2. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya adalah
salah satu kerajaan besar yang
terletak di pulau Sumatera tepatnya
Sumatera Selatan (Sumsel) dan
banyak memberi pengaruh di
Nusantara dengan daerah kekuasaan
membentang dari Kamboja, Thailand
Selatan, Semenanjung
Malaya, Sumatera, Jawa, dan pesisir
Kalimantan. Dalam bahasa
Sanskerta, sri berarti "bercahaya"
atau "gemilang", dan wijaya berarti
"kemenangan" atau "kejayaan", maka
nama Sriwijaya bermakna
"kemenangan yang gilang-gemilang".
Bukti awal mengenai keberadaan
kerajaan ini berasal dari abad ke-7;
seorang pendeta Tiongkok, I
Tsing, menulis bahwa ia
3. Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan terbesar di
Indonesia pada masa silam. Kerajaan Sriwijaya mampu
mengembangkan diri sebagai negara maritim yang pernah
menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional
selama berabad-abad dengan menguasai Selat Malaka, Selat
Sunda, dan Laut Jawa. Faktor- yang mendorong Sriwijaya muncul
menjadi kerajaan besar adalah sebagai berikut.
Letaknya yang sangat strategis di jalur perdagangan.
Kemajuan pelayaran dan perdagangan antara Cina dan India
melalui Asia Tenggara.
Runtuhnya Kerajaan Funan di Indocina. Dengan runtuhnya
Funan memberikan kesempatan kepada Sriwijaya untuk
berkembang sebagai negara maritim menggantikan Funan.
Sriwijaya mempunyai kemampuan untuk melindungi pelayaran
dan perdagangan di perairan Asia Tenggara dan memaksanya
singgah di pelabuhan-pelabuhan.
4. Kehidupan Politik
Dalam perkembangan sejarah Indonesia, Kerajaan Sriwijaya
merupakan sebuah kerajaan besar yang megah dan jaya di masa
lampau. Namun, tidak semua raja yang pernah memerintah
meninggalkan prasasti. Raja-raja yang berhasil diketahui pernah
memerintah Kerajaan Sriwijaya adalah sebagai berikut.
1. Raja Dapunta Hyang
2. Raja Balaputra Dewa
3. Raja Sanggrama Wijayatunggawarman.
Pada awal pertumbuhannya, Kerajaan Sriwijaya mengadakan
perluasan wilayah kekuasaan ke daerah-daerah sekitamya. Setelah
berhasil menguasai Palembang, ibukota Kerajaan Sriwijaya dipindah dari
Muara Takus ke Palembang. Dari Palembang, Kerajaan Sriwijaya dengan
mudah dapat menguasai daerah-daerah di sekitamya seperti
Bangka, Jambi Hulu dan mungkin juga Jawa Barat (Tammanegara). Maka
dalam abad ke-7 M, Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menguasai kuncikunci jalan perdagangan yang penting seperti Selat Sunda, Selat
Bangka, Selat Malaka, dan Laut Jawa bagian barat.
5. Kehidupan Agama dan Budaya
Dalam bidang
agama, Kerajaan
Sriwijaya menjadi pusat agama
Buddha yang penting di Asia
Tenggara dan Asia Timur. Agama
Buddha yang berkembang di
Sriwijaya ialah aliran Mahayana
dengan salah satu tokohnya yang
terkenal ialah Dharmakirti.
Arca Buddha dalam
langgam Amarawati setinggi 2,77
meter, ditemukan di situs Bukit
Seguntang, Palembang, berasal
dari abad ke-7 sampai ke-8 Masehi.
Sebagai pusat pengajaran Buddha
Vajrayana.
6. Kerajaan Sriwijaya banyak
dipengaruhi kebudayaan
India, pertama ialah kebudayaan agam
Hindu, kemudian diikuti kebudayaan
agama Buddha
Kutipan I Tsing mengenai
gambaran Sriwijaya
...banyak raja dan pemimpin yang
berada di pulau pulau pada Lautan
Selatan percaya dan mengagumi
Buddha, dihati mereka telah tertanam
perbuatan baik. Di dalam benteng kota
Sriwijaya dipenuhi lebih dari 1000 biksu
Buddha, yang belajar dengan tekun
dan mengamalkannya dengan baik....
jika seorang biarawan Cina ingin pergi
ke India untuk belajarSabda, lebih baik
ia tinggal dulu disini selama 1 atau 2
tahun untuk mendalami ilmunya
sebelum dilanjutkan di India.
7. Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya mundur sejak abad ke-10 disebabkan oleh
faktor-faktor berikut :
Perubahan keadaan alam di sekitar Palembang.
Dalam bidang politik.
Adanya serangan militer atas Sriwijaya.
Adanya serangan dari Raja Dharmawangsa 990 M.
Adanya serangan dari kerajaan Cola Mandala yang diperintah oleh Raja Rajendracoladewa.
Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275 1292.
Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudra Pasai.
Adanya serangan kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman