Dokumen tersebut membahas tentang beberapa tokoh dan situs bersejarah di Gorontalo seperti Ju Panggola, makamnya, tempat pendaratan Soekarno, masjid Hunto, kelenteng, patung Nani Wartabone, serta perjuangan rakyat Gorontalo melawan penjajah Belanda di bawah pimpinannya.
2. kelenteng
usia yang sudah dimiliki klenteng ini sejak sebelum adanya penjajahan Jepang. Era perang
dunia pertama, kelenteng sudah berdiri sebagai tempat kegiatan kebudyaaan warga tionghoa di
Gorontalo.
Bagian dalam kelenteng ada beberapa bagian penyembahan yang terdapat tiga lantai. Satu di
antaranya adalah Thian Siang Bo, yang diartikan sebagai Dewi Kelautan yang menjadi penolong
bagi para nelayan kala ingin pergi melaut mencari ikan.
Juga ada Kwan Seng Te Kun yang merupakan nama jendral perang yang melindungi tiga kerajaan.
Ini bagi mereka dipercaya sebagai simbol kesetiaan. Dan di lantai dua klenteng ada altar pemujaan
kepada Tri Nabi Agung. Ketiganya ini adalah Lao Tze (Lo Cu), Kong Tze (Kong Hu Cu) dan
Buddha.
Patung nani wartabone
Gerakan patriotisme Rakyat Gorontalo di bawah pimpinan Nani
Wartabone, dengan menggunakan taktik dan strategi perjuangan mampu
mengusir bangsa penjajah, Belanda, dari Bumi Kerawang, Gorontalo.
Perjuangan rakyat Gorontalo yang patriotik mencapai klimasnya pada tanggal
23 Januari 1942, menjadi satu-satunya daerah di Indonesia yang mampu
memproklamasikan kemerdekaan RI dari Bumi Gorontalo, lepas dari
cengkeraman penjajahan Belanda.