Dokumen tersebut membahas tentang konsep city branding untuk Kabupaten Gunungkidul. City branding dijelaskan sebagai identitas, logo, atau simbol yang melekat pada suatu daerah untuk mempromosikan potensi dan daya saingnya. Dokumen tersebut mengusulkan city branding "Hidden Paradise of Jogja" untuk Gunungkidul beserta contoh desain logonya, dengan harapan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan investasi di daerah tersebut.
1 of 13
Downloaded 45 times
More Related Content
Sebuah konsep branding dtw kampung batik
1. SEBUAH KONSEP: CITY BRANDING GUNUNGKIDUL
SEP 25, 2012 // SELF PROJECT, SHARING // DIBACA 1,405 ORANG
Gunungkidul adalah salah satu kabupaten bagian dari Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Sebagai bagian dari daerah istimewa tentu saja Gunungkidul juga termasuk
dalam lingkup istimewa tersebut.
Dengan luas 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi DIY, maka
Gunungkidul adalah wilayah terluas. Meskipun dikenal sebagai daerah kering dan
gersang, namun Gunungkidul menyimpan berjuta keistimewaan, mulai dari kekayaan
alamnya, tujuanwisata, tradisi dan adat istiadat yang istimewa serta sejarah panjang
tentang Gunungkidul.
Apalagi seperti yang kita lihat, saat ini siapa yang tidak kenal Gunungkidul yang
punya PantaiBaron, Pantai Kukup, pantai Siung, Pantai Indrayanti aka Pantai Pulang
Syawal. Siapa yang tidak tahu Air Terjun Sri Gethuk, Goa Pindul, Kali Suci, Gunung Api
Purba Nglanggeran dll. Kita sudah akrab dengan tradisi Rasulan sebagai warisan tradisi
yang unik, Cupu Panjala, Nyadran dan masih banyak lagi. Kuliner unik semacam thiwul,
gatot dan walang goring hanya ada di Gunungkidul.
Betapapun Gunungkidul pada waktu yang lalu hanya dikenal sebagai daerah marjinal
yang terpinggirkan, namun saat ini seakan sudah tertutupi dengan beragam
keistimewaan yang bisa dikembangkan di Gunungkidul. Hanya sayangnya, Pemerintah
Kabupaten Gunungkidul, dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata belum ambil
langkah maksimal untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut sehingga kekuatan
2. Gunungkidul akan lebih berkilau dan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Apa yang
harus dilakukan? Tentu saja selain perbaikan infrastruktur dan pelayanan yang
maksimal, saya kira perlu ada branding yang kuat tentang Gunungkidul.
Branding is one of the most powerful ways of promoting product kata
Willy Ollins. Dengan kata lain, bagaikan sebuah produk, branding mempunyai kekuatan
untuk mempromosikan suatu kota/kabupaten. Globalisasi pada era komunikasi yang
terus berubah setiap saat, maka mau tak mau setiap tempat harus bersaing dengan
tempat lain untuk mendapatkan dan mengumpulkan atensi dari masyarakat luas. Ini
adalah strategi suatu wilayah untuk mendapat positioning yang kuat dari masyarakat
luas atau bisa kita sebut sebagai City Branding.
Makin terbukanya akses komunikasi dan informasi dari berbagai arah termasuk adanya
social media maka sangat memungkinkan penyebaran informasi yang sedemikian cepat
3. termasuk berbagai macam hal tentang Gunungkidul akan bisa tersebar cepat dalam
hitungan detik. Mau tak mau tiap daerah harus bersaing dalam berbagai
aspek: Perhatian (attention) Pengaruh (influence) Pasar (market)
Tujuan Bisnis & Investasi (business & investment destination) Turis
(tourist) Tempat tinggal penduduk (residents) Orang-orang berbakat
(talents), dan Pelaksanaan kegiatan (events) .Oleh karena itu sebuah daerah
membutuhkan Brand yang kuat.
Secara khusus, City Brand adalah sebuah identitas, merk, logo, simbol yang melekat
pada suatu daerah tertentu. Seperti juga Gunungkidul, jika ada tujuan jangka panjang
yang lebih besar, tak salah jika membuat sebuah perencanaan city branding. Tentu saja
berakar pada pontensi daerah Gunungkidul yang memang layak utuk dijual.
Apa keuntungan dari city branding?
1. Dianggap sebagai daerah yang memiliki ciri khas serta sesuai untuk tujuan yang
khusus.
2. High awareness. Daerah tersebut akan dikenal luas oleh masyarakat.
3. Pencitraan yang kuat akan membuka para investor untuk tak segan berinvestasi
baik pada bidang wisata, tempat tinggal maupun penyelenggaraan events
tertentu.
Penciptaan city branding ini tak semudah membalikkan telapak tangan. Beberapa
daerah banyak mengalami kegagalan dalam membangun city branding. Perlu diingat
bahwa penciptaan city branding bukan semata-mata tugas pemerintah saja. Sinergi
yang kuat dari berbagai lapisan masyarakat sangat perlu; pemerintah dan birokrasi,
masyarakat, pengusaha, intektual, media; yang secara bersama-sama mempunyai
kesadaran untuk membangun citra positif dan menemukan solusi kreatif dalam
membangun dan mengembangkan potensi Gunungkidul.
Gunungkidul | Hidden Paradise of Jogja
Saya sebagai orang asli Gunungkidul, sangat memimpikan Gunungkidul mempunyai
brand kuat yang melekat di semua orang, bukan hanya nasional namun seluruh dunia
tahu tentang Gunungkidul. Tentu, bukan terkenal dalam hal negatif namun potensi
yang membuat orang ingin mengunjungi Gunungkidul dengan segala keunikannya.
4. Sebut saja; Jogja Never Ending Asia, Jakarta Enjoy Jakarta, Solo Spirit of Java,
Pekalongan Worlds City of Batik, Bandung Parijs van Java.
Bagaimana jika saya menyebut Gunungkidul Hidden Paradise of Jogja? Ingat,
sesuatu yang tersembunyi pasti bikin penasaran orang untuk melihatnya. Apalagi yang
tersembunyi adalah sebuah surga. Gunungkidul yang sering mejadi bahan tertawaan
ternyata meyimpan sejuta pesona yang tak dimiliki oleh daerah lain. Sebagai contoh
adalah wisata pantai. Gunungkidul mempunyai lebih dari 50 pantai yang kebanyakan
masih perawan. Bukankah itu sangat menggiurkan untuk dikunjungi?
Kenapa saya menggunakan kata Jogja? Siapa yang tidak kenal Jogja. Ketika orang
menyebut Jogja, akan identik dengan Daerah Istimewa Yogyakarta, bukan hanya kota
Jogja. Jogja sudah mempunyai high-awareness yang kuat sehingga jika ikut nebeng
ketenaran Jogja untuk mengangkat Gunungkidul saya pikir tidak salah, toh
Gunungkidul bagian dari Jogja juga.
Konsep Kesederhanaan
Dalam membuat draft logo untuk city branding Gunungkidul, saya lebih
mengedepankan konsep kesederhanaan, seperti Gunungkidul dan masyarakatnya yang
sederhana namun bersahaja.
5. Apa yang ingin saya komunikasikan?
1. Wordmark Gunungkidul dengan beberapa aksen ornamen yang saya ambil dari
filosofi ombak. Kenapa ombak? Potensi wisata Gunungkidul yang paling
terkenal dan khas adalah wisata pantai selatan dengan ombaknya yang besar.
Saya gunakan juga warna biru sebagai warna laut dan langit.
2. Padanan huruf serif yang saling mengikat menyimbolkan sinergi yang kuat antar
lapisan masyarakat dengan satu tujuan membangun Gunungkidul.
3. Pada tagline hidden paradise of jogja saya menggunakan warna oranye untuk
menyimbolkan semangat, energy, antusiasme serta keramahan masyarakat
Gunungkidul dengan segala kesederhanaannya dan sifat low profile yang saya
simbolkan dengan lowercase pada font tagline.
6. Untuk lebih memperkuat brand agar lebih mudah diingat, semacam singkatan dari
Gunungkidul yang diimplementasikan dalam bentuk symbol atau grafis atau ikon. Kita
pasti tahu itu Nike meskipun hanya melihat swosh dari logo Nike yang terkenal
itu. Kita pasti tahu itu McDonald meskipun hanya melihat grafis M. Atau kita pasti
tahu itu produk Apple meskipun hanya melihat gambar apel kroak.
Nah, bagaimana dengan brand Gunungkidul? Saya membuat grafis yang simple yang
saya ambil dari bagian wordmark Gunungkidul. Adalah sebuah ornamen sederhana
yang kemudian akan kita sebut sebagai gambar ombak modifikasi. Tujuannya adalah
ikon ini bisa digunakan pada suatu media tertentu yang hanya memerlukan ikon atau
logo yang simpel dan tentu saja memperkuat Gunungkidul dengan sebuah ikon khusus,
liat ikon ombak, inget Gunungkidul.
Implementasi
Tentu implementasi sebuah logo pada suatu media tertentu. Beberapa media yang bisa
digunakan sebagai contoh pengujian misalnya (1) Visual Identity pada graphic standar
manual, stationery (2) Website (3) Environmental Graphic Design: signage, banner,
wrapping dll. (4) Berbagai bentuk merchandise: t-shirt, mug, topi dll.
Berikut beberapa contoh desain implementasi logo Gunungkidul pada media (klik untuk
memperbesar):
10. Conclusion
Artikel maupun logo dan simbol Gunungkidul ini hanyalah draft sederhana yang saya
buat karena atensi yang lebih terhadap Gunungkidul dan juga terdorong oleh rasa
keprihatinan atas kurangnya greget pemerintah untuk cancut taliwondo membangun
11. Gunungkidul menjadi tujuan wisata nomer satu di Indonesia. Tentu konsep city
branding ini hanya sebagian kecil dari proyek lebih besar untuk membangun city
branding yang sebenarnya. Jika ada saran atau ide baru silakan isi kolom komentar
atau lewat form kontak atau berikan opini via@KabarGunkid atau lewat twitter
saya @arwanOD
Ini hanya proyek pribadi, tidak untuk mempengaruhi pihak tertentu dalam konteks
negatif tapi dalam sisi positif, iya. Sangat bersyukur jika artikel dan konsep ini dibaca
oleh berbagai pihak yang perhatian dengan Gunungkidul lalu menjadikannya proyek
nyata yang lebih baik demi menyongsong Gunungkidul diHari esok (GdHe) yang lebih
baik.
CITY BRANDING UNTUK PEMDA: PERLUKAH ?
Jumat, 12 April 2013 10:35:27 | Tips | (2248 view)
Pernah dengar Uniquely Singapore, Malaysia Truly Asia atau Yogya Never Ending
Asia ? Saya yakin kita pasti pernah mendengarnya, atau bahkan mengingatnya.
Ya, itu adalah salah satu strategi suatu wilayah seperti Negara, Provinsi, Kabupaten, atau
Kota untuk memiliki positioning yang kuat dan dapat dikenal secara luas di seluruh dunia.
Upaya ini yang disebut sebagai City Branding.
12. Dalam dunia bisnis, Brand atau merk sangat menentukan keberhasilan suatu
perusahaan. Makanya banyak perusahaan mengalokasikan anggaran yang sangat besar
untuk dapat mempromosikan brand-nya ke masyarakat luas. Dengan kata lain agar
brand-nya dapat menjadi Brand Equity.
Di sektor publik, diakui atau tidak, dengan penerapan otonomi daerah dan semakin nyata
serta meluasnya trend globalisasi saat ini, daerah pun harus saling berebut satu sama
lain dalam hal:
- Perhatian (attention)
- Pengaruh (influence)
- Pasar (market)
- Tujuan Bisnis & Investasi (business & investment destination)
- Turis (tourist)
- Tempat tinggal penduduk (residents)
- Orang-orang berbakat (talents), dan
- Pelaksanaan kegiatan (events)
Oleh karena itu sebuah daerah membutuhkan Brand yang kuat. Secara definisi, City
Brandadalah indentitas, symbol, logo, atau merk yang melekat pada suatu daerah.
Sebuah pemda harus membangun Brand (brand building) untuk daerahnya, tentu yang
sesuai dengan potensi maupun positioning yang menjadi target daerah tersebut.
Banyak keuntungan yang akan diperoleh jika suatu daerah melakukan City Branding,
antara lain:
1. Daerah tersebut dikenal luas (high awareness), disertai dengan persepsi yang baik
2. Dianggap sesuai untuk tujuan-tujuan khusus (specific purposes)
3. Dianggap tepat untuk tempat investasi, tujuan wisata, tujuan tempat tinggal, dan
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan (events)
4. Dipersepsikan sebagai tempat dengan kemakmuran dan keamanan yang tinggi
LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT CITY BRANDING YANG KUAT
Brand atau merk yang legendaris dan mampu bertahun puluhan bahkan ratusan tahun,
tidak muncul begitu saja. Tetapi mereka melakukan langkah-langkah yang terencana,
jelas, dan berbeda dengan para pesaingnya.
Demikian juga agar mempunyai Brand yang kuat, sebuah daerah harus memiliki
karakteristik khusus yang bisa dijelaskan dan diidentifikasikan. Misalnya tampak fisik
kota, pengalaman orang terhadap daerah tersebut, dan penduduk seperti apa yang
tinggal di daerah tersebut.
13. Langkah-langkah utama dalam membangun City Branding yang kuat adalah sebagai
berikut:
Mapping Survey; meliputi survey persepsi dan ekspektasi tentang suatu daerah baik dari
masyarakat daerah itu sendiri maupun pihak-pihak luar yang mempunyai keterkaitan
dengan daerah itu.
Competitive Analysis; melakukan analisis daya saing baik di level makro maupun mikro
daerah itu sendiri.
Blueprint; penyusunan cetak biru atau grand design daerah yang diinginkan, baik logo,
semboyan, nick names, tag line, da lain sebagainya beserta strategi branding dan
strategi komunikasinya.
Implementation; pelaksanaan grand design dalam berbagai bentuk media, seperti
pembuatan media center, pembuatan events, iklan, dan lain sebagainya.
Beberapa contoh kota di dunia yang dianggap memiliki City Brand yang kuat adalah New
York, Paris, dan San Francisco. Mengapa kota-kota tersebut dianggap memiliki City
Brand yang kuat ? Karena kota-kota itu memiliki kualifikasi yang harus dimiliki oleh suatu
brand yang kuat, yaitu mempunyai sejarah, kualitas tempat, gaya hidup, budaya, dan
keragaman yang menarik dan bisa dipasarkan.
Kesimpulannya, pemda-pemda di Indonesia, baik level provinsi, kabupaten, atau kota
perlu melakukan City Branding, agar daerahnya bisa makin dikenal, sehingga diharapkan
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya makin meningkat.
Bagaimana pak Gubernur, pak Bupati, dan pak Walikota ? Segeralah take action
Sumber :http: //www.OtonomiDaerah.Net