Kerajaan Demak merupakan pelopor penyebaran agama Islam di Jawa pada abad ke-15. Berdiri setelah runtuhnya Majapahit, Demak dipimpin Raden Patah dan menjadi pusat perdagangan serta penyebaran agama Islam. Puncak kejayaannya dicapai pada masa Sultan Trenggono namun kemudian mengalami kemunduran dan akhirnya digantikan Kerajaan Pajang.
1 of 9
Download to read offline
More Related Content
sejarah indonesia, demak.pptx
2. Latar Belakang
Kerajaan
Kerajaan Demak atau Kesultanan Demak menjadi pelopor
penyebaran agama Islam di Pulau Jawa,Demak sendiri
merupakan kadipaten di bawah Kerajaan Majapahit.
Pendiri Kerajaan Demak adalah Raden Patah, putra
Prabu Brawijaya, raja terakhir Kerajaan Majapahit.
Latar belakang berdirinya Kerajaan Demak disebabkan
karena runtuhnya kerajaan Majapahit pada tahun 1478
kerajaan Majapahit runtuh dan kemudian di tahun 1500
berdirilah kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden
Patah, dengan bantuan dari wali sanga, Raden Patah
membangun Kerajaan Demak menjadi pusat
perdagangan dan penyebaran Islam
3. Sejarah Kerajaan
Berdirinya Kerajaan Demak tidak bisa lepas dari kemunduran
Kerajaan Majapahit pada akhir abad ke-15.Pada saat itu,
wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri dan saling
serang karena merasa sebagai pewaris takhta Majapahit yang
sah.Raden Patah yang mendapat dukungan dari wali sanga dan
Ki Ageng Pengging, kemudian diangkat sebagai bupati Demak
oleh Prabu Brawijaya dengan ibu kota di Bintara.Setelah merasa
kuat karena memiliki daerah yang strategis dan mempunyai
dukungan dari wali sanga, para wali menyarankan agar Raden
Patah menjadikan Demak sebagai kerajaan Islam dan
sepenuhnya memisahkan diri dari Kerajaan Majapahit. Raden
Patah kemudian mengumpulkan para pengikutnya untuk
melawan Kerajaan Majapahit.Setelah Kerajaan Majapahit
berhasil dikalahkan, Kerajaan Demak resmi berdiri sebagai
kerajaan Islam.
4. Raja raja Demak
1. Raden Patah
Dalam kepemimpinan Raden Patah, Demak berkembang menjadi sebuah kerajaan Islam yang besar. Islam berkembang sangat
pesat di Pulau Jawa. Wilayah kekuasaannya pun luas dan berhasil menguasai pelabuhan-pelabuhan penting, seperti pelabuhan
Jepara, Gresik, Tuban, Sedayu, dan Jaratan.
2. Pati Unus
Setelah Raden Patah meninggal, singgasana kerajaan Demak diserahkan kepada Pati Unus. Ia dikenal sebagai panglima perang
yang pemberani dan bergelar Pangeran Sabrang Lor. Ia bertahta dari 1518 hingga 1521 Masehi dan wafat dalam pertempuran
di Malaka.
3. Sultan Trenggono
Pati Unus wafat dan digantikan oleh Sultan Trenggono yang merupakan adiknya karena tidak memiliki seorang anak. Sultan
Trenggono bertahta pada tahun 1521 – 1546 M. Pada masanya Kerajaan Demak mencapai kejayaannya.
4. Sunan Prawoto
Sunan Prawoto naik tahta menggantikan ayahnya Sultan trenggono. Namun pada masa kepemimpinannya kerajaan Demak
sedang dalam masa kemunduran. Bahkan terjadi konflik saudara antara pangeran surowiyoto dan sultan trenggono.
4. Arya Penangsang
Dia Penangsang membunuh sunan Prawoto kemudian naik tahta menjadi raja kelima Demak pada tahun 1547. Namun masa
kekuasaannya tidak lama karena terjadi penolakan dari para Adipati Kerajaan Demak.
Adipati Pajang, Jaka Tingkir, memberontak dan mengambil alih kekuasaan pada 1554. Arya Penangsang terbunuh di tangan
Sutawijaya yang merupakan anak angkat
5. Jaka Tingkir.
Kematian Arya Penangsang menandakan berakhirnya kekuasaan Kerajaan Demak. Jaka Tingkir mengambil alih kekuasaan
kemudian mendirikan Kerajaan Pajang dan menggeser pusat pemerintahan.
5. 1. Masjid Agung Demak
Masjid ini dibangun oleh walisongo dan
diprakarsai oleh Sunan Kalijaga, lokasinya berada
di tengah pusat kota Demak. Setiap hari ribuan
peziarah mendatangi Masjid Agung Demak untuk
berwisata rohani. Di komplek Masjid Agung juga
terdapat pemakaman raja-raja Demak yang telah
wafat.
2. Makam Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga terkenal dalam menyebarkan
agama Islam hingga ke pelosok tanah jawa, dalam
menyampaikann dakwahnya, Sunan Kalijaga
menggunakan media seni dan kebudayaan sehingga
ajaran islam mudah diterima di kala itu. Karyanya
hingga saat ini masih terkenal salah satunya adalah
tembang Jawa gundul-gundul pacul.
3. Pintu Bledeg dibuat oleh Ki Ageng Selo
4. Bedug dan kentongan karya wali songo
5. Soko Tatal dan Soko Guru (tiang Masjid Agung
Demak)
Sumber Sejarah
6. Keadaan Sosial Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan
penyebar agama Islam, sehingga kehidupan
sosial dari masyarakat yang ada pada masa
Kerajaan Demak tidak terpengaruh dengan
adanya kasta. Tidak adanya persembahan
yang sering dilakukan raja-raja Hindu.
Menjadi perbedaan mendasar dari
kehidupan masyarakat pada zaman Kerajaan
Demak dengan Kerajaan Hindu. Sistem sosial
yang ada pada Kerajaan Demak lebih
mengarah ke pelaksanaan ibadah, seperti
melaksanakan Sholat Jum’at yang bisa
dilakukan secara bersama-sama dengan para
pejabat dan juga masyarakat biasa.Hal ini
merupakan suatu kejadian yang baru
ditemui di Jawa, dimana pada kerajaan
sebelumnya tidak ada yang menerapkan
sistem tersebut.
7. Keadaan Ekonomi Kerajaan Demak
Sistem ekonomi kerjaan demak mengangkut
sistem yang bercorak agraris maritim
sehingga masyarakat banyak yang menjadi
petani dan nelayan sebagai mata pencaharian
sehari-hari. Demak memiliki daerah pertanian
yang luas sebagai penghasil bahan makanan,
terutama beras, komoditas ekspor lainnya
antara lain seperti madu dan lilin. Selain itu,
Demak juga menjadi kerajaan maritim karena
letaknya berada di dalam jalur perdagangan
antara malaka dan maluku. Dengan demikian,
perekonomian kerajaan Demak berbasis
agraris dan maritim dengan komoditas utama
perdagangan beras dan menjadi bandar transit
perdagangan rempah-rempah maluku,
kemudian dibawa para pedagang menuju
kawasan malaka barat.
8. Keadaan Pemerintahan
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak mencapai puncak
kejayaannya pada masa Pemerintahan Sultan
Trenggono, yaitu pada pemerintahan tahun
1521-1546. Pada masa pemerintahan Sultan
Trenggono, Kerajaan Demak berhasil
memperluas kekuasaannya hingga ke Sunda
Kelapa, Tuban, Surabaya, Pasuruan, Malang,
dan Blambangan. Dengan luasnya wilayah
kekuasaan yang dimiliki, Kerajaan Demak
berhasil menyebarkan agama Islam secara
luas. Dapat dikatakan pada saat itu Kerajaan
Demak menjadi kerajaan Islam terkuat di
Jawa. Tapi, Dibalik kekuasaan Sultan
Trenggono yang membawa Demak ke masa
Kejayaan, ada satu peristiwa yang cukup
mengejutkan, sehingga memicu kemunduran
atau runtuhnya Kerajaan Demak.