Organisasi kepemudaan Trikoro Dharmo didirikan pada tahun 1915 oleh para pemuda keluaran Budi Utomo untuk mempererat hubungan antarpemuda dan meningkatkan pengetahuan mereka. Organisasi ini kemudian berubah menjadi Jong Java pada tahun 1918 dan bergabung dengan organisasi pemuda lain membentuk Indonesia Moeda pada tahun 1929. Berdirinya berbagai organisasi kepemudaan regional seperti Jong Sumatera dan Jong Ambon menandai tumbuhnya kesadaran
1 of 9
Downloaded 151 times
More Related Content
Sejarah organisasi pemuda
1. ORGANISASI PEMUDA
-Trikoro Dharmo-
XI MIA D
MELIASARI
NINGRUM HANDAYANI
SYAFIRA ASHARI D.
SITI MASPUROH
VICKY OCTAVIA PUTRI
NUR KOMALASARI
2. Latar Belakang Trikoro Dharmo
Gerakan pemuda Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak berdirinya
Budi Utomo. Sebab para pendiri Budi Utomo sebenarnya para pemuda
yang masih menjadi murid-murid STOVIA. Namun sejak kongresnya yang
pertama, Budi Utomo telah diambil alih kaum priyayi (bangsawan) dan
para pegawai negeri, sehingga para pemuda kecewa lalu keluar dari Budi
Utomo.
Pada 7 Maret 1915, para pemuda keluaran Budi Utomo mendirikan
organisasi pemuda yang disebut Trikoro Dharmo di Jakarta.
Para pemimpinnya antara lain: R. Sukiman Wiryosanjoyo (Ketua), Sunardi-
Wongsonegoro (wakil ketua), Sutomo (Sekretaris).
Sementara itu, para anggotanya: Muslich, Musodo, dan Abdul Rachman.
Yang diterima sebagai anggota hanya anak-anak sekolah menengah yang
berasal dari pulau Jawa dan Madura.
3. Tujuan Trikoro Dharmo
Trikoro Dharmo artinya Tiga Tujuan Mulia, yaitu:
sakti, budi, dan bakti.
Adapun tujuan organisasi ini ialah:
1. mempererat tali hubungan, antara murid-murid bumi
putera pada sekolah menengah dan perguruan kejuruan;
2. menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya;
3. membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala
bahasa dan kebudayaan Hindia;
4. memperkokoh rasa persatuan dan persatuan di antara
pemuda-pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok;
4. 1915 - 1921
TKD berubah menjadi Jong Java pada 12 Juni 1918 dalam kongres I-nya yang
diadakan di Solo yang dimaksudkan untuk bisa merangkul para pemuda dari Sunda,
Madura dan Bali. Bahkan tiga tahun kemudian atau pada tahun 1921 terbersit ide
untuk menggabungkan Jong Java dengan Jong Sumatranen Bond, namun upaya ini
tidak berhasil.
Oleh karena jumlah murid-murih Jawa merupakan anggota terbanyak, maka
perkumpulan ini tetap bersifat Jawa dan terlihat dalam kongres II yang diadakan di
Yogyakarta pada tahun 1919 yang dihadiri oleh sedikit anggota yang tidak
berbahasa Jawa. Namun dalam kongres ini dibicarakan beberapa hal besar antara
lain:
Milisi untuk bangsa Indonesia
Mengubah bahasa Jawa menjadi lebih demokratis
Perguruan tinggi
Pada pertengahan tahun 1920 diadakan kongres III di Solo, Jawa Tengah dan pada
pertengahan tahun 1921 diadakan kongres ke-IV di Bandung, Jawa Barat. Dalam
kedua kongres tersebut, bertujuan untuk membangunkan cita-cita Jawa Raya. dan
mengembangkan rasa persatuan di antara suku-suku bangsa di Indonesia.
5. 1921 - 1929
Dalam semua kongres yang pernah diadakan, perkumpulan ini tidak akan ikut
serta dalam aksi politik, dimana hal ini ditegaskan dalam kongresnya yang ke-V,
pada tahun 1922 di Solo, Jawa Tengah, bahwa perkumpulan ini tidak akan
mencampuri politik ataupun aksi politik.
Namun pada kenyataannya perkumpulan ini mendapatkan pengaruh politik yang
cukup kuat yang datang dari Serikat Islam (SI) di bawah pimpinan Haji Agus Salim.
Dalam kongresnya pada tahun 1924, pengaruh SI semangkin terasa sehingga
mengakibatkan beberapa tokoh yang berpegang teguh pada asas agama Islam
akhirnya keluar dari perkumpulan ini dan membentuk Jong Islamieten Bond (JIB).
Pada tahun 1925 wawasan organisasi ini kian meluas, menyerap gagasan
persatuan Indonesia dan pencapaian Indonesia merdeka. Pada tahun 1928,
organisasi ini siap bergabung dengan organisasi kepemudaan lainnya dan
ketuanya R. Koentjoro Poerbopranoto, menegaskan kepada anggota bahwa
pembubaran Jong Java, semata-mata demi tanah air. Oleh karena itu, maka
terhitung sejak tanggal 27 Desember 1929, Jong Javapun bergabung dengan
Indonesia Moeda
Puncak perjuangan pemuda yaitu dengan menyelenggarakan Kongres
Pemuda I dan II yang menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda.
6. Berdirinya Jong Java ini ternyata dapat mengilhami lahirnya organisasi-organisasi
kepemudaan daerah yang lainnya di Indonesia, seperti Jong
Sumatera, Jong Ambon, Jong Minahasa, dan sebagainya.
1. Jong Sumatranen Bond
Organisasi pemuda yang satu ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di
Gedung Volkslecture yaitu di Jakarta oleh para pemuda Sumatera yang ada di
Jakarta. Organisasi ini bertujuan untuk memperkokoh hubungan antarpelajar asal
Sumatera di Jakarta. Melalui keberadaan organisasi kepemudaan ini lahirlah
kesadaran bahwa nantinya mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa.
Dalam perkermbangannya Jong Sumatranen Bond memiliki banyak anggota yang
tersebar di berbagai kota seperti Bogor, Bandung, Serang , Sukabumi, Purworejo,
Padang, dan Bukittinggi. Jong Sumatranen Bond melahirkan pemimpin bangsa
seperti Muhammad Yamin dan Muhammad Hatta.
2. Jong Ambon
Organisasi yang terbentuk adalah Wihelmina, Ambonsch Studifonds, dan Ambon
Bons. Orang Ambon di luar Ambon mendirikan Sarekat Ambon. Pimpinannya yang
terkenal adalah A.J. Patiy.
3. Jong Minahasa dan Celebes
Pada tahun 1919 berdiri organisasi Jong Minahasa dan Jong Celebes. Kedua
organisasi ini tidak begitu besar, tetapi berkat berdirinya organisasi ini muncullah
seorang tokoh muda Minahasa yang terkenal yaitu Sam Ratulangi.
7. 4. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
Semakin banyaknya organisasi kepemudaan yang berdiri pada masa kebangkiatn
nasional, mengilhami para mahasiswa di Bandung membentuk Perhimpunan
Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) pada tahun 1925. Anggotanya terdiri atas para
pelajar Jakarta dan Bandung. PPPI memiliki tujuan menghimpun para pelajar di
Bandung dan Jakarta untuk bersama-sama memerdekakan Indonesia.
5. Jong Indonesia
Jong Indonesia berdiri tahun 1927 di Bandung. Organisasi ini sebenarnya
merupakan perkumpulan dari organisasi-organisasi kepemudaan yang ada di
Indonesia. Tujuan dibentuknya Jong Indonesia ialah menyatukan seluruh pemuda
Indonesia organisasi inilah yang memelopori penyelenggaraan Kongres Pemuda
yang menghasilkan Sumpah Pemuda.