際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
1 
ANOTASI KUTIPAN LANGSUNG (MITOLOGI, INTERAKSI 
SIMBOLIK, TEATER BANGSAWAN) 
1. Moleong, Lexy 
M etode P enelitian Kualitatif. Bandung: Remaja 
Rosdakarya, 1996, (xvii, 253, 6 tabel, Koleksi Pribadi) 
- Pendekatan interaksi simbolik berasumsi bahwa pengalaman 
manusia ditengahi oleh penafsiran. Penafsiran bukanlah 
tindakan bebas dan bukan pula ditentukan oleh kekuatan 
manusia atau bukan (10-11) 
- Teori ini tidak menolak bahwa ada aturan dan keteraturan, 
nilai, dan sistem nilai dalam masyarakat (12). 
- Bagian lainnya yang penting dari teori interaksi simbolik ialah 
konstrak tentang diri. Diri itu tidak dilihat sebagai yang 
berada dalam individu seperti aku atau kebutuhan yang 
teratur, motivasi, dan norma serta nilai dari dalam. Diri 
adalah definisi yang diciptakan orang (melalui interaksi dengan 
yang lainnya) di tempat ia berada. Dalam mengkonstruk atau 
mendefinisikan aku, manusia mencoba melihat dirinya sebagai 
orang lain, melihatnya dengan jalan menafsirkan tindakan dan 
isyarat yang diarahkan kepada mereka dan dengan jalan 
menempatkan dirinya dalam peranan orang lain (12-13). 
2. Sobur, Alex 
Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rodaskarya, 
2009, (xxix, 333, Koleksi Pribadi) 
- Simbol adalah bentuk yang menandai sesuatu yang lain di luar 
perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. Dalam konsep Pierce 
simbol diartikan sebagai tanda yang mengacu pada objek 
tertentu di luar tanda itu sendiri (156). 
- Esensi dari interaksi simbolik yaitu suatu aktivitas yang 
merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau 
pertukaran simbol yang diberi makna (197). 
- Interaksi, dalam pandangan Blumer, berarti bahwa para 
peserta masing-masing memindahkan diri mereka secara 
mental ke dalam posisi orang lain (198). 
- Blumer mengetengahkan bahwa aktifitas lebih banyak mulai 
dari dorongan batin daripada stimuli dari luar, sedangkan
Kuhn berpendapat bahwa prilaku itu ditentukan dalam 
interaksi sosial (201). 
- Mitos merupakan kerasionalan atau tahyul atau khayalan; 
pendeknya, sesuatu yang tak berada dalam kontrol kesadaran 
dan rasio manusia. Pada hakekatnya mitos adalah usaha 
manusia rasional sendiri (223). 
- Mitos mengikuti dan berkaitan erat dengan ritual. Mitos 
adalah bagian ritual yang diucapkan, cerita yang diperagakan 
oleh ritual. Dalam suatu masyarakat, ritual dilakukan oleh 
pemuka-pemuka agama untuk menghindarkan bahaya atau 
mendatangkan keselamatan (224). 
2 
3. Soeprapto, H.R. Riyadi 
Interaksionisme Simbolik. Yogyakarta: P ustaka P elajar, 
2002, (xx, 241, Koleksi Pribadi) 
- Interaksi simbolik bagi Blumer bertumpu pada tiga premis 
utama: yaitu a) manusia bertindak terhadap sesuatu 
berdasarkan makna-makna yang ada; b) makna itu diperoleh 
dari hasil interaksi sosial yang dilakukan orang lain; c) makna-makna 
tersebut disempurnakan disaat interaksi sosial sedang 
berlangsung (120-121). 
- Tiga dasar pemikiran yang menyertai teori interaksi simbolik: 
yaitu a) manusia bertindak terhadap benda berdasarkan arti 
yang dimilikinya, b) asal muasal arti atas benda-benda 
tersebut yang muncul dari interaksi sosial yang dimiliki 
seseorang, c) makna yang demikian ini diperlakukan dan 
dimodifikasikan melalui proses interpretasi (140). 
- Posisi teori interaksionisme simbolik, bahwa arti yang dimiliki 
benda-benda untuk manusia adalah berpusat dalam 
kebenaran manusia itu sendiri (141). 
- Interaksi simbolis memandang arti arti sebagai produk sosial; 
sebagai kreasi-kreasi yang terbentuk melalui aktifitas yang 
terdefinisi dari individu saat mereka berinteraksi (141). 
4. Barthes, Roland 
M itologi. Bantul: Kreasi W acana, 2013, (xv, 244, Koleksi 
Pribadi). 
- Sejarah inilah mengatur hidup matinya bahasa mistis. Mitos 
pasti memiliki landasan historis, baik mitos yang kuno, 
maupun yang tidak, karena dia adalah tipe wicara yang dipilih
oleh sejarah: mitos tak mungkin lahir dari hakekat sesuatu 
(153). 
- Untuk menunjuk segala unit atau sintesis yang mengandung 
makna akan mempergunakan bahasa, wacana, tuturan, baik 
berbentuk verbal maupun visual (154). 
- Mitos pada dasarnya adalah salah satu wilayah dari sebuah 
ilmu yang umum, berdampingan dengan linguistik, yakni 
semiologi (155). 
- Karena mitologi adalah studi tentang tipe wicara, maka 
sesungguhnya ia adalah satu bagian dari ilmu tanda yang 
diperkenalkan Saussure empat puluh tahun yang lalu dengan 
nama semiologi (155). 
- Semiologi adalah ilmu tentang bentuk, sebab ia mempelajari 
3 
penandaan secara terpisah dari kandungannya (156). 
- Sesungguhnya di antara penanda, petanda, dan tanda, 
terdapat implikasi fungsional (seperti bagian keseluruhan) 
yang amat erat sehingga untuk menganalisisnya mungkin 
akan terlihat sia-sia; tetapi dalam sekejap kita akan melihat 
pembedaan ini memiliki peranan penting dalam mengkaji 
mitos sebagai skema semiologis (159). 
5. Ritzer, George 
Teori Sosiologi M odern. Jakarta: Kencana, 2004, (xii, 
644, Koleksi Pribadi) 
- Tindakan hanya melibatkan satu orang, tindakan sosial 
melibatkan dua orang atau lebih. Meurut Mead, gerak atau 
sikap isyarat adalah mekanisme dasar dalam tindakan sosial 
dan proses sosial yang lebih umum, sedangkan gesture adalah 
gerakan organisme pertama yang bertindak sebagai 
rangsangan khusus yang menimbulkan tanggapan (secara 
sosial) yang tepat dari organisme kedua (276). 
- Fungsi bahasa atau simbol yang signifikan pada umumnya 
adalah menggerakan tanggapan yang sama di pihak individu 
yang berbicara dan juga di pihak lainnya (278). 
- Interaksionisme sibolik memusatkan pada bentuk khusus 
interaksi sosial yakni sosialisasi (290).
- Simbol adalah objek sosial yang dipakai untuk 
mempresentasikan (atau menggantikan) apa pun yang 
disetujui orang yang akan mereka representasikan (Charon, 
1998:47) (292). 
- Simbol adalah aspek penting yang memungkinkan orang 
bertindak menurut cara-cara yang khas dilakukan manusia. 
Karena simbol, manusia tidak memberikan respon secara pasif 
terhadap realitas yang memaksakan dirinya sendiri, tetapi 
secara aktif menciptakan dan mencipta ulang dunia tempat 
mereka berperan (Charon, 1998:66) (292). 
4 
6. Blumer, Herbert 
Symbolic Interactionismn: P erspective and M ethod. 
California: University of California Press, 1986, (x, 208, 
Koleksi Pribadi) 
- human beings act toward thinks on the basis of the meanings 
that the things have for them (2) 
(manusia bertindak dan berpikir atas dasar makna yang 
mereka pikirkan ) 
- the meaning of such things is derived from or arises out of, the 
social interaction that one has with one's fellows. the third 
premise is that these meanings are handled in, and modified 
through an interpretative process used by the person in dealing 
with the thinks he ecounters (2) 
(makna tersebut berasal dari atau muncul dari, interaksi sosial 
yang dimiliki seseorang dengan sesama seseorang. premis 
ketiga adalah bahwa makna ini ditangani, dan dimodifikasi 
melalui proses interpretatif yang digunakan oleh orang dalam 
berinteraksi ) 
- It is the social process in group life that creates and upholds 
the rules, not the rules that create and uphold group life (19) 
(proses sosial dalam kehidupan kelompoklah yang 
menciptakan dan menguatkan aturan, bukan aturan yang 
menciptakan dan menguatkan kehidupan kelompok). 
- A network or an institution does not function automaticaly 
because of some inner dynamics or system requiremments; it 
functions because people at different points do somethinng,
and what they do is a result of how they define the situation in 
which they are called on to act (19). 
(sebuah jaringan atau pranata sosial tidak berfungsi dengan 
sendirinya (otomatis) karena dinamika dari dalam atau karena 
terpenuhinya persyaratan sistem. Jaringan hubungan atau 
institusi berfungsi karena tiap-tiap orang melakukan sesuatu 
tundakan dari berbagai sudut yang berbeda dan apa yang 
mereka kerjakan adalah akibat dari cara mereka menentukan 
dalam situasi yang mana mereka diminta bertindak). 
5 
7. Kutha Ratna, Nyoman 
Sastra dan Cultural Studies Yogyakarta: P ustaka P elajar, 
2005, (xii, 642, Koleksi Pribadi) 
- Melalui bahasa sebagai simbol yang signifikan manusia 
melakukan interaksi simbolik, artinya melakukan interaksi 
melalui simbol sebab hanya interaksi simbolik yang 
memungkinkan terbentuknya suatu masyarakat (194) 
- Unit analisis interaksi simbolik adalah tindakan-tindakan, 
bukan person atau psike. Dalam tindakan itulah tersembunyi 
semua kategori psikologis, seperti: persepsi, imajinasi, emosi, 
keinginan, dan berbagai unsur kejiwaan lainnya (196) 
- Teori interaksi harus dikaitkan dengan maslah pokoknya, yaitu 
bagaimana individu yang saling berinteraksi dapat mengaitkan 
berbagai pengalaman hidupnya dengan representasi 
kulturalnya (201) 
8. El Saptaria, Rikrik 
Acting Bandung: Rekayasa Sains, 2006, (x, 142, Koleksi 
Pribadi) 
- Ekspresi artinya mendorong keluar secara alamiah, baik itu 
perasaan atau ide secara khas (50) 
- Gestur adalah kelanjutansecara fisikal dari impuls-impuls 
(rangsangan), perasaan, aksi, reaksi, yang menimbulkan energi 
dari dalam yang selanjutnya mengalir keluar, mencapai dunia 
luar dalam bentuk yang bermacam-macam; kata-kata, bunyi, 
gerak, postur dan infleksi (perubahan nada suara) (51) 
- Bahas tubuh adalah media komunikasi antar manusia yang 
menggunakan isyarat tubuh, postur, posisi dan perangkat 
inderanya (52)
6 
9. Eliade, Mircea 
Sakral dan P rofan Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002, 
(vii, 282, Koleksi Pribadi) 
- Kosa kata mengungkapkan kedekatan hubungan relgius 
antara dunia dan waktu kosmis. Kosmos dipahami sebagai 
kesatuan hidup yang dilahirkan, tumbuh dan mati pada hari 
terakhir sebuah tahun, untuk dilahirkan kembali pada tahun 
baru (70) 
- Jalan bagi kelahiran sebuah realitas adalah ditunjukan dengan 
mitosnya (73) 
- Mitos berhubungan dengan sejarah sakral, yaitu kejadian 
kuno yang terjadi pada permulaan waktu (93) 
- Mitos adalah sejarah mengenai apa yang terjadi in illo tempore, 
cerita mengenai apa yang dewa-dewa atau makhluk setengah 
dewa lakukan pada permulaan waktu (94) 
10. Geertz, Clifford 
Tafsir Kebudayaan Yogyakarta: Kanisius, 1992, (xiv, 282, 
Koleksi Pibadi) 
- Kluckhohn mendefinisikan kebudayaan sebagai: (1) 
keseluruhan cara hidup masyarakat; (2) warisan sosial yang 
diperoleh individu dari kelompoknya; (3) suatu cara berpikir, 
merasa dan percaya; (4) suatu abstraksi dari tingkah laku; 
(5) suatu teori pada pihak antropolog tentang cara suatu 
kelompok masyarakat nyatanyabertingkah laku; (6) suatu 
gudang untuk mengumpulkan hasil belajar; (7) seperangkat 
orientasi-orientasi standar pada masalah-masalah yang sedang 
berlangsung; (8) tingkah laku yang dipelajari; (9) suatu 
mekanisme untuk penataan tingkah laku yang bersifat 
normatif; (10) seperangkat teknik untuk menyesuaikan baik 
dengan lingkungan luar maupun dengan; (11) suatu endapan 
sejarah (4-5). 
- Data itu sesungguhnya adalah tafsiran-tafsiran kita sendiri 
mengenai tafsiran-tafsiran orang lain tentang apa yang dialami 
oleh mereka (10-11). 
- Tindakan simbolis, yaitu: tindakan yang seperti suara dalam 
percakapan, cat utuk melukis, garis untuk menulis atau suara 
dalam musik, pertanyaan tentang apakah kebudayaan 
merupakan prilaku berpola atau suatu kerangka pikiran atau
bahkan keduannya agak bercampur menjadi satu dan 
kehilangan maknannya (12). 
- Pikiran manusia pada akhirnya bersifat sosial: sosial dalam 
asal-usulnya, sosial dalam fungsinya, sosial dalam bentuk-bentuknya, 
7 
sosial dalam pemakaian-pemakaiannya (147). 
11. Kuntowijoyo 
Budaya dan M asyarakat Yogyakarta: Tiara W acana, 2006, 
(xiv, 218, Koleksi Pibadi) 
- Agama dan seni pada mulanya secara empiris mempunyai 
hubungan yang erat. Agama mempunyai unsur ritual, 
emosional, kepercayaan, dan rasionalisasi (70) 
- Agama-agama primitif jelas mencampurkan seni dan agama. 
Max Weber menyatakan bahwa perbedaan sikap terhadap seni 
bisa juga terjadi dalam suatu agama, terutama karena 
perbedaan kelas sosial, pembawa agama dan pengaruh 
stuktural lainnya (71) 
- Agama Hindu-Bali mempunyai kekayaan kesenian yang paling 
jelas. Pertunjukan kesenian sering merupakan drama ritual 
yang menjadi sarana untuk memperkuat kepercayaan dan 
memformulasikan konsepsi agama mengenai kehidupan (72) 
- Agama yang kaya dengan simbol, sesaji dilakukan dengan 
penuh kecermatan dalam menyusun kelengkapannya (73) 
- Pengertian ritual dalam islam ada dua macam, yaitu wajib 
(harus) dan sunnah (dianjurkan) (74) 
- Selain dipengaruhi oleh agama, seni juga dipengaruhi oleh 
iklim, ekonomi, sistem sosial, dan lainnya (77) 
- Lingkungan simbolik ialah segala sesuatu yang meliputi 
makna dan komunikasi, seperti kata, bahasa, mite, nyanyian, 
seni, upacara, tigkah laku, benda-benda, konsep-konsep dan 
sebagainnya (89) 
- Bentuk-bentuk simbolik itu ialah agama, filsafat, seni, ilmu, 
sejarah, mite, dan bahasa. Semua bentuk simbolik itu dapat 
menjadi bahasa kajian humaniora, jika kajiannya berfokus 
sekitar masalah makna yaitu nilai-nilai instrinsik dari simbol. 
Sastra sebagai bentuk simbolik misalnya, tentu dapat menjadi 
bahasa kajian sosiologi, sosiologi sastra, tetapi sastra dari segi 
instrinsik akan menitik beratkan pendekatan hermeunetik, 
semiotik (90)
- Simbol-simbol masyarakat tradisional itu penuh dengan 
8 
supernaturalisme (94) 
- Ciri-ciri kerakyatan tradisional lebih condong pada ciri 
kehambaan pada kekuasaan (95) 
12. Sumardjo, Jakob 
Estetika P aradoks Bandung : STSI Bandung, 2010, (xii, 
526, Koleksi Pribadi) 
- Membaca simbol-simbol seni berarti membaca religinya (114) 
- Nilai seni adalah nilai yang dialami, baik instrinsik maupun 
ekstrinsiknya. Nilai itu hadir lewat medium intrinsiknya yang 
distuktur oleh nilai ekstrinsik yang ingin disampaikan (115) 
- Fokus budaya adalah sistem kepercayaan atau religi 
masyarakatnya. Religi suku atau sistem kepercayaan itulah 
yang mendasari semua aktivitas budayannya, termaksuk cara 
berkeseniannya. Seni dan religi suku tidak bisa dipisahkan, 
sehingga syarat untuk memahami seni suku adalah 
memahami latar religi sukunya (131) 
- Mitologi berbagai suku di Indonesia kurang bersifat 
antroposentris, tetapi lebih kosmosentris. Dalam mitologi 
Indonesia, transpormasi-transpormasi kosmik menjadi 
manusia dan sebaliknya manusia bertranspormasi menjadi 
benda-benda alam, binatang, manusia lain, lebih banyak 
terjadi daripada selalu berpusat pada manusia (345) 
- Mitologi indonesia menjelaskan asal usul segala sesuatu atau 
genesis segala sesuatu. Mitologi adalah genelogi yang 
menjelaskan kausalitas keberadaan yang dikenal 
masyarakatnya (346) 
- Mitologi menjadi dasar hidup etiknya, mitologi dapat 
dianologikan dengan semacam kitab suci masyarakat suku, 
dari mitologilah berbagai norma etik bersumber (346) 
- Semua peristiwa mitos adalah kebenaran dan logis. Semua 
peristiwa dalam mitos benar-benar terjadi alias sejarah yang 
sejati-jatinya (346) 
13. Iswantara, Nur 
M enciptakan Tradisi Teater Indonesia Tanggerang: CS 
Book, 2007, (xiv, 280, Koleksi Pribadi)
- Hakikat seni tradisi atau kesenian tradisional, yakni: pertama 
seni tradisi dapat diartikan sebagai kesenian yang 
diselenggarakan demi kelangsungan suatu kesatuan adat 
istiadat sehingga tradisi itulah yang urgen, sedangkan 
kesenian hanya sebagai penunnjang; kedua seni tradisi bisa 
diartikan sebagai bentuk kesenian yang memiliki norma dan 
aturan-aturan penataan yang tetap sehingga kesenian itulah 
yang dianggap lebih pokok (72-73) 
- Fungsi sosial seni pertunjukan terutama berkaitan dengan 
unsur-unsur yang bersifat ritual, doa, magis, dan upacara-upacara 
9 
lainnya (73) 
- Ekspresi-ekspresi ritual dalam budaya populer Indonesia 
sering menunjukan pengaruh islam yang kuat (74) 
- Bandem dan Murgianto mengatakan bahwa teater tradisional 
biasanya memiliki empat fungsi, yakni sebagai sarana upacara, 
sebagai hiburan, komunikasi dan pengucapan sejarah (74) 
14. Mulyono, Sri 
Simbolisme dan M istikisme dalam W ayang Jakarta: 
Gunung Agung, 1979, (192, Koleksi Pribadi) 
- Perbedaan magi dan mitos adalah, bahwa mitos mengarahkan 
pandangannya dari dunia ramai ini kepada dunia yang 
mempunyai kekuatan-kekuatan gaib dan kekuasaan-kekuasaan 
yang dianggapnya lebih tinggi darinya, jadi bersifat 
tramsenden. Sedangkan magi sebaliknya, manusia bertitik 
tolak pada dunia gaib dan pebuh kekuatan yang tinggi, jadi 
bersifat immanen (30) 
- Mitos agak bersifat ilmiah, filosofis, misalnya menjelaskan 
alam semesta, kosmologi, kosmogoni, yaitu suatu cerita asal-usul 
tentang sifat dan terjadinya bumi dan langit (29) 
15. Yudiaryani 
P anggung Teater Dunia Yogyakarta: P ustaka Gondho Suli, 
2002, (xvi, 403, Koleksi Pribadi) 
- Teater merupakan wadah interaksi antara wujud hidup 
aktordan wujud hidup penonton. Aktor menyajikan 
pertunjukan, dan pertunjukan tersebut menghadirkan 
keaktoran. Keaktoran menghadirkan tepuk tangan atau 
penghargaan dari penonton (21)
- Sejarah panjang pembentukan teater dan drama terentang ke 
10 
masa lalu melalui magi dan mitos (35) 
- Drama dan teater hadir lebih dahulu daripada agama-agama 
wahyu (36) 
- Tugas pokok sutradara adalah menciptakan berbagai 
kemungkinan. Sutradara lebih sebagai penata tamandaripada 
diktator atau pengatur lalu lintas (343) 
16. Bujang, Rahmah 
Sejarah P erkembangan Drama Bangsawan di Tanah M elayu 
dann Singapura Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan 
Pustaka, 1975, (xi, 159, Koleksi Pribadi) 
- Bangsawan yang lengkap itu terdiri dari berbagai unsur seperti 
komidi, farse, melodrama dan dramatik yang dicampuradukan 
menjadi satu kesatuan (47) 
- Bangsawan juga mempunyai upacara pembukaan yang 
tradisional pada permulaan pertunjukan, hal ini menunjukan 
masih adanya unsur animistik dan ritual. Seperti menyemah: 
semah; membaca tangkal dan menabur beras kunyit untuk 
menjauhkan diri dari kecelakaan dalam proses lakunan 
terutama jika ada babak-babak yang menggunakan senjata; 
pelaris yaitu suatu benda (azimat/tangkal) yang dipercayai 
boleh menimbulkan daya penarik kepada seseorang hingga 
mempersonakan orang yang melihatnya (47) 
- Bangsawan merupakan satu daripada seni drama dan 
pementasan yang benar-benar menjadi hak milik ciptaan 
orang-orang melayu (122) 
- Drama Bangsawan yang mula-mula diperkenalkan oleh 
Mamak Pushi di Pulau Pinang dalam tahun 1885 (122)

More Related Content

ANOTASI

  • 1. 1 ANOTASI KUTIPAN LANGSUNG (MITOLOGI, INTERAKSI SIMBOLIK, TEATER BANGSAWAN) 1. Moleong, Lexy M etode P enelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996, (xvii, 253, 6 tabel, Koleksi Pribadi) - Pendekatan interaksi simbolik berasumsi bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh penafsiran. Penafsiran bukanlah tindakan bebas dan bukan pula ditentukan oleh kekuatan manusia atau bukan (10-11) - Teori ini tidak menolak bahwa ada aturan dan keteraturan, nilai, dan sistem nilai dalam masyarakat (12). - Bagian lainnya yang penting dari teori interaksi simbolik ialah konstrak tentang diri. Diri itu tidak dilihat sebagai yang berada dalam individu seperti aku atau kebutuhan yang teratur, motivasi, dan norma serta nilai dari dalam. Diri adalah definisi yang diciptakan orang (melalui interaksi dengan yang lainnya) di tempat ia berada. Dalam mengkonstruk atau mendefinisikan aku, manusia mencoba melihat dirinya sebagai orang lain, melihatnya dengan jalan menafsirkan tindakan dan isyarat yang diarahkan kepada mereka dan dengan jalan menempatkan dirinya dalam peranan orang lain (12-13). 2. Sobur, Alex Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rodaskarya, 2009, (xxix, 333, Koleksi Pribadi) - Simbol adalah bentuk yang menandai sesuatu yang lain di luar perwujudan bentuk simbolik itu sendiri. Dalam konsep Pierce simbol diartikan sebagai tanda yang mengacu pada objek tertentu di luar tanda itu sendiri (156). - Esensi dari interaksi simbolik yaitu suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna (197). - Interaksi, dalam pandangan Blumer, berarti bahwa para peserta masing-masing memindahkan diri mereka secara mental ke dalam posisi orang lain (198). - Blumer mengetengahkan bahwa aktifitas lebih banyak mulai dari dorongan batin daripada stimuli dari luar, sedangkan
  • 2. Kuhn berpendapat bahwa prilaku itu ditentukan dalam interaksi sosial (201). - Mitos merupakan kerasionalan atau tahyul atau khayalan; pendeknya, sesuatu yang tak berada dalam kontrol kesadaran dan rasio manusia. Pada hakekatnya mitos adalah usaha manusia rasional sendiri (223). - Mitos mengikuti dan berkaitan erat dengan ritual. Mitos adalah bagian ritual yang diucapkan, cerita yang diperagakan oleh ritual. Dalam suatu masyarakat, ritual dilakukan oleh pemuka-pemuka agama untuk menghindarkan bahaya atau mendatangkan keselamatan (224). 2 3. Soeprapto, H.R. Riyadi Interaksionisme Simbolik. Yogyakarta: P ustaka P elajar, 2002, (xx, 241, Koleksi Pribadi) - Interaksi simbolik bagi Blumer bertumpu pada tiga premis utama: yaitu a) manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada; b) makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan orang lain; c) makna-makna tersebut disempurnakan disaat interaksi sosial sedang berlangsung (120-121). - Tiga dasar pemikiran yang menyertai teori interaksi simbolik: yaitu a) manusia bertindak terhadap benda berdasarkan arti yang dimilikinya, b) asal muasal arti atas benda-benda tersebut yang muncul dari interaksi sosial yang dimiliki seseorang, c) makna yang demikian ini diperlakukan dan dimodifikasikan melalui proses interpretasi (140). - Posisi teori interaksionisme simbolik, bahwa arti yang dimiliki benda-benda untuk manusia adalah berpusat dalam kebenaran manusia itu sendiri (141). - Interaksi simbolis memandang arti arti sebagai produk sosial; sebagai kreasi-kreasi yang terbentuk melalui aktifitas yang terdefinisi dari individu saat mereka berinteraksi (141). 4. Barthes, Roland M itologi. Bantul: Kreasi W acana, 2013, (xv, 244, Koleksi Pribadi). - Sejarah inilah mengatur hidup matinya bahasa mistis. Mitos pasti memiliki landasan historis, baik mitos yang kuno, maupun yang tidak, karena dia adalah tipe wicara yang dipilih
  • 3. oleh sejarah: mitos tak mungkin lahir dari hakekat sesuatu (153). - Untuk menunjuk segala unit atau sintesis yang mengandung makna akan mempergunakan bahasa, wacana, tuturan, baik berbentuk verbal maupun visual (154). - Mitos pada dasarnya adalah salah satu wilayah dari sebuah ilmu yang umum, berdampingan dengan linguistik, yakni semiologi (155). - Karena mitologi adalah studi tentang tipe wicara, maka sesungguhnya ia adalah satu bagian dari ilmu tanda yang diperkenalkan Saussure empat puluh tahun yang lalu dengan nama semiologi (155). - Semiologi adalah ilmu tentang bentuk, sebab ia mempelajari 3 penandaan secara terpisah dari kandungannya (156). - Sesungguhnya di antara penanda, petanda, dan tanda, terdapat implikasi fungsional (seperti bagian keseluruhan) yang amat erat sehingga untuk menganalisisnya mungkin akan terlihat sia-sia; tetapi dalam sekejap kita akan melihat pembedaan ini memiliki peranan penting dalam mengkaji mitos sebagai skema semiologis (159). 5. Ritzer, George Teori Sosiologi M odern. Jakarta: Kencana, 2004, (xii, 644, Koleksi Pribadi) - Tindakan hanya melibatkan satu orang, tindakan sosial melibatkan dua orang atau lebih. Meurut Mead, gerak atau sikap isyarat adalah mekanisme dasar dalam tindakan sosial dan proses sosial yang lebih umum, sedangkan gesture adalah gerakan organisme pertama yang bertindak sebagai rangsangan khusus yang menimbulkan tanggapan (secara sosial) yang tepat dari organisme kedua (276). - Fungsi bahasa atau simbol yang signifikan pada umumnya adalah menggerakan tanggapan yang sama di pihak individu yang berbicara dan juga di pihak lainnya (278). - Interaksionisme sibolik memusatkan pada bentuk khusus interaksi sosial yakni sosialisasi (290).
  • 4. - Simbol adalah objek sosial yang dipakai untuk mempresentasikan (atau menggantikan) apa pun yang disetujui orang yang akan mereka representasikan (Charon, 1998:47) (292). - Simbol adalah aspek penting yang memungkinkan orang bertindak menurut cara-cara yang khas dilakukan manusia. Karena simbol, manusia tidak memberikan respon secara pasif terhadap realitas yang memaksakan dirinya sendiri, tetapi secara aktif menciptakan dan mencipta ulang dunia tempat mereka berperan (Charon, 1998:66) (292). 4 6. Blumer, Herbert Symbolic Interactionismn: P erspective and M ethod. California: University of California Press, 1986, (x, 208, Koleksi Pribadi) - human beings act toward thinks on the basis of the meanings that the things have for them (2) (manusia bertindak dan berpikir atas dasar makna yang mereka pikirkan ) - the meaning of such things is derived from or arises out of, the social interaction that one has with one's fellows. the third premise is that these meanings are handled in, and modified through an interpretative process used by the person in dealing with the thinks he ecounters (2) (makna tersebut berasal dari atau muncul dari, interaksi sosial yang dimiliki seseorang dengan sesama seseorang. premis ketiga adalah bahwa makna ini ditangani, dan dimodifikasi melalui proses interpretatif yang digunakan oleh orang dalam berinteraksi ) - It is the social process in group life that creates and upholds the rules, not the rules that create and uphold group life (19) (proses sosial dalam kehidupan kelompoklah yang menciptakan dan menguatkan aturan, bukan aturan yang menciptakan dan menguatkan kehidupan kelompok). - A network or an institution does not function automaticaly because of some inner dynamics or system requiremments; it functions because people at different points do somethinng,
  • 5. and what they do is a result of how they define the situation in which they are called on to act (19). (sebuah jaringan atau pranata sosial tidak berfungsi dengan sendirinya (otomatis) karena dinamika dari dalam atau karena terpenuhinya persyaratan sistem. Jaringan hubungan atau institusi berfungsi karena tiap-tiap orang melakukan sesuatu tundakan dari berbagai sudut yang berbeda dan apa yang mereka kerjakan adalah akibat dari cara mereka menentukan dalam situasi yang mana mereka diminta bertindak). 5 7. Kutha Ratna, Nyoman Sastra dan Cultural Studies Yogyakarta: P ustaka P elajar, 2005, (xii, 642, Koleksi Pribadi) - Melalui bahasa sebagai simbol yang signifikan manusia melakukan interaksi simbolik, artinya melakukan interaksi melalui simbol sebab hanya interaksi simbolik yang memungkinkan terbentuknya suatu masyarakat (194) - Unit analisis interaksi simbolik adalah tindakan-tindakan, bukan person atau psike. Dalam tindakan itulah tersembunyi semua kategori psikologis, seperti: persepsi, imajinasi, emosi, keinginan, dan berbagai unsur kejiwaan lainnya (196) - Teori interaksi harus dikaitkan dengan maslah pokoknya, yaitu bagaimana individu yang saling berinteraksi dapat mengaitkan berbagai pengalaman hidupnya dengan representasi kulturalnya (201) 8. El Saptaria, Rikrik Acting Bandung: Rekayasa Sains, 2006, (x, 142, Koleksi Pribadi) - Ekspresi artinya mendorong keluar secara alamiah, baik itu perasaan atau ide secara khas (50) - Gestur adalah kelanjutansecara fisikal dari impuls-impuls (rangsangan), perasaan, aksi, reaksi, yang menimbulkan energi dari dalam yang selanjutnya mengalir keluar, mencapai dunia luar dalam bentuk yang bermacam-macam; kata-kata, bunyi, gerak, postur dan infleksi (perubahan nada suara) (51) - Bahas tubuh adalah media komunikasi antar manusia yang menggunakan isyarat tubuh, postur, posisi dan perangkat inderanya (52)
  • 6. 6 9. Eliade, Mircea Sakral dan P rofan Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002, (vii, 282, Koleksi Pribadi) - Kosa kata mengungkapkan kedekatan hubungan relgius antara dunia dan waktu kosmis. Kosmos dipahami sebagai kesatuan hidup yang dilahirkan, tumbuh dan mati pada hari terakhir sebuah tahun, untuk dilahirkan kembali pada tahun baru (70) - Jalan bagi kelahiran sebuah realitas adalah ditunjukan dengan mitosnya (73) - Mitos berhubungan dengan sejarah sakral, yaitu kejadian kuno yang terjadi pada permulaan waktu (93) - Mitos adalah sejarah mengenai apa yang terjadi in illo tempore, cerita mengenai apa yang dewa-dewa atau makhluk setengah dewa lakukan pada permulaan waktu (94) 10. Geertz, Clifford Tafsir Kebudayaan Yogyakarta: Kanisius, 1992, (xiv, 282, Koleksi Pibadi) - Kluckhohn mendefinisikan kebudayaan sebagai: (1) keseluruhan cara hidup masyarakat; (2) warisan sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya; (3) suatu cara berpikir, merasa dan percaya; (4) suatu abstraksi dari tingkah laku; (5) suatu teori pada pihak antropolog tentang cara suatu kelompok masyarakat nyatanyabertingkah laku; (6) suatu gudang untuk mengumpulkan hasil belajar; (7) seperangkat orientasi-orientasi standar pada masalah-masalah yang sedang berlangsung; (8) tingkah laku yang dipelajari; (9) suatu mekanisme untuk penataan tingkah laku yang bersifat normatif; (10) seperangkat teknik untuk menyesuaikan baik dengan lingkungan luar maupun dengan; (11) suatu endapan sejarah (4-5). - Data itu sesungguhnya adalah tafsiran-tafsiran kita sendiri mengenai tafsiran-tafsiran orang lain tentang apa yang dialami oleh mereka (10-11). - Tindakan simbolis, yaitu: tindakan yang seperti suara dalam percakapan, cat utuk melukis, garis untuk menulis atau suara dalam musik, pertanyaan tentang apakah kebudayaan merupakan prilaku berpola atau suatu kerangka pikiran atau
  • 7. bahkan keduannya agak bercampur menjadi satu dan kehilangan maknannya (12). - Pikiran manusia pada akhirnya bersifat sosial: sosial dalam asal-usulnya, sosial dalam fungsinya, sosial dalam bentuk-bentuknya, 7 sosial dalam pemakaian-pemakaiannya (147). 11. Kuntowijoyo Budaya dan M asyarakat Yogyakarta: Tiara W acana, 2006, (xiv, 218, Koleksi Pibadi) - Agama dan seni pada mulanya secara empiris mempunyai hubungan yang erat. Agama mempunyai unsur ritual, emosional, kepercayaan, dan rasionalisasi (70) - Agama-agama primitif jelas mencampurkan seni dan agama. Max Weber menyatakan bahwa perbedaan sikap terhadap seni bisa juga terjadi dalam suatu agama, terutama karena perbedaan kelas sosial, pembawa agama dan pengaruh stuktural lainnya (71) - Agama Hindu-Bali mempunyai kekayaan kesenian yang paling jelas. Pertunjukan kesenian sering merupakan drama ritual yang menjadi sarana untuk memperkuat kepercayaan dan memformulasikan konsepsi agama mengenai kehidupan (72) - Agama yang kaya dengan simbol, sesaji dilakukan dengan penuh kecermatan dalam menyusun kelengkapannya (73) - Pengertian ritual dalam islam ada dua macam, yaitu wajib (harus) dan sunnah (dianjurkan) (74) - Selain dipengaruhi oleh agama, seni juga dipengaruhi oleh iklim, ekonomi, sistem sosial, dan lainnya (77) - Lingkungan simbolik ialah segala sesuatu yang meliputi makna dan komunikasi, seperti kata, bahasa, mite, nyanyian, seni, upacara, tigkah laku, benda-benda, konsep-konsep dan sebagainnya (89) - Bentuk-bentuk simbolik itu ialah agama, filsafat, seni, ilmu, sejarah, mite, dan bahasa. Semua bentuk simbolik itu dapat menjadi bahasa kajian humaniora, jika kajiannya berfokus sekitar masalah makna yaitu nilai-nilai instrinsik dari simbol. Sastra sebagai bentuk simbolik misalnya, tentu dapat menjadi bahasa kajian sosiologi, sosiologi sastra, tetapi sastra dari segi instrinsik akan menitik beratkan pendekatan hermeunetik, semiotik (90)
  • 8. - Simbol-simbol masyarakat tradisional itu penuh dengan 8 supernaturalisme (94) - Ciri-ciri kerakyatan tradisional lebih condong pada ciri kehambaan pada kekuasaan (95) 12. Sumardjo, Jakob Estetika P aradoks Bandung : STSI Bandung, 2010, (xii, 526, Koleksi Pribadi) - Membaca simbol-simbol seni berarti membaca religinya (114) - Nilai seni adalah nilai yang dialami, baik instrinsik maupun ekstrinsiknya. Nilai itu hadir lewat medium intrinsiknya yang distuktur oleh nilai ekstrinsik yang ingin disampaikan (115) - Fokus budaya adalah sistem kepercayaan atau religi masyarakatnya. Religi suku atau sistem kepercayaan itulah yang mendasari semua aktivitas budayannya, termaksuk cara berkeseniannya. Seni dan religi suku tidak bisa dipisahkan, sehingga syarat untuk memahami seni suku adalah memahami latar religi sukunya (131) - Mitologi berbagai suku di Indonesia kurang bersifat antroposentris, tetapi lebih kosmosentris. Dalam mitologi Indonesia, transpormasi-transpormasi kosmik menjadi manusia dan sebaliknya manusia bertranspormasi menjadi benda-benda alam, binatang, manusia lain, lebih banyak terjadi daripada selalu berpusat pada manusia (345) - Mitologi indonesia menjelaskan asal usul segala sesuatu atau genesis segala sesuatu. Mitologi adalah genelogi yang menjelaskan kausalitas keberadaan yang dikenal masyarakatnya (346) - Mitologi menjadi dasar hidup etiknya, mitologi dapat dianologikan dengan semacam kitab suci masyarakat suku, dari mitologilah berbagai norma etik bersumber (346) - Semua peristiwa mitos adalah kebenaran dan logis. Semua peristiwa dalam mitos benar-benar terjadi alias sejarah yang sejati-jatinya (346) 13. Iswantara, Nur M enciptakan Tradisi Teater Indonesia Tanggerang: CS Book, 2007, (xiv, 280, Koleksi Pribadi)
  • 9. - Hakikat seni tradisi atau kesenian tradisional, yakni: pertama seni tradisi dapat diartikan sebagai kesenian yang diselenggarakan demi kelangsungan suatu kesatuan adat istiadat sehingga tradisi itulah yang urgen, sedangkan kesenian hanya sebagai penunnjang; kedua seni tradisi bisa diartikan sebagai bentuk kesenian yang memiliki norma dan aturan-aturan penataan yang tetap sehingga kesenian itulah yang dianggap lebih pokok (72-73) - Fungsi sosial seni pertunjukan terutama berkaitan dengan unsur-unsur yang bersifat ritual, doa, magis, dan upacara-upacara 9 lainnya (73) - Ekspresi-ekspresi ritual dalam budaya populer Indonesia sering menunjukan pengaruh islam yang kuat (74) - Bandem dan Murgianto mengatakan bahwa teater tradisional biasanya memiliki empat fungsi, yakni sebagai sarana upacara, sebagai hiburan, komunikasi dan pengucapan sejarah (74) 14. Mulyono, Sri Simbolisme dan M istikisme dalam W ayang Jakarta: Gunung Agung, 1979, (192, Koleksi Pribadi) - Perbedaan magi dan mitos adalah, bahwa mitos mengarahkan pandangannya dari dunia ramai ini kepada dunia yang mempunyai kekuatan-kekuatan gaib dan kekuasaan-kekuasaan yang dianggapnya lebih tinggi darinya, jadi bersifat tramsenden. Sedangkan magi sebaliknya, manusia bertitik tolak pada dunia gaib dan pebuh kekuatan yang tinggi, jadi bersifat immanen (30) - Mitos agak bersifat ilmiah, filosofis, misalnya menjelaskan alam semesta, kosmologi, kosmogoni, yaitu suatu cerita asal-usul tentang sifat dan terjadinya bumi dan langit (29) 15. Yudiaryani P anggung Teater Dunia Yogyakarta: P ustaka Gondho Suli, 2002, (xvi, 403, Koleksi Pribadi) - Teater merupakan wadah interaksi antara wujud hidup aktordan wujud hidup penonton. Aktor menyajikan pertunjukan, dan pertunjukan tersebut menghadirkan keaktoran. Keaktoran menghadirkan tepuk tangan atau penghargaan dari penonton (21)
  • 10. - Sejarah panjang pembentukan teater dan drama terentang ke 10 masa lalu melalui magi dan mitos (35) - Drama dan teater hadir lebih dahulu daripada agama-agama wahyu (36) - Tugas pokok sutradara adalah menciptakan berbagai kemungkinan. Sutradara lebih sebagai penata tamandaripada diktator atau pengatur lalu lintas (343) 16. Bujang, Rahmah Sejarah P erkembangan Drama Bangsawan di Tanah M elayu dann Singapura Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1975, (xi, 159, Koleksi Pribadi) - Bangsawan yang lengkap itu terdiri dari berbagai unsur seperti komidi, farse, melodrama dan dramatik yang dicampuradukan menjadi satu kesatuan (47) - Bangsawan juga mempunyai upacara pembukaan yang tradisional pada permulaan pertunjukan, hal ini menunjukan masih adanya unsur animistik dan ritual. Seperti menyemah: semah; membaca tangkal dan menabur beras kunyit untuk menjauhkan diri dari kecelakaan dalam proses lakunan terutama jika ada babak-babak yang menggunakan senjata; pelaris yaitu suatu benda (azimat/tangkal) yang dipercayai boleh menimbulkan daya penarik kepada seseorang hingga mempersonakan orang yang melihatnya (47) - Bangsawan merupakan satu daripada seni drama dan pementasan yang benar-benar menjadi hak milik ciptaan orang-orang melayu (122) - Drama Bangsawan yang mula-mula diperkenalkan oleh Mamak Pushi di Pulau Pinang dalam tahun 1885 (122)