�ݺ�ߣ

SURAT ASY-SYAMS
• ۖ
‫ا‬َ‫ه‬‫ٰى‬‫ح‬ُ‫ض‬َ‫و‬ ِ‫س‬ْ‫م‬َّ‫ش‬‫َال‬‫و‬
• ۖ
‫ا‬َ‫ه‬‫ٰى‬‫ل‬َ‫ت‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫ا‬ ِ‫ر‬َ‫م‬َ‫ق‬ْ‫ل‬‫َا‬‫و‬
• ۖ
‫ا‬َ‫ه‬‫ّٰى‬‫ل‬َ‫ج‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫ا‬ ِ‫ر‬‫َا‬‫ه‬َّ‫ن‬‫َال‬‫و‬
• ۖ
‫ا‬َ‫ه‬‫ّٰى‬‫ل‬َ‫ج‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫ا‬ ِ‫ر‬‫َا‬‫ه‬َّ‫ن‬‫َال‬‫و‬
• ۖ
‫ا‬َ‫ه‬‫ٰى‬‫ن‬َ‫ب‬ ‫َا‬‫م‬َ‫و‬ ِ‫ء‬‫َۤا‬‫م‬َّ‫س‬‫َال‬‫و‬
• ۖ
‫ا‬َ‫ه‬‫ٰى‬‫ح‬َ‫ط‬ ‫َا‬‫م‬َ‫و‬ ِ‫ض‬ْ‫ر‬َ ‫اْل‬‫ا‬َ‫و‬
• ۖ
‫ا‬َ‫ه‬‫ّٰى‬‫و‬َ‫س‬ ‫َا‬‫م‬َّ‫و‬ ٍ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬َ‫و‬
• ۖ
‫ا‬َ‫ه‬‫ٰى‬‫و‬ْ‫ق‬َ‫ت‬َ‫و‬ ‫َا‬‫ه‬َ‫ر‬ْ‫و‬ُ‫ج‬ُ‫ف‬ ‫َا‬‫ه‬َ‫م‬َ‫ه‬ْ‫ل‬َ‫ا‬َ‫ف‬
• ۖ
‫ا‬َ‫ه‬‫ّٰى‬‫ك‬َ‫ز‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫ح‬َ‫ل‬ْ‫ف‬َ‫ا‬ ْ‫د‬َ‫ق‬
• ۗ
‫ا‬َ‫ه‬‫ّٰى‬‫س‬َ‫د‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫ب‬‫َا‬‫خ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫و‬
• ‫َٓا‬‫ه‬‫ٰى‬‫و‬ْ‫غ‬َ‫ط‬ِ‫ب‬ ُ‫د‬ْ‫و‬ُ‫م‬َ‫ث‬ ْ‫ت‬َ‫ب‬َّ‫ذ‬َ‫ك‬
• ۖ
‫ا‬َ‫ه‬‫ٰى‬‫ق‬ْ‫ش‬َ‫ا‬ َ‫ث‬َ‫ع‬َ‫ب‬ۢ
ْ‫ن‬‫ا‬ ِ‫ذ‬ِ‫ا‬
• ۗ
‫ا‬َ‫ه‬ٰ‫ي‬ْ‫ق‬ُ‫س‬َ‫و‬ ِ‫هّٰللا‬ َ‫ة‬َ‫ق‬‫َا‬‫ن‬ ِ‫هّٰللا‬ ُ‫ل‬ْ‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ل‬‫َا‬‫ق‬َ‫ف‬
• ْ‫م‬ُ‫ه‬ُّ‫ب‬َ‫ر‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫م‬َ‫د‬ْ‫م‬َ‫د‬َ‫ف‬ ۖ
‫ا‬َ‫ه‬ْ‫و‬ُ‫ر‬َ‫ق‬َ‫ع‬َ‫ف‬ ُ‫ه‬ْ‫و‬ُ‫ب‬َّ‫ذ‬َ‫ك‬َ‫ف‬
ۖ
‫ا‬َ‫ه‬‫ّٰى‬‫و‬َ‫س‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ۢ
ْ‫ن‬َ‫ذ‬ِ‫ب‬
• ‫َا‬‫ه‬ٰ‫ب‬ْ‫ق‬ُ‫ع‬ ُ‫ف‬‫َا‬‫خ‬َ‫ي‬ ‫َاَل‬‫و‬ ࣖ

KAIDAH 1. TAUHID
• TAUHID MERUPAKAN TUJUAN ALLAH SWT. MENCIPTAKAN MANUSIA (QS. ADZ-DZARIYAT: 56)
“DAN TIDAKLAH AKU MENCIPTAKAN JIN DAN MANUSIA KECUALI UNTUK BERIBADAH KEPADA-KU.”
• TAUHID MERUPAKAN INTI DAKWAH PARA NABI DAN RASUL (QS. AN-NAHL : 36)
“DAN SUNGGUH KAMI TELAH MENGUTUS RASUL KEPADA SETIAP UMAT UNTUK (MENYERUKAN), “SEMBAHLAH
ALLAH SAJA DAN JAUHILAH THAGHUT.“
• TAUHID MENJADI POKOK PENYUCIAN JIWA (QS. AZ-ZUMAR: 65)
“DAN SESUNGGUHNYA TELAH DIWAHYUKAN KEPADAMU DAN KEPADA (NABI-NABI) YANG SEBELUMMU, ’JIKA KAMU
MEMPERSEKUTUKAN (ALLAH), NISCAYA AKAN HAPUSLAH AMALMU DAN TENTULAH KAMU TERMASUK ORANG-ORANG YANG
MERUGI.”

KADIAH 2. DOA
• DOA MERUPAKAN SALAH SATU IBADAH YANG PALING UTAMA DI SISI ALLAH TA’ALA,
“TIDAK ADA SESUATU YANG LEBIH MULIA DI SISI ALLAH DIBANDINGKAN DOA.” (HR. TIRMIDZI NO. 3370
• DOA MENJADI KUNCI PINTU-PINTU KEBAIKAN
• “YA ALLAH, BERIKANLAH DIRIKU KETAKWAAN, SUCIKANLAH, KARENA ENGKAU ADALAH SEBAIK-BAIK DZAT YANG
MENSUCIKANNYA, ENGKAULAH YANG MENGUASAI DAN MENJAGANYA (HR. MUSLIM)
• .“SEBENARNYA ALLAH MEMBERSIHKAN SIAPA SAJA YANG DIKEHENDAKI-NYA.” (QS. AN-NISA’ : 49)
• “TIDAK ADA SEORANG MAKHLUK PUN YANG DAPAT MEMBERIKAN HIDAYAH BERUPA KEBAIKAN YANG
BERMANFAAT UNTUK DIRINYA SENDIRI DAN TIDAK PULA MENJAUHI SESUATU BERUPA KEJELEKAN YANG DIA
CEGAH DARI DIRINYA SENDIRI.” (IBNU ABBAS R.A. DALAM TAFSIR ATH-THABARI)

KAIDAH 3. AL-QUR’AN AL-KARIM
• AL-QUR’AN ADALAH SARANA TERBESAR UNTUK MENYUCIKAN JIWA
“SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERI KARUNIA KEPADA ORANG-ORANG YANG BERIMAN KETIKA ALLAH
MENGUTUS DI ANTARA MEREKA SEORANG RASUL DARI GOLONGAN MEREKA SENDIRI, YANG
MEMBACAKAN KEPADA MEREKA AYAT-AYAT ALLAH, MEMBERSIHKAN (JIWA) MEREKA, DAN
MENGAJARKAN KEPADA MEREKA AL-KITAB DAN AL-HIKMAH.” (ALI-IMRAN : 164)
“HAI MANUSIA, SESUNGGUHNYA TELAH DATANG KEPADAMU PELAJARAN DARI TUHANMU DAN
PENYEMBUH BAGI PENYAKIT-PENYAKIT (YANG BERADA) DALAM DADA DAN PETUNJUK SERTA RAHMAT
BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN.” (QS. YUNUS [10]: 57)

KAIDAH 4. MENCARI SESEORANG SEBAGAI TELADAN
• SEBAIK-BAIK TELADAN DALAM MENDIDIK DAN MENYUCIKAN JIWA ADALAH NABI MUHAMMAD SAW.
“SESUNGGUHNYA TELAH ADA PADA (DIRI) RASULULLAH ITU SURI TELADAN YANG BAIK BAGIMU, (YAITU) BAGI ORANG YANG
MENGHARAP (RAHMAT) ALLAH DAN (KEDATANGAN) HARI KIAMAT DAN DIA BANYAK MENYEBUT ALLAH.“ (QS. AL-AHZAB: 21)
“KATAKANLAH, "JIKA KAMU (BENAR-BENAR) MENCINTAI ALLAH, IKUTILAH AKU, NISCAYA ALLAH MENGASIHI DAN
MENGAMPUNI DOSA-DOSAMU." (QS. ALI-’IMRAN: 31)
“PARA RASUL ADALAH DOKTER HATI. TIDAK ADA JALAN UNTUK MENYUCIKAN DAN MEMPERBAIKI HATI MANUSIA KECUALI
MENGIKUTI JALAN DAN MELALUI ARAHAN MEREKA, DAN DENGAN SEMATA-MATA MENAATI DAN MENERIMA AJARAN
MEREKA.” (IBN. QAYYIM AL-JAUZIYAH)

KAIDAH 5. MEMBERSIHKAN DIRI DARI KEBURUKAN
DAN MENGHIASI DENGAN KEUTAMAAN
• HAKIKAT PENYUCIAN JIWA ADALAH DIAWALI DENGAN MEMBERSIHKAN JIWA (TAKHLIYYAH) YAITU
MEMBERSIHKANNYA DARI KOTORAN, MAKSIAT, DAN PERBUATAN DOSA, SETELAH ITU MENGHIASINYA (TAHLIYYAH)
DENGAN MELAKUKAN BERBAGAI AMAL KETAATAN DAN PENDEKATAN DIRI KEPADA ALLAH TA’ALA.
“APABILA SEORANG HAMBA MELAKUKAN SUATU KESALAHAN, MAKA DITITIKKAN DALAM HATINYA SEBUAH TITIK HITAM.
APABILA DIA MENINGGALKANNYA DAN MEMINTA AMPUN SERTA BERTAUBAT, HATINYA DIBERSIHKAN. APABILA DIA KEMBALI
(BERBUAT MAKSIAT), MAKA DITAMBAHKAN TITIK HITAM TERSEBUT HINGGA MENUTUPI HATINYA.” (HR. AT-TIRMIDZI)
“DAN ORANG-ORANG YANG BERJIHAD UNTUK (MENCARI KERIDHAAN) KAMI, BENAR-BENAR AKAN KAMI TUNJUKKAN KEPADA
MEREKA JALAN-JALAN KAMI. DAN SESUNGGUHNYA ALLAH BENAR-BENAR BESERTA ORANG-ORANG YANG BERBUAT BAIK.”
(QS. AL-‘ANKABUT [29]: 69)

KAIDAH 6. MENUTUP PINTU YANG DAPAT
MENGELUARKAN SESEORANG DARI KESUCIAN JIWA
• MENYUCIKAN JIWA DILAKUKAN DENGAN MENUTUP PINTU-PINTU KEHARAMAN.
“KATAKANLAH KEPADA ORANG LAKI-LAKI YANG BERIMAN, "HENDAKLAH MEREKA
MENAHAN PANDANGANYA, DAN MEMELIHARA KEMALUANNYA. YANG DEMIKIAN ITU
ADALAH LEBIH SUCI BAGI MEREKA, SESUNGGUHNYA ALLAH TA’ALA MAHA MENGETAHUI
APA YANG MEREKA PERBUAT." (QS. AN-NUUR [24]: 30)
• KEBAIKAN AGAMA SESEORANG ADALAH MENINGGALKAN HAL-HAL YANG TIDAK
BERMANFAAT DAN BERLEBIH-LEBIHAN.

KAIDAH 7. MENGINGAT KEMATIAN DAN PERJUMPAAN
DENGAN ALLAH SWT
• MENGINGAT KEMATIAN MEMUNCULKAN HATI YANG LALAI MENJADI TERSADAR; HATI YANG
MATI MENJADI HIDUP
• SEORANG HAMBA AKAN SENANTIASA BERADA DALAM KEBAIKAN SELAMA DIA MENGINGAT
POSISINYA DI HADAPAN ALLAH TA’ALA PADA HARI KIAMAT DAN TEMPAT KEMBALINYA SETELAH
KEMATIAN.
“PERBANYAKLAH MENGINGAT PENGHANCUR KENIKMATAN.” (YAITU, KEMATIAN) (HR. IBNU MAJAH)
“KATAKANLAH, "SESUNGGUHNYA KEMATIAN YANG KAMU LARI DARIPADANYA, MAKA SESUNGGUHNYA
KEMATIAN ITU AKAN MENEMUI KAMU.“ (QS. AL-JUMU’AH [62]: 8)

KAIDAH 8. SELEKTIF DALAM MEMILIH TEMAN
PERGAULAN
“DAN BERSABARLAH KAMU BERSAMA-SAMA DENGAN ORANG-ORANG YANG MENYERU TUHANNYA DI
PAGI DAN SENJA HARI DENGAN MENGHARAP KERIDHAANNYA. DAN JANGANLAH KEDUA MATAMU
BERPALING DARI MEREKA (KARENA) MENGHARAPKAN PERHIASAN DUNIA INI. DAN JANGANLAH KAMU
MENGIKUTI ORANG YANG HATINYA TELAH KAMI LALAIKAN DARI MENGINGATI KAMI, SERTA MENURUTI
HAWA NAFSUNYA DAN ADALAH KEADAANNYA ITU MELEWATI BATAS.“ (QS. AL-KAHFI [18]: 28)
“SESEORANG ITU SESUAI DENGAN AGAMA SAHABATNYA. OLEH KARENA ITU, PERHATIKANLAH
SIAPA YANG MENJADI SAHABAT KALIAN.” (HR. ABU DAWUD)

KAIDAH 9. WASPADA DARI SIKAP UJUB DAN TERTIPU
DIRI SENDIRI
• ALLAH TA’ALA MELARANG MEMUJI DIRI SENDIRI DENGAN SESUATU YANG MENUNJUKKAN JIWA INI
BAIK DAN BERSIH. KARENA KETAKWAAN ITU LETAKNYA DI HATI. SEDANGKAN ALLAH TA’ALA LEBIH
MENGETAHUI SIAPA YANG MENCAPAI KETAKWAAN.
“MAKA JANGANLAH KAMU MENGATAKAN DIRIMU SUCI. DIA-LAH YANG PALING MENGETAHUI
TENTANG ORANG YANG BERTAKWA.“ (QS. AN-NAJM [53]: 32)
“YA ALLAH, SESUNGGUHNYA AKU MENDZALIMI DIRIKU SENDIRI DENGAN KEDZALIMAN YANG
BANYAK. TIDAK ADA YANG MENGAMPUNI DOSAKU KECUALI ENGKAU. AMPUNILAH AKU
DENGAN AMPUNAN DARI SISI-MU. RAHMATILAH AKU, SESUNGGUHNYA ENGKAU ADALAH DZAT
YANG MAHA PENGAMPUN LAGI MAHA PENYAYANG.” (HR. BUKHARI)

KAIDAH 10. MENGENALI HAKIKAT JIWA
• DI ANTARA KEHARUSAN DALAM MENYUCIKAN JIWA ADALAH MENGENALI HAKIKAT JIWA,
MENGETAHUI SIFAT-SIFATNYA, SEHINGGA MUDAH UNTUK MELINDUNGI, MENJAGA, DAN
MENGOBATINYA DARI PENYAKIT YANG MASUK KE DALAMNYA.
o AN-NAFS AL-MUTHMAINNAH, JIWA YANG MANTAP DENGAN KEIMANAN, MENGINGAT ALLAH
TA’ALA, BERIBADAH DAN SELALU KEMBALI KEPADA ALLAH TA’ALA
“(YAITU) ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN HATI MEREKA MANJADI TENTERAM DENGAN MENGINGAT ALLAH.
INGATLAH, HANYA DENGAN MENGINGATI ALLAHLAH HATI MENJADI TENTERAM.” (QS. AR-RA’D [13]: 28)

o AN-NAFS AL-LAWWAAMAH, YAITU JIWA YANG MENCELA PEMILIKNYA KARENA
MELAKUKAN DOSA (KESALAHAN), MEREMEHKAN KEWAJIBAN ATAU KETAATAN,
“DAN AKU BERSUMPAH DENGAN JIWA YANG AMAT MENYESALI (DIRINYA
SENDIRI).” (QS. AL-QIYAMAH: 2)
o AN-NAFS AL-AMMAARAH BIS SUU’, YAITU JIWA YANG MENDORONG
PEMILIKNYA UNTUK MENGERJAKAN HAL YANG HARAM; MELAKUKAN DOSA;
MENUNTUNNYA MENUJU TEMPAT-TEMPAT YANG MUNGKAR DAN HINA; SERTA
MEMOTIVASINYA UNTUK MELAKUKAN HAL-HAL YANG JELEK DAN HINA
“DAN AKU TIDAK MEMBEBASKAN DIRIKU (DARI KESALAHAN), KARENA SESUNGGUHNYA
NAFSU ITU SELALU MENYURUH KEPADA KEJAHATAN, KECUALI NAFSU YANG DIBERI
RAHMAT OLEH TUHANKU.” (QS. YUSUF [12]: 53)
KAIDAH 10. MENGENALI HAKIKAT JIWA

NASIHAT ORANG SHOLIH
• “WAHAI MANUSIA, YANG PALING AKU TAKUTKAN ATAS KALIAN ADALAH PANJANG ANGAN-ANGAN DAN MENGIKUTI HAWA
NAFSU. PANJANG ANGAN-ANGAN AKAN MELALAIKAN KALIAN DARI AKHIRAT. SEDANGKAN MENGIKUTI HAWA NAFSU AKAN
MENYESATKAN KALIAN DARI KEBENARAN. KETAHUILAH, BAHWA DUNIA TELAH BERLALU DI BELAKANG, SEDANGKAN AKHIRAT
ADA DI DEPAN. DAN KEDUANYA (DUNIA DAN AKHIRAT), MEMILIKI ANAK. JADILAH ANAK-ANAK AKHIRAT, DAN JANGAN
MENJADI ANAK-ANAK DUNIA. KARENA SESUNGGUHNYA DI HARI INI (DI DUNIA) ADALAH WAKTU BERAMAL DAN TIDAK ADA
HISAB. SEDANGKAN HARI ESOK (DI AKHIRAT) ADALAH WAKTU DIHISAB DAN TIDAK ADA WAKTU LAGI UNTUK BERAMAL.” – ALI
BIN ABI THALIB RA.
• “SESUNGGUHNYA ORANG-ORANG SHALIH TERDAHULU, MEREKA TERBIASA MELAKUKAN KEBAIKAN SECARA SPONTAN/TANPA
PAKSAAN, SEMENTARA DIRI-DIRI KITA INI NYARIS TIDAK TERBIASA (BERBUAT KEBAJIKAN) MELAINKAN HARUS DENGAN
PAKSAAN. KARENA ITU SEPATUTNYA KITA MEMAKSA DIRI KITA (AGAR TERBIASA MELAKUKAN KEBAIKAN).” – IBNU MUBARAK

KARAKTERISTIK JIWA YANG SUCI
1. CENDERUNG PADA HAL-HAL YANG BERMANFAAT
2. BERORIENTASI PADA AKHIRAT DARIPADA DUNIA
3. CENDERUNG MENGAJAK UNTUK MENGINGAT ALLAH SWT.
4. CENDERUNG MENYESAL JIKA ADA IBADAH/WIRID YANG TERLEWATKAN
5. BERSEGERA UNTUK MELAKSANAKAN IBADAH
6. TIDAK MENYIA-NYIAKAN WAKTU
7. SALING MEMBANTU DAN MELENGKAPI
8. SENANTIASA MENDORONG UNTUK MELAKUKAN PERBAIKAN AMAL

�ݺ�ߣ

SEPULUH KAIDAH MENSUCIKAN JIWA DALAM ISLAM

Recommended

More Related Content

Featured (20)

SEPULUH KAIDAH MENSUCIKAN JIWA DALAM ISLAM

Editor's Notes