Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan limbah besi bekas dengan meleburnya menjadi besi lempengan yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Beberapa alternatif pengelolaan limbah besi dibahas seperti dijadikan alat rumah tangga, dijual ke pengepul, atau dibuang. Namun, solusi yang diambil adalah meleburnya menjadi besi lempengan karena proses yang benar dapat meningkatkan nilainya.
2. Dengan banyaknya bahan bahan yang terbuat
berbahan dasar besi maka semakin banyak
limbah limbah besi yang dihasilkan seperti
mobil rongsok, besi tua, dll.
3. Alternatif Solusi yang diambil
Meleburnya untuk menjadi besi
Dijadikan alat alat rumah
lempengan, dengan memilih solusi
tangga ini kita dapat menggunakan besi
Menjualnya ke tengkulak tua yang tak terpakai menjadi besi
Membuangnya ke tempat yang memiliki nilai jual tinggi
pembuangan akhir
Menyewakan tempat untuk
menyimpan besi besi tersebut
Meleburnya untuk menjadi
besi lempengan
5. Hiasan kuda yang dibuat dari kawat dan besi
bekas & meja yang terbuat dari rantai
6. Mengapa bisa bernilai jual tinggi?
Peleburan besi tua
akan menjadi
Besi
tua Lebur bernilai jual tinggi
apabila proses yang
dilakukan benar
dan menghasilkan
bahan baku besi
Besi lempengan dengan
Produk lempengan
kualitas tinggi
8. Kajian Teknis Kajian Ekonomis
Kita terlebih dahulu Dalam pembelian
membeli besi besi tua bahan besi tua
dari bandar bandar besi memang dibutuhkan
tua ataupun mencari biaya yang cukup
disekitaran rumah besar akan tetapi nilai
kemudian kita jadikan jual besi tua yang
sebagai bahan untuk telah dilebur akan
dilebur dan dijadikan
menjadi 3 kali lipat
besi lempengan
dari harga bahan besi
tua yang kita beli
9. Kajian sosial Kendala kendala
budaya yang ditemui
Selain membuat Kendala yang
lingkungan terlihat lebih
bersih sehingga sering ditemui
memberikan efek positif adalah sulit dan
pada masyarakat dan
lingkungan, selain
mahalnya mencari
memberikan pemandangan bahan bahan besi
yang enak dengan bebas tua bekas
dari tumpukan besi tua juga
mengajarkan masyarakat
agar produktif bukan hanya
jadi masyarakat yang
konsumtif