Sejarah Kerajaan Singasari ; Latar belakang kerajaan, kondisi politik dan pemerintahan, penyebab keruntuhan serta tradisi kerajaan yang masih ada hingga sekarang.
1 of 7
Download to read offline
More Related Content
Sejarah Kerajaan Singasari
1. Kelompok 4
1. Aprilia Elok Puspita Dewi
2. Lisa Rindi Antika
3. Rangga Kusuma
X MIA 4
SEJARAH BERDIRINYA
KERAJAAN SINGHASARI
2. 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Singhasari
Menurut Kitab Pararaton, Tumapel - atau yang biasa
disebut Singasari - semula hanya sebuah daerah bawahan
Kerajaan Kediri yang menjabat sebagai akuwu (setara jabatan
Camat jaman sekarang). Tumapel saat itu adalah Tunggul
Ametung. Ia mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh
pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian
menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri
Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok
kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kerajaan
Kediri. Pada tahun 1222 terjadi perseteruan antara Kertajaya
(Raja Kediri) melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu
menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat
dirinya menjadi Raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang
Amurwabhumi. Perang melawan Kerajaan Kediri meletus di
desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel di bawah
pimpinan Ken Arok.
3. 2. Politik Dan Pemerintahan
Terdapat perbedaan antara Pararaton dan Negarakertagama dalam
menyebutkan raja-raja Singhasari.
Versi Pararaton :
1. Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)
2. Anusapati (1247 - 1249)
3. Tohjaya (1249 - 1250)
4. Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)
5. Kertanagara (1272 - 1292)
Versi Nagarakretagama
1. Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 - 1227)
2. Anusapati (1227 1248)
3. Wisnuwardhana (1248 - 1254)
4. Kertanagara (1254 - 1292)
4. Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam
sejarah Singhasari (1272 - 1292). Ia adalah raja pertama yang
mengalihkan wawasannya ke luar Jawa untuk memperluas
daerah kekuasaan Singhasari. Selain itu juga bermaksud
membendung ambisi Dinasti Mongol (Kubilai Khan) di utara
yang ingin menundukkan negara-negara sebelah
selatan termasuk Singasari Pada tahun 1275 ia mengirim
pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatra
sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi
bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan
Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini
akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya
bukti arca Amoghapasa yang dari Kertanagara, sebagai tanda
persahabatan kedua negara.
5. 3. Kehidupan Sosial Budaya
Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, ia berusaha
meningkatkan kehidupan sosial masyarakatnya. Terjaminnya
kehidupan sosial masyarakat Tumapel mengakibatkan
bergabungnya daerah-daerah di sekitarnya. Perhatian Ken Arok
bertambah besar ketika ia menjadi raja di Singhasari. Dengan
demikian, rakyat hidup dengan aman dan damai untuk mencapai
kesejahteraannya.
Akan tetapi, ketika masa pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial
masyarakat Singhasari kurang mendapatkan perhatian. Baru pada masa
pemerintahan Wisnuwardana, kehidupan sosial masyarakatnya teratur
baik.Rakyat hidup dengan tentram dan damai. Begitu juga masa
pemerintahan Kertanegara. Dalam kehidupan ekonomi, rakyat Kerajaan
Singasari hidup dari pertanian, pelayaran, dan perdagangan.
Kehidupan kebudayaan masyarakat Singasari dapat diketahui dari
peninggalan candi-candi dan patung-patung yang berhasil dibangunnya.
6. 4. Runtuhnya Kerajaan Singhasari
Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan
perangnya ke luar Jawa akhirnya mengalami keropos di bagian
dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang
bupati Gelanggelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar,
sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu
Kertanagara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singhasari,
Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di
Kerajaan Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun
berakhir.
Jasad Kertanegara kemudian dicandikan di dua tempat,
yaitu di Candi Jawi di Pandaan dan Candi Singosari di daerah
Singosari, Malang.
7. 5. Tradisi Kerajaan yang Masih Ada Hingga
Sekarang
Dari berbagai sumber yaitu peninggalan-peninggalan
Kerajaan Singhasari berupa candi maupun arca, dapat dilihat
bahwa tanda- tanda khas dari periode Singasari adalah relief
bunga padma yang sedang mekar yang keluar (berasal) dari
umbinya, yang terdapat pada candi kidal, candi jago, candi
singhasari, serta patung prajnaparamita. bukan dari Vas seperti
dari periode Majapahit. Karenanya Harpi Melati Kabupaten
Malang menjadikan ciri khas ini yaitu bunga padma (lotus) yang
keluar dari umbinya dengan segala variasinya dijadikan dasar
untuk mengembangkan tata rias dan tata busana Pengantin
Malang Kaputren.