2. Bukti empiris menunjukkan bahwa perusahaan, daerah atau negara yang
berhasil di bidang sosial ekonomi ternyata didukung oleh sistem inovasi yang
berkembang dan kuat.
RPJMN 2010-2014, bahwa pembangunan IPTEK dimana didalamnya terdapat
aktivitas RISET, hendaknya dilaksanakan dalam rangka penguatan Sistem
Inovasi Nasional/SIN.
Mengandung pengertian sebagai cara pandang
(pendekatan) sistem (system approach).
Pendekatan sistem yang dimaksud
memahami konstruksi dari obyek-obyek yang
dimaksud, maupun mengkaji isu dan implikasi
kebijakannya (biasa disebut kebijakan inovasi).
3. Sistem inovasi merupakan SISTEM (suatu kesatuan) yang terdiri dari
sehimpunan aktor, kelembagaan, jaringan, kemitraan, hubungan interaksi dan
proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan
INOVASI dan DIFUSINYA (termasuk TEKNOLOGI dan praktik baik/terbaik)
serta proses pembelajaran.
Dengan demikian sistem inovasi sebenarnya mencakup
1. basis ILMU PENGETAHUAN dan TEKNOLOGI
(termasuk aktivitas PENDIDIKAN, PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN, serta REKAYASA),
2. basis PRODUKSI (meliputi aktivitas-aktivitas nilai
tambah bagi pemenuhan kebutuhan BISNIS dan non
bisnis serta masyarakat umum), dan pemanfaatan
dan difusinya dalam masyarakat serta proses
PEMBELAJARAN yang berkembang.
4. Lundvall (1992): merupakan elemen dan hubungan-hubungan yang
berinteraksi dalam menghasilkan, mendifusikan dan
menggunakan pengetahuan yang baru dan bermanfaat secara
ekonomi
Arnold, et al. (2001) dan Arnold, et al. (2003) menggunakan istilah
national research and innovation system, yaitu keseluruhan aktor dan
aktivitas dalam ekonomi yang diperlukan bagi terjadinya inovasi
industri dan komersial dan membawa kepada pembangunan ekonomi.
Edquist (2001): merupakan keseluruhan faktor ekonomi, sosial, politik,
organisasional dan faktor lainnya yang mempengaruhi pengembangan,
difusi dan penggunaan inovasi.
5. Gagasan tentang sistem riset dan inovasi terpaut erat dengan gagasan tentang
learning society
bersandar pada pembelajaran terus menerus dimana perkembangan dan
sirkulasi pengetahuan terjadi melalui interaksi dalam suatu learning society.
Untuk itu, isu inovasi mempersatukan sejumlah sektor pembangunan yang
lazimnya berkembang terpisah yaitu IPTEK, PENDIDIKAN DAN EKONOMI.
Focus Agenda Riset Nasional (ARN) 2010-2014:
implementasi ARN dapat berkontribusi terhadap
pengembangan Sistem Inovasi Nasional, khususnya
pemanfaatan hasil riset bagi kepentingan
pembangunan nasional
6. PENDEKATAN digunakan SEMI TOP DOWN yaitu riset-riset diusulkan tidak lagi
berdasarkan keinginan peneliti, akan tetapi telah disiapkan berbagai topik unggulan
yang dikenal sebagai Produk Target berupa barang/jasa/sistem/prosedur yang
dilengkapi dengan beberapa topik riset yang ditawarkan kepada para peneliti.
ELEMEN DASAR MEMBANGUN SINAS: mendukung kemajuan iptek (mendorong
pendekatan masalah riil melalui IPTEK, dan keterlibatan secara nyata ilmuwan
dalam aktivitas penerapan iptek)
KEBERHASILAN SINAS
SINERGI 3 UNSUR
7. SISTEM INOVASI NASIONAL DAN DAERAH
Pada tataran nasional, sistem inovasi disebut SISTEM INOVASI NASIONAL,
sedangkan pada tataran teritorial yang lebih sempit (daerah/lokal), sistem
inovasi sering disebut SISTEM INOVASI DAERAH/LOKAL (SINDA).
Selain itu, dalam konteks-konteks khusus seperti sektor atau industri tertentu,
maka pendekatan sistem inovasi sering menggunakan istilah SISTEM INOVASI
SEKTORAL/INDUSTRIAL.
SINAS
Sistem inovasi nasional (SINAS) tidak
dapat berdiri sendiri yang dalam
prakteknya, bagaikan kubus dengan
tiga sisi berbeda namun saling
mendukung (Gambar)
KLUSTER INDUSTRI
8. Kunci keberhasilan sistem
KEMITRAAN YANG BAIK DAN SALING MENGUNTUNGKAN
KERJASAMA DAN KOLABORASI KATA KUNCI MENCAPAI TUJUAN SINDA
a) diantara penghasil riset dan pengguna hasil riset
melalui kemitraan yang dimulai sejak perencanaan
penelitian;
b) diantara para periset saling memperkuat sehingga
hasil riset yang diperoleh menjadi lebih baik.
Kerjasama bukan hanya antara lembaga litbang-
pemerintah tetapi juga kerjasama kolegial antar
pemerintah, antar industri dan antar lembaga
litbang
9. KELEMBAGAAN DAN AKTOR SISTEM INOVASI
Freeman (1987): adalah jaringan lembaga di sektor publik dan swasta
yang interaksinya memprakarsai, mengimpor (mendatangkan),
memodifikasi dan mendifusikan teknologi-teknologi baru.
Nelson dan Rosenberg (1993): merupakan sehimpunan aktor yang secara
bersama memainkan peran penting dalam mempengaruhi kinerja inovatif
(innovative performance).
Metcalfe (1995): merupakan sistem yang menghimpun institusi-institusi berbeda
yang berkontribusi, secara bersama maupun individu, dalam pengembangan
dan difusi teknologi baru dan menyediakan kerangka kerja (framework) di mana
pemerintah membentuk dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan untuk
mempengaruhi proses inovasi.
OECD (1999): merupakan himpunan lembaga-lembaga pasar dan non-pasar di suatu
negara yang mempengaruhi arah dan kecepatan inovasi dan difusi teknologi.
10. SISTEM HASIL
INOVASI INOVASI
Pertumbuhan
Bisnis
Pembelajaran atas Pilihan- Perbaikan
Pilihan Seleksi oleh Kesehatan
Pengguna/Pengadopsi Sistem Ketahanan
Pangan
Keberlanjutan
Lingkungan
11. KELEMBAGAAN SISTEM INOVASI DAERAH (SINDA):
BERDASARKAN DEFINISI DAN STRUKTUR POKOK
PEMDA PERGURUAN LEMBAGA DUNIA LEMBAGA
LITBANGDA TINGGI VERTIKAL USAHA RISET
DAN INSTANSI UNJA, UNBARI, BPPT, BPTPH,, BUMN DAN LSM DAN
TEKNIS IAIN, dan PTS BPP dll SWASTA KONSULTAN
Koordinasi dan kerjasama belum optimal
12. LEARNING SOCIETY:
bersandar pada pembelajaran terus menerus dimana perkembangan dan sirkulasi
pengetahuan terjadi melalui interaksi.
inovasi mempersatukan sektor pembangunan yang lazimnya berkembang
terpisah yaitu sektor IPTEK, pendidikan dan ekonomi.
riset-riset tidak lagi berdasarkan keinginan peneliti, akan tetapi telah
disiapkan berbagai topik unggulan yang dikenal sebagai Produk Target berupa
barang/jasa/sistem/prosedur
SETIAP RISET YANG DILAKUKAN SESUAI KEBUTUHAN PENGGUNA (PEMDA,
DUNIA USAHA DAN MASYARAKAT
DAN DILAKUKAN MELALUI KOLABORASI ANTAR STAKE HOLDERS
13. KAJIAN KAJIAN ANTISIPATIF
TERSTRUKTUR & RESPONSIF
IDENTIFIKASI
MASYARAKAT
KEBUTUHAN
PRODUK TARGET
LOBBYING
AGENDA RISET
EKSEKUSI
ANGGARAN TOR DAN RAB
APBD
14. TAWARAN PROPOSAL
ADMINISTRASI DAN TEKNIS LAPANGAN ANTISIPASI DAN
RESPONSIF
STRUKTURAL
FUNGSIONAL
SELEKSI
KAJIAN
TERSTRUKTUR
SUPPLY EXPERT
PROPOSAL
KOLABORASI
15. APLIKATIF
UJI COBA
BELUM LAYAK APLIKATIF
EVALUASI
PROPORSI (aplikatif) sebagai
ukuran kinerja LITBANGDA
PENYEMPURNAAN UN-APLIKATIF
IMPLIKASI
ALOKASI ANGGARAN (APBD)
16. LEARNING SOCIETY:
bersandar pada pembelajaran terus menerus dimana perkembangan dan sirkulasi
pengetahuan terjadi melalui interaksi.
inovasi mempersatukan sektor pembangunan yang lazimnya berkembang
terpisah yaitu sektor IPTEK, pendidikan dan ekonomi.
riset-riset tidak lagi berdasarkan keinginan peneliti, akan tetapi telah
disiapkan berbagai topik unggulan yang dikenal sebagai Produk Target berupa
barang/jasa/sistem/prosedur
SETIAP RISET YANG DILAKUKAN SESUAI KEBUTUHAN PENGGUNA (PEMDA,
DUNIA USAHA DAN MASYARAKAT
DAN DILAKUKAN MELALUI KOLABORASI ANTAR STAKE HOLDERS
17. STRENGHT (Kekuatan) WEAKNESSES (kelemahan)
1. Kelembagaan riset daerah sudah 1. Divisi tugas dan kewenangan belum
terbentuk (DRD dan Balitbangda) tertata dengan baik
2. Kemitraan riset antar lembaga sudah 2. Koordinasi dan kemitraan antar lembaga
mulai berjalan riset masih rendah
3. Alokasi anggaran khusus (APBD) sudah 3. Pembiayaan masih andalkan APBD dan
tersedia dan trens meningkat alokasi relatif rendah
4. SDM peneliti sudah memadai dari aspek 3. Kapabilitas SDM dan sarana prasarana
jumlah dan kualitas (labor) belum termanfaatkan optimal
4.
THREATS (Tantangan) OPPORTUNITIES (Peluang)
1. Tingkat kompetisi antar wilayah 1. Program One Million One Product
makin tinggi (Visi Misi Cagub terpilih 2010 2015)
2. Trade Barrier semakin kecil (AFTA, AC- 2. Kebutuhan daerah dan publik akan
FTA, APEC dll) inovasi teknologi tidak pernah habis
2. Pencanangan program inovasi nasional 3. Pengembangan kawasan pertumbuhan
dan ekonomi kreatif ekonomi butuh dorongan teknologi
18. TANTANGAN
ONE PRODUCT ONE MILLION (Visi Misi Gubernur 2010 2015)
Pemerintah dapat mendorong terbentuknya Agenda Riset Daerah (ARD)
yang mencakup Road-Map Riset Unggulan Daerah Provinsi Jambi.
REKOMENDASI STRATEGIC PLANNER
Peningkatan dan optimalisasi peran DRD dalam mendorong koordinasi
dan motivasi riset yang sesuai kebutuhan daerah (Product Target)
Menghilangkan kesan Litbangda sebagai administrator riset perlu
peningkatan kapasitas SDM (kualitas dan kuantitas) termasuk
optimalisasi peran tenaga fungsional.
Peningkatan program kemitraan dan koordinasi riset antar berbagai
lembaga terkait.
Peningkatan kualitas hasil (output) riset mulai dari proses seleksi agar
lebih bersaing dengan kapabilitas tenaga peneliti (kompetensi).
Peningkatan alokasi APBD untuk sektor riset dan pengembangan
hendaknya berjalan seiring dengan peningkatan kualitas output.
19. Proporsi hasil (output) riset yang aplikatif dan memiliki nilai guna bagi publik
merupakan indikator utama menilai keberhasilan sistem inovasi daerah
Koordinasi dan kemitraan antar lembaga riset daerah potensial mendorong
keberhasilan sistem inovasi daerah
Peran pemerintah daerah untuk keberhasilan sistem inovasi daerah dapat
dilakukan melalui alokasi anggaran yang memadai
Perlu diingat bahwa investasi riset sebagaimana investasi sektor riil merupakan
investasi jangka panjang dan dampaknya tidak serta merta dapat dirasakan
PELAKU RISET DAERAH HARUS MENYADARI BAHWA
Kualitas riset dan alokasi anggaran ibarat 2 sisi mata uang dimana tingkat
penggunaan hasil riset merupakan indikator kepercayaan publik dan akan
mendorong alokasi anggaran yang lebih besar