1. Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen (perut besar), retikulum (perut jala),
omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam), dengan ukuran yang bervariasi sesuai
dengan umur dan makanan alamiahnya. Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari
isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara
yang akan dimamah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses
pembusukan dan peragian (fermentasi).
Nah, saat mereka makan rumput, maka makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang
berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan
protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri
dan protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini
makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar disebut bolus.
Sebenarnya ada banyak bakteri yang melakukan fermentasi selulosa. Total ada sekitar 32 strain
bakteri yang melakukan fermentasi. Diantara sekian banyak itu yang terkenal adalah:
Lachnospira multiparous, Butyrivbrio fibrisolvens, Bacteroides ruminicola, dan semua bersifat
anaerob.
Saat para ruminansia ini sudah santai di kandangnya, bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut
untuk dimamah kedua kali. Dari mulut, makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke
omasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur
dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya, dan
di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim selulase yang
akan menghancurkan selulosa. Mikroba penghasil selulase tidak tahan hidup di abomasum
karena pH yang sangat rendah (asam), akibatnya bakteri ini akan mati, namun para mikroba ini
malah dapat dicerna sebagai sumber protein bagi hewan ruminansia. Dengan demikian,
rumimansia tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia.