasan terapeutik.
8. Ajarkan penggunaan modalitas terapi dan bantuan mobilisasi secara aman
dan lakukan supervisi agar pemakaiannya terjamin.
9. Evaluasi kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri dirumah;
merencanakan regimen terapi, mengenali risiko masalah, mengenali situasi
yang tidak aman, dan meneruskan supervisi kesehatan.
Implementasi
1. Telah dilakukan bantuan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan
mendiskusikan cedera serta masalah yang berhubungan dengan cara aktif
antara perawat dengan pasien. Dengarkan secara aktif
2. Telah dilakukan motivasi penggunaan mekanisme penyelesaian masalah
secara adaptif.
3. Telah meibatkan orang terdekat pasien dan telah diberikan dukungan jika
diperlukan.
4. Telah dilakukan modifikasi lingkungan rumah jika diperlukan.
5. Telah dilakukan support pada klien untuk berpartisipasi dalam
pengembangan program terapi.
6. Telah dilakukan penjelasan tentang berbagai program terapi.
7. Telah diberikan support partisipasi aktivitas sehari-hari dalam batasan
terapeutik.
8. Telah diajarkan penggunaan modalitas terapi dan bantuan mobilisasi secara
amandan Telah dilakukan supervisi agar pemakaiannya terjamin.
9. Telah dilakukan evaluasi kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri
dirumah; merencanakan regimen terapi, mengenali risiko masalah,
mengenali situasi yang tidak aman, dan meneruskan supervisi kesehatan.
Rotator cuff

More Related Content

What's hot (20)

Pengantar Fisioterapi
Pengantar FisioterapiPengantar Fisioterapi
Pengantar Fisioterapi
Darwis Yang Terbuang
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
Aulia Amani
Trauma leher dan tulang belakang
Trauma leher dan tulang belakangTrauma leher dan tulang belakang
Trauma leher dan tulang belakang
Irfan Hakim
Management Pain
Management PainManagement Pain
Management Pain
Phil Adit R
Rbd fraktur edit
Rbd fraktur editRbd fraktur edit
Rbd fraktur edit
zxrickyjack
dislokasi
dislokasidislokasi
dislokasi
UNMER Surabaya n SMK Roudlotul Hikmah
Osteomyelitis presentation
Osteomyelitis presentationOsteomyelitis presentation
Osteomyelitis presentation
gapini
Konsep dasar PNF
Konsep dasar PNFKonsep dasar PNF
Konsep dasar PNF
Yanto Physio
Frozen Shoulder.pptx
Frozen Shoulder.pptxFrozen Shoulder.pptx
Frozen Shoulder.pptx
aditya romadhon
Neurofisiology extrapiramidal
Neurofisiology extrapiramidalNeurofisiology extrapiramidal
Neurofisiology extrapiramidal
gassantoxoxo
Presentasi referat geriatri
Presentasi referat geriatriPresentasi referat geriatri
Presentasi referat geriatri
Aihara Tsukiyama
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
Modul : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF)
aditya romadhon
Konsep Terapi Latihan
Konsep Terapi LatihanKonsep Terapi Latihan
Konsep Terapi Latihan
Yanto Physio
Konsep dan Teori Nyeri
Konsep dan Teori NyeriKonsep dan Teori Nyeri
Konsep dan Teori Nyeri
andriashorhoruw
Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik
Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik
Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik
Department of Anesthesiology, Faculty of Medicine Hasanuddin University
Six minute walking test
Six minute walking testSix minute walking test
Six minute walking test
bastianus juatmadja
PNF tungkai
PNF tungkaiPNF tungkai
PNF tungkai
Yanto Physio
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
7. stretching exercise 2 (ext. inferior)
Yulvi Hasrianti
105810253 case
105810253 case105810253 case
105810253 case
homeworkping7
PPT Nyeri punggung
PPT Nyeri punggungPPT Nyeri punggung
PPT Nyeri punggung
Darliana Darwis

Similar to Rotator cuff (20)

Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
pjj_kemenkes
Intervensi perioperative
Intervensi perioperativeIntervensi perioperative
Intervensi perioperative
Yulinar Syam
52183717 fraktur-servikal (1)
52183717 fraktur-servikal (1)52183717 fraktur-servikal (1)
52183717 fraktur-servikal (1)
Ayhu Shartiekha
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdfASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
MuhamadRazan
D.-BODY-MEKANIK.ppt untuk keperawatan dasar
D.-BODY-MEKANIK.ppt untuk keperawatan dasarD.-BODY-MEKANIK.ppt untuk keperawatan dasar
D.-BODY-MEKANIK.ppt untuk keperawatan dasar
ErlenaHorizon
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien Osteoporosis
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien OsteoporosisKelompok Asuhan Keperawatan Klien Osteoporosis
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien Osteoporosis
acepranal
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien dengan Osteoporosis
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien dengan OsteoporosisKelompok Asuhan Keperawatan Klien dengan Osteoporosis
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien dengan Osteoporosis
acepranal
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien Osteoporosis
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien OsteoporosisKelompok Asuhan Keperawatan Klien Osteoporosis
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien Osteoporosis
acepranal
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptxPPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
cobadulu007123
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasiKebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Operator Warnet Vast Raha
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
ssuserf778e8
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
pjj_kemenkes
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan AktifitasAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
pjj_kemenkes
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralisCase report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Kharima SD
sop-rom
sop-romsop-rom
sop-rom
Eka Siam
Askep askep fr.cervical
Askep askep fr.cervicalAskep askep fr.cervical
Askep askep fr.cervical
seti adi
Akteditasi_Salido__Analisis_Beban_Kerja_Perawat.pdf
Akteditasi_Salido__Analisis_Beban_Kerja_Perawat.pdfAkteditasi_Salido__Analisis_Beban_Kerja_Perawat.pdf
Akteditasi_Salido__Analisis_Beban_Kerja_Perawat.pdf
AzwarKeupula
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
pjj_kemenkes
Intervensi perioperative
Intervensi perioperativeIntervensi perioperative
Intervensi perioperative
Yulinar Syam
52183717 fraktur-servikal (1)
52183717 fraktur-servikal (1)52183717 fraktur-servikal (1)
52183717 fraktur-servikal (1)
Ayhu Shartiekha
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdfASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
MuhamadRazan
D.-BODY-MEKANIK.ppt untuk keperawatan dasar
D.-BODY-MEKANIK.ppt untuk keperawatan dasarD.-BODY-MEKANIK.ppt untuk keperawatan dasar
D.-BODY-MEKANIK.ppt untuk keperawatan dasar
ErlenaHorizon
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien Osteoporosis
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien OsteoporosisKelompok Asuhan Keperawatan Klien Osteoporosis
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien Osteoporosis
acepranal
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien dengan Osteoporosis
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien dengan OsteoporosisKelompok Asuhan Keperawatan Klien dengan Osteoporosis
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien dengan Osteoporosis
acepranal
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien Osteoporosis
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien OsteoporosisKelompok Asuhan Keperawatan Klien Osteoporosis
Kelompok Asuhan Keperawatan Klien Osteoporosis
acepranal
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptxPPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
PPT-UEU-Radiografi-dan-Laboratorium-Fisioterapi-Pertemuan-14.pptx
cobadulu007123
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FRAKTUR CRURIS
ssuserf778e8
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
pjj_kemenkes
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan AktifitasAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
pjj_kemenkes
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralisCase report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis
Kharima SD
sop-rom
sop-romsop-rom
sop-rom
Eka Siam
Askep askep fr.cervical
Askep askep fr.cervicalAskep askep fr.cervical
Askep askep fr.cervical
seti adi
Akteditasi_Salido__Analisis_Beban_Kerja_Perawat.pdf
Akteditasi_Salido__Analisis_Beban_Kerja_Perawat.pdfAkteditasi_Salido__Analisis_Beban_Kerja_Perawat.pdf
Akteditasi_Salido__Analisis_Beban_Kerja_Perawat.pdf
AzwarKeupula

Rotator cuff

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CEDERA ROTATOR CUFFKELOMPOK 9: Dian Diningrum T. P. (11-04) Rizqi Fauziyah R. (11-09) Ria Rohmawati (11-15) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2013
  • 2. PENDAHULUAN Rotator cuff adalah tendon yang mengelilingi sendi bahu. Istilah rotator cuff dipergunakan untuk jaringan ikat fibrosa yang mengelilingi bagian atas tulang humerus Rotator cuff terdiri dari 4 otot yaitu M.Supraspinatus, M.Infraspinatus, M.Subsacpularis,dan M.Teres minor Fungsi dari ke-4 otot ini adalah untuk menstabilisasi sendi glenohumeral dengan menarik humerus ke arah skapula untuk gerakan-gerakan sendi glenohumeral seperti abduksi-adduksi, rotasi, fleksi-ekstensi
  • 4. Cedera rotator cuff : cedera yang terjadi pada bahu yang timbul akibat kerusakan atau lesi dari rotator cuff, trauma, dan degenerasi
  • 5. Etiologi Etiologi cedera rotator cuff: 1. Trauma 2. Degeneratif 3. Postur tubuh yang salah akibat olahraga
  • 6. Patofisiologi Tendon m.supraspinatus melekat pada tuberositas mayor humeri harus melewati ligamen coracoacromialis dan berada di bawah atap acromion. biasanya terjadi tarikan secara tiba-tiba, misalnya, jatuh dengan tangan lurus atau abduksi yang tiba-tiba melawan beban berat yang dipegang dengan tangan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya jepitan yang apabila terjadi trauma mekanik terus-menerus menimbulkan inflamasi pada daerah tendon m.supraspinatus
  • 8. Manifestasi klinis Gejala tergantung pada cedera/robeknya rotator cuff biasanya hanya bersifat ringan pada awalnya. Nyeri hebat pada saat digunakan beraktifitas, nyeri dirasakan didaerah bahu
  • 9. Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan X-Ray pada bahu akan dilakukan jika terdapat dugaan terjadinya cedera/kerobekan pada rotator cuff Pameriksaan MRI sangat membantu karena dapat menunjukkan cedera rotator cuff secara keseluruhan dan cedera rotator cuff parsial/sebagian.
  • 10. Penatalaksanaan Medis Terapi Fisik Pemberian Obat Anti-inflamasi Injeksi Cortisone Tindakan operasi
  • 11. Penatalaksanaan keperawatan 1. Pengkajian meliputi : Kaji tempat cedera untuk nyeri, pembengkakan, warna kulit dan status neurovaskularisasi Kaji penyebab cedera Kaji perlunya penghilang rasa sakit Kaji penyembuhan luka Kaji integeritas gips Kaji status hidrasi Kaji adanya tanda-tanda kompllikasi Kaji kemampuan klien untuk mematuhi program pengobatan
  • 12. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan otot 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera/robekan yang terjadi pada insersi rotator cuff ke tulang. 3. Kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya kemampuan menjalankan aktivitas kehidupan sehari- hari.
  • 13. Intervensi diagnosa 1: Tujuan: tingkat nyeri pasien minimal atau hilang Kriteria Hasil: pasien mampu berpartisipasi dalam aktivitas perawatan dirinya dan mengatakan tidak nyeri lagi Intervensi: 1. Pantau dan dokumentasikan kondisi dan penyebab cedera 2. Pasang bebat atau balutan (mitella) pada ekstremitas yang terkena untuk mengatasi rasa nyeri dan mencegah terjadinya cedera yang lebih lanjut 3. Fleksikan dan dirotasikan ke medial dan lateral secara berulang-ulang sehingga dapat mengenali sulkus di antara kedua tuberositas. 4. Cegah komplikasi pada ekstremitas yang sakit, berikan latihan tiap hari
  • 14. Implementasi 1. Telah dilakukan pemantauan dan dokumentasi kondisi dan penyebab cedera 2. Telah dilakukan pemasangan bebat atau balutan (mitella) pada ekstremitas yang terkena untuk mengatasi rasa nyeri dan mencegah terjadinya cedera yang lebih lanjut 3. Telah difleksikan dan dirotasikan ke medial dan lateral secara berulang-ulang sehingga dapat mengenali sulkus di antara kedua tuberositas. 4. Telah dilakukan pencegahan komplikasi pada ekstremitas yang sakit, dengan memberikan latihan tiap hari
  • 15. Intervensi Diagnosa 2: Tujuan : Pasien memperlihatkan peningkatan kekuatan dan fungsi dalam melakukan aktivitas fisik, dengan kriteria hasil : 1. Peningkatan kekuatan otot 2. Bergerak dengan aktif tanpa nyeri 3. Tidak adanya keterbatasan gerakan. Intervensi : 1. Kaji tingkat atau kemampuan untuk beraktifitas 2. Berikan lingkungan yang aman. 3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif secara bertahap. 4. Dorong pasien untuk sering mengubah posisi, bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur. 5. Konsul dengan ahli terapi fisik/fisioterapi.
  • 16. Implementasi 1. Telah dilakukan pengkajian tingkat atau kemampuan untuk beraktifitas 2. Telah diberikan lingkungan yang aman 3. Telah diberikan bantuan dengan rentang gerak aktif/pasif secara bertahap 4. Telah dilakukan pengubahan posisi pada pasien, dan telah diberikan bantuan pada pasien untuk bergerak di tempat tidur. 5. Telah dikonsultasikan dengan ahli terapi fisik/fisioterapi tentang kondisi klien.
  • 17. Intervensi Diagnosis 3: Tujuan : Pasien memperlihatkan kemampuan untuk melakukan personal higiene secra mandiri, dengan kriteria hasil personal higiene pasien terpenuhi. Intervensi: 1. Dorong pasien mengekspresikan perasaan dan mendiskusikan cedera dan masalah yang berhubungan dengan cara aktif. Dengarkan secara aktif 2. Motivasi penggunaan mekanisme penyelesaian masalah secara adaptif. 3. Libatkan orang terdekat pasien dan berikan dukungan jika diperlukan. 4. Modifikasi lingkungan rumah jika diperlukan. 5. Dorong klien berpartisipasi dalam pengembangan program terapi. 6. Jelaskan berbagai program terapi. 7. Dorong partisipasi aktivitas sehari-hari dalam batasan terapeutik. 8. Ajarkan penggunaan modalitas terapi dan bantuan mobilisasi secara aman dan lakukan supervisi agar pemakaiannya terjamin. 9. Evaluasi kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri dirumah; merencanakan regimen terapi, mengenali risiko masalah, mengenali situasi yang tidak aman, dan meneruskan supervisi kesehatan.
  • 18. Implementasi 1. Telah dilakukan bantuan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan mendiskusikan cedera serta masalah yang berhubungan dengan cara aktif antara perawat dengan pasien. Dengarkan secara aktif 2. Telah dilakukan motivasi penggunaan mekanisme penyelesaian masalah secara adaptif. 3. Telah meibatkan orang terdekat pasien dan telah diberikan dukungan jika diperlukan. 4. Telah dilakukan modifikasi lingkungan rumah jika diperlukan. 5. Telah dilakukan support pada klien untuk berpartisipasi dalam pengembangan program terapi. 6. Telah dilakukan penjelasan tentang berbagai program terapi. 7. Telah diberikan support partisipasi aktivitas sehari-hari dalam batasan terapeutik. 8. Telah diajarkan penggunaan modalitas terapi dan bantuan mobilisasi secara amandan Telah dilakukan supervisi agar pemakaiannya terjamin. 9. Telah dilakukan evaluasi kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri dirumah; merencanakan regimen terapi, mengenali risiko masalah, mengenali situasi yang tidak aman, dan meneruskan supervisi kesehatan.