際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Oleh
Dr. Ir. Ardi Novra, MP
 Bukti empiris menunjukkan bahwa perusahaan, daerah atau negara yang
  berhasil di bidang sosial ekonomi ternyata didukung oleh sistem inovasi yang
  berkembang dan kuat.
 RPJMN 2010-2014, bahwa pembangunan IPTEK dimana didalamnya terdapat
  aktivitas RISET, hendaknya dilaksanakan dalam rangka penguatan Sistem
  Inovasi Nasional/SIN.




                        Mengandung pengertian sebagai cara pandang
                        (pendekatan) sistem (system approach).
                        Pendekatan sistem yang dimaksud
                         memahami konstruksi dari obyek-obyek yang
                          dimaksud, maupun mengkaji isu dan implikasi
                          kebijakannya (biasa disebut kebijakan inovasi).
Sistem inovasi merupakan SISTEM (suatu kesatuan) yang terdiri dari
   sehimpunan aktor, kelembagaan, jaringan, kemitraan, hubungan interaksi dan
   proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan
   INOVASI dan DIFUSINYA (termasuk TEKNOLOGI dan praktik baik/terbaik)
   serta proses pembelajaran.

Dengan demikian sistem inovasi sebenarnya mencakup
1. basis ILMU PENGETAHUAN dan TEKNOLOGI
   (termasuk aktivitas PENDIDIKAN, PENELITIAN
   DAN PENGEMBANGAN, serta REKAYASA),
2. basis PRODUKSI (meliputi aktivitas-aktivitas nilai
   tambah bagi pemenuhan kebutuhan BISNIS dan non
   bisnis serta masyarakat umum), dan pemanfaatan
   dan difusinya dalam masyarakat serta proses
   PEMBELAJARAN yang berkembang.
Lundvall (1992): merupakan elemen dan hubungan-hubungan yang
        berinteraksi   dalam   menghasilkan,   mendifusikan    dan
        menggunakan pengetahuan yang baru dan bermanfaat secara
        ekonomi


   Arnold, et al. (2001) dan Arnold, et al. (2003) menggunakan istilah
     national research and innovation system, yaitu keseluruhan aktor dan
     aktivitas dalam ekonomi yang diperlukan bagi terjadinya inovasi
     industri dan komersial dan membawa kepada pembangunan ekonomi.


Edquist (2001): merupakan keseluruhan faktor ekonomi, sosial, politik,
  organisasional dan faktor lainnya yang mempengaruhi pengembangan,
  difusi dan penggunaan inovasi.
Gagasan tentang sistem riset dan inovasi terpaut erat dengan gagasan tentang
learning society
   bersandar pada pembelajaran terus menerus dimana perkembangan dan
   sirkulasi pengetahuan terjadi melalui interaksi dalam suatu learning society.
Untuk itu, isu inovasi mempersatukan sejumlah sektor pembangunan yang
lazimnya berkembang terpisah yaitu IPTEK, PENDIDIKAN DAN EKONOMI.



                        Focus Agenda Riset Nasional (ARN) 2010-2014:
                          implementasi ARN dapat berkontribusi terhadap
                          pengembangan Sistem Inovasi Nasional, khususnya
                          pemanfaatan   hasil  riset  bagi    kepentingan
                          pembangunan nasional
PENDEKATAN digunakan SEMI TOP DOWN yaitu riset-riset diusulkan tidak lagi
berdasarkan keinginan peneliti, akan tetapi telah disiapkan berbagai topik unggulan
yang dikenal sebagai Produk Target berupa barang/jasa/sistem/prosedur yang
dilengkapi dengan beberapa topik riset yang ditawarkan kepada para peneliti.
ELEMEN DASAR MEMBANGUN SINAS: mendukung kemajuan iptek (mendorong
pendekatan masalah riil melalui IPTEK, dan keterlibatan secara nyata ilmuwan
dalam aktivitas penerapan iptek)

KEBERHASILAN SINAS

                SINERGI 3 UNSUR
SISTEM INOVASI NASIONAL DAN DAERAH

 Pada tataran nasional, sistem inovasi disebut SISTEM INOVASI NASIONAL,
  sedangkan pada tataran teritorial yang lebih sempit (daerah/lokal), sistem
  inovasi sering disebut SISTEM INOVASI DAERAH/LOKAL (SINDA).
 Selain itu, dalam konteks-konteks khusus seperti sektor atau industri tertentu,
  maka pendekatan sistem inovasi sering menggunakan istilah SISTEM INOVASI
  SEKTORAL/INDUSTRIAL.
                                                   SINAS

Sistem inovasi nasional (SINAS) tidak
dapat berdiri sendiri yang dalam
prakteknya, bagaikan kubus dengan
tiga sisi berbeda namun saling
mendukung (Gambar)

                                                    KLUSTER INDUSTRI
Kunci keberhasilan sistem
   KEMITRAAN YANG BAIK DAN SALING MENGUNTUNGKAN

KERJASAMA DAN KOLABORASI KATA KUNCI MENCAPAI TUJUAN SINDA

                       a) diantara penghasil riset dan pengguna hasil riset
                          melalui kemitraan yang dimulai sejak perencanaan
                          penelitian;
                       b) diantara para periset saling memperkuat sehingga
                          hasil riset yang diperoleh menjadi lebih baik.
                       Kerjasama bukan hanya antara lembaga litbang-
                         pemerintah tetapi juga kerjasama kolegial antar
                         pemerintah, antar industri dan antar lembaga
                         litbang
KELEMBAGAAN DAN AKTOR SISTEM INOVASI



          Freeman (1987): adalah jaringan lembaga di sektor publik dan swasta
             yang interaksinya memprakarsai, mengimpor (mendatangkan),
             memodifikasi dan mendifusikan teknologi-teknologi baru.

      Nelson dan Rosenberg (1993): merupakan sehimpunan aktor yang secara
        bersama memainkan peran penting dalam mempengaruhi kinerja inovatif
        (innovative performance).

  Metcalfe (1995): merupakan sistem yang menghimpun institusi-institusi berbeda
    yang berkontribusi, secara bersama maupun individu, dalam pengembangan
    dan difusi teknologi baru dan menyediakan kerangka kerja (framework) di mana
    pemerintah membentuk dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan untuk
    mempengaruhi proses inovasi.

OECD (1999): merupakan himpunan lembaga-lembaga pasar dan non-pasar di suatu
  negara yang mempengaruhi arah dan kecepatan inovasi dan difusi teknologi.
SISTEM                                      HASIL
INOVASI                                    INOVASI




                                         Pertumbuhan
                                          Bisnis
           Pembelajaran atas Pilihan-    Perbaikan
              Pilihan Seleksi oleh        Kesehatan
          Pengguna/Pengadopsi Sistem     Ketahanan
                                          Pangan
                                         Keberlanjutan
                                          Lingkungan
KELEMBAGAAN SISTEM INOVASI DAERAH (SINDA):
                   BERDASARKAN DEFINISI DAN STRUKTUR POKOK




  PEMDA        PERGURUAN         LEMBAGA         DUNIA     LEMBAGA
 LITBANGDA       TINGGI          VERTIKAL        USAHA       RISET
DAN INSTANSI   UNJA, UNBARI,    BPPT, BPTPH,,   BUMN DAN    LSM DAN
   TEKNIS       IAIN, dan PTS      BPP dll       SWASTA    KONSULTAN




               Koordinasi dan kerjasama belum optimal
LEARNING SOCIETY:
bersandar pada pembelajaran terus menerus dimana perkembangan dan sirkulasi
                    pengetahuan terjadi melalui interaksi.


    inovasi mempersatukan sektor pembangunan yang lazimnya berkembang
             terpisah yaitu sektor IPTEK, pendidikan dan ekonomi.


       riset-riset tidak lagi berdasarkan keinginan peneliti, akan tetapi telah
  disiapkan berbagai topik unggulan yang dikenal sebagai Produk Target berupa
                             barang/jasa/sistem/prosedur




   SETIAP RISET YANG DILAKUKAN SESUAI KEBUTUHAN PENGGUNA (PEMDA,
                     DUNIA USAHA DAN MASYARAKAT
      DAN DILAKUKAN MELALUI KOLABORASI ANTAR STAKE HOLDERS
KAJIAN        KAJIAN ANTISIPATIF
                               TERSTRUKTUR        & RESPONSIF




                IDENTIFIKASI
MASYARAKAT
                KEBUTUHAN



                                                   PRODUK TARGET
                           LOBBYING

                                                        AGENDA RISET




                                                                       EKSEKUSI
                                        ANGGARAN        TOR DAN RAB



             APBD
TAWARAN PROPOSAL


               ADMINISTRASI DAN TEKNIS LAPANGAN    ANTISIPASI DAN
                                                     RESPONSIF
  STRUKTURAL



  FUNGSIONAL


                                                        SELEKSI
                                        KAJIAN
                                     TERSTRUKTUR
                     SUPPLY EXPERT




                                                        PROPOSAL
      KOLABORASI
APLIKATIF


                               UJI COBA




                BELUM LAYAK                            APLIKATIF
                                          EVALUASI




                                                     PROPORSI (aplikatif) sebagai
                                                     ukuran kinerja LITBANGDA
PENYEMPURNAAN            UN-APLIKATIF
                                                                    IMPLIKASI

                                                     ALOKASI ANGGARAN (APBD)
LEARNING SOCIETY:
bersandar pada pembelajaran terus menerus dimana perkembangan dan sirkulasi
                    pengetahuan terjadi melalui interaksi.


    inovasi mempersatukan sektor pembangunan yang lazimnya berkembang
             terpisah yaitu sektor IPTEK, pendidikan dan ekonomi.


       riset-riset tidak lagi berdasarkan keinginan peneliti, akan tetapi telah
  disiapkan berbagai topik unggulan yang dikenal sebagai Produk Target berupa
                             barang/jasa/sistem/prosedur




   SETIAP RISET YANG DILAKUKAN SESUAI KEBUTUHAN PENGGUNA (PEMDA,
                     DUNIA USAHA DAN MASYARAKAT
      DAN DILAKUKAN MELALUI KOLABORASI ANTAR STAKE HOLDERS
STRENGHT (Kekuatan)                         WEAKNESSES (kelemahan)
1. Kelembagaan riset daerah        sudah    1. Divisi tugas dan kewenangan belum
   terbentuk (DRD dan Balitbangda)             tertata dengan baik
2. Kemitraan riset antar lembaga sudah      2. Koordinasi dan kemitraan antar lembaga
   mulai berjalan                              riset masih rendah
3. Alokasi anggaran khusus (APBD) sudah     3. Pembiayaan masih andalkan APBD dan
   tersedia dan trens meningkat                alokasi relatif rendah
4. SDM peneliti sudah memadai dari aspek    3. Kapabilitas SDM dan sarana prasarana
   jumlah dan kualitas                         (labor) belum termanfaatkan optimal
                                            4.



THREATS (Tantangan)                         OPPORTUNITIES (Peluang)
1. Tingkat kompetisi antar wilayah          1. Program One Million One Product
   makin tinggi                                (Visi Misi Cagub terpilih 2010  2015)
2. Trade Barrier semakin kecil (AFTA, AC-   2. Kebutuhan daerah dan publik akan
   FTA, APEC dll)                              inovasi teknologi tidak pernah habis
2. Pencanangan program inovasi nasional     3. Pengembangan kawasan pertumbuhan
   dan ekonomi kreatif                         ekonomi butuh dorongan teknologi
TANTANGAN
                                    ONE PRODUCT ONE MILLION (Visi Misi Gubernur 2010  2015)

                                 Pemerintah dapat mendorong terbentuknya Agenda Riset Daerah (ARD)
                                    yang mencakup Road-Map Riset Unggulan Daerah Provinsi Jambi.
REKOMENDASI STRATEGIC PLANNER




                                   Peningkatan dan optimalisasi peran DRD dalam mendorong koordinasi
                                    dan motivasi riset yang sesuai kebutuhan daerah (Product Target)
                                   Menghilangkan kesan Litbangda sebagai administrator riset perlu
                                    peningkatan kapasitas SDM (kualitas dan kuantitas) termasuk
                                    optimalisasi peran tenaga fungsional.
                                   Peningkatan program kemitraan dan koordinasi riset antar berbagai
                                    lembaga terkait.
                                   Peningkatan kualitas hasil (output) riset mulai dari proses seleksi agar
                                    lebih bersaing dengan kapabilitas tenaga peneliti (kompetensi).
                                   Peningkatan alokasi APBD untuk sektor riset dan pengembangan
                                    hendaknya berjalan seiring dengan peningkatan kualitas output.
Proporsi hasil (output) riset yang aplikatif dan memiliki nilai guna bagi publik
   merupakan indikator utama menilai keberhasilan sistem inovasi daerah


  Koordinasi dan kemitraan antar lembaga riset daerah potensial mendorong
                    keberhasilan sistem inovasi daerah


  Peran pemerintah daerah untuk keberhasilan sistem inovasi daerah dapat
            dilakukan melalui alokasi anggaran yang memadai


Perlu diingat bahwa investasi riset sebagaimana investasi sektor riil merupakan
  investasi jangka panjang dan dampaknya tidak serta merta dapat dirasakan

           PELAKU RISET DAERAH HARUS MENYADARI BAHWA
  Kualitas riset dan alokasi anggaran ibarat 2 sisi mata uang dimana tingkat
  penggunaan hasil riset merupakan indikator kepercayaan publik dan akan
                 mendorong alokasi anggaran yang lebih besar
Sinda

More Related Content

Sinda

  • 1. Oleh Dr. Ir. Ardi Novra, MP
  • 2. Bukti empiris menunjukkan bahwa perusahaan, daerah atau negara yang berhasil di bidang sosial ekonomi ternyata didukung oleh sistem inovasi yang berkembang dan kuat. RPJMN 2010-2014, bahwa pembangunan IPTEK dimana didalamnya terdapat aktivitas RISET, hendaknya dilaksanakan dalam rangka penguatan Sistem Inovasi Nasional/SIN. Mengandung pengertian sebagai cara pandang (pendekatan) sistem (system approach). Pendekatan sistem yang dimaksud memahami konstruksi dari obyek-obyek yang dimaksud, maupun mengkaji isu dan implikasi kebijakannya (biasa disebut kebijakan inovasi).
  • 3. Sistem inovasi merupakan SISTEM (suatu kesatuan) yang terdiri dari sehimpunan aktor, kelembagaan, jaringan, kemitraan, hubungan interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan INOVASI dan DIFUSINYA (termasuk TEKNOLOGI dan praktik baik/terbaik) serta proses pembelajaran. Dengan demikian sistem inovasi sebenarnya mencakup 1. basis ILMU PENGETAHUAN dan TEKNOLOGI (termasuk aktivitas PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, serta REKAYASA), 2. basis PRODUKSI (meliputi aktivitas-aktivitas nilai tambah bagi pemenuhan kebutuhan BISNIS dan non bisnis serta masyarakat umum), dan pemanfaatan dan difusinya dalam masyarakat serta proses PEMBELAJARAN yang berkembang.
  • 4. Lundvall (1992): merupakan elemen dan hubungan-hubungan yang berinteraksi dalam menghasilkan, mendifusikan dan menggunakan pengetahuan yang baru dan bermanfaat secara ekonomi Arnold, et al. (2001) dan Arnold, et al. (2003) menggunakan istilah national research and innovation system, yaitu keseluruhan aktor dan aktivitas dalam ekonomi yang diperlukan bagi terjadinya inovasi industri dan komersial dan membawa kepada pembangunan ekonomi. Edquist (2001): merupakan keseluruhan faktor ekonomi, sosial, politik, organisasional dan faktor lainnya yang mempengaruhi pengembangan, difusi dan penggunaan inovasi.
  • 5. Gagasan tentang sistem riset dan inovasi terpaut erat dengan gagasan tentang learning society bersandar pada pembelajaran terus menerus dimana perkembangan dan sirkulasi pengetahuan terjadi melalui interaksi dalam suatu learning society. Untuk itu, isu inovasi mempersatukan sejumlah sektor pembangunan yang lazimnya berkembang terpisah yaitu IPTEK, PENDIDIKAN DAN EKONOMI. Focus Agenda Riset Nasional (ARN) 2010-2014: implementasi ARN dapat berkontribusi terhadap pengembangan Sistem Inovasi Nasional, khususnya pemanfaatan hasil riset bagi kepentingan pembangunan nasional
  • 6. PENDEKATAN digunakan SEMI TOP DOWN yaitu riset-riset diusulkan tidak lagi berdasarkan keinginan peneliti, akan tetapi telah disiapkan berbagai topik unggulan yang dikenal sebagai Produk Target berupa barang/jasa/sistem/prosedur yang dilengkapi dengan beberapa topik riset yang ditawarkan kepada para peneliti. ELEMEN DASAR MEMBANGUN SINAS: mendukung kemajuan iptek (mendorong pendekatan masalah riil melalui IPTEK, dan keterlibatan secara nyata ilmuwan dalam aktivitas penerapan iptek) KEBERHASILAN SINAS SINERGI 3 UNSUR
  • 7. SISTEM INOVASI NASIONAL DAN DAERAH Pada tataran nasional, sistem inovasi disebut SISTEM INOVASI NASIONAL, sedangkan pada tataran teritorial yang lebih sempit (daerah/lokal), sistem inovasi sering disebut SISTEM INOVASI DAERAH/LOKAL (SINDA). Selain itu, dalam konteks-konteks khusus seperti sektor atau industri tertentu, maka pendekatan sistem inovasi sering menggunakan istilah SISTEM INOVASI SEKTORAL/INDUSTRIAL. SINAS Sistem inovasi nasional (SINAS) tidak dapat berdiri sendiri yang dalam prakteknya, bagaikan kubus dengan tiga sisi berbeda namun saling mendukung (Gambar) KLUSTER INDUSTRI
  • 8. Kunci keberhasilan sistem KEMITRAAN YANG BAIK DAN SALING MENGUNTUNGKAN KERJASAMA DAN KOLABORASI KATA KUNCI MENCAPAI TUJUAN SINDA a) diantara penghasil riset dan pengguna hasil riset melalui kemitraan yang dimulai sejak perencanaan penelitian; b) diantara para periset saling memperkuat sehingga hasil riset yang diperoleh menjadi lebih baik. Kerjasama bukan hanya antara lembaga litbang- pemerintah tetapi juga kerjasama kolegial antar pemerintah, antar industri dan antar lembaga litbang
  • 9. KELEMBAGAAN DAN AKTOR SISTEM INOVASI Freeman (1987): adalah jaringan lembaga di sektor publik dan swasta yang interaksinya memprakarsai, mengimpor (mendatangkan), memodifikasi dan mendifusikan teknologi-teknologi baru. Nelson dan Rosenberg (1993): merupakan sehimpunan aktor yang secara bersama memainkan peran penting dalam mempengaruhi kinerja inovatif (innovative performance). Metcalfe (1995): merupakan sistem yang menghimpun institusi-institusi berbeda yang berkontribusi, secara bersama maupun individu, dalam pengembangan dan difusi teknologi baru dan menyediakan kerangka kerja (framework) di mana pemerintah membentuk dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan untuk mempengaruhi proses inovasi. OECD (1999): merupakan himpunan lembaga-lembaga pasar dan non-pasar di suatu negara yang mempengaruhi arah dan kecepatan inovasi dan difusi teknologi.
  • 10. SISTEM HASIL INOVASI INOVASI Pertumbuhan Bisnis Pembelajaran atas Pilihan- Perbaikan Pilihan Seleksi oleh Kesehatan Pengguna/Pengadopsi Sistem Ketahanan Pangan Keberlanjutan Lingkungan
  • 11. KELEMBAGAAN SISTEM INOVASI DAERAH (SINDA): BERDASARKAN DEFINISI DAN STRUKTUR POKOK PEMDA PERGURUAN LEMBAGA DUNIA LEMBAGA LITBANGDA TINGGI VERTIKAL USAHA RISET DAN INSTANSI UNJA, UNBARI, BPPT, BPTPH,, BUMN DAN LSM DAN TEKNIS IAIN, dan PTS BPP dll SWASTA KONSULTAN Koordinasi dan kerjasama belum optimal
  • 12. LEARNING SOCIETY: bersandar pada pembelajaran terus menerus dimana perkembangan dan sirkulasi pengetahuan terjadi melalui interaksi. inovasi mempersatukan sektor pembangunan yang lazimnya berkembang terpisah yaitu sektor IPTEK, pendidikan dan ekonomi. riset-riset tidak lagi berdasarkan keinginan peneliti, akan tetapi telah disiapkan berbagai topik unggulan yang dikenal sebagai Produk Target berupa barang/jasa/sistem/prosedur SETIAP RISET YANG DILAKUKAN SESUAI KEBUTUHAN PENGGUNA (PEMDA, DUNIA USAHA DAN MASYARAKAT DAN DILAKUKAN MELALUI KOLABORASI ANTAR STAKE HOLDERS
  • 13. KAJIAN KAJIAN ANTISIPATIF TERSTRUKTUR & RESPONSIF IDENTIFIKASI MASYARAKAT KEBUTUHAN PRODUK TARGET LOBBYING AGENDA RISET EKSEKUSI ANGGARAN TOR DAN RAB APBD
  • 14. TAWARAN PROPOSAL ADMINISTRASI DAN TEKNIS LAPANGAN ANTISIPASI DAN RESPONSIF STRUKTURAL FUNGSIONAL SELEKSI KAJIAN TERSTRUKTUR SUPPLY EXPERT PROPOSAL KOLABORASI
  • 15. APLIKATIF UJI COBA BELUM LAYAK APLIKATIF EVALUASI PROPORSI (aplikatif) sebagai ukuran kinerja LITBANGDA PENYEMPURNAAN UN-APLIKATIF IMPLIKASI ALOKASI ANGGARAN (APBD)
  • 16. LEARNING SOCIETY: bersandar pada pembelajaran terus menerus dimana perkembangan dan sirkulasi pengetahuan terjadi melalui interaksi. inovasi mempersatukan sektor pembangunan yang lazimnya berkembang terpisah yaitu sektor IPTEK, pendidikan dan ekonomi. riset-riset tidak lagi berdasarkan keinginan peneliti, akan tetapi telah disiapkan berbagai topik unggulan yang dikenal sebagai Produk Target berupa barang/jasa/sistem/prosedur SETIAP RISET YANG DILAKUKAN SESUAI KEBUTUHAN PENGGUNA (PEMDA, DUNIA USAHA DAN MASYARAKAT DAN DILAKUKAN MELALUI KOLABORASI ANTAR STAKE HOLDERS
  • 17. STRENGHT (Kekuatan) WEAKNESSES (kelemahan) 1. Kelembagaan riset daerah sudah 1. Divisi tugas dan kewenangan belum terbentuk (DRD dan Balitbangda) tertata dengan baik 2. Kemitraan riset antar lembaga sudah 2. Koordinasi dan kemitraan antar lembaga mulai berjalan riset masih rendah 3. Alokasi anggaran khusus (APBD) sudah 3. Pembiayaan masih andalkan APBD dan tersedia dan trens meningkat alokasi relatif rendah 4. SDM peneliti sudah memadai dari aspek 3. Kapabilitas SDM dan sarana prasarana jumlah dan kualitas (labor) belum termanfaatkan optimal 4. THREATS (Tantangan) OPPORTUNITIES (Peluang) 1. Tingkat kompetisi antar wilayah 1. Program One Million One Product makin tinggi (Visi Misi Cagub terpilih 2010 2015) 2. Trade Barrier semakin kecil (AFTA, AC- 2. Kebutuhan daerah dan publik akan FTA, APEC dll) inovasi teknologi tidak pernah habis 2. Pencanangan program inovasi nasional 3. Pengembangan kawasan pertumbuhan dan ekonomi kreatif ekonomi butuh dorongan teknologi
  • 18. TANTANGAN ONE PRODUCT ONE MILLION (Visi Misi Gubernur 2010 2015) Pemerintah dapat mendorong terbentuknya Agenda Riset Daerah (ARD) yang mencakup Road-Map Riset Unggulan Daerah Provinsi Jambi. REKOMENDASI STRATEGIC PLANNER Peningkatan dan optimalisasi peran DRD dalam mendorong koordinasi dan motivasi riset yang sesuai kebutuhan daerah (Product Target) Menghilangkan kesan Litbangda sebagai administrator riset perlu peningkatan kapasitas SDM (kualitas dan kuantitas) termasuk optimalisasi peran tenaga fungsional. Peningkatan program kemitraan dan koordinasi riset antar berbagai lembaga terkait. Peningkatan kualitas hasil (output) riset mulai dari proses seleksi agar lebih bersaing dengan kapabilitas tenaga peneliti (kompetensi). Peningkatan alokasi APBD untuk sektor riset dan pengembangan hendaknya berjalan seiring dengan peningkatan kualitas output.
  • 19. Proporsi hasil (output) riset yang aplikatif dan memiliki nilai guna bagi publik merupakan indikator utama menilai keberhasilan sistem inovasi daerah Koordinasi dan kemitraan antar lembaga riset daerah potensial mendorong keberhasilan sistem inovasi daerah Peran pemerintah daerah untuk keberhasilan sistem inovasi daerah dapat dilakukan melalui alokasi anggaran yang memadai Perlu diingat bahwa investasi riset sebagaimana investasi sektor riil merupakan investasi jangka panjang dan dampaknya tidak serta merta dapat dirasakan PELAKU RISET DAERAH HARUS MENYADARI BAHWA Kualitas riset dan alokasi anggaran ibarat 2 sisi mata uang dimana tingkat penggunaan hasil riset merupakan indikator kepercayaan publik dan akan mendorong alokasi anggaran yang lebih besar