1. Siklus batuan menggambarkan seluruh proses yang dengannya batuan
dibentuk, dimodifikasi, ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan
dibentuk kembali sebagai hasil dari proses internal dan eksternal Bumi.
Siklus batuan ini berjalan secara kontinyu dan tidak pernah berakhir.
Siklus ini adalah fenomena yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang
berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan
oleh energi panas internal Bumi dan energi panas yang datang dari
Matahari.
Kerak bumi yang tersingkap ke udara akan mengalami pelapukan dan
mengalami transformasi menjadi regolit melalui proses yang
melibatkan atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Selanjutnya, proses erosi
mentansportasikan regolit dan kemudian mengendapkannya sebagai
sedimen. Setelah mengalami deposisi, sedimen tertimbun dan
mengalami kompaksi dan kemudian menjadi batuan sedimen.
Kemudian, proses-proses tektonik yang menggerakkan lempeng dan
2. pengangkatan kerak Bumi menyebabkan batuan sedimen mengalami
deformasi. Penimbunan yang lebih dalam membuat batuan sedimen
menjadi batuan metamorik, dan penimbunan yang lebih dalam lagi
membuat batuan metamorfik meleleh membentuk magma yang dari
magma ini kemudian terbentuk batuan beku yang baru. Pada berbagai
tahap siklus batuan ini, tektonik dapat mengangkat kerak bumi dan
menyingkapkan batuan sehingga batuan tersebut mengalami
pelapukan dan erosi. Dengan demikian, siklus batuan ini akan terus
berlanjut tanpa henti.
Dari kesimpulan diatas, jika kita hubungkan siklus batuan dengan
sedimentologi, maka batua sedimen itu bisa berasal dari batuan apa
saja, baik itu batuan beku, batuan metamorf, ataupun batuan sedimen
itu sendiri