�ݺ�ߣ

Sampah Bukan untuk Laut: Stop Buang Sampah Sembarangan
“Laut, apa yang ingin kau katakana pada kami tentang sampah yang dikandungmu?”
Mungkin itu yang akan saya tanyakan kepada laut tentang kondisi yang terjadi saat ini. Dilansir
oleh website mongabay.co,id, setiap tahunnya manusia menggunakan plastic hingga 78 ton.
Hanya 2% dari jumlah tersebut yang dilakukan daur ulang. 32% lainnya diketahui masuk ke
dalam ekosistem darat yang kemudian masuk ke dalam laut. Akibatnya, para biota laut yang
merasakan dampak negatif dari pembuangan limbah sampah ke laut. Lalu, berapa jumlah
sampah yang dihasilkan Indonesia? Dilansir website ekonomi.bisnis.com, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan bahwa jumlah timbunan sampah
nasional adalah sebesar 175.000 ton per hari atau setara 64 juta ton per tahun jika menggunakan
asumsi sampah yang dihasilkan setiap orang per hari sebesar 0,7 kg. Tidak bisa dipungkiri
bahwa sampah akan terus dihasilkan setiap harinya, namun bagaimana cara kita mengurangi
dan mengelola sampah adalah bentuk kontribusi kita agar tidak mencemari lingkungan
Dilansir oleh website mongabay.co.id, pada 18 November 2017 ditemukan paus jenis
sperm whale terdampar di pantai dan dalam kondisi membusuk. Warga membelah perut paus
tersebut dan dikejutkan dengan banyaknya sampah di dalamnya. Menurut laporan tertulis yang
disampaikan Balai Taman Nasional (BTN) Wakatobi, hasil identifikasi perut paus yang
dilakukan di Kampus AKKP Wakatobi, di dalam perut paus tersebut terdapat gelas plastic 750
gr (115 buah), plastic keras 140 gr (19 buah), botol plastic 150 gr (4 buah), kantong plastic 260
gr (25 buah), serpihan kayu 740 gr (6 potong), sandal jepit 270 gr (2 buah), karung nilon 200
gr (1 buah), tali rapia 3.260 gr (lebih dari 1000 potong). Total berat basah sampah adalah 5,9
kg. Hasil identifikasi ini sungguh memprihatinkan, mengingat apa yang seharusnya dikonsumsi
oleh paus tersebut bukanlah sampah. Dijelaskan oleh Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya
Pesisir dan Laut (BPSL) Makassar, Andry Indryasworo Sukmoputro, bahwa makanan sperm
whale terdiri dari banyak organisme perairan dalam. Salah satu mangsa utamanya adalah cumi-
cumi besar. Selain itu, ia juga memakan hiu demersal dan ikan.
Sampah yang berada di laut dapat memberikan dampak negatif bagi ekosistem di
dalamnya. Dilansir oleh website mongabay.co.id, keberadaan sampah plastic dapat
menimbulkan luka secara fisik dan kerusakan jaringan karang karena pergesekan antara karang
dan sampah. Padahal, terumbu karang memiliki banyak manfaat yaitu sebagai habitat dan
sumber makanan bagi berbagai jenis makhluk hidup di laut. Selain itu, keindahan dari terumbu
karang dapat dijadikan objek wisata yang dapat menarik perhatian para wisatawan untuk

datang. Selain itu, sampah yang berada di laut juga dapat mengganggu pendapatan dari nelayan
yang pergi ke laut. Dikutip dari website republika.co.id, Ketua Serikat Nelayan Tradisional
(SNT), Kajidin, mengatakan bahwa sampah plastic di laut sangat meresahkan nelayan. Akibat
banyaknya sampah plastic, ia harus mengangkat mesin kapal ketika hendak meninggalkan
muara menuju laut. Dalam proses penangkapan ikan, seringkali menemukan sampah yang ikut
tergulung ketika menangkap ikan. Melihat dampak dari sampah plastic di laut, ini adalah
masalah yang serius dan harus segala ditindak lanjuti demi keberlangsungan ekosistem di
dalam laut.
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah sampah yang
mencemari lingkungan laut ini. Pertama adalah dengan tidak membuang sampah ke laut sebab
laut bukanlah tempat untuk membuang sampah. Dikutip dari website wwf.or.id, kelautan
memiliki luas 2/3 dibandingkan dengan daratan di bumi. Di Indonesia, kurang lebih 2/3
wilayah teritori Indonesia adalah lautan. Tugas kita adalah menjaga laut tersebut yang
merupakan pemberian dari Tuhan. Ketika kita menjaga laut, maka kita ikut menjaga ekosistem
yang ada di dalamnya seperti ikan, terumbu karang, dan lainnya.
Kedua adalah mengurangi jumlah sampah yang kita konsumsi. Dikutip dari website
mongabay.co.id, gerakan diet kantong plastic sudah dilaksanakan di Banjarmasin (Kalimantan
Selatan), Bogor (Jawa Barat), Balikpapan (Kalimantan Timur), dan Denpasar (Bali). Kota lain
yang menyusul untuk menerapkan kebijakan itu adalah Padang (Sumatera Barat), Cimahi
(Jawa Barat), Malang (Jawa Timur). Ketiganya sedang proses untuk mengeluarkan peraturan
tentang pembatasan kantong plastic. Reuse, Reduce, dan Recycle (3R), dapat kita lakukan
dalam kehidupan kita sehari-hari. Dilansir website pusatkrisis.kemses.go.id, penerapan dari 3R
tersebut adalah dengan mengurangi pemakaian barang-barang yang dapat merusak lingkungan
(reduce) seperti kertas dan tissue, memakai kembali barang-barang yang dirasa sudah tidak
diperlukan lagi (reuse) seperti memberikannya pada orang yang membutuhkan, dan mendaur
ulang sampah agar dapat menjadi suatu barang yang baru (recycle) seperti membuat pot
tanaman dari botol minuman. Di sisi lain, recycle yang kita lakukan terhadap sampah juga
dapat memiliki nilai ekonomi, misalnya kita dapat menjual kerajinan tas dari sampah plastik.
Sampah plastic akan terus bertambah ketika kita terus ketergantungan untuk
menggunakannya sebagai bagian dari pola hidup. Ketika kita membuang sampah tersebut ke
laut, maka korbannya adalah makhluk hidup laut yang bahkan mereka tidak berkontribusi
dalam penggunaan sampah tersebut. Sampah telah menjadi kasus yang penting dan merupakan

masalah kita bersama. Walau kita belum bisa menghilangkan penggunaannya, setidaknya kita
dapat mengurangi Sebab bagaimana keberlangsungan bumi di kemudian hari adalah tergantung
apa yang kita lakukan hari ini. Sebagai bentuk rasa syukur kita pada Tuhan yang telah
menciptakan bumi dan isinya, maka jagalah. Sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah, tapi ini adalah tanggung jawab kita semua. Semua bermula dari diri kita. Kebaikan
yang kita lakukan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan mengurangi konsumsi
sampah kelak akan membawa harapan baru untuk bumi yang lebih baik di masa depan.

�ݺ�ߣ

Sampah Bukan untuk Laut: Stop Buang Sampah Sembarangan

Recommended

More Related Content

What's hot (19)

Similar to Sampah Bukan untuk Laut: Stop Buang Sampah Sembarangan (20)

More from Thufailah Mujahidah (20)

Sampah Bukan untuk Laut: Stop Buang Sampah Sembarangan