2. A.Pengertian
Secara etimologis, sanad berarti bagian
Sanad
bumi yang menonjol
Secara terminologis, sanad adalah jalur
matn, yaitu rangkaian para perawi yang
memindahkan matan dari sumber-sumber
primernya.
Sedangkan ulama lain memberikan
pengertian bahwa sanad adalah silsilah atau
rentetan para periwayat yang menukilkan
hadits dari sumbernya yang pertama.
Dengan demikian dapat dikatakan, sanad
3. Istilah yang ada dalam sanad
1. Al-Isnad berarti menyandarkan hadits kepada yang
mengatakannya (rafu al-hadits ila qailih atau azwu alhadits ila qailih). Menurut at-Tiby, kata al-isnad dan assanad digunakan oleh para ahli dengan pengertian yang
sama.
2. Kata al-musnad mempunyai beberapa arti
a. Hadits yang disandarkan atau diisnadkan oleh
seseorang
b. Kumpulan hadits yang diriwayatkan dengan
menyebutkan
sanad-sanadnya secara lengkap
seperti Musnad Al-Firdaus
c. Nama suatu kitab yang menghimpun hadits-hadits
dengan
sistem penyusunan berdasarkan nama para
sahabat para
perawi hadits, seperti kitab
Musnad Ahmad
d. Nama bagi hadits marfu dan muttasil yang
4. Artinya: (At-Tirmidzi berkata), telah menyampaikan berita
kepada kami Abu Kuraib, telah menyampaikan kepada Abu
Muawiyah, dari Al Amasy dari Abi Shalih, dari Abi Hurairah,
ia berkata : Rasulullah saw bersabda: Setiap Nabi bersedia
baginya satu doa mustajab (pasti dikabulkan oleh Allah swt).
Dan aku masih menyimpan permintaanku itu agar menjadi
syafaat untuk umatku, kelak dan syafaatku itu insya Allah
mencapai siapa saja dari umatku yang meninggal di dunia
dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan apapun
5. Sanadnya adalah
At-Tirmidzi (sebagai mukhorrij)
Abu
Al-Amasy
Rasulullah
Kuraib
Abu Muawiyah
Abi Shalih Abu Hurairah
saw.....
Dengan sanad suatu periwayatan hadits dapat
diketahui mana yang dapat ditolak dan mana
yang shahih dan mana yg tidak untuk diamalkan.
6. 1.
Al-Sima (guru membaca dan murid/hadirin
mendengarkan).Lambangnya: samina, haddasani,
samitu
2. Al-qiraah ala syaikh ( membaca dihadapan guru).
Lambangnya: qaratu ala fulan, qaratu ala fulan wa
asma fa aqarr bih.
3.Al-ijazah (guru dan murid menyembunyikan hadits
yang
bersangkutan/rekomendasi).
Lambangnya:
khabaraana, haddasana ijazatan
4.Al-munawalah (ahli hadits memberikan hadits kpd
murid agar diriwayatkan darinya). Lambangnya:
nawalani, nawalana.
5. Al-muktabah (guru menulis hadits untuk muridnya yg
dihadapannya atau di tempat lain dgn orang yg
terpercaya). Lambangnya: kataba ilayya fulan.
7. 6. Al-ilam atau ilam ala syaikh (syaikh
memberitahu kpd muridnya bahwa
Hadits/kitab tertentu mrupakan bagian dari
riwayat miliknya dan telah didengarnya).
Lambangnya: akhbara ilaman, alamani.
7. Al-wasiyyah (guru berwasiat agar kitab riwayatnya
diberikan kpd orang untuk meriwayatkan darinya).
Lambangnya: ausa ilayya, fima ausani fulan.
8. Al-wijadah (seseorang menemukan kitab hadits
yang dianggap benar dari orang semasanya atau
bukan semasanya). Lambangnya: wajadtu bi khatt
8. B. Faktor Penyebab Variasi Sanad
1. Persambungan
sanad
(muttasil)
Kriteria
ketersambungan
sanad
Adanya indikasi kuat
perjumpaan antara mereka.
Ada tiga indikator yang
menunjukkan pertemuan
antara mereka: (1) Terjadi
proses guru dan murid, (2)
tahun lahir dan wafat
diperkirakan adanya
Periwayat hadis yang
terdapat dalam sanad hadis
yang diteliti semua
berkualitas tsiqat
Masing-masing periwayat
menggunakan kata-kata
penghubung yang
berkualitas tinggi yang
sudah disepakati ulama (alsama), yang menunjukkan
adanya pertemuan diantara
guru dan murid.
9. 3.
Kriteria untuk sifat adil:
1.
Islam
2. Mukallaf (baligh, berakal sehat)
Melaksanakan keentuan agama (bukan ahli bidah)
4. Memelihara muruah (shaleh)
Untuk mengetahui keadilan seorang perawi:
Popularitas dan keutamaan perawi di kalangan ulama hadis.
Penilaian kritikus periwayat hadis.
Penerapan kaidah jarh wa al-tadil (ilmu yg mempelajari
kecacatan perawi, misal pada adil dan dhabitnya)
10. 3. Kapasitas Inteletual Periwayat (Dabit)
Kriteria periwayat yang dabit:
1. Hafal dengan sempurna hadits yang dihafalkannya
2. Mampu menyampaikan hafalan dengan baik kepada orang lain
3. Mampu memahami dengan baik hadits yang dihafalkannya.
Dhabith al-kitab
(Kuat hafalan kitabnya)
Kekokohan perawi dibagi 2:
Dhabith as-Shadri
(Kuat hafalan dan pemahamannya)
11. 4. Adanya Illah (cacat pada sanad)
Illah adalah cacat yang tersembunyi yang
tidak terlihat secara langsung dalam
penelitian terhadap satu jalur sanad. Untuk
meneliti sanad hadits yang mengandung
illah diperlukan penelitian yang lebih cermat,
sebab hadits yang bersangkutan tampak
sanadnya berkualitas sahih. Cara
menelitinya yaitu dengan cara membandingbandingkan semua sanad yang ada untuk
matan yang isinya semakna.
12. 5. Adanya Syuzus (kejanggalan)
Ada tiga pendapat mengenai syuzus:
1.Pendapat Imam Al-Syafii:
Hadits yg diriwayatkan oleh orang yg tsiqah, tp
riwayatnya bertentangan dg riwayat yg
dikemukakan oleh orang yg tsiqah juga.
2. Pendapat al-Hakim An-Naisaburi: hadits orang
yg
tsiqah, tp orang yg tsiqah lain tdk meriwayakan
hadits itu.
3. Pendapat Abu Yala al-Khalili: hadits yg
sanadnya 1 buah, baik periwayatnya bersifat
tsiqah atau tidak.
13. Nama-nama yang ditulis dalam skema sanad
meliputi seluruh nama, mulai dari periwayat
pertama, sampai periwayat terakhir (mukharrij).
Berikut ini contoh hadits riwayat al-Tirmidzi
sebagai mukharrij al-hadits dengan contoh hadits
tentang syafaat Nabi bagi umatnya.