Survey konstruksi digunakan untuk menentukan titik referensi awal yang diperlukan untuk memfasilitasi proses konstruksi bangunan atau jalan. Surveyor bertugas melakukan pengukuran dan memastikan batas lahan sesuai dengan sertifikat tanah. Mereka juga mengukur kontur tanah, meletakkan tanda acuan level, dan membuat gambar situasi serta potongan yang mendokumentasikan data lapangan untuk digunakan sebagai pedoman konstruksi.
2. Setting Out (Lay Out) atau biasa dikenal
sebagai survey konstruksi, adalah
pengukuran awal untuk menentukan titik
titik referensi (pematokan) yang bertujuan
melancarkan proses konstruksi bangunan
atau jalanan.
3. Surveyor atau disebut juga sebagai uitzet mempunyai bermacam tugas
dalam pembangunan proyek gedung, secara umum pekerjaan surveyor
berhubungan dengan pengukuran bangunan.
Berikut ini adalah Ilmu yang harus dikuasai dengan baik oleh surveyor
atau uitzet agar dapat melakukan pekerjaan pengukuran dengan baik :
Ilmu ukur tanah.
Teknik gambar bangunan.
Pengoperasian alat ukur seperti waterpass, teodolit, dll.
Metode pelaksanaan bangunan.
Ilmu matematika.
Pemeriksaan dan pematokan batas lahan
Hal yang paling mendasar adalah memastikan bahwa lahan yang
dilaksanakan adalah sesuai dengan lokasi yang disebutkan dalam
Kontrak dan Sertifikat Tanah yang dimiliki oleh Owner, karena semua
acuan perletakan bangunan dan infrastrukturnya, harus mengacu pada
batas-batas lahan yang benar.
4. Langkah pemeriksaan dan pematokan batas lahan adalah sebagai berikut :
pastikan bahwa patok batas lahan, pada tiap sudut perimeter lahan sesuai dengan
data Badan Pertanahan Nasional jika belum ada patok dari BPN, sebaiknya
diminta pihak BPN atau pengelola kawasan untuk memasang patok-patok batas
lahan yang sesuai dengan data mereka
jika patok yang ada belum permanen (tidak dicor) atau tidak terlindungi dengan
baik, sebaiknya dibuat patok beton dengan cor dan memasang titik batas dengan
tanda paku tertanam di tiap patok dan lindungilah patok-patok tersebut dengan
perimeter yang baik dan mudah dipantau (dari bambu atau kaso dan diberi tanda
warna atau bendera atau tanda lain yang mudah dilihat)
setelah dipastikan seluruh patok perimeter sesuai, Berita Acara Joint Survey yang
sudah disahkan bersama instansi terkait dan Konsultan Pengawas atau Owner
harus disimpan dan menjadi dasar acuan seluruh pengukuran berikutnya
titik batas lahan dan garis perimeternya diplot ke gambar dan dilakukan cross check
apakah sesuai dengan batas yang diberikan dalam gambar desain atau gambar
konstruksi jika terjadi perbedaan maka harus dilaporkan kepada Konsultan untuk
dilakukan penyesuaian gambar desain
periksa luas lahan apakah sesuai dengan luasan pada sertifikat tanah yang dimiliki
Owner
buatlah patok-patok benchmark utama (BM) yang terhubung dengan seluruh titik
sudut perimeter lahan di lokasi yang tidak terganggu selama pelaksanaan proyek
dan diplotkan pada gambar pelaksanaan, serta menjadi acuan awal pelaksanaan
pematokan (stacking out) pada bangunan-bangunan yang akan dilaksanakan
jika diperlukan, dapat dibuat patok-patok pinjaman untuk mempermudah
pelaksanaan pengukuran dan pematokan berikutnya
5. Pemeriksaan level dan kontur tanah eksisting:
Setelah batas lahan dipastikan sesuai, segera dilakukan pemeriksaan level
dan kontur tanah eksisting, untuk mendapatkan data acuan level bangunan
serta infrastruktur yang akan dilaksanakan.
Data dari pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk perhitungan
pekerjaan cut and fill serta galian/urugan yang diperlukan
Tanda atau marking level di lapangan untuk level acuan seluruh bangunan
yang akan dikerjakan, dapat berupa tanda segitiga terbalik berwarna merah
dan angka level acuan, yang dapat dibuat pada patok BM utama atau pada
bangunan atau infrastruktur eksisting yang dipastikan tidak akan berubah
dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal selama pelaksanaan proyek.
Lakukan pengukuran kontur tanah eksisting, termasuk level jalan raya,
saluran, pedestrian, dsb, termasuk seluruh kondisi eksisting pada area di
sekitar lokasi proyek jika memungkinkan (sekitar 5 m' di luar batas lahan).
Pastikan data dipelihara dengan baik dan jika tanda yang dibuat di lapangan
terhapus atau rusak segera lakukan perbaikan atau pembuatan tanda yang
baru.
6. Gambar Situasi dan Potongan
Setelah diperoleh data dari pengukuran dan pengecekan batas lahan serta kontur eksisting,
data yang ada diplotkan di Gambar Situasi dan Potongan, sebagai gambar kerja, meliputi data-
data dan informasi antara lain :
titik patok dan garis perimeter (batas lahan)
titik patok benchmark dan pinjaman
titik penempatan tanda atau marking level acuan
garis kontur lahan eksisting
posisi dan dimensi perimeter as atau perimeter luar masing-masing bangunan serta
infrastruktur utama yang akan dikerjakan, termasuk jarak antar bangunan dan infrastruktur
yang direncanakan
garis sepadan bangunan (GSB)
bangunan atau konstruksi atau infrastruktur eksisting di dalam area proyek
untuk infrastruktur atau bangunan eksisting tertentu perlu diukur dan digambarkan posisi dan
dimensi aktualnya, serta diberikan tanda untuk infrastruktur eksisting yang akan terpengaruh
pekerjaan, misal : tiang listrik atau lampu PJU atau bak kontrol atau pohon yang harus
dibongkar atau dipindahkan karena lokasi penempatannya akan dibangun jalan entrance
maupun exit
potongan melintang dan memanjang jalan raya eksisting dan infrastrukturnya, untuk
menunjukkan level masing-masing infrastruktur eksisting (jalan, saluran, kabel dan pipa
eksisting)
potongan memanjang dan melintang yang menunjukkan level bangunan dan infrastruktur
(jalan dan saluran) yang akan dilaksanakan, untuk menunjukkan level rencana terhadap jalan
dan saluran drainase eksisting jika terdapat masalah segera informasikan kepada Konsultan
dan Owner supaya dapat diperoleh solusinya bersama-sama, misal : untuk kemiringan saluran
yang akan dilaksanakan terhadap outlet pada pertemuan dengan saluran drainase eksisting
7. Infrastruktur eksisting di sekitar perimeter proyek yang harus dipantau dan
diambil posisi dan levelnya antara lain :
jalan raya, saluran dan trotoar/pedestrian
tiang telepon
tiang listrik dan lampu PJU
rambu-rambu dan pohon penghijauan milik instansi kawasan atau
pemerintah
posisi utilitas kabel dan pemipaan eksisting termasuk bak kontrol maupun
instalasi kontrol lainnya
menara air atau menara telekomunikasi yang berada di dekat perimeter
lahan proyek, yang mungkin akan terpengaruh, mempengaruhi atau harus
dilindungi dari efek pelaksanaan pekerjaan
bangunan dan utilitas milik tetangga di samping dan di seberang lokasi
proyek
sungai, lereng dan vegetasi tinggi di sekitar lokasi proyek dalam radius yang
berpengaruh pada ataupun dipengaruhi oleh pelaksanaan proyek
Selain itu perlu juga didokumentasikan kondisi tiap bangunan atau
infrastruktur atau lereng alam eksisting, serta dibuat laporan atau berita acara
yang diserahkan ke Konsultan, Owner atau instansi terkait, untuk data dan
dasar jika terjadi permasalahan, misalnya tuduhan menimbulkan kerusakan
atau tuntutan untuk memperbaiki dan memasang kembali dari pihak lain --
supaya dapat diketahui apakah memang kerusakan ditimbulkan karena
pelaksanaan proyek atau sudah rusak sebelum proyek dimulai
8. Pengamatan kondisi lapangan
Selain pengukuran dan pendataan serta pembuatan gambar seperti diuraikan di
atas, kondisi lapangan baik di dalam lokasi maupun di sekitar lokasi proyek, perlu
diamati antara lain :
kondisi tanah dan vegetasi serta konstruksi dan utilitas eksisting di lokasi proyek
bahaya alam (lereng yang mudah longsor, daerah sambaran petir, dsb)
kondisi lalu lintas serta manuver kendaraan di sekitar lokasi proyek
lokasi dan nomor telepon instansi penting (kantor pemerintahan dan kawasan
yang terdekat dengan lokasi proyek : kantor kelurahan atau kecamatan, kantor
polisi, klinik atau rumah sakit, kantor pemadam kebakaran, tempat ibadah,
warung makan dan kios, dsb)
kondisi sosial di sekitar lokasi proyek.
Hal ini dimaksudkan supaya tim Kontraktor dapat mengantisipasi segala kendala
yang mungkin timbul serta membuat persiapan pencegahannya, termasuk
memberikan gambaran awal yang baik untuk penempatan bangunan sementara
termasuk akses dan jalan kerja yang diperlukan.
Kendala yang mungkin timbul antara lain : potensi kemacetan pada jam tertentu di
jalan sekitar proyek, adanya cekungan yang harus diperbaiki sebelum pelaksanaan
konstruksi jalan di proyek, dsb
Pengamatan ini juga berguna untuk menganalisa metoda kerja yang akan
digunakan, dalam kaitan aspek teknis maupun non teknis yang mungkin terjadi