Anotasi kutipan langsung ini sangat berguna dalam penulisan karya ilmiah.
1 of 10
Downloaded 11 times
More Related Content
ANOTASI
1. 1
ANOTASI KUTIPAN LANGSUNG (MITOLOGI, INTERAKSI
SIMBOLIK, TEATER BANGSAWAN)
1. Moleong, Lexy
M etode P enelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1996, (xvii, 253, 6 tabel, Koleksi Pribadi)
- Pendekatan interaksi simbolik berasumsi bahwa pengalaman
manusia ditengahi oleh penafsiran. Penafsiran bukanlah
tindakan bebas dan bukan pula ditentukan oleh kekuatan
manusia atau bukan (10-11)
- Teori ini tidak menolak bahwa ada aturan dan keteraturan,
nilai, dan sistem nilai dalam masyarakat (12).
- Bagian lainnya yang penting dari teori interaksi simbolik ialah
konstrak tentang diri. Diri itu tidak dilihat sebagai yang
berada dalam individu seperti aku atau kebutuhan yang
teratur, motivasi, dan norma serta nilai dari dalam. Diri
adalah definisi yang diciptakan orang (melalui interaksi dengan
yang lainnya) di tempat ia berada. Dalam mengkonstruk atau
mendefinisikan aku, manusia mencoba melihat dirinya sebagai
orang lain, melihatnya dengan jalan menafsirkan tindakan dan
isyarat yang diarahkan kepada mereka dan dengan jalan
menempatkan dirinya dalam peranan orang lain (12-13).
2. Sobur, Alex
Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rodaskarya,
2009, (xxix, 333, Koleksi Pribadi)
- Simbol adalah bentuk yang menandai sesuatu yang lain di luar
perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. Dalam konsep Pierce
simbol diartikan sebagai tanda yang mengacu pada objek
tertentu di luar tanda itu sendiri (156).
- Esensi dari interaksi simbolik yaitu suatu aktivitas yang
merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau
pertukaran simbol yang diberi makna (197).
- Interaksi, dalam pandangan Blumer, berarti bahwa para
peserta masing-masing memindahkan diri mereka secara
mental ke dalam posisi orang lain (198).
- Blumer mengetengahkan bahwa aktifitas lebih banyak mulai
dari dorongan batin daripada stimuli dari luar, sedangkan
2. Kuhn berpendapat bahwa prilaku itu ditentukan dalam
interaksi sosial (201).
- Mitos merupakan kerasionalan atau tahyul atau khayalan;
pendeknya, sesuatu yang tak berada dalam kontrol kesadaran
dan rasio manusia. Pada hakekatnya mitos adalah usaha
manusia rasional sendiri (223).
- Mitos mengikuti dan berkaitan erat dengan ritual. Mitos
adalah bagian ritual yang diucapkan, cerita yang diperagakan
oleh ritual. Dalam suatu masyarakat, ritual dilakukan oleh
pemuka-pemuka agama untuk menghindarkan bahaya atau
mendatangkan keselamatan (224).
2
3. Soeprapto, H.R. Riyadi
Interaksionisme Simbolik. Yogyakarta: P ustaka P elajar,
2002, (xx, 241, Koleksi Pribadi)
- Interaksi simbolik bagi Blumer bertumpu pada tiga premis
utama: yaitu a) manusia bertindak terhadap sesuatu
berdasarkan makna-makna yang ada; b) makna itu diperoleh
dari hasil interaksi sosial yang dilakukan orang lain; c) makna-makna
tersebut disempurnakan disaat interaksi sosial sedang
berlangsung (120-121).
- Tiga dasar pemikiran yang menyertai teori interaksi simbolik:
yaitu a) manusia bertindak terhadap benda berdasarkan arti
yang dimilikinya, b) asal muasal arti atas benda-benda
tersebut yang muncul dari interaksi sosial yang dimiliki
seseorang, c) makna yang demikian ini diperlakukan dan
dimodifikasikan melalui proses interpretasi (140).
- Posisi teori interaksionisme simbolik, bahwa arti yang dimiliki
benda-benda untuk manusia adalah berpusat dalam
kebenaran manusia itu sendiri (141).
- Interaksi simbolis memandang arti arti sebagai produk sosial;
sebagai kreasi-kreasi yang terbentuk melalui aktifitas yang
terdefinisi dari individu saat mereka berinteraksi (141).
4. Barthes, Roland
M itologi. Bantul: Kreasi W acana, 2013, (xv, 244, Koleksi
Pribadi).
- Sejarah inilah mengatur hidup matinya bahasa mistis. Mitos
pasti memiliki landasan historis, baik mitos yang kuno,
maupun yang tidak, karena dia adalah tipe wicara yang dipilih
3. oleh sejarah: mitos tak mungkin lahir dari hakekat sesuatu
(153).
- Untuk menunjuk segala unit atau sintesis yang mengandung
makna akan mempergunakan bahasa, wacana, tuturan, baik
berbentuk verbal maupun visual (154).
- Mitos pada dasarnya adalah salah satu wilayah dari sebuah
ilmu yang umum, berdampingan dengan linguistik, yakni
semiologi (155).
- Karena mitologi adalah studi tentang tipe wicara, maka
sesungguhnya ia adalah satu bagian dari ilmu tanda yang
diperkenalkan Saussure empat puluh tahun yang lalu dengan
nama semiologi (155).
- Semiologi adalah ilmu tentang bentuk, sebab ia mempelajari
3
penandaan secara terpisah dari kandungannya (156).
- Sesungguhnya di antara penanda, petanda, dan tanda,
terdapat implikasi fungsional (seperti bagian keseluruhan)
yang amat erat sehingga untuk menganalisisnya mungkin
akan terlihat sia-sia; tetapi dalam sekejap kita akan melihat
pembedaan ini memiliki peranan penting dalam mengkaji
mitos sebagai skema semiologis (159).
5. Ritzer, George
Teori Sosiologi M odern. Jakarta: Kencana, 2004, (xii,
644, Koleksi Pribadi)
- Tindakan hanya melibatkan satu orang, tindakan sosial
melibatkan dua orang atau lebih. Meurut Mead, gerak atau
sikap isyarat adalah mekanisme dasar dalam tindakan sosial
dan proses sosial yang lebih umum, sedangkan gesture adalah
gerakan organisme pertama yang bertindak sebagai
rangsangan khusus yang menimbulkan tanggapan (secara
sosial) yang tepat dari organisme kedua (276).
- Fungsi bahasa atau simbol yang signifikan pada umumnya
adalah menggerakan tanggapan yang sama di pihak individu
yang berbicara dan juga di pihak lainnya (278).
- Interaksionisme sibolik memusatkan pada bentuk khusus
interaksi sosial yakni sosialisasi (290).
4. - Simbol adalah objek sosial yang dipakai untuk
mempresentasikan (atau menggantikan) apa pun yang
disetujui orang yang akan mereka representasikan (Charon,
1998:47) (292).
- Simbol adalah aspek penting yang memungkinkan orang
bertindak menurut cara-cara yang khas dilakukan manusia.
Karena simbol, manusia tidak memberikan respon secara pasif
terhadap realitas yang memaksakan dirinya sendiri, tetapi
secara aktif menciptakan dan mencipta ulang dunia tempat
mereka berperan (Charon, 1998:66) (292).
4
6. Blumer, Herbert
Symbolic Interactionismn: P erspective and M ethod.
California: University of California Press, 1986, (x, 208,
Koleksi Pribadi)
- human beings act toward thinks on the basis of the meanings
that the things have for them (2)
(manusia bertindak dan berpikir atas dasar makna yang
mereka pikirkan )
- the meaning of such things is derived from or arises out of, the
social interaction that one has with one's fellows. the third
premise is that these meanings are handled in, and modified
through an interpretative process used by the person in dealing
with the thinks he ecounters (2)
(makna tersebut berasal dari atau muncul dari, interaksi sosial
yang dimiliki seseorang dengan sesama seseorang. premis
ketiga adalah bahwa makna ini ditangani, dan dimodifikasi
melalui proses interpretatif yang digunakan oleh orang dalam
berinteraksi )
- It is the social process in group life that creates and upholds
the rules, not the rules that create and uphold group life (19)
(proses sosial dalam kehidupan kelompoklah yang
menciptakan dan menguatkan aturan, bukan aturan yang
menciptakan dan menguatkan kehidupan kelompok).
- A network or an institution does not function automaticaly
because of some inner dynamics or system requiremments; it
functions because people at different points do somethinng,
5. and what they do is a result of how they define the situation in
which they are called on to act (19).
(sebuah jaringan atau pranata sosial tidak berfungsi dengan
sendirinya (otomatis) karena dinamika dari dalam atau karena
terpenuhinya persyaratan sistem. Jaringan hubungan atau
institusi berfungsi karena tiap-tiap orang melakukan sesuatu
tundakan dari berbagai sudut yang berbeda dan apa yang
mereka kerjakan adalah akibat dari cara mereka menentukan
dalam situasi yang mana mereka diminta bertindak).
5
7. Kutha Ratna, Nyoman
Sastra dan Cultural Studies Yogyakarta: P ustaka P elajar,
2005, (xii, 642, Koleksi Pribadi)
- Melalui bahasa sebagai simbol yang signifikan manusia
melakukan interaksi simbolik, artinya melakukan interaksi
melalui simbol sebab hanya interaksi simbolik yang
memungkinkan terbentuknya suatu masyarakat (194)
- Unit analisis interaksi simbolik adalah tindakan-tindakan,
bukan person atau psike. Dalam tindakan itulah tersembunyi
semua kategori psikologis, seperti: persepsi, imajinasi, emosi,
keinginan, dan berbagai unsur kejiwaan lainnya (196)
- Teori interaksi harus dikaitkan dengan maslah pokoknya, yaitu
bagaimana individu yang saling berinteraksi dapat mengaitkan
berbagai pengalaman hidupnya dengan representasi
kulturalnya (201)
8. El Saptaria, Rikrik
Acting Bandung: Rekayasa Sains, 2006, (x, 142, Koleksi
Pribadi)
- Ekspresi artinya mendorong keluar secara alamiah, baik itu
perasaan atau ide secara khas (50)
- Gestur adalah kelanjutansecara fisikal dari impuls-impuls
(rangsangan), perasaan, aksi, reaksi, yang menimbulkan energi
dari dalam yang selanjutnya mengalir keluar, mencapai dunia
luar dalam bentuk yang bermacam-macam; kata-kata, bunyi,
gerak, postur dan infleksi (perubahan nada suara) (51)
- Bahas tubuh adalah media komunikasi antar manusia yang
menggunakan isyarat tubuh, postur, posisi dan perangkat
inderanya (52)
6. 6
9. Eliade, Mircea
Sakral dan P rofan Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002,
(vii, 282, Koleksi Pribadi)
- Kosa kata mengungkapkan kedekatan hubungan relgius
antara dunia dan waktu kosmis. Kosmos dipahami sebagai
kesatuan hidup yang dilahirkan, tumbuh dan mati pada hari
terakhir sebuah tahun, untuk dilahirkan kembali pada tahun
baru (70)
- Jalan bagi kelahiran sebuah realitas adalah ditunjukan dengan
mitosnya (73)
- Mitos berhubungan dengan sejarah sakral, yaitu kejadian
kuno yang terjadi pada permulaan waktu (93)
- Mitos adalah sejarah mengenai apa yang terjadi in illo tempore,
cerita mengenai apa yang dewa-dewa atau makhluk setengah
dewa lakukan pada permulaan waktu (94)
10. Geertz, Clifford
Tafsir Kebudayaan Yogyakarta: Kanisius, 1992, (xiv, 282,
Koleksi Pibadi)
- Kluckhohn mendefinisikan kebudayaan sebagai: (1)
keseluruhan cara hidup masyarakat; (2) warisan sosial yang
diperoleh individu dari kelompoknya; (3) suatu cara berpikir,
merasa dan percaya; (4) suatu abstraksi dari tingkah laku;
(5) suatu teori pada pihak antropolog tentang cara suatu
kelompok masyarakat nyatanyabertingkah laku; (6) suatu
gudang untuk mengumpulkan hasil belajar; (7) seperangkat
orientasi-orientasi standar pada masalah-masalah yang sedang
berlangsung; (8) tingkah laku yang dipelajari; (9) suatu
mekanisme untuk penataan tingkah laku yang bersifat
normatif; (10) seperangkat teknik untuk menyesuaikan baik
dengan lingkungan luar maupun dengan; (11) suatu endapan
sejarah (4-5).
- Data itu sesungguhnya adalah tafsiran-tafsiran kita sendiri
mengenai tafsiran-tafsiran orang lain tentang apa yang dialami
oleh mereka (10-11).
- Tindakan simbolis, yaitu: tindakan yang seperti suara dalam
percakapan, cat utuk melukis, garis untuk menulis atau suara
dalam musik, pertanyaan tentang apakah kebudayaan
merupakan prilaku berpola atau suatu kerangka pikiran atau
7. bahkan keduannya agak bercampur menjadi satu dan
kehilangan maknannya (12).
- Pikiran manusia pada akhirnya bersifat sosial: sosial dalam
asal-usulnya, sosial dalam fungsinya, sosial dalam bentuk-bentuknya,
7
sosial dalam pemakaian-pemakaiannya (147).
11. Kuntowijoyo
Budaya dan M asyarakat Yogyakarta: Tiara W acana, 2006,
(xiv, 218, Koleksi Pibadi)
- Agama dan seni pada mulanya secara empiris mempunyai
hubungan yang erat. Agama mempunyai unsur ritual,
emosional, kepercayaan, dan rasionalisasi (70)
- Agama-agama primitif jelas mencampurkan seni dan agama.
Max Weber menyatakan bahwa perbedaan sikap terhadap seni
bisa juga terjadi dalam suatu agama, terutama karena
perbedaan kelas sosial, pembawa agama dan pengaruh
stuktural lainnya (71)
- Agama Hindu-Bali mempunyai kekayaan kesenian yang paling
jelas. Pertunjukan kesenian sering merupakan drama ritual
yang menjadi sarana untuk memperkuat kepercayaan dan
memformulasikan konsepsi agama mengenai kehidupan (72)
- Agama yang kaya dengan simbol, sesaji dilakukan dengan
penuh kecermatan dalam menyusun kelengkapannya (73)
- Pengertian ritual dalam islam ada dua macam, yaitu wajib
(harus) dan sunnah (dianjurkan) (74)
- Selain dipengaruhi oleh agama, seni juga dipengaruhi oleh
iklim, ekonomi, sistem sosial, dan lainnya (77)
- Lingkungan simbolik ialah segala sesuatu yang meliputi
makna dan komunikasi, seperti kata, bahasa, mite, nyanyian,
seni, upacara, tigkah laku, benda-benda, konsep-konsep dan
sebagainnya (89)
- Bentuk-bentuk simbolik itu ialah agama, filsafat, seni, ilmu,
sejarah, mite, dan bahasa. Semua bentuk simbolik itu dapat
menjadi bahasa kajian humaniora, jika kajiannya berfokus
sekitar masalah makna yaitu nilai-nilai instrinsik dari simbol.
Sastra sebagai bentuk simbolik misalnya, tentu dapat menjadi
bahasa kajian sosiologi, sosiologi sastra, tetapi sastra dari segi
instrinsik akan menitik beratkan pendekatan hermeunetik,
semiotik (90)
8. - Simbol-simbol masyarakat tradisional itu penuh dengan
8
supernaturalisme (94)
- Ciri-ciri kerakyatan tradisional lebih condong pada ciri
kehambaan pada kekuasaan (95)
12. Sumardjo, Jakob
Estetika P aradoks Bandung : STSI Bandung, 2010, (xii,
526, Koleksi Pribadi)
- Membaca simbol-simbol seni berarti membaca religinya (114)
- Nilai seni adalah nilai yang dialami, baik instrinsik maupun
ekstrinsiknya. Nilai itu hadir lewat medium intrinsiknya yang
distuktur oleh nilai ekstrinsik yang ingin disampaikan (115)
- Fokus budaya adalah sistem kepercayaan atau religi
masyarakatnya. Religi suku atau sistem kepercayaan itulah
yang mendasari semua aktivitas budayannya, termaksuk cara
berkeseniannya. Seni dan religi suku tidak bisa dipisahkan,
sehingga syarat untuk memahami seni suku adalah
memahami latar religi sukunya (131)
- Mitologi berbagai suku di Indonesia kurang bersifat
antroposentris, tetapi lebih kosmosentris. Dalam mitologi
Indonesia, transpormasi-transpormasi kosmik menjadi
manusia dan sebaliknya manusia bertranspormasi menjadi
benda-benda alam, binatang, manusia lain, lebih banyak
terjadi daripada selalu berpusat pada manusia (345)
- Mitologi indonesia menjelaskan asal usul segala sesuatu atau
genesis segala sesuatu. Mitologi adalah genelogi yang
menjelaskan kausalitas keberadaan yang dikenal
masyarakatnya (346)
- Mitologi menjadi dasar hidup etiknya, mitologi dapat
dianologikan dengan semacam kitab suci masyarakat suku,
dari mitologilah berbagai norma etik bersumber (346)
- Semua peristiwa mitos adalah kebenaran dan logis. Semua
peristiwa dalam mitos benar-benar terjadi alias sejarah yang
sejati-jatinya (346)
13. Iswantara, Nur
M enciptakan Tradisi Teater Indonesia Tanggerang: CS
Book, 2007, (xiv, 280, Koleksi Pribadi)
9. - Hakikat seni tradisi atau kesenian tradisional, yakni: pertama
seni tradisi dapat diartikan sebagai kesenian yang
diselenggarakan demi kelangsungan suatu kesatuan adat
istiadat sehingga tradisi itulah yang urgen, sedangkan
kesenian hanya sebagai penunnjang; kedua seni tradisi bisa
diartikan sebagai bentuk kesenian yang memiliki norma dan
aturan-aturan penataan yang tetap sehingga kesenian itulah
yang dianggap lebih pokok (72-73)
- Fungsi sosial seni pertunjukan terutama berkaitan dengan
unsur-unsur yang bersifat ritual, doa, magis, dan upacara-upacara
9
lainnya (73)
- Ekspresi-ekspresi ritual dalam budaya populer Indonesia
sering menunjukan pengaruh islam yang kuat (74)
- Bandem dan Murgianto mengatakan bahwa teater tradisional
biasanya memiliki empat fungsi, yakni sebagai sarana upacara,
sebagai hiburan, komunikasi dan pengucapan sejarah (74)
14. Mulyono, Sri
Simbolisme dan M istikisme dalam W ayang Jakarta:
Gunung Agung, 1979, (192, Koleksi Pribadi)
- Perbedaan magi dan mitos adalah, bahwa mitos mengarahkan
pandangannya dari dunia ramai ini kepada dunia yang
mempunyai kekuatan-kekuatan gaib dan kekuasaan-kekuasaan
yang dianggapnya lebih tinggi darinya, jadi bersifat
tramsenden. Sedangkan magi sebaliknya, manusia bertitik
tolak pada dunia gaib dan pebuh kekuatan yang tinggi, jadi
bersifat immanen (30)
- Mitos agak bersifat ilmiah, filosofis, misalnya menjelaskan
alam semesta, kosmologi, kosmogoni, yaitu suatu cerita asal-usul
tentang sifat dan terjadinya bumi dan langit (29)
15. Yudiaryani
P anggung Teater Dunia Yogyakarta: P ustaka Gondho Suli,
2002, (xvi, 403, Koleksi Pribadi)
- Teater merupakan wadah interaksi antara wujud hidup
aktordan wujud hidup penonton. Aktor menyajikan
pertunjukan, dan pertunjukan tersebut menghadirkan
keaktoran. Keaktoran menghadirkan tepuk tangan atau
penghargaan dari penonton (21)
10. - Sejarah panjang pembentukan teater dan drama terentang ke
10
masa lalu melalui magi dan mitos (35)
- Drama dan teater hadir lebih dahulu daripada agama-agama
wahyu (36)
- Tugas pokok sutradara adalah menciptakan berbagai
kemungkinan. Sutradara lebih sebagai penata tamandaripada
diktator atau pengatur lalu lintas (343)
16. Bujang, Rahmah
Sejarah P erkembangan Drama Bangsawan di Tanah M elayu
dann Singapura Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka, 1975, (xi, 159, Koleksi Pribadi)
- Bangsawan yang lengkap itu terdiri dari berbagai unsur seperti
komidi, farse, melodrama dan dramatik yang dicampuradukan
menjadi satu kesatuan (47)
- Bangsawan juga mempunyai upacara pembukaan yang
tradisional pada permulaan pertunjukan, hal ini menunjukan
masih adanya unsur animistik dan ritual. Seperti menyemah:
semah; membaca tangkal dan menabur beras kunyit untuk
menjauhkan diri dari kecelakaan dalam proses lakunan
terutama jika ada babak-babak yang menggunakan senjata;
pelaris yaitu suatu benda (azimat/tangkal) yang dipercayai
boleh menimbulkan daya penarik kepada seseorang hingga
mempersonakan orang yang melihatnya (47)
- Bangsawan merupakan satu daripada seni drama dan
pementasan yang benar-benar menjadi hak milik ciptaan
orang-orang melayu (122)
- Drama Bangsawan yang mula-mula diperkenalkan oleh
Mamak Pushi di Pulau Pinang dalam tahun 1885 (122)