Silabus mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Sipispis mencakup pembelajaran tentang pemasangan instalasi tenaga listrik 1 fase dan bangunan sederhana, dengan alokasi waktu 20 jam pelajaran. Materi pelajaran meliputi panel daya 1 fase, gambar rencana instalasi, pemasangan instalasi dalam dan luar permukaan, serta pemasangan kotak kontak 1 fase.
1 of 41
More Related Content
Silabus smk listrik
1. SILABUS KOMPETENSI KEJURUAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK
Nama Sekolaqh : SMK Negeri 1 Sipispis
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas / Semester : XI / 2
Standar Kompetensi : Memasang Instalasi Tenaga Listrik Bangunan Sederhana
Alokasi Waktu : 20 Jam X @ 45 Menit
KOMPETENS
I DASAR
THP INDIKATOR THP
NILAI
KARAKTE
R BANGSA
MATERI PELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR
TM PS PI
6.1 Memahami
pemasang
an instalasi
tenaga
listrik 1
fase
6.2 Menggamb
ar rencana
instalasi
tenaga
C2
C1
P2
Panel daya 1 fase
dijelaskan dengan
rinci
Cara membagi daya
terpasang 1 fase
dijelaskan dengan
rinci dan jelas
Gambar rencana
instalasi tenaga
dijelaskan dengan
benar.
Gambar rencana
instalasi tenaga
sesuai dengan
aturan
C1
C1
C1
P2
Religius
Jujur
Disiplin
Kerja keras
Kreatifitas
Mandiri
Rasa ingin
tahu
Ketelitian
Tanggung
jawab
Religius
Jujur
Disiplin
Kerja keras
Kreatifitas
Mandiri
Rasa ingin
tahu
Ketelitian
Tanggung
jawab
Instalasi tenaga
listrik 1 fase
Tata letak komponen
pada panel
Pengaman panel
daya listrik
Gambar rencana
instalasi tenaga
Aturan-aturan
gambar
Mencari informasi tentang instalasi
tenaga listrik 1 fase
Mencari informasi tentang tata letak
komponen dalam panel daya listrik
Mendiskusikan cara pemasangan
komponen pada panel daya listrik
Menggali informasi tentang
peraturan gambar instalsi tenaga
Mendiskusikan aturan-aturan
gambar instalasi tenaga
Menggambar instalsi tenaga sesuai
dengan aturan
Tes tertulis
Tes lisan
4
4(8)
Arus Kuat Jilid 1
dan 2, Ir.
Setiawan
Arus Kuat Jilid 1
dan 2, Ir.
Setiawan
2. KOMPETENS
I DASAR
THP INDIKATOR THP
NILAI
KARAKTE
R BANGSA
MATERI PELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASIWAKTU
SUMBER BELAJAR
TM PS PI
6.3 Memasang
instalasi
tenaga di
luar
permukaan
6.4 Memasang
instalasi
tenaga di
dalam
permukaan
C1
P2
C1
P2
Prosedur
pemasangan
instalasi tenaga di
luar permukaan
dijelaskan dengan
benar.
Pemasangan
instalasi tenaga di
luar permukaan
dilakukan sesuai
prosedur.
Prosedur
pemasangan
instalasi tenaga di
dalam permukaan
dijelaskan dengan
benar.
Pemasangan
instalasi tenaga di
dalam permukaan
dilakukan sesuai
prosedur.
C1
P2
C1
P2
Religius
Jujur
Disiplin
Kerja keras
Kreatifitas
Mandiri
Rasa ingin
tahu
Ketelitian
Tanggung
jawab
Religius
Jujur
Disiplin
Kerja keras
Kreatifitas
Mandiri
Rasa ingin
tahu
Ketelitian
Tanggung
Jawab
Prosedur
Pemasangan instalasi
tenaga di luar
permukaan
Pemasangan instalasi
tenaga di luar
permukaan
Pemasangan instalasi
tenaga di dalam
permukaan
Mencari informasi tentang prosedur
pemasangan instalasi tenaga di luar
permukaan.
Mendiskusikan prosedur pemasangan
instalasi tenaga di luar permukaan
Melaksanakan pemasangan instalasi
tenaga di luar permukaan
Mencari informasi tentang prosedur
pemasangan instalasi tenaga di dalam
permukaan.
Mendiskusikan prosedur
pemasangan instalasi tenaga di
dalam permukaan
Melaksanakan pemasangan instalasi
tenaga di dalampermukaan
Unjuk kerja
Unjuk kerja
4(8)
4(8)
Arus Kuat Jilid 1
dan 2, Ir.
Setiawan
Arus Kuat Jilid 1
dan 2, Ir.
Setiawan
3. KOMPETENS
I DASAR
THP INDIKATOR THP
NILAI
KARAKTE
R BANGSA
MATERI PELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASIWAKTU
SUMBER BELAJAR
TM PS PI
6.5 Memasang
kotak-kontak
1
fase
C1
P2
Prosedur
pemasangan kotak
kontak 1 fase
dijelaskan dengan
benar.
Arde dipasang
sesuai dengan
prosedur yang telah
ditetapkan
Pemasangan kotak
kontak 1 fase
dilakukan dengan
benar
C1
P2
P2
Religius
Jujur
Disiplin
Kerja keras
Kreatifitas
Mandiri
Rasa ingin
tahu
Ketelitian
Tanggung
jawab
Pemasangan kotak
kontak 1 fase
Pemasangan arde
Menggali informasi tentang prosedur
memasang kotak kontak 1 fase
Mendiskusikan tata cara
pemasangan arde pada kotak kontak
1 fase
Memasang kotak kontak 1 fase
sesuai prosedur yang ditetapkan
Unjuk kerja 4(8) Arus Kuat Jilid 1 dan
2, Ir. Setiawan
5. LAMPIRAN 2
RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
(Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD)
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Sipispis
Mata Pelajaran : Memasang Instalasi Penerangan Listrik Bangunan Sederhana
Program Keahlian : Teknik Audio Video
Kelas/Semester : XI/4
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memasang Instalasi Tenaga Listrik Bangunan Sederhana
Kompetensi Dasar : Memahami Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik 1 Fase
Indikator : a. Panel daya 1 fase dijelaskan dengan rinci
b. Cara membagi daya terpasang 1 fase dijelaskan dengan rinci dan
jelas
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini, diharapkan siswa mampu :
1. Mendeskripsikan perbedaan antara tegangan, arus dan resistansi.
2. Menjelaskan panel daya 1 fase.
3. Menjelaskan cara membagi daya terpasang 1 fase.
6. II. Materi Pembelajaran
a. Arus, Tegangan dan Resistansi
b. Komponen Pasif
III. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
IV. Skenario Pembelajaran
Pert Keterangan
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Guru Siswa (Menit)
I Kegiatan
awal
- Memberikan salam sambil
memeriksa kesediaan siswa
untuk menerima pelajaran
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran
- Memotivasi siswa
- Membalas salam guru
- Memeperhatikan guru
5
10
5
Kegiatan Inti - Menyajikan garis-garis besar
materi pelajaran yaitu arus,
tegangan, tahanan dan
komponen pasif.
- Mengelompokkan siswa
dalam kelompok kecil yang
beranggotakan 4-6 orang
secara heterogen
- Membimbing kelompok-kelompok
belajar siswa.
- Meminta masing-masing
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya didepan kelas dan
kelompok siswa lainnya
memberi tanggapan.
- Memberikan kuis sebagai
evaluasi.
- Memberikan Penghargaan
kepada kelompok terbaik
- Memperhatikan,
menyimak dan
mendengarkan penjelasan
guru
- Membentuk kelompok
dan duduk berdasarkan
kelompok masing-masing
- Bekerja menyelesaikan
materi pelajaran dalam
kelompok.
- Kelompok penyaji
memaparkan hasil
diskusinya didepan kelas
dan kelompok siswa
lainnya memberi
tanggapan.
- Mengerjakan soal.
- Mendengar dan
mendapatkan
penghargaan
10
20
30
30
10
7. Kegiatan
akhir
- Membuat kesimpulan dari
materi pelajaran.
- Menginstruksi siswa untuk
mempelajari pelajaran
berikutnya dirumah.
- Menyimak guru.
- Mendengarkan guru
10
5
V. Alat dan Sumber
Alat : Kapur, papan tulis.
Sumber : Penerapan konsep dasar listrik dan elektronika, Rusdianto,
Kanisius, Jakarta.
Arus Kuat Jilid 1 dan 2, Ir. Setiawan.
VI. Evaluasi
1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah .....
a. Ekonomis keamanan - keandalan
b. Ekonomis kenyamanan ketahanan
c. Keamanan kenyamanan keandalan d. Efektif
aman handal
2. Diketahui diagramgaris tunggal berikut ini :
Jumlah penghantar yang digunakan pada titik B adalah
a. 2 penghantar d. 5 penghantar
b. 3 penghantar e. 6 penghantar
c. 4 penghantar
3. Dalam menentukan PHB (Perangkat HubungBagi) pada tiap grup/kelompok
sebaiknya seimbang/sama, yang dimaksud seimbang/sama disini adalah
8. a. Daya
b.Titik Beban
c.Tegangan
d.Pemasangan Lampu
4. ELCB merupakan singkatan dari. a. Earth
Leakage Circuit Breaker
b. Emmergency Leakage Circuit Breaker
c. Emmergrncy Load Circuit Breaker
d. Earth Landing Circuit Breaker
e. Earth Load Common Breaker
5. Yang dimaksud alat pengukur dan pembatas adalah
a. Amper meter dan MCB
b. Volt meter dan sekring c. Kwh
meter dan MCB
d. Kwh meter dan sekering
6. MCB merupakan singkatan dari..
a. Miniature Circuit Breaker
b. c. MMeomtobreCr CiricruciutiBt Breraekaekrer
d. Miniature Common Breaker
7. Kepanjangan PUIL yaitu ....
a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik
b. Peraturan Untuk Instalasi Listrik
c. Persyaratan Untuk Instalasi Lsitrik
d. Peraturan Umum Instalasi Lsitrik
8. Batas kemampuan minimumsaklar masuk PHB tegangan rendah adalah.......
a. 6 A
b. 10 A
c. 16 A
d. 25 A
9. 9. Tinggi pemasangan PHB instalasi rumah tinggal, maksimal adalah....
a. 1,5 m
b. 150 cm
c. 170 cm
d. 2 m
10. Alat pembatas arus pada instalasi tegangan rendah dengan arus beban sampai dengan
100 A yaitu ...
a. MCB
b. MCCB
c. NH Fuse
d. Sekring
10. LAMPIRAN 3
RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
(Model Pembelajaran Ekspositori)
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Sipispis
Mata Pelajaran : Memasang Instalasi Penerangan Listrik Bangunan Sederhana
Program Keahlian : Teknik Audio Video
Kelas/Semester : XI/4
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memasang Instalasi Tenaga Listrik Bangunan Sederhana
Kompetensi Dasar : Memahami Pemasangan Instalasi Tenaga Listrik 1 Fase
Indikator : a. Panel daya 1 fase dijelaskan dengan rinci
b. Cara membagi daya terpasang 1 fase dijelaskan dengan rinci dan jelas
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini, diharapkan peserta didik mampu :
1. Mendeskripsikan tentang instalasi tenaga listrik 1 fase.
2. Menjelaskan tentang tata letak komponen dalam panel daya listrik.
3. Menjelaskan cara pemasangan komponen pada panel daya listrik .
II. Materi Pembelajaran
a. Arus, Tegangan dan Resistansi
b. Komponen Pasif
III. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
11. IV. Skenario Pembelajaran
Pert Keterangan
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Guru Siswa (Menit)
I Kegiatan
awal
- Memberikan salam sambil
memeriksa kesediaan siswa
untuk menerima pelajaran
- Menyampaikan kompetensi
dasar dan indikator Pelajaran
- Memotivasi siswa
- Membalas salam guru
- Mendengarkan dan
menyimak guru
5
10
Kegiatan Inti - Menyajikan materi pelajaran
yaitu tentang instalasi tenaga
listrik 1 fase.
- Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
menanyakan hal yang kurang
dipahami.
- Menugaskan siswa untuk
mencatat kembali Materi
pembelajaran
- Memberikan contoh soal
- Memberikan soal atau latihan
- Memperhatikan,
menyimak dan
mendengarkan penjelasan
guru
- Mengajukan pertanyaan
- Menyimak dan membaca
soal
- Mencatat ke dalam buku
catatan
- Memperhatikan guru
- Mengerjakan soal-soal
45
15
35
15
30
12. Kegiatan
akhir
- Membimbing siswa untuk
membuat kesimpulan dari
materi pelajaran.
- Menginstruksi siswa untuk
mempelajari pelajaran
berikutnya dirumah.
- Membuat kesimpulan
dengan mengikuti
penjelasan guru.
- Mendengarkan guru
15
10
V. Alat dan Sumber
Alat : Kapur, papan tulis.
Sumber : Penerapan konsep dasar listrik dan elektronika, Rusdianto,
Kanisius, Jakarta.
Arus Kuat Jilid 1 dan 2, Ir. Setiawan
VI. Evaluasi
1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah .....
a. Ekonomis keamanan - keandalan
b. Ekonomis kenyamanan ketahanan
c. Keamanan kenyamanan keandalan d. Efektif
aman handal
2. Diketahui diagramgaris tunggal berikut ini :
Jumlah penghantar yang digunakan pada titik B adalah
a. 2 penghantar d. 5 penghantar
b. 3 penghantar e. 6 penghantar
c. 4 penghantar
3. Dalam menentukan PHB (Perangkat HubungBagi) pada tiap grup/kelompok
sebaiknya seimbang/sama, yang dimaksud seimbang/sama disini adalah
13. a. Daya
b.Titik Beban
c.Tegangan
d.Pemasangan Lampu
4. ELCB merupakan singkatan dari. a. Earth
Leakage Circuit Breaker
b. Emmergency Leakage Circuit Breaker
c. Emmergrncy Load Circuit Breaker
d. Earth Landing Circuit Breaker
e. Earth Load Common Breaker
5. Yang dimaksud alat pengukur dan pembatas adalah
a. Amper meter dan MCB
b. Volt meter dan sekring c. Kwh
meter dan MCB
d. Kwh meter dan sekering
6. MCB merupakan singkatan dari..
a. Miniature Circuit Breaker
b. c. MMeomtobreCr CiricruciutiBt Breraekaekrer
d. Miniature Common Breaker
7. Kepanjangan PUIL yaitu ....
a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik
b. Peraturan Untuk Instalasi Listrik
c. Persyaratan Untuk Instalasi Lsitrik
d. Peraturan Umum Instalasi Lsitrik
8. Batas kemampuan minimumsaklar masuk PHB tegangan rendah adalah.......
a. 6 A
b. 10 A
c. 16 A
14. d. 25 A
9. Tinggi pemasangan PHB instalasi rumah tinggal, maksimal adalah....
a. 1,5 m
b. 150 cm
c. 170 cm
d. 2 m
10. Alat pembatas arus pada instalasi tegangan rendah dengan arus beban sampai dengan
100 A yaitu ...
a. MCB
b. MCCB
c. NH Fuse
d. Sekring
15. LAMPIRAN 4
SOAL DAN PEMBAHASAN
SEKOLAH : SMK Negeri 1 Sipispis
MAPEL : MIPLBS
KELAS / SEMESTER : XI /3
KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Oleh : H M Fernando Simanjuntak
1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah ..... a.
Ekonomis keamanan - keandalan
b. Ekonomis kenyamanan ketahanan
c. Keamanan kenyamanan keandalan d.
Efektif aman - handal
2. Diketahui diagramgaris tunggal berikut ini :
Jumlah penghantar yang digunakan pada titik B adalah a. 2
penghantar d. 5 penghantar
b. 3 penghantar e. 6 penghantar c.
4 penghantar
3. Dalam menentukan PHB (Perangkat Hubung Bagi) pada tiap grup/kelompok
sebaiknya seimbang/sama, yang dimaksud seimbang/sama disini adalah
a. Daya
b. Titik Beban
c. Tegangan
d. Pemasangan Lampu
4. ELCB merupakan singkatan dari. a.
Earth Leakage Circuit Breaker
b. Emmergency Leakage Circuit Breaker
c. Emmergrncy Load Circuit Breaker
d. Earth Landing Circuit Breaker
e. Earth Load Common Breake
16. 5. Yang dimaksud alat pengukur dan pembatas adalah a.
Amper meter dan MCB
b. Volt meter dan sekring c.
Kwh meter dan MCB
d. Kwh meter dan sekering
6. MCB merupakan singkatan dari..
a. Miniature Circuit Breaker
b. Motor C ircuit Breaker
c. Member Circuit Breaker
d. Miniature Common Breaker
e. Miniature Common Black
7. Jenis sambungan dalamkotak sambung adalah sambungan
a. simpul
b. ekor babi
c. cabang datar
d. turn back
e. western union
8. Kepanjangan PUIL yaitu ....
a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik b.
Peraturan Untuk Instalasi Listrik
c. Persyaratan Untuk Instalasi Lsitrik d.
Peraturan Umum Instalasi Lsitrik
9. Batas kemampuan minimumsaklar masuk PHB tegangan rendah adalah....... a. 6
A
b. 10A
c. 16A
d. 25A
10. Tinggi pemasangan PHB instalasi rumah tinggal, maksimal adalah.... a. 1,5
m
b. 150 cm
c. 170 cm
d. 2 m.
11. Alat pembatas arus pada instalasi tegangan rendah dengan arus beban sampai
dengan 100 A yaitu ...
a. MCB
b. MCCB
c. NH Fuse
d. Sekring
12. Di bawah ini yang termasuk dalam instalasi pemanfaatan / pelanggan tenaga listrik yaitu ...
a. SMP, SLP, APP, PHB
b. SLP, APP
c. APP, PHB
d. PHB
17. Jawaban : d
Perhatikan gambar di bawah ini, yang dibatasi oleh tanda panah.
13. Urutan pemasangan instalasi listrik adalah.........
a. KWHmeter - MCB- Box sekring - peralatan listrik b.
MCB - KWHmeter - Box sekring - peralatan listrik c.
Box sekring MCB KWHmeter - peralatan listrik d.
MCB - peralatan listrik KWHmeter - Box sekring e.
Box sekring MCB - peralatan listrik - KWHmeter
14. Pelanggan listrik PLN dengan kapasitas daya 900 VA, besar pembatas arusnya
yaitu...
a. 2 A
b. 4 A
c. 6 A
d. 10 A
15. Gambar yang digunakan dalan rancangan instalasi listrik meliputi antara lain... a.
Gambar situasi gambar instalasi gambar diagramgaris tunggal
b. Gambar situasi gambar tata letak gambar diagramgaris tunggal c.
Gambar situasi gambar instalasi gambar rekapitulasi daya
d. Gambar situasi gambar tata letak gambar rekapitulasi daya
16. Dalam diagaramgaris tunggal berisi antara lain ...
a. Diagram PHB lengkap, ukuran fisik PHB , cara pemasangan kabel , jenis
pembumian
b. Diagram PHB lengkap , jenis dan besar beban, sistem pembumian, ukuran dan
jenis penghantar.
c. Ukuran fisik PHB , jenis dan besar beban, sistem pembumian, ukuran dan jenis
penghantar.
d. Cara pemasangan kabel , jenis dan besar beban, sistem pembumian, ukuran
dan jenis penghantar.
17. Dalam gambar instalasi hubungan terang gelap di bawah ini, jumlah penghantar pada titik A
adalah....
18. a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
18. Alat yang digunakan untuk mengukur tahanan isolasi adalah ..... a. Earth
tester
b. Multimeter c.
Ohm meter
d. Insulation Tester
19. Alat yang digunakan untuk mengukur tahanan pentanahan yaitu.... a. Earth
tester
b. Multimeter c.
Ohm meter
d. Insulation Tester
20. Kabel listrik yang biasa digunakan pada pemasangan instalasi rumah berjenis . . . a. NYAF
b. NYFGbY c. NYY d. NYA
Diketahui,
Dosen Pembimbing Skripsi
Dr. Sukarman Purba ST, M.Pd
19. Lampiran 6
Perhitungan Uji Validitas Uji Coba Tes MIPBLS
Perhitungan uji validitas tes MIPBLS digunakan rumus korelasi point biserial (rpbis) sebagai berikut :
p
q
r Mp Mt pbis
St
Sebagai contoh perhitungan digunakan item soal nomor 3 dengan data sebagai berikut :
Mp = 17,524 Mt = 15,267 St = 6,643 p = 0,700 q = 0,300
rpbis = ( , , )
,
,
,
= ,
, ,
= 0,519
Dengan membandingkan rhitung = 0,519 dengan rtabel = 0,361 pada taraf signifikan 0,05 ternyata rhitung >
rtabel yang berarti soal nomor 3 Valid. Dengan cara yang sama secara lengkap berikut disajikan hasil
perhitungan validitas tiap butir soal.
Tabel validitas tiap butir soal
No.
rhitung rtabel Keterangan
1 0.610 0.361 VALID
2 0.614 0.361 VALID
3 0.519 0.361 VALID
4 0.519 0.361 VALID
5 0.803 0.361 VALID
6 0.572 0.361 VALID
7 0.627 0.361 VALID
8 0.322 0.361 TIDAK VALID
20. 9 0.558 0.361 VALID
10 0.772 0.361 VALID
11 0.449 0.361 VALID
12 0.292 0.361 TIDAK VALID
13 0.610 0.361 VALID
14 0.668 0.361 VALID
15 0.593 0.361 VALID
16 0.282 0.361 TIDAK VALID
17 0.699 0.361 VALID
18 0.587 0.361 VALID
19 0.772 0.361 VALID
20 0.322 0.361 TIDAK VALID
21 0.496 0.361 VALID
22 0.668 0.361 VALID
23 0.803 0.361 VALID
24 0.699 0.361 VALID
25 0.361 0.361 TIDAK VALID
Dengan membandingkan rhitung dengan rtabel pada taraf signifikan 0,05 dan N = 25, didapat jumlah soal
yang valid sebanyak 20 soal dan yang tidak valid sebanyak 5 soal sehingga jumlah soal yang digunakan untuk
mendapatkan data penelitian adalah 20 soal.
21. Lampiran 7
Perhitungan Reliabilitas Tes MILPBS
Untuk menghitung reliabilitas test dipakai rumus KR-20 dengan catatan soal yang tidak valid sudah
dibuang yaitu :
削
2
ワ
削
r n
2
S pq
t
S
11 n
1 t
Dari data uji coba instrument diperoleh:
裡y = 458 裡y2 = 8316 n = 20 裡pq = 5,411
Dengan memasukkan harga-harga di atas ke dalam rumus:
St =
裡Y 裡Y
N
N
2
2
=
8316 458
30
30
2
= 6,643
Sehingga reliabilitas tes MIPBLS dapat dicari dengan :
2
(6,643) 5,411
20
r11 = 削
削
2
(6,643)
20 1
= 0,923
22. Berdasarkan perhitungan di atas, didapat harga indeks reliabilitas tes MIPBLS sebesar 0.877.
Kemudian dibandingkan dengan indeks korelasi, tes termasuk dalam kategori Sangat Tinggi.
Lampiran 8
Perhitungan Daya Beda Soal
Daya beda (D) untuk soal No.2, diperoleh harga sebagai berikut:
BA = 8 JA = 8 BB = 3 JB = 8
Dengan menggunakan rumus daya beda soal, maka diperoleh:
D =
BB
JB
BA
JA
D =
5
8
8
8
D = 0.72
Maka daya beda untuk soal No.3 adalah Baik Sekali.
Dengan cara yang sama diperoleh harga daya beda untuk tiap-tiap soal seperti pada tabel berikut:
No
Item BA BB D KATEGORI No
Item BA BB D KATEGORI
1 8 3 0,63 BAIK 21 6 1 0.63 BAIK
2 8 4 0.50 BAIK 22 8 2 0.75 BAIK SEKALI
3 8 5 0.72 BAIK SEKALI 23 8 0 1,00 BAIK SEKALI
4 8 5 0.72 BAIK SEKALI 24 8 2 0.75 BAIK SEKALI
5 8 0 1.00 BAIK SEKALI 25 4 2 0.25 CUKUP
6 6 2 0.50 BAIK
7 8 2 0.75 BAIK SEKALI
8 8 4 0.50 BAIK
23. 9 7 2 0.63 BAIK
10 8 1 0.88 BAIK SEKALI
11 8 5 0.38 CUKUP
12 8 7 0.13 BURUK
13 8 3 0.63 BAIK
14 8 2 0.75 BAIK SEKALI
15 8 2 0.75 BAIK SEKALI
16 4 2 0.25 CUKUP
17 8 2 0.75 BAIK SEKALI
18 6 1 0,63 BAIK
19 8 1 0.88 BAIK SEKALI
20 7 3 0.50 BAIK
Jumlah Soal Kategori Buruk = 1
Jumlah Soal Kategori Cukup = 3
Jumlah Soal Kategori Baik = 9
Jumlah Soal Kategori Baik Sekali = 7
24. Lampiran 9
Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Tes MIPBLS.
Untuk menghitung indeks kesukaran butir tes dipakai yaitu :
p B
J
Dengan Menggunakan soal no 3 didapat data:
B = 21 J = 25
Dengan memasukkan harga-harga di atas ke dalam rumus:
P =
= 0,84
Berdasarkan perhitungan di atas, didapat harga indeks kesukaran tes MIPBLS sebesar 0,733. Kemudian
dibandingkan dengan kategori indeks kesukaran butir soal, soal no. 3 termasuk dalam kategori Mudah. Untuk
perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel Indeks Kesukaran Butir Soal
No item B J P KATEGORI
1 24 30 0,80 MUDAH
2 22 30 0,73 MUDAH
3 21 30 0,70 SEDANG
4 16 30 0,53 SEDANG
5 15 30 0,50 SEDANG
25. 6 17 30 0,57 SEDANG
7 18 30 0,60 SEDANG
8 19 30 0,63 SEDANG
9 22 30 0,73 MUDAH
10 16 30 0,53 SEDANG
11 25 30 0,83 MUDAH
12 28 30 0,93 MUDAH
13 24 30 0,80 MUDAH
14 18 30 0,60 SEDANG
15 19 30 0,63 SEDANG
16 11 30 0,37 SEDANG
17 20 30 0,67 SEDANG
18 10 30 0,33 SEDANG
19 16 30 0,53 SEDANG
20 19 30 0,63 SEDANG
21 14 30 0,47 SEDANG
22 18 30 0,60 SEDANG
23 15 30 0,50 SEDANG
24 20 30 0,67 SEDANG
25 11 30 0,37 SEDANG
Jumlah Soal Kategori Mudah = 6
Jumlah Soal Kategori Sedang = 19
Lampiran 10
Data Hasil Belajar MIPLBS
Nama
Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD
Model Pembelajaran Ekspositori
Posttest Posttest
1 12 15
2 10 13
3 14 12
27. St 8,73 6,94
Lampiran 11
Perhitungan Harga Rata Rata, Distribusi Frekuensi dan Standar Deviasi data Posttest dari Masing
Masing Kelompok Penelitian
a. Perhitungan Harga Rata Rata Hitung (M)
1. Rata Rata Hitung dari Kelompok Eksperimen (Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD)
X1 = 454 ; n = 20
M =
X1
n
454
=
30
= 14,60
2. Rata Rata Hitung dari Kelompok Kontrol (Model Pembelajaran Ekspositori)
X2 = 387 ; n = 20
M =
X 2
n
387
=
30
= 11,57
b. Perhitungan Distribusi Frekuensi Hasil Data Post Test Variabel Penelitian
1. Perhitungan Distribusi Frekuensi Hasil Data Post Test Kelas yang Diajar dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD (Kelas Eksperimen)
Data yang diperoleh, dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi dengan ketentuan sebagai berikut :
28. a. Menentukan rentang
Rentang = data terbesar data terkecil
= 20 10
= 10
b. Menentukan banyak kelas interval
Banyak kelas = 1 + (3,3) Log n
= 1 + (3,3) Log 30
= 5,87 6 (banyak kelas yang diambil adalah 6)
c. Menentukan panjang kelas interval p
P =
= = , maka dibulatkan menjadi 2
Setelah panjang kelas dihitung yaitu 2 maka tabel distribusi frekuensi untuk hasil belajar kelompok eksperimen
sebagai berikut
No Interval fo Fr
1 9-10 3 10,00%
2 11-12 6 20,00%
3 13-14 5 16,66%
4 15-16 8 26,66%
5 17-18 5 16,66%
6 19-20 3 10,00%
Jumlah 30 100%
2. Perhitungan Distribusi Frekuensi Hasil Data Post Test Kelas yang Diajar dengan Pembelajaran Ekspositori
(Kelas Kontrol)
Data yang diperoleh dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Menentukan rentang
Rentang = data terbesar data terkecil
= 17 7
= 10
b. Menentukan banyak kelas interval
29. Banyak kelas = 1 + (3,3) Log n
= 1 + (3,3) Log 30
= 5,87 6 (banyak kelas yang diambil adalah 6)
c. Menentukan panjang kelas interval p
P =
= = , (maka diambil 2)
Setelah panjang kelas dihitung yaitu 2 maka tabel distribusi frekuensi untuk hasil belajar kelompok kontrol
sebagai berikut :
Kelas Interval fo Fr
1 7-8 5 16.65%
2 9-10 3 10.00 %
3 11-12 12 39,96 %
4 13-14 6 20.00 %
5 15-16 2 6.67 %
6 17-18 2 6.67 %
Jumlah 30 100%
c. Perhitungan Standar Deviasi dari Variabel Penelitian
Standard Deviasi dari Varibel Penelitian dihitung dengan rumus:
(Sd) =
N X X 2 2
N(N
1)
Dimana:
X2 = jumlah aljabar kuadrat X
X = jumlah aljabar dari data X
N = jumlah sampel
30. 1. Standar Deviasi dari Kelompok Eksperimen (XA)
(Sd) =
N X X 2 2
A
N(N
1)
(Sd) =
30.7098- 206116
30(30
1)
(Sd) =
6824
870
(Sd) = 2,80
2. Standar Deviasi dari Kelompok Kontrol (XB)
(Sd) =
N X X 2 2
B
N(N
1)
(Sd) =
30.4215 -120409
30(30
1)
(Sd) =
6041
870
(Sd) = 2,63
31. Lampiran 12
Perhitungan Tingkat Kecenderungan Masing Masing Variabel Penelitian
Untuk menghitung harga rata rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) digunakan rumus :
1. =
2. =
Kemudian dalam mengidentifikasi tingkat kecenderungan skor masing masing variabel digunakan rata rata ideal (Mi)
dan standar deviasi ideal (Sdi) yang dikategorikan menjadi empat kelompok yaitu :
Kelompok F.Absolut F.Relatif Kategori
Mi + 1,5 SDi Keatas N1 n1/n x 100% Tinggi
Mi - Mi + 1,5 SDi N2 n2/n x 100% Cukup
Mi 1,5 SDi Mi N3 n3/n x 100% Kurang
Mi 1,5 SDi Kebawah N4 n4/n x 100% Rendah
1. Identifikasi Kecenderungan Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Dengan menggunakan data penelitian hasil belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD diperoleh :
Mo = = = ,
32. Mi = ( . ) ( . ) =
SDi = ( . ) ( . ) = ,
Sehingga diketahui Mo > Mi yaitu 14,60 > 10, berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa siswa yang diberi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD memiliki tingkat
kecenderungan Tinggi. Berikut tabel kecenderungan hasil belajar yang diajar dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD:
Tabel Tingkat Kecenderngan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD
Kelompok Fo Fr Kategori
18,7 ke atas 3 13,33 % Tinggi
12,5 18,7 18 70,00 % Cukup
6,3 12,5 9 16,67 % Kurang
6,3 kebawah 0 0, 00 % Rendah
Jumlah 30
2. Identifikasi Kecenderungan Hasil Belajar Kelas Kontrol
Dengan menggunakan data penelitian hasil belajar siswa yang diajar dengan Pembelajaran Ekspositori diperoleh :
Mo = = = ,
Mi = ( . ) ( . ) =
SDi = ( . ) ( . ) = ,
Sehingga diketahui Mo > Mi yaitu 11,57 > 10, berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa siswa yang diberi Pembelajaran ekspositori memiliki tingkat kecenderungan Cukup.
Berikut tabel kecenderungan hasil belajar yang diajar dengan Pembelajaran ekspositori :
Tabel Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Pembelajaran Ekspositori.
Kelompok Fo Fr Kategori
18,7 ke atas 0 0% Tinggi
12,5 18,7 10 33,37% Cukup
33. 6,3 12,5 20 66,63% Kurang
6,3 kebawah 0 0, 00% Rendah
Jumlah 30
Lampiran 13
Uji Normalitas Data Masing Masing Kelas Penelitian
Uji yang digunakan untuk menghitung normalitas data adalah dengan menggunakan Uji Liliefors.
1. Uji Normalitas Kelas yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Kelas Eksperimen)
Untuk menghitung normalitas data dari kelas eksperimen misalnya diambil contoh skor terendah = 12, dilakukan
dengan menggunakan uji Liliefors, dengan langkah langkah sebagai berikut :
a. Mencari luas Zhitung dengan menggunakan rumus :
=
dengan xi = 10, = 14,60 dan SD = 2,80
Z i = ,
, = - 1,64
34. b. Untuk bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku untuk mendapatkan nilai Ztabel, maka untuk
skor = 10, nilai Ztabel adalah -0,4441.
c. Kemudian menghitung f(Zi) yaitu untuk nilai Zi negatif = 0,5 + Ztabel. Maka untuk X1, f(Z1) = 0,5 0,4441 =
0,0559.
d. Menghitung proporsi Zi yang dinyatakan dengan S(Zi), dengan rumus
裡 = = 0,1000
e. Menghitung selisih |f(Zi) S(Zi)| yaitu |0,0559 0,1000| = 0,0441. Berikut seterusnya hingga X30.
Kemudian mengambil nilai terbesar dari |f(Zi) S(Zi)| sebagai nilai Lo.
f. Jika harga Lo Ltabel berarti data distribusi normal. Untuk harga Ltabel dari jumlah subjek sebanyak 30 siswa
setelah dikonsultasikan pada tabel kurva normal sebesar 0,1610. Berdasarkan uraian di atas maka dapat
disimpulkan Lo Ltabel dengan nilai 0,1078 0,1610 maka data berdistribusi Normal. Selengkapnya uji
normalitas dari kelas eksperimen dapat dilihat dari tabel ringkasan dibawah ini :
No Xi Zscore ztabel F Fk F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-
S(Zi)]
1 20 -1,99 -0,4767 2 2 0,0233 0,0667 0,0434
2 21 -1,60 -0,4452 1 3 0,0548 0,1000 0,0452
3 22 -1,22 -0,3888 2 5 0,1112 0,1667 0,0555
4 23 -0,83 -0,2967 3 8 0,2033 0,2667 0,0634
5 24 -0,45 -0,1736 5 13 0,3264 0,4333 0,1069
6 25 -0,07 -0,0279 2 15 0,4721 0,5000 0,0279
7 26 0,32 0,1255 7 22 0,6255 0,7333 0,1078
8 27 0,70 0,2580 3 25 0,7580 0,8333 0,0753
9 28 1,09 0,3621 2 27 0,8621 0,9000 0,0379
10 29 1,47 0,4292 2 29 0,9292 0,9667 0,0375
11 30 1,86 0,4686 1 30 0,9686 1,0000 0,0314
SD=2,6 X = 25,17 Lhitung = 0,1078
N =30
Kesimpulan : Lhit< Ltabel (Berdistribusi Normal) Lt = 0,1610
2. Uji Normalitas Kelas yang Diajar dengan Pembelajaran Ekspositori (Kelas Kontrol)
Untuk menghitung normalitas data dari kelas kontrol misalnya diambil contoh skor terendah = 17, dilakukan
dengan menggunakan uji Liliefors, dengan langkah langkah sebagai berikut :
a. Mencari luas Zhitung dengan menggunakan rumus :
=
dengan xi = 17, = 23,30, dan SD = 2,9
35. Z i = ,
, = - 2,17
b. Untuk bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku untuk mendapatkan nilai Ztabel, maka untuk
skor = 17, nilai Ztabel adalah -0,4850.
c. Kemudian menghitung f(Zi) yaitu untuk nilai Zi negatif = 0,5 + Ztabel. Maka untuk X1, f(Z1) = 0,5 0,4850 =
0,0150.
d. Menghitung proporsi Zi yang dinyatakan dengan S(Zi), dengan rumus
裡 = = 0,0667
e. Menghitung selisih |f(Zi) S(Zi)| yaitu |0,0150 0,0667| = 0,0517. Berikut seterusnya hingga X30.
Kemudian mengambil nilai terbesar dari |f(Zi) S(Zi)| sebagai nilai Lo.
f. Jika harga Lo Ltabel berarti data distribusi normal. Untuk harga Ltabel dari jumlah subjek sebanyak 30 siswa
setelah dikonsultasikan pada tabel kurva normal sebesar 0,161. Berdasarkan uraian di atas maka dapat
disimpulkan Lo Ltabel dengan nilai 0,1065 0,1610 maka data berdistribusi Normal. Selengkapnya uji
normalitas dari kelas eksperimen dapat dilihat dari tabel ringkasan dibawah ini :
No Xi Zscore ztabel F Fk F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-
S(Zi)]
1 17 -2,17 -0,4850 2 2 0,0150 0,0667 0,0517
2 19 -1,48 -0,4306 3 5 0,0694 0,1667 0,0973
3 21 -0,79 -0,2852 2 7 0,2148 0,2333 0,0185
4 22 -0,45 -0,1736 3 10 0,3264 0,3333 0,0069
5 23 -0,10 -0,0398 7 17 0,4602 0,5667 0,1065
6 24 0,24 0,0948 2 19 0,5948 0,6333 0,0385
7 25 0,59 0,2224 2 21 0,7224 0,7000 0,0224
8 26 0,93 0,3238 6 27 0,8238 0,9000 0,0762
9 27 1,28 0,3997 3 30 0,8997 1,0000 0,1003
Sd=2,9 X = 23,3 Lhitung = 0,1065
N =30 Kesimpulan : Lhit< Ltabel (Berdistribusi Normal) Lt = 0,1610
36. Lampiran 14
Uji Homogenitas Data Penelitian
Dari perhitungan statistic untuk varians dari kedua sampel diperoleh dengan mengkuadratkan kedua
standar deviasi dari hasil belajar kedua kelas penelitian.
Perhitungan uji homogenitas dilakukan dengan kesamaan dua varians, yaitu :
Fh =
Untuk varians terbesar dimiliki oleh kelas kontrol yaitu 8.73. Sedangkan untuk varians terkecil dimiliki oleh
kelas eksperimen yaitu 6,94 . Maka dapat ditentukan nilai Fhitung yaitu :
37. Fh =
,
,
= 1,25
Kemudian dibandingkan dengan harga Ftabel dengan :
dk pembilang = n (varians terbesar) 1 = 30 1 = 29
dk penyebut = n (varians terkecil) 1 = 30 1 = 29
Ftabel(29,29) tidak tertera pada tabel distribusi F, sehingga dicari dengan cara interpolasi linier. Berdasarkan
tabel distribusi F didapat nilai nilai sebagai berikut :
F0,05(24,29) = 1,90
F0,05(30,29) = 1,85
1. Dengan menginterpolasi F0,05(24,29) = 1,90 dan F0,05(30,29) = 1,85
F0,05(29,29) = 1,85 + (1,90 1,85) = 1,86
Untuk Fhitung < Ftabel yaitu 1,25 < 1,86 berarti Homogen.
Tabel Perhitungan Uji Homogenitas
Statistik Pembelajaran
STAD Ekspositori
Varians 8,73 6,94
Fhitung 1,25
1,86
Homogen
Ftabel
Status
38. Lampiran 15
Uji Hipotesis Menggunakan Uji-t satu pihak
Untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan Uji-t satu pihak (pihak kanan)
dengan taraf signifikan 5 %. Sesuai dengan desain penelitian maka data hasil penelitian disajikan dalam tabel
berikut :
Tabel Data Penelitian
Statistik Pembelajaran
39. STAD Ekspositori
N 30 30
Max 20 17
Min 10 7
Mean 14,60 11,57
裡X 438 347
裡X2 6648 4215
SD 2,95 2,64
S2 8,73 6,94
Dengan pernyataan hipotesis sebagai berikut :
Ho : 亮 1 亮 2
Ha : 亮 1 > 亮 2
Pernyatan hipotesis tersebut adalah :
Ho = Hasil belajar MIPBLS dari siswa yang diajar dengan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
lebih rendah atau sama dengan hasil belajar MIPBLS dari siswa yang diajar dengan pembelajaran
Ekspositori.
Ha = Hasil belajar MIPBLS dari siswa yang diajar dengan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
lebih tinggi dari hasil belajar MIPBLS dari siswa yang diajar dengan model pembelajaran
Ekspositori.
Dari lampiran telah diperoleh :
X 1 = 14,60 2
1 S = 7,84 n1 = 30
X 2 = 11,57 22
S = 6,94 n2 = 30
Maka :
n 1 n
1 S
n 2
s
1 2
22
2
2
2
1 1
total
n
S
(Sudjana, 2005 : 239)
40. =
30 1 7,84 30
1 6,94
30 30
2
=
428.62
58
stotal = 2,71
Maka stotal = 2,71
Karena data dari kelompok sampel adalah homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan rumus :
t =
x x
1 2
1
n
s 1
1 2
n
t =
14,60 11,57
1
30
2,71 1
30
t =
5,35
0,69
= 4.52
Kriteria pengujian untuk menerima Ho adalah thitung < ttabel. Thitung diperoleh 4.52 maka nilai tesrsebut adalah
pada taraf signifikansi 5 %. Dengan mengkonsultasikan nilai thitung pada taraf signifikan 5% dengan dk = 58,
nilai t(0,95,58) tidak ada dalam tabel distribusi t, maka untuk mencari harga t dilakukan interpolasi.
t untuk n = 40 dengan 留 = 0,05 adalah 2,68
t untuk n = 60 dengan 留 = 0,05 adalah 1,67
58
40
Maka t tabel = t(0,95)(58) = 2,68 + 1,67 2,68
60 40
= 1,674
Setelah dilakukan perhitungan, ternyata thitung lebih besar dari ttabel yaitu 7.75 > 1,674. Sehingga Ho ditolak dan
sekaligus menerima Ha yaitu hasil belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran Ekspositori.