際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
SILABUS KOMPETENSI KEJURUAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK 
Nama Sekolaqh : SMK Negeri 1 Sipispis 
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan 
Kelas / Semester : XI / 2 
Standar Kompetensi : Memasang Instalasi Tenaga Listrik Bangunan Sederhana 
Alokasi Waktu : 20 Jam X @ 45 Menit 
KOMPETENS 
I DASAR 
THP INDIKATOR THP 
NILAI 
KARAKTE 
R BANGSA 
MATERI PELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN 
ALOKASI WAKTU 
SUMBER BELAJAR 
TM PS PI 
6.1 Memahami 
pemasang 
an instalasi 
tenaga 
listrik 1 
fase 
6.2 Menggamb 
ar rencana 
instalasi 
tenaga 
C2 
C1 
P2 
 Panel daya 1 fase 
dijelaskan dengan 
rinci 
 Cara membagi daya 
terpasang 1 fase 
dijelaskan dengan 
rinci dan jelas 
 Gambar rencana 
instalasi tenaga 
dijelaskan dengan 
benar. 
 Gambar rencana 
instalasi tenaga 
sesuai dengan 
aturan 
C1 
C1 
C1 
P2 
 Religius 
 Jujur 
 Disiplin 
 Kerja keras 
 Kreatifitas 
 Mandiri 
 Rasa ingin 
tahu 
 Ketelitian 
 Tanggung 
jawab 
 Religius 
 Jujur 
 Disiplin 
 Kerja keras 
 Kreatifitas 
 Mandiri 
 Rasa ingin 
tahu 
 Ketelitian 
 Tanggung 
jawab 
 Instalasi tenaga 
listrik 1 fase 
 Tata letak komponen 
pada panel 
 Pengaman panel 
daya listrik 
 Gambar rencana 
instalasi tenaga 
 Aturan-aturan 
gambar 
 Mencari informasi tentang instalasi 
tenaga listrik 1 fase 
 Mencari informasi tentang tata letak 
komponen dalam panel daya listrik 
 Mendiskusikan cara pemasangan 
komponen pada panel daya listrik 
 Menggali informasi tentang 
peraturan gambar instalsi tenaga 
 Mendiskusikan aturan-aturan 
gambar instalasi tenaga 
 Menggambar instalsi tenaga sesuai 
dengan aturan 
 Tes tertulis 
 Tes lisan 
4 
4(8) 
 Arus Kuat Jilid 1 
dan 2, Ir. 
Setiawan 
 Arus Kuat Jilid 1 
dan 2, Ir. 
Setiawan
KOMPETENS 
I DASAR 
THP INDIKATOR THP 
NILAI 
KARAKTE 
R BANGSA 
MATERI PELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN 
ALOKASIWAKTU 
SUMBER BELAJAR 
TM PS PI 
6.3 Memasang 
instalasi 
tenaga di 
luar 
permukaan 
6.4 Memasang 
instalasi 
tenaga di 
dalam 
permukaan 
C1 
P2 
C1 
P2 
 Prosedur 
pemasangan 
instalasi tenaga di 
luar permukaan 
dijelaskan dengan 
benar. 
 Pemasangan 
instalasi tenaga di 
luar permukaan 
dilakukan sesuai 
prosedur. 
 Prosedur 
pemasangan 
instalasi tenaga di 
dalam permukaan 
dijelaskan dengan 
benar. 
 Pemasangan 
instalasi tenaga di 
dalam permukaan 
dilakukan sesuai 
prosedur. 
C1 
P2 
C1 
P2 
 Religius 
 Jujur 
 Disiplin 
 Kerja keras 
 Kreatifitas 
 Mandiri 
 Rasa ingin 
tahu 
 Ketelitian 
 Tanggung 
jawab 
 Religius 
 Jujur 
 Disiplin 
 Kerja keras 
 Kreatifitas 
 Mandiri 
 Rasa ingin 
tahu 
 Ketelitian 
 Tanggung 
Jawab 
 Prosedur 
Pemasangan instalasi 
tenaga di luar 
permukaan 
 Pemasangan instalasi 
tenaga di luar 
permukaan 
 Pemasangan instalasi 
tenaga di dalam 
permukaan 
 Mencari informasi tentang prosedur 
pemasangan instalasi tenaga di luar 
permukaan. 
 Mendiskusikan prosedur pemasangan 
instalasi tenaga di luar permukaan 
 Melaksanakan pemasangan instalasi 
tenaga di luar permukaan 
 Mencari informasi tentang prosedur 
pemasangan instalasi tenaga di dalam 
permukaan. 
 Mendiskusikan prosedur 
pemasangan instalasi tenaga di 
dalam permukaan 
 Melaksanakan pemasangan instalasi 
tenaga di dalampermukaan 
 Unjuk kerja 
 Unjuk kerja 
4(8) 
4(8) 
 Arus Kuat Jilid 1 
dan 2, Ir. 
Setiawan 
 Arus Kuat Jilid 1 
dan 2, Ir. 
Setiawan
KOMPETENS 
I DASAR 
THP INDIKATOR THP 
NILAI 
KARAKTE 
R BANGSA 
MATERI PELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN 
ALOKASIWAKTU 
SUMBER BELAJAR 
TM PS PI 
6.5 Memasang 
kotak-kontak 
1 
fase 
C1 
P2 
 Prosedur 
pemasangan kotak 
kontak 1 fase 
dijelaskan dengan 
benar. 
 Arde dipasang 
sesuai dengan 
prosedur yang telah 
ditetapkan 
 Pemasangan kotak 
kontak 1 fase 
dilakukan dengan 
benar 
C1 
P2 
P2 
 Religius 
 Jujur 
 Disiplin 
 Kerja keras 
 Kreatifitas 
 Mandiri 
 Rasa ingin 
tahu 
 Ketelitian 
 Tanggung 
jawab 
 Pemasangan kotak 
kontak 1 fase 
 Pemasangan arde 
 Menggali informasi tentang prosedur 
memasang kotak kontak 1 fase 
 Mendiskusikan tata cara 
pemasangan arde pada kotak kontak 
1 fase 
 Memasang kotak kontak 1 fase 
sesuai prosedur yang ditetapkan 
 Unjuk kerja 4(8) Arus Kuat Jilid 1 dan 
2, Ir. Setiawan
Silabus smk listrik
LAMPIRAN 2 
RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN 
(Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD) 
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Sipispis 
Mata Pelajaran : Memasang Instalasi Penerangan Listrik Bangunan Sederhana 
Program Keahlian : Teknik Audio Video 
Kelas/Semester : XI/4 
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit 
Standar Kompetensi : Memasang Instalasi Tenaga Listrik Bangunan Sederhana 
Kompetensi Dasar : Memahami Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik 1 Fase 
Indikator : a. Panel daya 1 fase dijelaskan dengan rinci 
b. Cara membagi daya terpasang 1 fase dijelaskan dengan rinci dan 
jelas 
I. Tujuan Pembelajaran 
Setelah pembelajaran ini, diharapkan siswa mampu : 
1. Mendeskripsikan perbedaan antara tegangan, arus dan resistansi. 
2. Menjelaskan panel daya 1 fase. 
3. Menjelaskan cara membagi daya terpasang 1 fase.
II. Materi Pembelajaran 
a. Arus, Tegangan dan Resistansi 
b. Komponen Pasif 
III. Model Pembelajaran 
Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 
IV. Skenario Pembelajaran 
Pert Keterangan 
Kegiatan Pembelajaran Waktu 
Guru Siswa (Menit) 
I Kegiatan 
awal 
- Memberikan salam sambil 
memeriksa kesediaan siswa 
untuk menerima pelajaran 
- Menyampaikan tujuan 
pembelajaran 
- Memotivasi siswa 
- Membalas salam guru 
- Memeperhatikan guru 
5 
10 
5 
Kegiatan Inti - Menyajikan garis-garis besar 
materi pelajaran yaitu arus, 
tegangan, tahanan dan 
komponen pasif. 
- Mengelompokkan siswa 
dalam kelompok kecil yang 
beranggotakan 4-6 orang 
secara heterogen 
- Membimbing kelompok-kelompok 
belajar siswa. 
- Meminta masing-masing 
kelompok untuk 
mempresentasikan hasil 
diskusinya didepan kelas dan 
kelompok siswa lainnya 
memberi tanggapan. 
- Memberikan kuis sebagai 
evaluasi. 
- Memberikan Penghargaan 
kepada kelompok terbaik 
- Memperhatikan, 
menyimak dan 
mendengarkan penjelasan 
guru 
- Membentuk kelompok 
dan duduk berdasarkan 
kelompok masing-masing 
- Bekerja menyelesaikan 
materi pelajaran dalam 
kelompok. 
- Kelompok penyaji 
memaparkan hasil 
diskusinya didepan kelas 
dan kelompok siswa 
lainnya memberi 
tanggapan. 
- Mengerjakan soal. 
- Mendengar dan 
mendapatkan 
penghargaan 
10 
20 
30 
30 
10
Kegiatan 
akhir 
- Membuat kesimpulan dari 
materi pelajaran. 
- Menginstruksi siswa untuk 
mempelajari pelajaran 
berikutnya dirumah. 
- Menyimak guru. 
- Mendengarkan guru 
10 
5 
V. Alat dan Sumber 
Alat : Kapur, papan tulis. 
Sumber : Penerapan konsep dasar listrik dan elektronika, Rusdianto, 
Kanisius, Jakarta. 
Arus Kuat Jilid 1 dan 2, Ir. Setiawan. 
VI. Evaluasi 
1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah ..... 
a. Ekonomis  keamanan - keandalan 
b. Ekonomis  kenyamanan  ketahanan 
c. Keamanan  kenyamanan  keandalan d. Efektif  
aman  handal 
2. Diketahui diagramgaris tunggal berikut ini : 
Jumlah penghantar yang digunakan pada titik B adalah 
a. 2 penghantar d. 5 penghantar 
b. 3 penghantar e. 6 penghantar 
c. 4 penghantar 
3. Dalam menentukan PHB (Perangkat HubungBagi) pada tiap grup/kelompok 
sebaiknya seimbang/sama, yang dimaksud seimbang/sama disini adalah
a. Daya 
b.Titik Beban 
c.Tegangan 
d.Pemasangan Lampu 
4. ELCB merupakan singkatan dari. a. Earth 
Leakage Circuit Breaker 
b. Emmergency Leakage Circuit Breaker 
c. Emmergrncy Load Circuit Breaker 
d. Earth Landing Circuit Breaker 
e. Earth Load Common Breaker 
5. Yang dimaksud alat pengukur dan pembatas adalah 
a. Amper meter dan MCB 
b. Volt meter dan sekring c. Kwh 
meter dan MCB 
d. Kwh meter dan sekering 
6. MCB merupakan singkatan dari.. 
a. Miniature Circuit Breaker 
b. c. MMeomtobreCr CiricruciutiBt Breraekaekrer 
d. Miniature Common Breaker 
7. Kepanjangan PUIL yaitu .... 
a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 
b. Peraturan Untuk Instalasi Listrik 
c. Persyaratan Untuk Instalasi Lsitrik 
d. Peraturan Umum Instalasi Lsitrik 
8. Batas kemampuan minimumsaklar masuk PHB tegangan rendah adalah....... 
a. 6 A 
b. 10 A 
c. 16 A 
d. 25 A
9. Tinggi pemasangan PHB instalasi rumah tinggal, maksimal adalah.... 
a. 1,5 m 
b. 150 cm 
c. 170 cm 
d. 2 m 
10. Alat pembatas arus pada instalasi tegangan rendah dengan arus beban sampai dengan 
100 A yaitu ... 
a. MCB 
b. MCCB 
c. NH Fuse 
d. Sekring
LAMPIRAN 3 
RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN 
(Model Pembelajaran Ekspositori) 
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Sipispis 
Mata Pelajaran : Memasang Instalasi Penerangan Listrik Bangunan Sederhana 
Program Keahlian : Teknik Audio Video 
Kelas/Semester : XI/4 
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit 
Standar Kompetensi : Memasang Instalasi Tenaga Listrik Bangunan Sederhana 
Kompetensi Dasar : Memahami Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik 1 Fase 
Indikator : a. Panel daya 1 fase dijelaskan dengan rinci 
b. Cara membagi daya terpasang 1 fase dijelaskan dengan rinci dan jelas 
I. Tujuan Pembelajaran 
Setelah pembelajaran ini, diharapkan peserta didik mampu : 
1. Mendeskripsikan tentang instalasi tenaga listrik 1 fase. 
2. Menjelaskan tentang tata letak komponen dalam panel daya listrik. 
3. Menjelaskan cara pemasangan komponen pada panel daya listrik . 
II. Materi Pembelajaran 
a. Arus, Tegangan dan Resistansi 
b. Komponen Pasif 
III. Metode Pembelajaran 
a. Ceramah 
b. Tanya Jawab
IV. Skenario Pembelajaran 
Pert Keterangan 
Kegiatan Pembelajaran Waktu 
Guru Siswa (Menit) 
I Kegiatan 
awal 
- Memberikan salam sambil 
memeriksa kesediaan siswa 
untuk menerima pelajaran 
- Menyampaikan kompetensi 
dasar dan indikator Pelajaran 
- Memotivasi siswa 
- Membalas salam guru 
- Mendengarkan dan 
menyimak guru 
5 
10 
Kegiatan Inti - Menyajikan materi pelajaran 
yaitu tentang instalasi tenaga 
listrik 1 fase. 
- Memberikan kesempatan 
kepada siswa untuk 
menanyakan hal yang kurang 
dipahami. 
- Menugaskan siswa untuk 
mencatat kembali Materi 
pembelajaran 
- Memberikan contoh soal 
- Memberikan soal atau latihan 
- Memperhatikan, 
menyimak dan 
mendengarkan penjelasan 
guru 
- Mengajukan pertanyaan 
- Menyimak dan membaca 
soal 
- Mencatat ke dalam buku 
catatan 
- Memperhatikan guru 
- Mengerjakan soal-soal 
45 
15 
35 
15 
30
Kegiatan 
akhir 
- Membimbing siswa untuk 
membuat kesimpulan dari 
materi pelajaran. 
- Menginstruksi siswa untuk 
mempelajari pelajaran 
berikutnya dirumah. 
- Membuat kesimpulan 
dengan mengikuti 
penjelasan guru. 
- Mendengarkan guru 
15 
10 
V. Alat dan Sumber 
Alat : Kapur, papan tulis. 
Sumber : Penerapan konsep dasar listrik dan elektronika, Rusdianto, 
Kanisius, Jakarta. 
Arus Kuat Jilid 1 dan 2, Ir. Setiawan 
VI. Evaluasi 
1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah ..... 
a. Ekonomis  keamanan - keandalan 
b. Ekonomis  kenyamanan  ketahanan 
c. Keamanan  kenyamanan  keandalan d. Efektif  
aman  handal 
2. Diketahui diagramgaris tunggal berikut ini : 
Jumlah penghantar yang digunakan pada titik B adalah 
a. 2 penghantar d. 5 penghantar 
b. 3 penghantar e. 6 penghantar 
c. 4 penghantar 
3. Dalam menentukan PHB (Perangkat HubungBagi) pada tiap grup/kelompok 
sebaiknya seimbang/sama, yang dimaksud seimbang/sama disini adalah
a. Daya 
b.Titik Beban 
c.Tegangan 
d.Pemasangan Lampu 
4. ELCB merupakan singkatan dari. a. Earth 
Leakage Circuit Breaker 
b. Emmergency Leakage Circuit Breaker 
c. Emmergrncy Load Circuit Breaker 
d. Earth Landing Circuit Breaker 
e. Earth Load Common Breaker 
5. Yang dimaksud alat pengukur dan pembatas adalah 
a. Amper meter dan MCB 
b. Volt meter dan sekring c. Kwh 
meter dan MCB 
d. Kwh meter dan sekering 
6. MCB merupakan singkatan dari.. 
a. Miniature Circuit Breaker 
b. c. MMeomtobreCr CiricruciutiBt Breraekaekrer 
d. Miniature Common Breaker 
7. Kepanjangan PUIL yaitu .... 
a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 
b. Peraturan Untuk Instalasi Listrik 
c. Persyaratan Untuk Instalasi Lsitrik 
d. Peraturan Umum Instalasi Lsitrik 
8. Batas kemampuan minimumsaklar masuk PHB tegangan rendah adalah....... 
a. 6 A 
b. 10 A 
c. 16 A
d. 25 A 
9. Tinggi pemasangan PHB instalasi rumah tinggal, maksimal adalah.... 
a. 1,5 m 
b. 150 cm 
c. 170 cm 
d. 2 m 
10. Alat pembatas arus pada instalasi tegangan rendah dengan arus beban sampai dengan 
100 A yaitu ... 
a. MCB 
b. MCCB 
c. NH Fuse 
d. Sekring
LAMPIRAN 4 
SOAL DAN PEMBAHASAN 
SEKOLAH : SMK Negeri 1 Sipispis 
MAPEL : MIPLBS 
KELAS / SEMESTER : XI /3 
KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik 
Oleh : H M Fernando Simanjuntak 
1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah ..... a. 
Ekonomis  keamanan - keandalan 
b. Ekonomis  kenyamanan  ketahanan 
c. Keamanan  kenyamanan  keandalan d. 
Efektif  aman - handal 
2. Diketahui diagramgaris tunggal berikut ini : 
Jumlah penghantar yang digunakan pada titik B adalah a. 2 
penghantar d. 5 penghantar 
b. 3 penghantar e. 6 penghantar c. 
4 penghantar 
3. Dalam menentukan PHB (Perangkat Hubung Bagi) pada tiap grup/kelompok 
sebaiknya seimbang/sama, yang dimaksud seimbang/sama disini adalah 
a. Daya 
b. Titik Beban 
c. Tegangan 
d. Pemasangan Lampu 
4. ELCB merupakan singkatan dari. a. 
Earth Leakage Circuit Breaker 
b. Emmergency Leakage Circuit Breaker 
c. Emmergrncy Load Circuit Breaker 
d. Earth Landing Circuit Breaker 
e. Earth Load Common Breake
5. Yang dimaksud alat pengukur dan pembatas adalah a. 
Amper meter dan MCB 
b. Volt meter dan sekring c. 
Kwh meter dan MCB 
d. Kwh meter dan sekering 
6. MCB merupakan singkatan dari.. 
a. Miniature Circuit Breaker 
b. Motor C ircuit Breaker 
c. Member Circuit Breaker 
d. Miniature Common Breaker 
e. Miniature Common Black 
7. Jenis sambungan dalamkotak sambung adalah sambungan 
a. simpul 
b. ekor babi 
c. cabang datar 
d. turn back 
e. western union 
8. Kepanjangan PUIL yaitu .... 
a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik b. 
Peraturan Untuk Instalasi Listrik 
c. Persyaratan Untuk Instalasi Lsitrik d. 
Peraturan Umum Instalasi Lsitrik 
9. Batas kemampuan minimumsaklar masuk PHB tegangan rendah adalah....... a. 6 
A 
b. 10A 
c. 16A 
d. 25A 
10. Tinggi pemasangan PHB instalasi rumah tinggal, maksimal adalah.... a. 1,5 
m 
b. 150 cm 
c. 170 cm 
d. 2 m. 
11. Alat pembatas arus pada instalasi tegangan rendah dengan arus beban sampai 
dengan 100 A yaitu ... 
a. MCB 
b. MCCB 
c. NH Fuse 
d. Sekring 
12. Di bawah ini yang termasuk dalam instalasi pemanfaatan / pelanggan tenaga listrik yaitu ... 
a. SMP, SLP, APP, PHB 
b. SLP, APP 
c. APP, PHB 
d. PHB
Jawaban : d 
Perhatikan gambar di bawah ini, yang dibatasi oleh tanda panah. 
13. Urutan pemasangan instalasi listrik adalah......... 
a. KWHmeter - MCB- Box sekring - peralatan listrik b. 
MCB - KWHmeter - Box sekring - peralatan listrik c. 
Box sekring  MCB  KWHmeter - peralatan listrik d. 
MCB - peralatan listrik KWHmeter - Box sekring e. 
Box sekring  MCB - peralatan listrik - KWHmeter 
14. Pelanggan listrik PLN dengan kapasitas daya 900 VA, besar pembatas arusnya 
yaitu... 
a. 2 A 
b. 4 A 
c. 6 A 
d. 10 A 
15. Gambar yang digunakan dalan rancangan instalasi listrik meliputi antara lain... a. 
Gambar situasi  gambar instalasi  gambar diagramgaris tunggal 
b. Gambar situasi  gambar tata letak  gambar diagramgaris tunggal c. 
Gambar situasi  gambar instalasi  gambar rekapitulasi daya 
d. Gambar situasi  gambar tata letak  gambar rekapitulasi daya 
16. Dalam diagaramgaris tunggal berisi antara lain ... 
a. Diagram PHB lengkap, ukuran fisik PHB , cara pemasangan kabel , jenis 
pembumian 
b. Diagram PHB lengkap , jenis dan besar beban, sistem pembumian, ukuran dan 
jenis penghantar. 
c. Ukuran fisik PHB , jenis dan besar beban, sistem pembumian, ukuran dan jenis 
penghantar. 
d. Cara pemasangan kabel , jenis dan besar beban, sistem pembumian, ukuran 
dan jenis penghantar. 
17. Dalam gambar instalasi hubungan terang gelap di bawah ini, jumlah penghantar pada titik A 
adalah....
a. 2 
b. 3 
c. 4 
d. 5 
18. Alat yang digunakan untuk mengukur tahanan isolasi adalah ..... a. Earth 
tester 
b. Multimeter c. 
Ohm meter 
d. Insulation Tester 
19. Alat yang digunakan untuk mengukur tahanan pentanahan yaitu.... a. Earth 
tester 
b. Multimeter c. 
Ohm meter 
d. Insulation Tester 
20. Kabel listrik yang biasa digunakan pada pemasangan instalasi rumah berjenis . . . a. NYAF 
b. NYFGbY c. NYY d. NYA 
Diketahui, 
Dosen Pembimbing Skripsi 
Dr. Sukarman Purba ST, M.Pd
Lampiran 6 
Perhitungan Uji Validitas Uji Coba Tes MIPBLS 
Perhitungan uji validitas tes MIPBLS digunakan rumus korelasi point biserial (rpbis) sebagai berikut : 
p 
q 
 
r Mp Mt pbis 
St 
 
Sebagai contoh perhitungan digunakan item soal nomor 3 dengan data sebagai berikut : 
Mp = 17,524 Mt = 15,267 St = 6,643 p = 0,700 q = 0,300 
rpbis = ( , , ) 
, 
, 
, 
= , 
, , 
= 0,519 
Dengan membandingkan rhitung = 0,519 dengan rtabel = 0,361 pada taraf signifikan 0,05 ternyata rhitung > 
rtabel yang berarti soal nomor 3 Valid. Dengan cara yang sama secara lengkap berikut disajikan hasil 
perhitungan validitas tiap butir soal. 
Tabel validitas tiap butir soal 
No. 
rhitung rtabel Keterangan 
1 0.610 0.361 VALID 
2 0.614 0.361 VALID 
3 0.519 0.361 VALID 
4 0.519 0.361 VALID 
5 0.803 0.361 VALID 
6 0.572 0.361 VALID 
7 0.627 0.361 VALID 
8 0.322 0.361 TIDAK VALID
9 0.558 0.361 VALID 
10 0.772 0.361 VALID 
11 0.449 0.361 VALID 
12 0.292 0.361 TIDAK VALID 
13 0.610 0.361 VALID 
14 0.668 0.361 VALID 
15 0.593 0.361 VALID 
16 0.282 0.361 TIDAK VALID 
17 0.699 0.361 VALID 
18 0.587 0.361 VALID 
19 0.772 0.361 VALID 
20 0.322 0.361 TIDAK VALID 
21 0.496 0.361 VALID 
22 0.668 0.361 VALID 
23 0.803 0.361 VALID 
24 0.699 0.361 VALID 
25 0.361 0.361 TIDAK VALID 
Dengan membandingkan rhitung dengan rtabel pada taraf signifikan 0,05 dan N = 25, didapat jumlah soal 
yang valid sebanyak 20 soal dan yang tidak valid sebanyak 5 soal sehingga jumlah soal yang digunakan untuk 
mendapatkan data penelitian adalah 20 soal.
Lampiran 7 
Perhitungan Reliabilitas Tes MILPBS 
Untuk menghitung reliabilitas test dipakai rumus KR-20 dengan catatan soal yang tidak valid sudah 
dibuang yaitu : 
 
 削 
  
 2 
ワ  
 
削 
r n 
 
 
 
2 
S pq 
t 
S 
11 n 
1 t 
Dari data uji coba instrument diperoleh: 
裡y = 458 裡y2 = 8316 n = 20 裡pq = 5,411 
Dengan memasukkan harga-harga di atas ke dalam rumus: 
St = 
  
裡Y 裡Y 
N 
N 
2 
2  
= 
  
8316 458 
30 
30 
2 
 
= 6,643 
Sehingga reliabilitas tes MIPBLS dapat dicari dengan : 
 
  
 
 
2 
(6,643) 5,411 
20 
r11 = 削 
 
削 
 
 2 
(6,643) 
20 1 
= 0,923
Berdasarkan perhitungan di atas, didapat harga indeks reliabilitas tes MIPBLS sebesar 0.877. 
Kemudian dibandingkan dengan indeks korelasi, tes termasuk dalam kategori Sangat Tinggi. 
Lampiran 8 
Perhitungan Daya Beda Soal 
Daya beda (D) untuk soal No.2, diperoleh harga sebagai berikut: 
BA = 8 JA = 8 BB = 3 JB = 8 
Dengan menggunakan rumus daya beda soal, maka diperoleh: 
D = 
BB 
JB 
BA  
JA 
D = 
5 
8 
8  
8 
D = 0.72 
Maka daya beda untuk soal No.3 adalah Baik Sekali. 
Dengan cara yang sama diperoleh harga daya beda untuk tiap-tiap soal seperti pada tabel berikut: 
No 
Item BA BB D KATEGORI No 
Item BA BB D KATEGORI 
1 8 3 0,63 BAIK 21 6 1 0.63 BAIK 
2 8 4 0.50 BAIK 22 8 2 0.75 BAIK SEKALI 
3 8 5 0.72 BAIK SEKALI 23 8 0 1,00 BAIK SEKALI 
4 8 5 0.72 BAIK SEKALI 24 8 2 0.75 BAIK SEKALI 
5 8 0 1.00 BAIK SEKALI 25 4 2 0.25 CUKUP 
6 6 2 0.50 BAIK 
7 8 2 0.75 BAIK SEKALI 
8 8 4 0.50 BAIK
9 7 2 0.63 BAIK 
10 8 1 0.88 BAIK SEKALI 
11 8 5 0.38 CUKUP 
12 8 7 0.13 BURUK 
13 8 3 0.63 BAIK 
14 8 2 0.75 BAIK SEKALI 
15 8 2 0.75 BAIK SEKALI 
16 4 2 0.25 CUKUP 
17 8 2 0.75 BAIK SEKALI 
18 6 1 0,63 BAIK 
19 8 1 0.88 BAIK SEKALI 
20 7 3 0.50 BAIK 
Jumlah Soal Kategori Buruk = 1 
Jumlah Soal Kategori Cukup = 3 
Jumlah Soal Kategori Baik = 9 
Jumlah Soal Kategori Baik Sekali = 7
Lampiran 9 
Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Tes MIPBLS. 
Untuk menghitung indeks kesukaran butir tes dipakai yaitu : 
p  B 
J 
Dengan Menggunakan soal no 3 didapat data: 
B = 21 J = 25 
Dengan memasukkan harga-harga di atas ke dalam rumus: 
P = 
= 0,84 
Berdasarkan perhitungan di atas, didapat harga indeks kesukaran tes MIPBLS sebesar 0,733. Kemudian 
dibandingkan dengan kategori indeks kesukaran butir soal, soal no. 3 termasuk dalam kategori Mudah. Untuk 
perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini 
Tabel Indeks Kesukaran Butir Soal 
No item B J P KATEGORI 
1 24 30 0,80 MUDAH 
2 22 30 0,73 MUDAH 
3 21 30 0,70 SEDANG 
4 16 30 0,53 SEDANG 
5 15 30 0,50 SEDANG
6 17 30 0,57 SEDANG 
7 18 30 0,60 SEDANG 
8 19 30 0,63 SEDANG 
9 22 30 0,73 MUDAH 
10 16 30 0,53 SEDANG 
11 25 30 0,83 MUDAH 
12 28 30 0,93 MUDAH 
13 24 30 0,80 MUDAH 
14 18 30 0,60 SEDANG 
15 19 30 0,63 SEDANG 
16 11 30 0,37 SEDANG 
17 20 30 0,67 SEDANG 
18 10 30 0,33 SEDANG 
19 16 30 0,53 SEDANG 
20 19 30 0,63 SEDANG 
21 14 30 0,47 SEDANG 
22 18 30 0,60 SEDANG 
23 15 30 0,50 SEDANG 
24 20 30 0,67 SEDANG 
25 11 30 0,37 SEDANG 
Jumlah Soal Kategori Mudah = 6 
Jumlah Soal Kategori Sedang = 19 
Lampiran 10 
Data Hasil Belajar MIPLBS 
Nama 
Model Pembelajaran Kooperatif 
Tipe STAD 
Model Pembelajaran Ekspositori 
Posttest Posttest 
1 12 15 
2 10 13 
3 14 12
4 16 14 
5 17 9 
6 17 11 
7 14 15 
8 16 13 
9 15 17 
10 10 17 
11 10 8 
12 14 12 
13 14 11 
14 12 13 
15 19 12 
16 19 12 
17 13 11 
18 15 7 
19 15 7 
20 15 13 
21 18 13 
22 17 12 
23 17 12 
24 15 8 
25 13 8 
26 20 9 
27 20 9 
28 13 12 
29 16 11 
30 18 11 
N 20 20 
Max 20 17 
Min 10 7 
Mean 14,60 11,57 
裡X 438 347 
裡X2 6648 4215 
Sd 2,80 2,63
St 8,73 6,94 
Lampiran 11 
Perhitungan Harga Rata  Rata, Distribusi Frekuensi dan Standar Deviasi data Posttest dari Masing  
Masing Kelompok Penelitian 
a. Perhitungan Harga Rata  Rata Hitung (M) 
1. Rata  Rata Hitung dari Kelompok Eksperimen (Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD) 
X1 = 454 ; n = 20 
M = 
 X1 
n 
454 
= 
30 
= 14,60 
2. Rata  Rata Hitung dari Kelompok Kontrol (Model Pembelajaran Ekspositori) 
X2 = 387 ; n = 20 
M = 
 X 2 
n 
387 
= 
30 
= 11,57 
b. Perhitungan Distribusi Frekuensi Hasil Data Post Test Variabel Penelitian 
1. Perhitungan Distribusi Frekuensi Hasil Data Post Test Kelas yang Diajar dengan Model Pembelajaran 
Kooperatif Tipe STAD (Kelas Eksperimen) 
Data yang diperoleh, dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Menentukan rentang 
Rentang = data terbesar  data terkecil 
= 20  10 
= 10 
b. Menentukan banyak kelas interval 
Banyak kelas = 1 + (3,3) Log n 
= 1 + (3,3) Log 30 
= 5,87  6 (banyak kelas yang diambil adalah 6) 
c. Menentukan panjang kelas interval p 
P = 
= = , maka dibulatkan menjadi 2 
Setelah panjang kelas dihitung yaitu 2 maka tabel distribusi frekuensi untuk hasil belajar kelompok eksperimen 
sebagai berikut 
No Interval fo Fr 
1 9-10 3 10,00% 
2 11-12 6 20,00% 
3 13-14 5 16,66% 
4 15-16 8 26,66% 
5 17-18 5 16,66% 
6 19-20 3 10,00% 
Jumlah 30 100% 
2. Perhitungan Distribusi Frekuensi Hasil Data Post Test Kelas yang Diajar dengan Pembelajaran Ekspositori 
(Kelas Kontrol) 
Data yang diperoleh dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi dengan ketentuan sebagai berikut : 
a. Menentukan rentang 
Rentang = data terbesar  data terkecil 
= 17  7 
= 10 
b. Menentukan banyak kelas interval
Banyak kelas = 1 + (3,3) Log n 
= 1 + (3,3) Log 30 
= 5,87  6 (banyak kelas yang diambil adalah 6) 
c. Menentukan panjang kelas interval p 
P = 
= = , (maka diambil 2) 
Setelah panjang kelas dihitung yaitu 2 maka tabel distribusi frekuensi untuk hasil belajar kelompok kontrol 
sebagai berikut : 
Kelas Interval fo Fr 
1 7-8 5 16.65% 
2 9-10 3 10.00 % 
3 11-12 12 39,96 % 
4 13-14 6 20.00 % 
5 15-16 2 6.67 % 
6 17-18 2 6.67 % 
Jumlah 30 100% 
c. Perhitungan Standar Deviasi dari Variabel Penelitian 
Standard Deviasi dari Varibel Penelitian dihitung dengan rumus: 
(Sd) = 
  
   
N X X 2 2 
N(N  
1) 
Dimana: 
X2 = jumlah aljabar kuadrat X 
X = jumlah aljabar dari data X 
N = jumlah sampel
1. Standar Deviasi dari Kelompok Eksperimen (XA) 
(Sd) = 
  
   
N X X 2 2 
A 
N(N  
1) 
(Sd) = 
30.7098- 206116 
30(30  
1) 
(Sd) = 
6824 
870 
(Sd) = 2,80 
2. Standar Deviasi dari Kelompok Kontrol (XB) 
(Sd) = 
  
   
N X X 2 2 
B 
N(N  
1) 
(Sd) = 
30.4215 -120409 
30(30  
1) 
(Sd) = 
6041 
870 
(Sd) = 2,63
Lampiran 12 
Perhitungan Tingkat Kecenderungan Masing  Masing Variabel Penelitian 
Untuk menghitung harga rata  rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) digunakan rumus : 
1. = 
2. = 
Kemudian dalam mengidentifikasi tingkat kecenderungan skor masing  masing variabel digunakan rata  rata ideal (Mi) 
dan standar deviasi ideal (Sdi) yang dikategorikan menjadi empat kelompok yaitu : 
Kelompok F.Absolut F.Relatif Kategori 
Mi + 1,5 SDi  Keatas N1 n1/n x 100% Tinggi 
Mi - Mi + 1,5 SDi N2 n2/n x 100% Cukup 
Mi  1,5 SDi  Mi N3 n3/n x 100% Kurang 
Mi  1,5 SDi  Kebawah N4 n4/n x 100% Rendah 
1. Identifikasi Kecenderungan Hasil Belajar Kelas Eksperimen 
Dengan menggunakan data penelitian hasil belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran 
Kooperatif Tipe STAD diperoleh : 
Mo = = = ,
Mi = ( . ) ( . ) = 
SDi = ( . ) ( . ) = , 
Sehingga diketahui Mo > Mi yaitu 14,60 > 10, berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat 
disimpulkan bahwa siswa yang diberi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD memiliki tingkat 
kecenderungan Tinggi. Berikut tabel kecenderungan hasil belajar yang diajar dengan Model Pembelajaran 
Kooperatif Tipe STAD: 
Tabel Tingkat Kecenderngan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif 
Tipe STAD 
Kelompok Fo Fr Kategori 
18,7  ke atas 3 13,33 % Tinggi 
12,5  18,7 18 70,00 % Cukup 
6,3  12,5 9 16,67 % Kurang 
6,3  kebawah 0 0, 00 % Rendah 
Jumlah 30 
2. Identifikasi Kecenderungan Hasil Belajar Kelas Kontrol 
Dengan menggunakan data penelitian hasil belajar siswa yang diajar dengan Pembelajaran Ekspositori diperoleh : 
Mo = = = , 
Mi = ( . ) ( . ) = 
SDi = ( . ) ( . ) = , 
Sehingga diketahui Mo > Mi yaitu 11,57 > 10, berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat 
disimpulkan bahwa siswa yang diberi Pembelajaran ekspositori memiliki tingkat kecenderungan Cukup. 
Berikut tabel kecenderungan hasil belajar yang diajar dengan Pembelajaran ekspositori : 
Tabel Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Pembelajaran Ekspositori. 
Kelompok Fo Fr Kategori 
18,7  ke atas 0 0% Tinggi 
12,5  18,7 10 33,37% Cukup
6,3  12,5 20 66,63% Kurang 
6,3  kebawah 0 0, 00% Rendah 
Jumlah 30 
Lampiran 13 
Uji Normalitas Data Masing  Masing Kelas Penelitian 
Uji yang digunakan untuk menghitung normalitas data adalah dengan menggunakan Uji Liliefors. 
1. Uji Normalitas Kelas yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Kelas Eksperimen) 
Untuk menghitung normalitas data dari kelas eksperimen misalnya diambil contoh skor terendah = 12, dilakukan 
dengan menggunakan uji Liliefors, dengan langkah  langkah sebagai berikut : 
a. Mencari luas Zhitung dengan menggunakan rumus : 
= 
dengan xi = 10, = 14,60 dan SD = 2,80 
Z i = , 
, = - 1,64
b. Untuk bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku untuk mendapatkan nilai Ztabel, maka untuk 
skor = 10, nilai Ztabel adalah -0,4441. 
c. Kemudian menghitung f(Zi) yaitu untuk nilai Zi negatif = 0,5 + Ztabel. Maka untuk X1, f(Z1) = 0,5  0,4441 = 
0,0559. 
d. Menghitung proporsi Zi yang dinyatakan dengan S(Zi), dengan rumus 
裡 = = 0,1000 
e. Menghitung selisih |f(Zi)  S(Zi)| yaitu |0,0559  0,1000| = 0,0441. Berikut seterusnya hingga X30. 
Kemudian mengambil nilai terbesar dari |f(Zi)  S(Zi)| sebagai nilai Lo. 
f. Jika harga Lo  Ltabel berarti data distribusi normal. Untuk harga Ltabel dari jumlah subjek sebanyak 30 siswa 
setelah dikonsultasikan pada tabel kurva normal sebesar 0,1610. Berdasarkan uraian di atas maka dapat 
disimpulkan Lo  Ltabel dengan nilai 0,1078  0,1610 maka data berdistribusi Normal. Selengkapnya uji 
normalitas dari kelas eksperimen dapat dilihat dari tabel ringkasan dibawah ini : 
No Xi Zscore ztabel F Fk F(Zi) S(Zi) [F(Zi)- 
S(Zi)] 
1 20 -1,99 -0,4767 2 2 0,0233 0,0667 0,0434 
2 21 -1,60 -0,4452 1 3 0,0548 0,1000 0,0452 
3 22 -1,22 -0,3888 2 5 0,1112 0,1667 0,0555 
4 23 -0,83 -0,2967 3 8 0,2033 0,2667 0,0634 
5 24 -0,45 -0,1736 5 13 0,3264 0,4333 0,1069 
6 25 -0,07 -0,0279 2 15 0,4721 0,5000 0,0279 
7 26 0,32 0,1255 7 22 0,6255 0,7333 0,1078 
8 27 0,70 0,2580 3 25 0,7580 0,8333 0,0753 
9 28 1,09 0,3621 2 27 0,8621 0,9000 0,0379 
10 29 1,47 0,4292 2 29 0,9292 0,9667 0,0375 
11 30 1,86 0,4686 1 30 0,9686 1,0000 0,0314 
SD=2,6 X = 25,17 Lhitung = 0,1078 
N =30 
Kesimpulan : Lhit< Ltabel (Berdistribusi Normal) Lt = 0,1610 
2. Uji Normalitas Kelas yang Diajar dengan Pembelajaran Ekspositori (Kelas Kontrol) 
Untuk menghitung normalitas data dari kelas kontrol misalnya diambil contoh skor terendah = 17, dilakukan 
dengan menggunakan uji Liliefors, dengan langkah  langkah sebagai berikut : 
a. Mencari luas Zhitung dengan menggunakan rumus : 
= 
dengan xi = 17, = 23,30, dan SD = 2,9
Z i = , 
, = - 2,17 
b. Untuk bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku untuk mendapatkan nilai Ztabel, maka untuk 
skor = 17, nilai Ztabel adalah -0,4850. 
c. Kemudian menghitung f(Zi) yaitu untuk nilai Zi negatif = 0,5 + Ztabel. Maka untuk X1, f(Z1) = 0,5  0,4850 = 
0,0150. 
d. Menghitung proporsi Zi yang dinyatakan dengan S(Zi), dengan rumus 
裡 = = 0,0667 
e. Menghitung selisih |f(Zi)  S(Zi)| yaitu |0,0150  0,0667| = 0,0517. Berikut seterusnya hingga X30. 
Kemudian mengambil nilai terbesar dari |f(Zi)  S(Zi)| sebagai nilai Lo. 
f. Jika harga Lo  Ltabel berarti data distribusi normal. Untuk harga Ltabel dari jumlah subjek sebanyak 30 siswa 
setelah dikonsultasikan pada tabel kurva normal sebesar 0,161. Berdasarkan uraian di atas maka dapat 
disimpulkan Lo  Ltabel dengan nilai 0,1065  0,1610 maka data berdistribusi Normal. Selengkapnya uji 
normalitas dari kelas eksperimen dapat dilihat dari tabel ringkasan dibawah ini : 
No Xi Zscore ztabel F Fk F(Zi) S(Zi) [F(Zi)- 
S(Zi)] 
1 17 -2,17 -0,4850 2 2 0,0150 0,0667 0,0517 
2 19 -1,48 -0,4306 3 5 0,0694 0,1667 0,0973 
3 21 -0,79 -0,2852 2 7 0,2148 0,2333 0,0185 
4 22 -0,45 -0,1736 3 10 0,3264 0,3333 0,0069 
5 23 -0,10 -0,0398 7 17 0,4602 0,5667 0,1065 
6 24 0,24 0,0948 2 19 0,5948 0,6333 0,0385 
7 25 0,59 0,2224 2 21 0,7224 0,7000 0,0224 
8 26 0,93 0,3238 6 27 0,8238 0,9000 0,0762 
9 27 1,28 0,3997 3 30 0,8997 1,0000 0,1003 
Sd=2,9 X = 23,3 Lhitung = 0,1065 
N =30 Kesimpulan : Lhit< Ltabel (Berdistribusi Normal) Lt = 0,1610
Lampiran 14 
Uji Homogenitas Data Penelitian 
Dari perhitungan statistic untuk varians dari kedua sampel diperoleh dengan mengkuadratkan kedua 
standar deviasi dari hasil belajar kedua kelas penelitian. 
Perhitungan uji homogenitas dilakukan dengan kesamaan dua varians, yaitu : 
Fh = 
Untuk varians terbesar dimiliki oleh kelas kontrol yaitu 8.73. Sedangkan untuk varians terkecil dimiliki oleh 
kelas eksperimen yaitu 6,94 . Maka dapat ditentukan nilai Fhitung yaitu :
Fh = 
, 
, 
= 1,25 
Kemudian dibandingkan dengan harga Ftabel dengan : 
dk pembilang = n (varians terbesar)  1 = 30  1 = 29 
dk penyebut = n (varians terkecil)  1 = 30  1 = 29 
Ftabel(29,29) tidak tertera pada tabel distribusi F, sehingga dicari dengan cara interpolasi linier. Berdasarkan 
tabel distribusi F didapat nilai  nilai sebagai berikut : 
F0,05(24,29) = 1,90 
F0,05(30,29) = 1,85 
1. Dengan menginterpolasi F0,05(24,29) = 1,90 dan F0,05(30,29) = 1,85 
F0,05(29,29) = 1,85 + (1,90  1,85) = 1,86 
Untuk Fhitung < Ftabel yaitu 1,25 < 1,86 berarti Homogen. 
Tabel Perhitungan Uji Homogenitas 
Statistik Pembelajaran 
STAD Ekspositori 
Varians 8,73 6,94 
Fhitung 1,25 
1,86 
Homogen 
Ftabel 
Status
Lampiran 15 
Uji Hipotesis Menggunakan Uji-t satu pihak 
Untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan Uji-t satu pihak (pihak kanan) 
dengan taraf signifikan 5 %. Sesuai dengan desain penelitian maka data hasil penelitian disajikan dalam tabel 
berikut : 
Tabel Data Penelitian 
Statistik Pembelajaran
STAD Ekspositori 
N 30 30 
Max 20 17 
Min 10 7 
Mean 14,60 11,57 
裡X 438 347 
裡X2 6648 4215 
SD 2,95 2,64 
S2 8,73 6,94 
Dengan pernyataan hipotesis sebagai berikut : 
Ho : 亮 1  亮 2 
Ha : 亮 1 > 亮 2 
Pernyatan hipotesis tersebut adalah : 
Ho = Hasil belajar MIPBLS dari siswa yang diajar dengan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 
lebih rendah atau sama dengan hasil belajar MIPBLS dari siswa yang diajar dengan pembelajaran 
Ekspositori. 
Ha = Hasil belajar MIPBLS dari siswa yang diajar dengan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 
lebih tinggi dari hasil belajar MIPBLS dari siswa yang diajar dengan model pembelajaran 
Ekspositori. 
Dari lampiran telah diperoleh : 
X 1 = 14,60 2 
1 S = 7,84 n1 = 30 
X 2 = 11,57 22 
S = 6,94 n2 = 30 
Maka : 
    
n  1  n  
1 S 
n 2 
s 
1 2 
22 
2 
2 
2  
1 1 
total   
n 
S 
(Sudjana, 2005 : 239)
= 
    
30  1 7,84  30  
1 6,94 
30  30  
2 
= 
428.62 
58 
stotal = 2,71 
Maka stotal = 2,71 
Karena data dari kelompok sampel adalah homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan rumus : 
t = 
x  x 
1 2 
1 
n 
s 1  
1 2 
n 
t = 
14,60 11,57 
1 
30 
2,71 1 
30 
 
 
t = 
5,35 
0,69 
= 4.52 
Kriteria pengujian untuk menerima Ho adalah thitung < ttabel. Thitung diperoleh 4.52 maka nilai tesrsebut adalah 
pada taraf signifikansi 5 %. Dengan mengkonsultasikan nilai thitung pada taraf signifikan 5% dengan dk = 58, 
nilai t(0,95,58) tidak ada dalam tabel distribusi t, maka untuk mencari harga t dilakukan interpolasi. 
t untuk n = 40 dengan 留 = 0,05 adalah 2,68 
t untuk n = 60 dengan 留 = 0,05 adalah 1,67 
58  
40  
 
Maka t tabel = t(0,95)(58) = 2,68 + 1,67 2,68 
60 40 
= 1,674 
Setelah dilakukan perhitungan, ternyata thitung lebih besar dari ttabel yaitu 7.75 > 1,674. Sehingga Ho ditolak dan 
sekaligus menerima Ha yaitu hasil belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe 
STAD lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran Ekspositori.
Silabus smk listrik

More Related Content

Silabus smk listrik

  • 1. SILABUS KOMPETENSI KEJURUAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK Nama Sekolaqh : SMK Negeri 1 Sipispis Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Kelas / Semester : XI / 2 Standar Kompetensi : Memasang Instalasi Tenaga Listrik Bangunan Sederhana Alokasi Waktu : 20 Jam X @ 45 Menit KOMPETENS I DASAR THP INDIKATOR THP NILAI KARAKTE R BANGSA MATERI PELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR TM PS PI 6.1 Memahami pemasang an instalasi tenaga listrik 1 fase 6.2 Menggamb ar rencana instalasi tenaga C2 C1 P2 Panel daya 1 fase dijelaskan dengan rinci Cara membagi daya terpasang 1 fase dijelaskan dengan rinci dan jelas Gambar rencana instalasi tenaga dijelaskan dengan benar. Gambar rencana instalasi tenaga sesuai dengan aturan C1 C1 C1 P2 Religius Jujur Disiplin Kerja keras Kreatifitas Mandiri Rasa ingin tahu Ketelitian Tanggung jawab Religius Jujur Disiplin Kerja keras Kreatifitas Mandiri Rasa ingin tahu Ketelitian Tanggung jawab Instalasi tenaga listrik 1 fase Tata letak komponen pada panel Pengaman panel daya listrik Gambar rencana instalasi tenaga Aturan-aturan gambar Mencari informasi tentang instalasi tenaga listrik 1 fase Mencari informasi tentang tata letak komponen dalam panel daya listrik Mendiskusikan cara pemasangan komponen pada panel daya listrik Menggali informasi tentang peraturan gambar instalsi tenaga Mendiskusikan aturan-aturan gambar instalasi tenaga Menggambar instalsi tenaga sesuai dengan aturan Tes tertulis Tes lisan 4 4(8) Arus Kuat Jilid 1 dan 2, Ir. Setiawan Arus Kuat Jilid 1 dan 2, Ir. Setiawan
  • 2. KOMPETENS I DASAR THP INDIKATOR THP NILAI KARAKTE R BANGSA MATERI PELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASIWAKTU SUMBER BELAJAR TM PS PI 6.3 Memasang instalasi tenaga di luar permukaan 6.4 Memasang instalasi tenaga di dalam permukaan C1 P2 C1 P2 Prosedur pemasangan instalasi tenaga di luar permukaan dijelaskan dengan benar. Pemasangan instalasi tenaga di luar permukaan dilakukan sesuai prosedur. Prosedur pemasangan instalasi tenaga di dalam permukaan dijelaskan dengan benar. Pemasangan instalasi tenaga di dalam permukaan dilakukan sesuai prosedur. C1 P2 C1 P2 Religius Jujur Disiplin Kerja keras Kreatifitas Mandiri Rasa ingin tahu Ketelitian Tanggung jawab Religius Jujur Disiplin Kerja keras Kreatifitas Mandiri Rasa ingin tahu Ketelitian Tanggung Jawab Prosedur Pemasangan instalasi tenaga di luar permukaan Pemasangan instalasi tenaga di luar permukaan Pemasangan instalasi tenaga di dalam permukaan Mencari informasi tentang prosedur pemasangan instalasi tenaga di luar permukaan. Mendiskusikan prosedur pemasangan instalasi tenaga di luar permukaan Melaksanakan pemasangan instalasi tenaga di luar permukaan Mencari informasi tentang prosedur pemasangan instalasi tenaga di dalam permukaan. Mendiskusikan prosedur pemasangan instalasi tenaga di dalam permukaan Melaksanakan pemasangan instalasi tenaga di dalampermukaan Unjuk kerja Unjuk kerja 4(8) 4(8) Arus Kuat Jilid 1 dan 2, Ir. Setiawan Arus Kuat Jilid 1 dan 2, Ir. Setiawan
  • 3. KOMPETENS I DASAR THP INDIKATOR THP NILAI KARAKTE R BANGSA MATERI PELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASIWAKTU SUMBER BELAJAR TM PS PI 6.5 Memasang kotak-kontak 1 fase C1 P2 Prosedur pemasangan kotak kontak 1 fase dijelaskan dengan benar. Arde dipasang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan Pemasangan kotak kontak 1 fase dilakukan dengan benar C1 P2 P2 Religius Jujur Disiplin Kerja keras Kreatifitas Mandiri Rasa ingin tahu Ketelitian Tanggung jawab Pemasangan kotak kontak 1 fase Pemasangan arde Menggali informasi tentang prosedur memasang kotak kontak 1 fase Mendiskusikan tata cara pemasangan arde pada kotak kontak 1 fase Memasang kotak kontak 1 fase sesuai prosedur yang ditetapkan Unjuk kerja 4(8) Arus Kuat Jilid 1 dan 2, Ir. Setiawan
  • 5. LAMPIRAN 2 RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN (Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD) Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Sipispis Mata Pelajaran : Memasang Instalasi Penerangan Listrik Bangunan Sederhana Program Keahlian : Teknik Audio Video Kelas/Semester : XI/4 Alokasi Waktu : 4 x 45 menit Standar Kompetensi : Memasang Instalasi Tenaga Listrik Bangunan Sederhana Kompetensi Dasar : Memahami Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik 1 Fase Indikator : a. Panel daya 1 fase dijelaskan dengan rinci b. Cara membagi daya terpasang 1 fase dijelaskan dengan rinci dan jelas I. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini, diharapkan siswa mampu : 1. Mendeskripsikan perbedaan antara tegangan, arus dan resistansi. 2. Menjelaskan panel daya 1 fase. 3. Menjelaskan cara membagi daya terpasang 1 fase.
  • 6. II. Materi Pembelajaran a. Arus, Tegangan dan Resistansi b. Komponen Pasif III. Model Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD IV. Skenario Pembelajaran Pert Keterangan Kegiatan Pembelajaran Waktu Guru Siswa (Menit) I Kegiatan awal - Memberikan salam sambil memeriksa kesediaan siswa untuk menerima pelajaran - Menyampaikan tujuan pembelajaran - Memotivasi siswa - Membalas salam guru - Memeperhatikan guru 5 10 5 Kegiatan Inti - Menyajikan garis-garis besar materi pelajaran yaitu arus, tegangan, tahanan dan komponen pasif. - Mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 orang secara heterogen - Membimbing kelompok-kelompok belajar siswa. - Meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas dan kelompok siswa lainnya memberi tanggapan. - Memberikan kuis sebagai evaluasi. - Memberikan Penghargaan kepada kelompok terbaik - Memperhatikan, menyimak dan mendengarkan penjelasan guru - Membentuk kelompok dan duduk berdasarkan kelompok masing-masing - Bekerja menyelesaikan materi pelajaran dalam kelompok. - Kelompok penyaji memaparkan hasil diskusinya didepan kelas dan kelompok siswa lainnya memberi tanggapan. - Mengerjakan soal. - Mendengar dan mendapatkan penghargaan 10 20 30 30 10
  • 7. Kegiatan akhir - Membuat kesimpulan dari materi pelajaran. - Menginstruksi siswa untuk mempelajari pelajaran berikutnya dirumah. - Menyimak guru. - Mendengarkan guru 10 5 V. Alat dan Sumber Alat : Kapur, papan tulis. Sumber : Penerapan konsep dasar listrik dan elektronika, Rusdianto, Kanisius, Jakarta. Arus Kuat Jilid 1 dan 2, Ir. Setiawan. VI. Evaluasi 1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah ..... a. Ekonomis keamanan - keandalan b. Ekonomis kenyamanan ketahanan c. Keamanan kenyamanan keandalan d. Efektif aman handal 2. Diketahui diagramgaris tunggal berikut ini : Jumlah penghantar yang digunakan pada titik B adalah a. 2 penghantar d. 5 penghantar b. 3 penghantar e. 6 penghantar c. 4 penghantar 3. Dalam menentukan PHB (Perangkat HubungBagi) pada tiap grup/kelompok sebaiknya seimbang/sama, yang dimaksud seimbang/sama disini adalah
  • 8. a. Daya b.Titik Beban c.Tegangan d.Pemasangan Lampu 4. ELCB merupakan singkatan dari. a. Earth Leakage Circuit Breaker b. Emmergency Leakage Circuit Breaker c. Emmergrncy Load Circuit Breaker d. Earth Landing Circuit Breaker e. Earth Load Common Breaker 5. Yang dimaksud alat pengukur dan pembatas adalah a. Amper meter dan MCB b. Volt meter dan sekring c. Kwh meter dan MCB d. Kwh meter dan sekering 6. MCB merupakan singkatan dari.. a. Miniature Circuit Breaker b. c. MMeomtobreCr CiricruciutiBt Breraekaekrer d. Miniature Common Breaker 7. Kepanjangan PUIL yaitu .... a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik b. Peraturan Untuk Instalasi Listrik c. Persyaratan Untuk Instalasi Lsitrik d. Peraturan Umum Instalasi Lsitrik 8. Batas kemampuan minimumsaklar masuk PHB tegangan rendah adalah....... a. 6 A b. 10 A c. 16 A d. 25 A
  • 9. 9. Tinggi pemasangan PHB instalasi rumah tinggal, maksimal adalah.... a. 1,5 m b. 150 cm c. 170 cm d. 2 m 10. Alat pembatas arus pada instalasi tegangan rendah dengan arus beban sampai dengan 100 A yaitu ... a. MCB b. MCCB c. NH Fuse d. Sekring
  • 10. LAMPIRAN 3 RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN (Model Pembelajaran Ekspositori) Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Sipispis Mata Pelajaran : Memasang Instalasi Penerangan Listrik Bangunan Sederhana Program Keahlian : Teknik Audio Video Kelas/Semester : XI/4 Alokasi Waktu : 4 x 45 menit Standar Kompetensi : Memasang Instalasi Tenaga Listrik Bangunan Sederhana Kompetensi Dasar : Memahami Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik 1 Fase Indikator : a. Panel daya 1 fase dijelaskan dengan rinci b. Cara membagi daya terpasang 1 fase dijelaskan dengan rinci dan jelas I. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini, diharapkan peserta didik mampu : 1. Mendeskripsikan tentang instalasi tenaga listrik 1 fase. 2. Menjelaskan tentang tata letak komponen dalam panel daya listrik. 3. Menjelaskan cara pemasangan komponen pada panel daya listrik . II. Materi Pembelajaran a. Arus, Tegangan dan Resistansi b. Komponen Pasif III. Metode Pembelajaran a. Ceramah b. Tanya Jawab
  • 11. IV. Skenario Pembelajaran Pert Keterangan Kegiatan Pembelajaran Waktu Guru Siswa (Menit) I Kegiatan awal - Memberikan salam sambil memeriksa kesediaan siswa untuk menerima pelajaran - Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator Pelajaran - Memotivasi siswa - Membalas salam guru - Mendengarkan dan menyimak guru 5 10 Kegiatan Inti - Menyajikan materi pelajaran yaitu tentang instalasi tenaga listrik 1 fase. - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang kurang dipahami. - Menugaskan siswa untuk mencatat kembali Materi pembelajaran - Memberikan contoh soal - Memberikan soal atau latihan - Memperhatikan, menyimak dan mendengarkan penjelasan guru - Mengajukan pertanyaan - Menyimak dan membaca soal - Mencatat ke dalam buku catatan - Memperhatikan guru - Mengerjakan soal-soal 45 15 35 15 30
  • 12. Kegiatan akhir - Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari materi pelajaran. - Menginstruksi siswa untuk mempelajari pelajaran berikutnya dirumah. - Membuat kesimpulan dengan mengikuti penjelasan guru. - Mendengarkan guru 15 10 V. Alat dan Sumber Alat : Kapur, papan tulis. Sumber : Penerapan konsep dasar listrik dan elektronika, Rusdianto, Kanisius, Jakarta. Arus Kuat Jilid 1 dan 2, Ir. Setiawan VI. Evaluasi 1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah ..... a. Ekonomis keamanan - keandalan b. Ekonomis kenyamanan ketahanan c. Keamanan kenyamanan keandalan d. Efektif aman handal 2. Diketahui diagramgaris tunggal berikut ini : Jumlah penghantar yang digunakan pada titik B adalah a. 2 penghantar d. 5 penghantar b. 3 penghantar e. 6 penghantar c. 4 penghantar 3. Dalam menentukan PHB (Perangkat HubungBagi) pada tiap grup/kelompok sebaiknya seimbang/sama, yang dimaksud seimbang/sama disini adalah
  • 13. a. Daya b.Titik Beban c.Tegangan d.Pemasangan Lampu 4. ELCB merupakan singkatan dari. a. Earth Leakage Circuit Breaker b. Emmergency Leakage Circuit Breaker c. Emmergrncy Load Circuit Breaker d. Earth Landing Circuit Breaker e. Earth Load Common Breaker 5. Yang dimaksud alat pengukur dan pembatas adalah a. Amper meter dan MCB b. Volt meter dan sekring c. Kwh meter dan MCB d. Kwh meter dan sekering 6. MCB merupakan singkatan dari.. a. Miniature Circuit Breaker b. c. MMeomtobreCr CiricruciutiBt Breraekaekrer d. Miniature Common Breaker 7. Kepanjangan PUIL yaitu .... a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik b. Peraturan Untuk Instalasi Listrik c. Persyaratan Untuk Instalasi Lsitrik d. Peraturan Umum Instalasi Lsitrik 8. Batas kemampuan minimumsaklar masuk PHB tegangan rendah adalah....... a. 6 A b. 10 A c. 16 A
  • 14. d. 25 A 9. Tinggi pemasangan PHB instalasi rumah tinggal, maksimal adalah.... a. 1,5 m b. 150 cm c. 170 cm d. 2 m 10. Alat pembatas arus pada instalasi tegangan rendah dengan arus beban sampai dengan 100 A yaitu ... a. MCB b. MCCB c. NH Fuse d. Sekring
  • 15. LAMPIRAN 4 SOAL DAN PEMBAHASAN SEKOLAH : SMK Negeri 1 Sipispis MAPEL : MIPLBS KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik Oleh : H M Fernando Simanjuntak 1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah ..... a. Ekonomis keamanan - keandalan b. Ekonomis kenyamanan ketahanan c. Keamanan kenyamanan keandalan d. Efektif aman - handal 2. Diketahui diagramgaris tunggal berikut ini : Jumlah penghantar yang digunakan pada titik B adalah a. 2 penghantar d. 5 penghantar b. 3 penghantar e. 6 penghantar c. 4 penghantar 3. Dalam menentukan PHB (Perangkat Hubung Bagi) pada tiap grup/kelompok sebaiknya seimbang/sama, yang dimaksud seimbang/sama disini adalah a. Daya b. Titik Beban c. Tegangan d. Pemasangan Lampu 4. ELCB merupakan singkatan dari. a. Earth Leakage Circuit Breaker b. Emmergency Leakage Circuit Breaker c. Emmergrncy Load Circuit Breaker d. Earth Landing Circuit Breaker e. Earth Load Common Breake
  • 16. 5. Yang dimaksud alat pengukur dan pembatas adalah a. Amper meter dan MCB b. Volt meter dan sekring c. Kwh meter dan MCB d. Kwh meter dan sekering 6. MCB merupakan singkatan dari.. a. Miniature Circuit Breaker b. Motor C ircuit Breaker c. Member Circuit Breaker d. Miniature Common Breaker e. Miniature Common Black 7. Jenis sambungan dalamkotak sambung adalah sambungan a. simpul b. ekor babi c. cabang datar d. turn back e. western union 8. Kepanjangan PUIL yaitu .... a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik b. Peraturan Untuk Instalasi Listrik c. Persyaratan Untuk Instalasi Lsitrik d. Peraturan Umum Instalasi Lsitrik 9. Batas kemampuan minimumsaklar masuk PHB tegangan rendah adalah....... a. 6 A b. 10A c. 16A d. 25A 10. Tinggi pemasangan PHB instalasi rumah tinggal, maksimal adalah.... a. 1,5 m b. 150 cm c. 170 cm d. 2 m. 11. Alat pembatas arus pada instalasi tegangan rendah dengan arus beban sampai dengan 100 A yaitu ... a. MCB b. MCCB c. NH Fuse d. Sekring 12. Di bawah ini yang termasuk dalam instalasi pemanfaatan / pelanggan tenaga listrik yaitu ... a. SMP, SLP, APP, PHB b. SLP, APP c. APP, PHB d. PHB
  • 17. Jawaban : d Perhatikan gambar di bawah ini, yang dibatasi oleh tanda panah. 13. Urutan pemasangan instalasi listrik adalah......... a. KWHmeter - MCB- Box sekring - peralatan listrik b. MCB - KWHmeter - Box sekring - peralatan listrik c. Box sekring MCB KWHmeter - peralatan listrik d. MCB - peralatan listrik KWHmeter - Box sekring e. Box sekring MCB - peralatan listrik - KWHmeter 14. Pelanggan listrik PLN dengan kapasitas daya 900 VA, besar pembatas arusnya yaitu... a. 2 A b. 4 A c. 6 A d. 10 A 15. Gambar yang digunakan dalan rancangan instalasi listrik meliputi antara lain... a. Gambar situasi gambar instalasi gambar diagramgaris tunggal b. Gambar situasi gambar tata letak gambar diagramgaris tunggal c. Gambar situasi gambar instalasi gambar rekapitulasi daya d. Gambar situasi gambar tata letak gambar rekapitulasi daya 16. Dalam diagaramgaris tunggal berisi antara lain ... a. Diagram PHB lengkap, ukuran fisik PHB , cara pemasangan kabel , jenis pembumian b. Diagram PHB lengkap , jenis dan besar beban, sistem pembumian, ukuran dan jenis penghantar. c. Ukuran fisik PHB , jenis dan besar beban, sistem pembumian, ukuran dan jenis penghantar. d. Cara pemasangan kabel , jenis dan besar beban, sistem pembumian, ukuran dan jenis penghantar. 17. Dalam gambar instalasi hubungan terang gelap di bawah ini, jumlah penghantar pada titik A adalah....
  • 18. a. 2 b. 3 c. 4 d. 5 18. Alat yang digunakan untuk mengukur tahanan isolasi adalah ..... a. Earth tester b. Multimeter c. Ohm meter d. Insulation Tester 19. Alat yang digunakan untuk mengukur tahanan pentanahan yaitu.... a. Earth tester b. Multimeter c. Ohm meter d. Insulation Tester 20. Kabel listrik yang biasa digunakan pada pemasangan instalasi rumah berjenis . . . a. NYAF b. NYFGbY c. NYY d. NYA Diketahui, Dosen Pembimbing Skripsi Dr. Sukarman Purba ST, M.Pd
  • 19. Lampiran 6 Perhitungan Uji Validitas Uji Coba Tes MIPBLS Perhitungan uji validitas tes MIPBLS digunakan rumus korelasi point biserial (rpbis) sebagai berikut : p q r Mp Mt pbis St Sebagai contoh perhitungan digunakan item soal nomor 3 dengan data sebagai berikut : Mp = 17,524 Mt = 15,267 St = 6,643 p = 0,700 q = 0,300 rpbis = ( , , ) , , , = , , , = 0,519 Dengan membandingkan rhitung = 0,519 dengan rtabel = 0,361 pada taraf signifikan 0,05 ternyata rhitung > rtabel yang berarti soal nomor 3 Valid. Dengan cara yang sama secara lengkap berikut disajikan hasil perhitungan validitas tiap butir soal. Tabel validitas tiap butir soal No. rhitung rtabel Keterangan 1 0.610 0.361 VALID 2 0.614 0.361 VALID 3 0.519 0.361 VALID 4 0.519 0.361 VALID 5 0.803 0.361 VALID 6 0.572 0.361 VALID 7 0.627 0.361 VALID 8 0.322 0.361 TIDAK VALID
  • 20. 9 0.558 0.361 VALID 10 0.772 0.361 VALID 11 0.449 0.361 VALID 12 0.292 0.361 TIDAK VALID 13 0.610 0.361 VALID 14 0.668 0.361 VALID 15 0.593 0.361 VALID 16 0.282 0.361 TIDAK VALID 17 0.699 0.361 VALID 18 0.587 0.361 VALID 19 0.772 0.361 VALID 20 0.322 0.361 TIDAK VALID 21 0.496 0.361 VALID 22 0.668 0.361 VALID 23 0.803 0.361 VALID 24 0.699 0.361 VALID 25 0.361 0.361 TIDAK VALID Dengan membandingkan rhitung dengan rtabel pada taraf signifikan 0,05 dan N = 25, didapat jumlah soal yang valid sebanyak 20 soal dan yang tidak valid sebanyak 5 soal sehingga jumlah soal yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian adalah 20 soal.
  • 21. Lampiran 7 Perhitungan Reliabilitas Tes MILPBS Untuk menghitung reliabilitas test dipakai rumus KR-20 dengan catatan soal yang tidak valid sudah dibuang yaitu : 削 2 ワ 削 r n 2 S pq t S 11 n 1 t Dari data uji coba instrument diperoleh: 裡y = 458 裡y2 = 8316 n = 20 裡pq = 5,411 Dengan memasukkan harga-harga di atas ke dalam rumus: St = 裡Y 裡Y N N 2 2 = 8316 458 30 30 2 = 6,643 Sehingga reliabilitas tes MIPBLS dapat dicari dengan : 2 (6,643) 5,411 20 r11 = 削 削 2 (6,643) 20 1 = 0,923
  • 22. Berdasarkan perhitungan di atas, didapat harga indeks reliabilitas tes MIPBLS sebesar 0.877. Kemudian dibandingkan dengan indeks korelasi, tes termasuk dalam kategori Sangat Tinggi. Lampiran 8 Perhitungan Daya Beda Soal Daya beda (D) untuk soal No.2, diperoleh harga sebagai berikut: BA = 8 JA = 8 BB = 3 JB = 8 Dengan menggunakan rumus daya beda soal, maka diperoleh: D = BB JB BA JA D = 5 8 8 8 D = 0.72 Maka daya beda untuk soal No.3 adalah Baik Sekali. Dengan cara yang sama diperoleh harga daya beda untuk tiap-tiap soal seperti pada tabel berikut: No Item BA BB D KATEGORI No Item BA BB D KATEGORI 1 8 3 0,63 BAIK 21 6 1 0.63 BAIK 2 8 4 0.50 BAIK 22 8 2 0.75 BAIK SEKALI 3 8 5 0.72 BAIK SEKALI 23 8 0 1,00 BAIK SEKALI 4 8 5 0.72 BAIK SEKALI 24 8 2 0.75 BAIK SEKALI 5 8 0 1.00 BAIK SEKALI 25 4 2 0.25 CUKUP 6 6 2 0.50 BAIK 7 8 2 0.75 BAIK SEKALI 8 8 4 0.50 BAIK
  • 23. 9 7 2 0.63 BAIK 10 8 1 0.88 BAIK SEKALI 11 8 5 0.38 CUKUP 12 8 7 0.13 BURUK 13 8 3 0.63 BAIK 14 8 2 0.75 BAIK SEKALI 15 8 2 0.75 BAIK SEKALI 16 4 2 0.25 CUKUP 17 8 2 0.75 BAIK SEKALI 18 6 1 0,63 BAIK 19 8 1 0.88 BAIK SEKALI 20 7 3 0.50 BAIK Jumlah Soal Kategori Buruk = 1 Jumlah Soal Kategori Cukup = 3 Jumlah Soal Kategori Baik = 9 Jumlah Soal Kategori Baik Sekali = 7
  • 24. Lampiran 9 Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Tes MIPBLS. Untuk menghitung indeks kesukaran butir tes dipakai yaitu : p B J Dengan Menggunakan soal no 3 didapat data: B = 21 J = 25 Dengan memasukkan harga-harga di atas ke dalam rumus: P = = 0,84 Berdasarkan perhitungan di atas, didapat harga indeks kesukaran tes MIPBLS sebesar 0,733. Kemudian dibandingkan dengan kategori indeks kesukaran butir soal, soal no. 3 termasuk dalam kategori Mudah. Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel Indeks Kesukaran Butir Soal No item B J P KATEGORI 1 24 30 0,80 MUDAH 2 22 30 0,73 MUDAH 3 21 30 0,70 SEDANG 4 16 30 0,53 SEDANG 5 15 30 0,50 SEDANG
  • 25. 6 17 30 0,57 SEDANG 7 18 30 0,60 SEDANG 8 19 30 0,63 SEDANG 9 22 30 0,73 MUDAH 10 16 30 0,53 SEDANG 11 25 30 0,83 MUDAH 12 28 30 0,93 MUDAH 13 24 30 0,80 MUDAH 14 18 30 0,60 SEDANG 15 19 30 0,63 SEDANG 16 11 30 0,37 SEDANG 17 20 30 0,67 SEDANG 18 10 30 0,33 SEDANG 19 16 30 0,53 SEDANG 20 19 30 0,63 SEDANG 21 14 30 0,47 SEDANG 22 18 30 0,60 SEDANG 23 15 30 0,50 SEDANG 24 20 30 0,67 SEDANG 25 11 30 0,37 SEDANG Jumlah Soal Kategori Mudah = 6 Jumlah Soal Kategori Sedang = 19 Lampiran 10 Data Hasil Belajar MIPLBS Nama Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Model Pembelajaran Ekspositori Posttest Posttest 1 12 15 2 10 13 3 14 12
  • 26. 4 16 14 5 17 9 6 17 11 7 14 15 8 16 13 9 15 17 10 10 17 11 10 8 12 14 12 13 14 11 14 12 13 15 19 12 16 19 12 17 13 11 18 15 7 19 15 7 20 15 13 21 18 13 22 17 12 23 17 12 24 15 8 25 13 8 26 20 9 27 20 9 28 13 12 29 16 11 30 18 11 N 20 20 Max 20 17 Min 10 7 Mean 14,60 11,57 裡X 438 347 裡X2 6648 4215 Sd 2,80 2,63
  • 27. St 8,73 6,94 Lampiran 11 Perhitungan Harga Rata Rata, Distribusi Frekuensi dan Standar Deviasi data Posttest dari Masing Masing Kelompok Penelitian a. Perhitungan Harga Rata Rata Hitung (M) 1. Rata Rata Hitung dari Kelompok Eksperimen (Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD) X1 = 454 ; n = 20 M = X1 n 454 = 30 = 14,60 2. Rata Rata Hitung dari Kelompok Kontrol (Model Pembelajaran Ekspositori) X2 = 387 ; n = 20 M = X 2 n 387 = 30 = 11,57 b. Perhitungan Distribusi Frekuensi Hasil Data Post Test Variabel Penelitian 1. Perhitungan Distribusi Frekuensi Hasil Data Post Test Kelas yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Kelas Eksperimen) Data yang diperoleh, dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi dengan ketentuan sebagai berikut :
  • 28. a. Menentukan rentang Rentang = data terbesar data terkecil = 20 10 = 10 b. Menentukan banyak kelas interval Banyak kelas = 1 + (3,3) Log n = 1 + (3,3) Log 30 = 5,87 6 (banyak kelas yang diambil adalah 6) c. Menentukan panjang kelas interval p P = = = , maka dibulatkan menjadi 2 Setelah panjang kelas dihitung yaitu 2 maka tabel distribusi frekuensi untuk hasil belajar kelompok eksperimen sebagai berikut No Interval fo Fr 1 9-10 3 10,00% 2 11-12 6 20,00% 3 13-14 5 16,66% 4 15-16 8 26,66% 5 17-18 5 16,66% 6 19-20 3 10,00% Jumlah 30 100% 2. Perhitungan Distribusi Frekuensi Hasil Data Post Test Kelas yang Diajar dengan Pembelajaran Ekspositori (Kelas Kontrol) Data yang diperoleh dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi dengan ketentuan sebagai berikut : a. Menentukan rentang Rentang = data terbesar data terkecil = 17 7 = 10 b. Menentukan banyak kelas interval
  • 29. Banyak kelas = 1 + (3,3) Log n = 1 + (3,3) Log 30 = 5,87 6 (banyak kelas yang diambil adalah 6) c. Menentukan panjang kelas interval p P = = = , (maka diambil 2) Setelah panjang kelas dihitung yaitu 2 maka tabel distribusi frekuensi untuk hasil belajar kelompok kontrol sebagai berikut : Kelas Interval fo Fr 1 7-8 5 16.65% 2 9-10 3 10.00 % 3 11-12 12 39,96 % 4 13-14 6 20.00 % 5 15-16 2 6.67 % 6 17-18 2 6.67 % Jumlah 30 100% c. Perhitungan Standar Deviasi dari Variabel Penelitian Standard Deviasi dari Varibel Penelitian dihitung dengan rumus: (Sd) = N X X 2 2 N(N 1) Dimana: X2 = jumlah aljabar kuadrat X X = jumlah aljabar dari data X N = jumlah sampel
  • 30. 1. Standar Deviasi dari Kelompok Eksperimen (XA) (Sd) = N X X 2 2 A N(N 1) (Sd) = 30.7098- 206116 30(30 1) (Sd) = 6824 870 (Sd) = 2,80 2. Standar Deviasi dari Kelompok Kontrol (XB) (Sd) = N X X 2 2 B N(N 1) (Sd) = 30.4215 -120409 30(30 1) (Sd) = 6041 870 (Sd) = 2,63
  • 31. Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kecenderungan Masing Masing Variabel Penelitian Untuk menghitung harga rata rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) digunakan rumus : 1. = 2. = Kemudian dalam mengidentifikasi tingkat kecenderungan skor masing masing variabel digunakan rata rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) yang dikategorikan menjadi empat kelompok yaitu : Kelompok F.Absolut F.Relatif Kategori Mi + 1,5 SDi Keatas N1 n1/n x 100% Tinggi Mi - Mi + 1,5 SDi N2 n2/n x 100% Cukup Mi 1,5 SDi Mi N3 n3/n x 100% Kurang Mi 1,5 SDi Kebawah N4 n4/n x 100% Rendah 1. Identifikasi Kecenderungan Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dengan menggunakan data penelitian hasil belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD diperoleh : Mo = = = ,
  • 32. Mi = ( . ) ( . ) = SDi = ( . ) ( . ) = , Sehingga diketahui Mo > Mi yaitu 14,60 > 10, berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang diberi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD memiliki tingkat kecenderungan Tinggi. Berikut tabel kecenderungan hasil belajar yang diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD: Tabel Tingkat Kecenderngan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelompok Fo Fr Kategori 18,7 ke atas 3 13,33 % Tinggi 12,5 18,7 18 70,00 % Cukup 6,3 12,5 9 16,67 % Kurang 6,3 kebawah 0 0, 00 % Rendah Jumlah 30 2. Identifikasi Kecenderungan Hasil Belajar Kelas Kontrol Dengan menggunakan data penelitian hasil belajar siswa yang diajar dengan Pembelajaran Ekspositori diperoleh : Mo = = = , Mi = ( . ) ( . ) = SDi = ( . ) ( . ) = , Sehingga diketahui Mo > Mi yaitu 11,57 > 10, berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang diberi Pembelajaran ekspositori memiliki tingkat kecenderungan Cukup. Berikut tabel kecenderungan hasil belajar yang diajar dengan Pembelajaran ekspositori : Tabel Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Pembelajaran Ekspositori. Kelompok Fo Fr Kategori 18,7 ke atas 0 0% Tinggi 12,5 18,7 10 33,37% Cukup
  • 33. 6,3 12,5 20 66,63% Kurang 6,3 kebawah 0 0, 00% Rendah Jumlah 30 Lampiran 13 Uji Normalitas Data Masing Masing Kelas Penelitian Uji yang digunakan untuk menghitung normalitas data adalah dengan menggunakan Uji Liliefors. 1. Uji Normalitas Kelas yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Kelas Eksperimen) Untuk menghitung normalitas data dari kelas eksperimen misalnya diambil contoh skor terendah = 12, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors, dengan langkah langkah sebagai berikut : a. Mencari luas Zhitung dengan menggunakan rumus : = dengan xi = 10, = 14,60 dan SD = 2,80 Z i = , , = - 1,64
  • 34. b. Untuk bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku untuk mendapatkan nilai Ztabel, maka untuk skor = 10, nilai Ztabel adalah -0,4441. c. Kemudian menghitung f(Zi) yaitu untuk nilai Zi negatif = 0,5 + Ztabel. Maka untuk X1, f(Z1) = 0,5 0,4441 = 0,0559. d. Menghitung proporsi Zi yang dinyatakan dengan S(Zi), dengan rumus 裡 = = 0,1000 e. Menghitung selisih |f(Zi) S(Zi)| yaitu |0,0559 0,1000| = 0,0441. Berikut seterusnya hingga X30. Kemudian mengambil nilai terbesar dari |f(Zi) S(Zi)| sebagai nilai Lo. f. Jika harga Lo Ltabel berarti data distribusi normal. Untuk harga Ltabel dari jumlah subjek sebanyak 30 siswa setelah dikonsultasikan pada tabel kurva normal sebesar 0,1610. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan Lo Ltabel dengan nilai 0,1078 0,1610 maka data berdistribusi Normal. Selengkapnya uji normalitas dari kelas eksperimen dapat dilihat dari tabel ringkasan dibawah ini : No Xi Zscore ztabel F Fk F(Zi) S(Zi) [F(Zi)- S(Zi)] 1 20 -1,99 -0,4767 2 2 0,0233 0,0667 0,0434 2 21 -1,60 -0,4452 1 3 0,0548 0,1000 0,0452 3 22 -1,22 -0,3888 2 5 0,1112 0,1667 0,0555 4 23 -0,83 -0,2967 3 8 0,2033 0,2667 0,0634 5 24 -0,45 -0,1736 5 13 0,3264 0,4333 0,1069 6 25 -0,07 -0,0279 2 15 0,4721 0,5000 0,0279 7 26 0,32 0,1255 7 22 0,6255 0,7333 0,1078 8 27 0,70 0,2580 3 25 0,7580 0,8333 0,0753 9 28 1,09 0,3621 2 27 0,8621 0,9000 0,0379 10 29 1,47 0,4292 2 29 0,9292 0,9667 0,0375 11 30 1,86 0,4686 1 30 0,9686 1,0000 0,0314 SD=2,6 X = 25,17 Lhitung = 0,1078 N =30 Kesimpulan : Lhit< Ltabel (Berdistribusi Normal) Lt = 0,1610 2. Uji Normalitas Kelas yang Diajar dengan Pembelajaran Ekspositori (Kelas Kontrol) Untuk menghitung normalitas data dari kelas kontrol misalnya diambil contoh skor terendah = 17, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors, dengan langkah langkah sebagai berikut : a. Mencari luas Zhitung dengan menggunakan rumus : = dengan xi = 17, = 23,30, dan SD = 2,9
  • 35. Z i = , , = - 2,17 b. Untuk bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku untuk mendapatkan nilai Ztabel, maka untuk skor = 17, nilai Ztabel adalah -0,4850. c. Kemudian menghitung f(Zi) yaitu untuk nilai Zi negatif = 0,5 + Ztabel. Maka untuk X1, f(Z1) = 0,5 0,4850 = 0,0150. d. Menghitung proporsi Zi yang dinyatakan dengan S(Zi), dengan rumus 裡 = = 0,0667 e. Menghitung selisih |f(Zi) S(Zi)| yaitu |0,0150 0,0667| = 0,0517. Berikut seterusnya hingga X30. Kemudian mengambil nilai terbesar dari |f(Zi) S(Zi)| sebagai nilai Lo. f. Jika harga Lo Ltabel berarti data distribusi normal. Untuk harga Ltabel dari jumlah subjek sebanyak 30 siswa setelah dikonsultasikan pada tabel kurva normal sebesar 0,161. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan Lo Ltabel dengan nilai 0,1065 0,1610 maka data berdistribusi Normal. Selengkapnya uji normalitas dari kelas eksperimen dapat dilihat dari tabel ringkasan dibawah ini : No Xi Zscore ztabel F Fk F(Zi) S(Zi) [F(Zi)- S(Zi)] 1 17 -2,17 -0,4850 2 2 0,0150 0,0667 0,0517 2 19 -1,48 -0,4306 3 5 0,0694 0,1667 0,0973 3 21 -0,79 -0,2852 2 7 0,2148 0,2333 0,0185 4 22 -0,45 -0,1736 3 10 0,3264 0,3333 0,0069 5 23 -0,10 -0,0398 7 17 0,4602 0,5667 0,1065 6 24 0,24 0,0948 2 19 0,5948 0,6333 0,0385 7 25 0,59 0,2224 2 21 0,7224 0,7000 0,0224 8 26 0,93 0,3238 6 27 0,8238 0,9000 0,0762 9 27 1,28 0,3997 3 30 0,8997 1,0000 0,1003 Sd=2,9 X = 23,3 Lhitung = 0,1065 N =30 Kesimpulan : Lhit< Ltabel (Berdistribusi Normal) Lt = 0,1610
  • 36. Lampiran 14 Uji Homogenitas Data Penelitian Dari perhitungan statistic untuk varians dari kedua sampel diperoleh dengan mengkuadratkan kedua standar deviasi dari hasil belajar kedua kelas penelitian. Perhitungan uji homogenitas dilakukan dengan kesamaan dua varians, yaitu : Fh = Untuk varians terbesar dimiliki oleh kelas kontrol yaitu 8.73. Sedangkan untuk varians terkecil dimiliki oleh kelas eksperimen yaitu 6,94 . Maka dapat ditentukan nilai Fhitung yaitu :
  • 37. Fh = , , = 1,25 Kemudian dibandingkan dengan harga Ftabel dengan : dk pembilang = n (varians terbesar) 1 = 30 1 = 29 dk penyebut = n (varians terkecil) 1 = 30 1 = 29 Ftabel(29,29) tidak tertera pada tabel distribusi F, sehingga dicari dengan cara interpolasi linier. Berdasarkan tabel distribusi F didapat nilai nilai sebagai berikut : F0,05(24,29) = 1,90 F0,05(30,29) = 1,85 1. Dengan menginterpolasi F0,05(24,29) = 1,90 dan F0,05(30,29) = 1,85 F0,05(29,29) = 1,85 + (1,90 1,85) = 1,86 Untuk Fhitung < Ftabel yaitu 1,25 < 1,86 berarti Homogen. Tabel Perhitungan Uji Homogenitas Statistik Pembelajaran STAD Ekspositori Varians 8,73 6,94 Fhitung 1,25 1,86 Homogen Ftabel Status
  • 38. Lampiran 15 Uji Hipotesis Menggunakan Uji-t satu pihak Untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan Uji-t satu pihak (pihak kanan) dengan taraf signifikan 5 %. Sesuai dengan desain penelitian maka data hasil penelitian disajikan dalam tabel berikut : Tabel Data Penelitian Statistik Pembelajaran
  • 39. STAD Ekspositori N 30 30 Max 20 17 Min 10 7 Mean 14,60 11,57 裡X 438 347 裡X2 6648 4215 SD 2,95 2,64 S2 8,73 6,94 Dengan pernyataan hipotesis sebagai berikut : Ho : 亮 1 亮 2 Ha : 亮 1 > 亮 2 Pernyatan hipotesis tersebut adalah : Ho = Hasil belajar MIPBLS dari siswa yang diajar dengan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD lebih rendah atau sama dengan hasil belajar MIPBLS dari siswa yang diajar dengan pembelajaran Ekspositori. Ha = Hasil belajar MIPBLS dari siswa yang diajar dengan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD lebih tinggi dari hasil belajar MIPBLS dari siswa yang diajar dengan model pembelajaran Ekspositori. Dari lampiran telah diperoleh : X 1 = 14,60 2 1 S = 7,84 n1 = 30 X 2 = 11,57 22 S = 6,94 n2 = 30 Maka : n 1 n 1 S n 2 s 1 2 22 2 2 2 1 1 total n S (Sudjana, 2005 : 239)
  • 40. = 30 1 7,84 30 1 6,94 30 30 2 = 428.62 58 stotal = 2,71 Maka stotal = 2,71 Karena data dari kelompok sampel adalah homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan rumus : t = x x 1 2 1 n s 1 1 2 n t = 14,60 11,57 1 30 2,71 1 30 t = 5,35 0,69 = 4.52 Kriteria pengujian untuk menerima Ho adalah thitung < ttabel. Thitung diperoleh 4.52 maka nilai tesrsebut adalah pada taraf signifikansi 5 %. Dengan mengkonsultasikan nilai thitung pada taraf signifikan 5% dengan dk = 58, nilai t(0,95,58) tidak ada dalam tabel distribusi t, maka untuk mencari harga t dilakukan interpolasi. t untuk n = 40 dengan 留 = 0,05 adalah 2,68 t untuk n = 60 dengan 留 = 0,05 adalah 1,67 58 40 Maka t tabel = t(0,95)(58) = 2,68 + 1,67 2,68 60 40 = 1,674 Setelah dilakukan perhitungan, ternyata thitung lebih besar dari ttabel yaitu 7.75 > 1,674. Sehingga Ho ditolak dan sekaligus menerima Ha yaitu hasil belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran Ekspositori.