ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
SHODAQOH
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari hadits Abu Rabsyah Al-An Maary. "Harta
tidak akan berkurang dengan dishodaqohkan"
(HR. Tirmidzi, kitab Az Zuhd jilid 4 hal. 487 no. 2325, kata Imam Tirmidzi "Hadits ini hasan
shohih")
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tidaklah berkurang harta seorang hamba karena shodaqoh" (Hadits diriwayatkan oleh Abu
Dawud dan Ahmad, -Abu Isa mengatakan hadits ini hasan shahih,-pent)
Allah telah menjanjikan dengan menunaikan zakat merupakan tujuan untuk bisa tegak dan
kokoh di muka bumi ini. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : "Tiga perkara yang aku
bersumpah atas tiga perkara tersebut dan menceritakan kepada kalian maka jagalah : Tidak
akan berkurang harta yang dishodaqohkan dan tidak seorang hamba dianiaya dengan satu
kedholiman kemudian dia bersabar (atas kedholiman) kecuali Allah akan menambahkan
baginya dengan kemuliaan. Dan tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta-minta
kecuali Allah akan membaginya pintu kefakiran." (Turmudzi Kitab Az-Zuhd 4:487(2325) dari
hadits Abi Habsyah)
Maka cukuplah kemaksiatan itu akan menghilangkan keberkahan, sebagaimana dalam sabda
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Sesungguhnya seorang hamba terhalang dari rizki dengan
sebab dosa yang dia kerjakan." (HR. Ahmad & Ibnu Majah)
Shadaqah Yang Utama
Shadaqah adalah baik seluruhnya, namun antara satu dengan yang lain berbeda keutamaan
dan nilainya, tergantung kondisi orang yang bersedekah dan kepentingan proyek atau sasaran
shadaqah tersebut. Di antara shadaqah yang utama menurut Islam adalah sebagai berikut:
1. Shadaqah Sirriyah
Yaitu shadaqah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Shadaqah ini sangat utama karena
lebih medekati ikhlas dan selamat dari sifat pamer. Allah subhanahu wata¡¯ala telah berfirman,
¡°Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu
lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-
kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.¡± (QS. 2:271)
Yang perlu kita perhatikan di dalam ayat di atas adalah, bahwa yang utama untuk
disembunyikan terbatas pada shadaqah kepada fakir miskin secara khusus. Hal ini dikarenakan
ada banyak jenis shadaqah yang mau tidak mau harus tampak, seperti membangun sekolah,
jembatan, membuat sumur, membekali pasukan jihad dan lain sebagainya.
Di antara hikmah menyembunyikan shadaqah kepada fakir miskin adalah untuk menutup aib
saudara yang miskin tersebut. Sehingga tidak tampak di kalangan manusia serta tidak diketahui
kekurangan dirinya. Tidak diketahui bahwa tangannya berada di bawah, bahwa dia orang papa
yang tak punya sesuatu apa pun.Ini merupakan nilai tambah tersendiri dalam ihsan terhadap
orang fakir.
Oleh karena itu Nabi shallallahu ¡®alihi wasallam memuji shadaqah sirriyah ini, memuji pelakunya
dan memberitahukan bahwa dia termasuk dalam tujuh golongan yang dinaungi Allah nanti pada
hari Kiamat. (Thariqul Hijratain)
2. Shadaqah Dalam Kondisi Sehat
Bersedekah dalam kondisi sehat dan kuat lebih utama daripada berwasiat ketika sudah
menjelang ajal, atau ketika sudah sakit parah dan tipis harapan kesembuhannya. Rasulullah
shallallahu ¡®alihi wasallam bersabda,
"Shadaqah yang paling utama adalah engkau bershadaqah ketika dalam keadaan sehat dan
bugar, ketika engkau menginginkan kekayaan melimpah dan takut fakir. Maka jangan kau tunda
sehingga ketika ruh sampai tenggorokan baru kau katakan, "Untuk fulan sekian, untuk fulan
sekian." (HR.al-Bukhari dan Muslim)
3. Shadaqah Setelah Kebutuhan Wajib Terpenuhi
Allah subhanahu wata¡¯ala telah berfirman,
¡°Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, "Yang lebih dari
keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.¡±
(QS. 2:219)
Nabi shallallahu ¡®alihi wasallam bersabda,
"Tidak ada shadaqah kecuali setelah kebutuhan (wajib) terpenuhi." Dan dalam riwayat yang
lain, "Sebaik-baik shadaqah adalah jika kebutuhan yang wajib terpenuhi." (Kedua riwayat ada
dalam al-Bukhari)
4. Shadaqah dengan Kemampuan Maksimal
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ¡®alihi wasallam,
"Shadaqah yang paling utama adalah (infak) maksimal orang yang tak punya. Dan mulailah dari
orang yang menjadi tanggunganmu." (HR. Abu Dawud)
Beliau juga bersabda,
"Satu dirham telah mengalahkan seratus ribu dirham." Para sahabat bertanya," Bagaimana itu
(wahai Rasululullah)? Beliau menjawab, "Ada seseorang yang hanya mempunyai dua dirham
lalu dia bersedakah dengan salah satu dari dua dirham itu. Dan ada seseorang yang
mendatangi hartanya yang sangat melimpah ruah, lalu mengambil seratus ribu dirham dan
bersedekah dengannya." (HR. an-Nasai, Shahihul Jami')
Al-Imam al-Baghawi rahimahullah berkata, "Hendaknya seseorang memilih untuk bersedekah
dengan kelebihan hartanya, dan menyisakan untuk dirinya kecukupan karena khawatir terhadap
fitnah fakir. Sebab boleh jadi dia akan menyesal atas apa yang dia lakukan (dengan infak
seluruh atau melebihi separuh harta) sehingga merusak pahala. Shadaqah dan kecukupan
hendaknya selalu eksis dalam diri manusia. Rasululllah shallallahu ¡®alihi wasallam tidak
mengingkari Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhuyang keluar dengan seluruh hartanya, karena Nabi
tahu persis kuatnya keyakinan Abu Bakar dan kebenaran tawakkalnya, sehingga beliau tidak
khawatir fitnah itu menimpanya sebagaimana Nabi khawatir terhadap selain Abu Bakar.
Bersedekah dalam kondisi keluarga sangat butuh dan kekurangan, atau dalam keadaan
menanggung banyak hutang bukanlah sesuatu yang dikehendaki dari sedekah itu. Karena
membayar hutang dan memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah
lebih utama. Kecuali jika memang dirinya sanggup untuk bersabar dan membiarkan dirinya
mengalah meski sebenarnya membutuhkan sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar
radhiyallahu ¡®anhu dan juga itsar (mendahulukan orang lain) yang dilakukan kaum Anshar
terhadap kaum Muhajirin.¡± (Syarhus Sunnah)
5. Menafkahi Anak Istri
Berkenaan dengan ini Rasulullah shallallahu ¡®alihi wasallam bersabda,
"Seseorang apabila menafkahi keluarganya dengan mengharapkan pahalanya maka dia
mendapatkan pahala sedekah." ( HR. al-Bukhari dan Muslim)
Beliau juga bersabda,
"Ada empat dinar; Satu dinar engkau berikan kepada orang miskin, satu dinar engkau berikan
untuk memerdekakan budak, satu dinar engkau infakkan fi sabilillah, satu dinar engkau
belanjakan untuk keluargamu. Dinar yang paling utama adalah yang engkau nafkahkan untuk
keluargamu." (HR. Muslim).
6. Bersedekah Kepada Kerabat
Diriwayatkan bahwa Abu Thalhah radhiyallahu ¡®anhu memiliki kebun kurma yang sangat indah
dan sangat dia cintai, namanya Bairuha'. Ketika turun ayat,
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai." (QS. 3:92)
Maka Abu Thalhah mendatangi Rasulullah dan mengatakan bahwa Bairuha' diserahkan kepada
beliau, untuk dimanfaatkan sesuai kehendak beliau. Rasulullah shallallahu ¡®alihi wasallam
menyarankan agar ia dibagikan kepada kerabatnya. Maka Abu Thalhah melakukan apa yang
disarankan Nabi tersebut dan membaginya untuk kerabat dan keponakannya.(HR. al-Bukhari
dan Muslim)
Nabi shallallahu ¡®alihi wasallam juga bersabda,
"Bersedakah kepada orang miskin adalah sedekah (saja), sedangkan jika kepada kerabat maka
ada dua (kebaikan), sedekah dan silaturrahim." (HR. Ahmad, an-Nasa'i, at-Tirmidzi dan Ibnu
Majah)
Secara lebih khusus, setelah menafkahi keluarga yang menjadi tanggungan, adalah
memberikan nafkah kepada dua kelompok, yaitu:
¡¤ Anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, sebagaimana firman Allah subhanahu
wata¡¯ala,
¡±(Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan,
(kepada) anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir.¡±
(QS. 90:13-16)
¡¤ Kerabat yang memendam permusuhan, sebagaimana sabda Nabi,
"Shadaqah yang paling utama adalah kepada kerabat yang memendam permusuhan.¡± (HR.
Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzai, Shahihul jami')
7. Bersedekah Kepada Tetangga
Allah subhanahu wata¡¯ala berfirman di dalam surat an-Nisa' ayat 36, di antaranya berisikan
perintah agar berbuat baik kepada tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh. Dan Nabi juga
telah bersabda memberikan wasiat kepada Abu Dzar radhiyallahu ¡®anhu,
"Jika engkau memasak sop maka perbanyaklah kuahnya, lalu bagilah sebagiannya kepada
tetanggamu." (HR. Muslim)
8. Bersedekah Kepada Teman di Jalan Allah.
Rasulullah shallallahu ¡®alihi wasallam bersabda,
"Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang untuk keluarganya, dinar
yang dinafkahkan seseorang untuk kendaraannya (yang digunakan) di jalan Allah dan dinar
yang diinfakkan seseorang kepada temannya fi sabilillah Azza wa Jalla." (HR. Muslim)
9. Berinfak Untuk Perjuangan (Jihad) di Jalam Allah
Amat banyak firman Allah subhanahu wata¡¯ala yang menjelaskan masalah ini, di antaranya,
¡°Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan
harta dan jiwa pada jalan Allah.¡± (QS. 9:41)
Dan juga firman Allah subhanahu wata¡¯ala,
¡°Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa
mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.¡± (QS. 49:15)
Di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ¡®alihi wasallam bersabda,
"Barang siapa mempersiapkan (membekali dan mempersenjatai) seorang yang berperang
maka dia telah ikut berperang." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Namun perlu diketahui bahwa bersedekah untuk kepentingan jihad yang utama adalah dalam
waktu yang memang dibutuhkan dan mendesak, sebagaimana yang terjadi pada sebagian
negri kaum Muslimin. Ada pun dalam kondisi mencukupi dan kaum Muslimin dalam
kemenangan maka itu juga baik akan tetapi tidak seutama dibanding kondisi yang pertama.
10. Shadaqah Jariyah
Yaitu shadaqah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang bersedekah telah
meninggal dunia. Nabi shallallahu ¡®alihi wasallam bersabda,
"Jika manusia meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga hal; Shadaqah jariyah, ilmu
yang diambil manfaat dan anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim).
Di antara yang termasuk proyek shadaqah jariyah adalah pembangunan masjid, madrasah,
pengadaan sarana air bersih dan proyek-proyek lain yang dimanfaatkan secara berkelanjutan
oleh masyarakat.
Sumber: Buletin ¡°Ash-Shadaqah fadhailuha wa anwa¡¯uha¡±, Ali bin Muhammad al-Dihami.

More Related Content

Shodaqoh

  • 1. SHODAQOH Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari hadits Abu Rabsyah Al-An Maary. "Harta tidak akan berkurang dengan dishodaqohkan" (HR. Tirmidzi, kitab Az Zuhd jilid 4 hal. 487 no. 2325, kata Imam Tirmidzi "Hadits ini hasan shohih") Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah berkurang harta seorang hamba karena shodaqoh" (Hadits diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ahmad, -Abu Isa mengatakan hadits ini hasan shahih,-pent) Allah telah menjanjikan dengan menunaikan zakat merupakan tujuan untuk bisa tegak dan kokoh di muka bumi ini. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : "Tiga perkara yang aku bersumpah atas tiga perkara tersebut dan menceritakan kepada kalian maka jagalah : Tidak akan berkurang harta yang dishodaqohkan dan tidak seorang hamba dianiaya dengan satu kedholiman kemudian dia bersabar (atas kedholiman) kecuali Allah akan menambahkan baginya dengan kemuliaan. Dan tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta-minta kecuali Allah akan membaginya pintu kefakiran." (Turmudzi Kitab Az-Zuhd 4:487(2325) dari hadits Abi Habsyah) Maka cukuplah kemaksiatan itu akan menghilangkan keberkahan, sebagaimana dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Sesungguhnya seorang hamba terhalang dari rizki dengan sebab dosa yang dia kerjakan." (HR. Ahmad & Ibnu Majah) Shadaqah Yang Utama Shadaqah adalah baik seluruhnya, namun antara satu dengan yang lain berbeda keutamaan dan nilainya, tergantung kondisi orang yang bersedekah dan kepentingan proyek atau sasaran shadaqah tersebut. Di antara shadaqah yang utama menurut Islam adalah sebagai berikut: 1. Shadaqah Sirriyah Yaitu shadaqah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Shadaqah ini sangat utama karena lebih medekati ikhlas dan selamat dari sifat pamer. Allah subhanahu wata¡¯ala telah berfirman, ¡°Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan- kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.¡± (QS. 2:271) Yang perlu kita perhatikan di dalam ayat di atas adalah, bahwa yang utama untuk disembunyikan terbatas pada shadaqah kepada fakir miskin secara khusus. Hal ini dikarenakan ada banyak jenis shadaqah yang mau tidak mau harus tampak, seperti membangun sekolah, jembatan, membuat sumur, membekali pasukan jihad dan lain sebagainya. Di antara hikmah menyembunyikan shadaqah kepada fakir miskin adalah untuk menutup aib saudara yang miskin tersebut. Sehingga tidak tampak di kalangan manusia serta tidak diketahui kekurangan dirinya. Tidak diketahui bahwa tangannya berada di bawah, bahwa dia orang papa yang tak punya sesuatu apa pun.Ini merupakan nilai tambah tersendiri dalam ihsan terhadap orang fakir.
  • 2. Oleh karena itu Nabi shallallahu ¡®alihi wasallam memuji shadaqah sirriyah ini, memuji pelakunya dan memberitahukan bahwa dia termasuk dalam tujuh golongan yang dinaungi Allah nanti pada hari Kiamat. (Thariqul Hijratain) 2. Shadaqah Dalam Kondisi Sehat Bersedekah dalam kondisi sehat dan kuat lebih utama daripada berwasiat ketika sudah menjelang ajal, atau ketika sudah sakit parah dan tipis harapan kesembuhannya. Rasulullah shallallahu ¡®alihi wasallam bersabda, "Shadaqah yang paling utama adalah engkau bershadaqah ketika dalam keadaan sehat dan bugar, ketika engkau menginginkan kekayaan melimpah dan takut fakir. Maka jangan kau tunda sehingga ketika ruh sampai tenggorokan baru kau katakan, "Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian." (HR.al-Bukhari dan Muslim) 3. Shadaqah Setelah Kebutuhan Wajib Terpenuhi Allah subhanahu wata¡¯ala telah berfirman, ¡°Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.¡± (QS. 2:219) Nabi shallallahu ¡®alihi wasallam bersabda, "Tidak ada shadaqah kecuali setelah kebutuhan (wajib) terpenuhi." Dan dalam riwayat yang lain, "Sebaik-baik shadaqah adalah jika kebutuhan yang wajib terpenuhi." (Kedua riwayat ada dalam al-Bukhari) 4. Shadaqah dengan Kemampuan Maksimal Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ¡®alihi wasallam, "Shadaqah yang paling utama adalah (infak) maksimal orang yang tak punya. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu." (HR. Abu Dawud) Beliau juga bersabda, "Satu dirham telah mengalahkan seratus ribu dirham." Para sahabat bertanya," Bagaimana itu (wahai Rasululullah)? Beliau menjawab, "Ada seseorang yang hanya mempunyai dua dirham lalu dia bersedakah dengan salah satu dari dua dirham itu. Dan ada seseorang yang mendatangi hartanya yang sangat melimpah ruah, lalu mengambil seratus ribu dirham dan bersedekah dengannya." (HR. an-Nasai, Shahihul Jami') Al-Imam al-Baghawi rahimahullah berkata, "Hendaknya seseorang memilih untuk bersedekah dengan kelebihan hartanya, dan menyisakan untuk dirinya kecukupan karena khawatir terhadap fitnah fakir. Sebab boleh jadi dia akan menyesal atas apa yang dia lakukan (dengan infak seluruh atau melebihi separuh harta) sehingga merusak pahala. Shadaqah dan kecukupan hendaknya selalu eksis dalam diri manusia. Rasululllah shallallahu ¡®alihi wasallam tidak mengingkari Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhuyang keluar dengan seluruh hartanya, karena Nabi tahu persis kuatnya keyakinan Abu Bakar dan kebenaran tawakkalnya, sehingga beliau tidak khawatir fitnah itu menimpanya sebagaimana Nabi khawatir terhadap selain Abu Bakar. Bersedekah dalam kondisi keluarga sangat butuh dan kekurangan, atau dalam keadaan menanggung banyak hutang bukanlah sesuatu yang dikehendaki dari sedekah itu. Karena membayar hutang dan memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah
  • 3. lebih utama. Kecuali jika memang dirinya sanggup untuk bersabar dan membiarkan dirinya mengalah meski sebenarnya membutuhkan sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar radhiyallahu ¡®anhu dan juga itsar (mendahulukan orang lain) yang dilakukan kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin.¡± (Syarhus Sunnah) 5. Menafkahi Anak Istri Berkenaan dengan ini Rasulullah shallallahu ¡®alihi wasallam bersabda, "Seseorang apabila menafkahi keluarganya dengan mengharapkan pahalanya maka dia mendapatkan pahala sedekah." ( HR. al-Bukhari dan Muslim) Beliau juga bersabda, "Ada empat dinar; Satu dinar engkau berikan kepada orang miskin, satu dinar engkau berikan untuk memerdekakan budak, satu dinar engkau infakkan fi sabilillah, satu dinar engkau belanjakan untuk keluargamu. Dinar yang paling utama adalah yang engkau nafkahkan untuk keluargamu." (HR. Muslim). 6. Bersedekah Kepada Kerabat Diriwayatkan bahwa Abu Thalhah radhiyallahu ¡®anhu memiliki kebun kurma yang sangat indah dan sangat dia cintai, namanya Bairuha'. Ketika turun ayat, "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai." (QS. 3:92) Maka Abu Thalhah mendatangi Rasulullah dan mengatakan bahwa Bairuha' diserahkan kepada beliau, untuk dimanfaatkan sesuai kehendak beliau. Rasulullah shallallahu ¡®alihi wasallam menyarankan agar ia dibagikan kepada kerabatnya. Maka Abu Thalhah melakukan apa yang disarankan Nabi tersebut dan membaginya untuk kerabat dan keponakannya.(HR. al-Bukhari dan Muslim) Nabi shallallahu ¡®alihi wasallam juga bersabda, "Bersedakah kepada orang miskin adalah sedekah (saja), sedangkan jika kepada kerabat maka ada dua (kebaikan), sedekah dan silaturrahim." (HR. Ahmad, an-Nasa'i, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah) Secara lebih khusus, setelah menafkahi keluarga yang menjadi tanggungan, adalah memberikan nafkah kepada dua kelompok, yaitu: ¡¤ Anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, sebagaimana firman Allah subhanahu wata¡¯ala, ¡±(Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir.¡± (QS. 90:13-16) ¡¤ Kerabat yang memendam permusuhan, sebagaimana sabda Nabi, "Shadaqah yang paling utama adalah kepada kerabat yang memendam permusuhan.¡± (HR. Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzai, Shahihul jami') 7. Bersedekah Kepada Tetangga Allah subhanahu wata¡¯ala berfirman di dalam surat an-Nisa' ayat 36, di antaranya berisikan perintah agar berbuat baik kepada tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh. Dan Nabi juga telah bersabda memberikan wasiat kepada Abu Dzar radhiyallahu ¡®anhu,
  • 4. "Jika engkau memasak sop maka perbanyaklah kuahnya, lalu bagilah sebagiannya kepada tetanggamu." (HR. Muslim) 8. Bersedekah Kepada Teman di Jalan Allah. Rasulullah shallallahu ¡®alihi wasallam bersabda, "Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang untuk keluarganya, dinar yang dinafkahkan seseorang untuk kendaraannya (yang digunakan) di jalan Allah dan dinar yang diinfakkan seseorang kepada temannya fi sabilillah Azza wa Jalla." (HR. Muslim) 9. Berinfak Untuk Perjuangan (Jihad) di Jalam Allah Amat banyak firman Allah subhanahu wata¡¯ala yang menjelaskan masalah ini, di antaranya, ¡°Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwa pada jalan Allah.¡± (QS. 9:41) Dan juga firman Allah subhanahu wata¡¯ala, ¡°Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.¡± (QS. 49:15) Di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ¡®alihi wasallam bersabda, "Barang siapa mempersiapkan (membekali dan mempersenjatai) seorang yang berperang maka dia telah ikut berperang." (HR. al-Bukhari dan Muslim) Namun perlu diketahui bahwa bersedekah untuk kepentingan jihad yang utama adalah dalam waktu yang memang dibutuhkan dan mendesak, sebagaimana yang terjadi pada sebagian negri kaum Muslimin. Ada pun dalam kondisi mencukupi dan kaum Muslimin dalam kemenangan maka itu juga baik akan tetapi tidak seutama dibanding kondisi yang pertama. 10. Shadaqah Jariyah Yaitu shadaqah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang bersedekah telah meninggal dunia. Nabi shallallahu ¡®alihi wasallam bersabda, "Jika manusia meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga hal; Shadaqah jariyah, ilmu yang diambil manfaat dan anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim). Di antara yang termasuk proyek shadaqah jariyah adalah pembangunan masjid, madrasah, pengadaan sarana air bersih dan proyek-proyek lain yang dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat. Sumber: Buletin ¡°Ash-Shadaqah fadhailuha wa anwa¡¯uha¡±, Ali bin Muhammad al-Dihami.