際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
ORGANISASI PEMUDA 
-Trikoro Dharmo- 
XI MIA D 
MELIASARI 
NINGRUM HANDAYANI 
SYAFIRA ASHARI D. 
SITI MASPUROH 
VICKY OCTAVIA PUTRI 
NUR KOMALASARI
Latar Belakang Trikoro Dharmo 
 Gerakan pemuda Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak berdirinya 
Budi Utomo. Sebab para pendiri Budi Utomo sebenarnya para pemuda 
yang masih menjadi murid-murid STOVIA. Namun sejak kongresnya yang 
pertama, Budi Utomo telah diambil alih kaum priyayi (bangsawan) dan 
para pegawai negeri, sehingga para pemuda kecewa lalu keluar dari Budi 
Utomo. 
 Pada 7 Maret 1915, para pemuda keluaran Budi Utomo mendirikan 
organisasi pemuda yang disebut Trikoro Dharmo di Jakarta. 
 Para pemimpinnya antara lain: R. Sukiman Wiryosanjoyo (Ketua), Sunardi- 
Wongsonegoro (wakil ketua), Sutomo (Sekretaris). 
 Sementara itu, para anggotanya: Muslich, Musodo, dan Abdul Rachman. 
Yang diterima sebagai anggota hanya anak-anak sekolah menengah yang 
berasal dari pulau Jawa dan Madura.
Tujuan Trikoro Dharmo 
 Trikoro Dharmo artinya Tiga Tujuan Mulia, yaitu: 
sakti, budi, dan bakti. 
 Adapun tujuan organisasi ini ialah: 
1. mempererat tali hubungan, antara murid-murid bumi 
putera pada sekolah menengah dan perguruan kejuruan; 
2. menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya; 
3. membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala 
bahasa dan kebudayaan Hindia; 
4. memperkokoh rasa persatuan dan persatuan di antara 
pemuda-pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok;
1915 - 1921 
 TKD berubah menjadi Jong Java pada 12 Juni 1918 dalam kongres I-nya yang 
diadakan di Solo yang dimaksudkan untuk bisa merangkul para pemuda dari Sunda, 
Madura dan Bali. Bahkan tiga tahun kemudian atau pada tahun 1921 terbersit ide 
untuk menggabungkan Jong Java dengan Jong Sumatranen Bond, namun upaya ini 
tidak berhasil. 
 Oleh karena jumlah murid-murih Jawa merupakan anggota terbanyak, maka 
perkumpulan ini tetap bersifat Jawa dan terlihat dalam kongres II yang diadakan di 
Yogyakarta pada tahun 1919 yang dihadiri oleh sedikit anggota yang tidak 
berbahasa Jawa. Namun dalam kongres ini dibicarakan beberapa hal besar antara 
lain: 
 Milisi untuk bangsa Indonesia 
 Mengubah bahasa Jawa menjadi lebih demokratis 
 Perguruan tinggi 
 Pada pertengahan tahun 1920 diadakan kongres III di Solo, Jawa Tengah dan pada 
pertengahan tahun 1921 diadakan kongres ke-IV di Bandung, Jawa Barat. Dalam 
kedua kongres tersebut, bertujuan untuk membangunkan cita-cita Jawa Raya. dan 
mengembangkan rasa persatuan di antara suku-suku bangsa di Indonesia.
1921 - 1929 
 Dalam semua kongres yang pernah diadakan, perkumpulan ini tidak akan ikut 
serta dalam aksi politik, dimana hal ini ditegaskan dalam kongresnya yang ke-V, 
pada tahun 1922 di Solo, Jawa Tengah, bahwa perkumpulan ini tidak akan 
mencampuri politik ataupun aksi politik. 
 Namun pada kenyataannya perkumpulan ini mendapatkan pengaruh politik yang 
cukup kuat yang datang dari Serikat Islam (SI) di bawah pimpinan Haji Agus Salim. 
Dalam kongresnya pada tahun 1924, pengaruh SI semangkin terasa sehingga 
mengakibatkan beberapa tokoh yang berpegang teguh pada asas agama Islam 
akhirnya keluar dari perkumpulan ini dan membentuk Jong Islamieten Bond (JIB). 
 Pada tahun 1925 wawasan organisasi ini kian meluas, menyerap gagasan 
persatuan Indonesia dan pencapaian Indonesia merdeka. Pada tahun 1928, 
organisasi ini siap bergabung dengan organisasi kepemudaan lainnya dan 
ketuanya R. Koentjoro Poerbopranoto, menegaskan kepada anggota bahwa 
pembubaran Jong Java, semata-mata demi tanah air. Oleh karena itu, maka 
terhitung sejak tanggal 27 Desember 1929, Jong Javapun bergabung dengan 
Indonesia Moeda 
 Puncak perjuangan pemuda yaitu dengan menyelenggarakan Kongres 
Pemuda I dan II yang menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda.
Berdirinya Jong Java ini ternyata dapat mengilhami lahirnya organisasi-organisasi 
kepemudaan daerah yang lainnya di Indonesia, seperti Jong 
Sumatera, Jong Ambon, Jong Minahasa, dan sebagainya. 
1. Jong Sumatranen Bond 
Organisasi pemuda yang satu ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di 
Gedung Volkslecture yaitu di Jakarta oleh para pemuda Sumatera yang ada di 
Jakarta. Organisasi ini bertujuan untuk memperkokoh hubungan antarpelajar asal 
Sumatera di Jakarta. Melalui keberadaan organisasi kepemudaan ini lahirlah 
kesadaran bahwa nantinya mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. 
Dalam perkermbangannya Jong Sumatranen Bond memiliki banyak anggota yang 
tersebar di berbagai kota seperti Bogor, Bandung, Serang , Sukabumi, Purworejo, 
Padang, dan Bukittinggi. Jong Sumatranen Bond melahirkan pemimpin bangsa 
seperti Muhammad Yamin dan Muhammad Hatta. 
2. Jong Ambon 
Organisasi yang terbentuk adalah Wihelmina, Ambonsch Studifonds, dan Ambon 
Bons. Orang Ambon di luar Ambon mendirikan Sarekat Ambon. Pimpinannya yang 
terkenal adalah A.J. Patiy. 
3. Jong Minahasa dan Celebes 
Pada tahun 1919 berdiri organisasi Jong Minahasa dan Jong Celebes. Kedua 
organisasi ini tidak begitu besar, tetapi berkat berdirinya organisasi ini muncullah 
seorang tokoh muda Minahasa yang terkenal yaitu Sam Ratulangi.
4. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) 
Semakin banyaknya organisasi kepemudaan yang berdiri pada masa kebangkiatn 
nasional, mengilhami para mahasiswa di Bandung membentuk Perhimpunan 
Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) pada tahun 1925. Anggotanya terdiri atas para 
pelajar Jakarta dan Bandung. PPPI memiliki tujuan menghimpun para pelajar di 
Bandung dan Jakarta untuk bersama-sama memerdekakan Indonesia. 
5. Jong Indonesia 
Jong Indonesia berdiri tahun 1927 di Bandung. Organisasi ini sebenarnya 
merupakan perkumpulan dari organisasi-organisasi kepemudaan yang ada di 
Indonesia. Tujuan dibentuknya Jong Indonesia ialah menyatukan seluruh pemuda 
Indonesia organisasi inilah yang memelopori penyelenggaraan Kongres Pemuda 
yang menghasilkan Sumpah Pemuda.
Foto para pendiri Jong Java di arsip 
Museum Sumpah Pemuda
Sejarah organisasi pemuda

More Related Content

Sejarah organisasi pemuda

  • 1. ORGANISASI PEMUDA -Trikoro Dharmo- XI MIA D MELIASARI NINGRUM HANDAYANI SYAFIRA ASHARI D. SITI MASPUROH VICKY OCTAVIA PUTRI NUR KOMALASARI
  • 2. Latar Belakang Trikoro Dharmo Gerakan pemuda Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak berdirinya Budi Utomo. Sebab para pendiri Budi Utomo sebenarnya para pemuda yang masih menjadi murid-murid STOVIA. Namun sejak kongresnya yang pertama, Budi Utomo telah diambil alih kaum priyayi (bangsawan) dan para pegawai negeri, sehingga para pemuda kecewa lalu keluar dari Budi Utomo. Pada 7 Maret 1915, para pemuda keluaran Budi Utomo mendirikan organisasi pemuda yang disebut Trikoro Dharmo di Jakarta. Para pemimpinnya antara lain: R. Sukiman Wiryosanjoyo (Ketua), Sunardi- Wongsonegoro (wakil ketua), Sutomo (Sekretaris). Sementara itu, para anggotanya: Muslich, Musodo, dan Abdul Rachman. Yang diterima sebagai anggota hanya anak-anak sekolah menengah yang berasal dari pulau Jawa dan Madura.
  • 3. Tujuan Trikoro Dharmo Trikoro Dharmo artinya Tiga Tujuan Mulia, yaitu: sakti, budi, dan bakti. Adapun tujuan organisasi ini ialah: 1. mempererat tali hubungan, antara murid-murid bumi putera pada sekolah menengah dan perguruan kejuruan; 2. menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya; 3. membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan kebudayaan Hindia; 4. memperkokoh rasa persatuan dan persatuan di antara pemuda-pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok;
  • 4. 1915 - 1921 TKD berubah menjadi Jong Java pada 12 Juni 1918 dalam kongres I-nya yang diadakan di Solo yang dimaksudkan untuk bisa merangkul para pemuda dari Sunda, Madura dan Bali. Bahkan tiga tahun kemudian atau pada tahun 1921 terbersit ide untuk menggabungkan Jong Java dengan Jong Sumatranen Bond, namun upaya ini tidak berhasil. Oleh karena jumlah murid-murih Jawa merupakan anggota terbanyak, maka perkumpulan ini tetap bersifat Jawa dan terlihat dalam kongres II yang diadakan di Yogyakarta pada tahun 1919 yang dihadiri oleh sedikit anggota yang tidak berbahasa Jawa. Namun dalam kongres ini dibicarakan beberapa hal besar antara lain: Milisi untuk bangsa Indonesia Mengubah bahasa Jawa menjadi lebih demokratis Perguruan tinggi Pada pertengahan tahun 1920 diadakan kongres III di Solo, Jawa Tengah dan pada pertengahan tahun 1921 diadakan kongres ke-IV di Bandung, Jawa Barat. Dalam kedua kongres tersebut, bertujuan untuk membangunkan cita-cita Jawa Raya. dan mengembangkan rasa persatuan di antara suku-suku bangsa di Indonesia.
  • 5. 1921 - 1929 Dalam semua kongres yang pernah diadakan, perkumpulan ini tidak akan ikut serta dalam aksi politik, dimana hal ini ditegaskan dalam kongresnya yang ke-V, pada tahun 1922 di Solo, Jawa Tengah, bahwa perkumpulan ini tidak akan mencampuri politik ataupun aksi politik. Namun pada kenyataannya perkumpulan ini mendapatkan pengaruh politik yang cukup kuat yang datang dari Serikat Islam (SI) di bawah pimpinan Haji Agus Salim. Dalam kongresnya pada tahun 1924, pengaruh SI semangkin terasa sehingga mengakibatkan beberapa tokoh yang berpegang teguh pada asas agama Islam akhirnya keluar dari perkumpulan ini dan membentuk Jong Islamieten Bond (JIB). Pada tahun 1925 wawasan organisasi ini kian meluas, menyerap gagasan persatuan Indonesia dan pencapaian Indonesia merdeka. Pada tahun 1928, organisasi ini siap bergabung dengan organisasi kepemudaan lainnya dan ketuanya R. Koentjoro Poerbopranoto, menegaskan kepada anggota bahwa pembubaran Jong Java, semata-mata demi tanah air. Oleh karena itu, maka terhitung sejak tanggal 27 Desember 1929, Jong Javapun bergabung dengan Indonesia Moeda Puncak perjuangan pemuda yaitu dengan menyelenggarakan Kongres Pemuda I dan II yang menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda.
  • 6. Berdirinya Jong Java ini ternyata dapat mengilhami lahirnya organisasi-organisasi kepemudaan daerah yang lainnya di Indonesia, seperti Jong Sumatera, Jong Ambon, Jong Minahasa, dan sebagainya. 1. Jong Sumatranen Bond Organisasi pemuda yang satu ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di Gedung Volkslecture yaitu di Jakarta oleh para pemuda Sumatera yang ada di Jakarta. Organisasi ini bertujuan untuk memperkokoh hubungan antarpelajar asal Sumatera di Jakarta. Melalui keberadaan organisasi kepemudaan ini lahirlah kesadaran bahwa nantinya mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Dalam perkermbangannya Jong Sumatranen Bond memiliki banyak anggota yang tersebar di berbagai kota seperti Bogor, Bandung, Serang , Sukabumi, Purworejo, Padang, dan Bukittinggi. Jong Sumatranen Bond melahirkan pemimpin bangsa seperti Muhammad Yamin dan Muhammad Hatta. 2. Jong Ambon Organisasi yang terbentuk adalah Wihelmina, Ambonsch Studifonds, dan Ambon Bons. Orang Ambon di luar Ambon mendirikan Sarekat Ambon. Pimpinannya yang terkenal adalah A.J. Patiy. 3. Jong Minahasa dan Celebes Pada tahun 1919 berdiri organisasi Jong Minahasa dan Jong Celebes. Kedua organisasi ini tidak begitu besar, tetapi berkat berdirinya organisasi ini muncullah seorang tokoh muda Minahasa yang terkenal yaitu Sam Ratulangi.
  • 7. 4. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) Semakin banyaknya organisasi kepemudaan yang berdiri pada masa kebangkiatn nasional, mengilhami para mahasiswa di Bandung membentuk Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) pada tahun 1925. Anggotanya terdiri atas para pelajar Jakarta dan Bandung. PPPI memiliki tujuan menghimpun para pelajar di Bandung dan Jakarta untuk bersama-sama memerdekakan Indonesia. 5. Jong Indonesia Jong Indonesia berdiri tahun 1927 di Bandung. Organisasi ini sebenarnya merupakan perkumpulan dari organisasi-organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia. Tujuan dibentuknya Jong Indonesia ialah menyatukan seluruh pemuda Indonesia organisasi inilah yang memelopori penyelenggaraan Kongres Pemuda yang menghasilkan Sumpah Pemuda.
  • 8. Foto para pendiri Jong Java di arsip Museum Sumpah Pemuda