1. Sinopsis Novel
Masyitoh
Oleh: Muhammad Yusuf Saputro
Identitas buku
Judul
: Masyitoh
Pengarang
: Ajib Rosidi
Penerbit
: PT Dunia Pustaka Jaya
Tempat Terbit
: Jakarta
Tahun Terbit
: 2006
Cetakan ke
:2
Tebal Buku
: 144 halaman
ISBN
: 979-419-340-2
Sinopsis Novel
Kehidupan keluarga keturunan Israel pada zaman Firaun yang berada di
Mesir. Semua keturunan Israel yang berada di sana dijadikan budak oleh Firaun
untuk membangun piramida. Masyitoh adalah seorang hamba sahaya yang
mengabdi di istana Firaun untuk menjadi tukang sisir anaknya yang bernama
Putri Taia. Suatu ketika tanpa sengaja Masyitoh menjatuhkan sisir dan dia kaget
lantas mengatakan Demi Allah celakalah Firaun. Tanpa diduga Putri Taia
berada di sana dan mendengarnya.
Di rumah Masyitoh merasa gelisah. Di sana pula Itamar, anak Masyitoh
sedang sakit, menambah kegelisahan dirinya. Obed suami Masyitoh tak kunjung
2. pulang ke rumah. Dia masih bekerja di piramid. Setelah Obed pulang ke rumah
dia merasa ada perbedaan pada istrinya. Dia pun menanyakan keadaan istrinya.
Itamar juga menambah panasnya suasana rumah. Masyitoh akhirnya
menceritakan apa yang terjadi istana kepada suaminya. Datanglah Bapak Simeon
pendeta Israel yang dapat mencairkan suasana.
Hal yang ditakutkan kini ada di ujung mata, salah satu pendeta Mesir
bersana dua pengawal dari kejauhan mulai mendekat ke rumah Masyitoh. Di
dalam rumah perdebatan terjadi, pendeta Metufer adalah nama pendeta dari Mesir
itu
berusaha
membujuk
Masyitoh
untuk
merubah
keyakinannya
dan
mempertuhankan Firaun. Namun, dia beserta suaminya tak goyah dan tetap
mempertahankan keyakinannya yaitu bertuhankan Allah. Karena kekeras
kepalaan Masyitoh dan suaminya mereka sekeluarga di giring menuju istana
untuk mendapatkan hukuman.
Di istana, Firaun beserta pendeta-pendeta dan putrinya menunggu
kedataan si Pendurhaka tak lain adalah Masyitoh. Sesampainya di istana, Firaun
bertanya kebenaran yang dilakukan oleh Masyitoh. Setelah Firaun mendengar
sendiri pengakuan dari Masyitoh, dia menawari Masyitoh untuk bertaubat dan
menyembah dirinya dengan diiming-imingi ganjaran yang banyak. Namun
Masyitoh menolak. Hasilnya Obed disiksa oleh algojo-algojo Firaun dengan
cemeti, Masyitoh dan suaminya tak gentar tetap mempertahankan keyakinannya.
Kedua Masyitoh juga disiksa habis-habisan tapi mereka tetap tak berpaling.
Sampai akhirnya anak pertama Masyitoh, Siteri yang masih berusia sepuluh tahun
itu juga ikut disiksa. Namun, mereka tetap memegang teguh keyakinannya.
Dalam hati Firaun bertanya-tanya kenapa keteguhan iman mereka tidak
tergoyahkan padahal mereka sudah di depan kematian. Apakah tuhan yang tak
karuan bentuknya itu memang ada, hal itu membuat Firaun gelisah. Hingga
Firaun memutuskan untuk menghukum mereka sekeluarga masuk dalam kuali
yang berisikan timah panas mendidih.
3. Saat pelaksanaan hukuman akan dilakukan Itamar yang saat itu menanggis
sejadi-jadinya sekejab diam. Bayi merah itu berkata, Ibu Ayah jangan bimbang
jangan ragu. Sekejab isi istana terdiam mendengar ucapan bayi itu. Hukuman
pun dijatuhkan.
Di Rumah bapak Simeon, beberapa orang Israel membicarakan kejadian
yang dialami oleh Masyitoh. Mereka juga memperdebatkan tentang nasib bangsa
Israel setelah kejadian itu. Namun, bapak Simeon mampu memberi pencerahan
kepada mereka.
Novel ini diilhami dari peristiwa Isra dari Masjidil Haram ke Majidil Aqsha
ketika itu Nabi Muhammad SAW mencium wewangian dan bertanya pada
Jibril, dia menjelaskan bahwa wewangian itu berasal dari makam Siti
Masyitoh yang dengan teguh memegang keimannannya.
4. Sinopsis Novel
Ibuku Perempuan Berwajah Surga
Oleh: Muhammad Yusuf Saputro
Identitas buku
Judul
: Ibuku Perempuan Berwajah Surga
Pengarang
: Novanka Raja
Penerbit
: Zettu
Tempat Terbit
: Jakarta
Tahun Terbit
: 2012
Cetakan ke
:1
Tebal Buku
: 242 halaman
ISBN
: 978-602-7735-9
Sinopsis Novel
Kehidupan kampus biru di kota Malang menjadi awal pertemuan Risma
dan Andre. Kala itu Risma mencalonkan diri menjadi Presiden Eksekulif
Mahasiswa, di sisi lain Andre mahasiswa fakultas kedokteran berkonsultasi
dengan dosen untuk menyelesaikan skipsinya. Namun, Andre tidak dapat bertemu
dengan dosen dikarnakan beliau sedang berada di aula kampus dalam rangka
pemilihan PEM tersebut.
Andre pun melihat Risma dengan lantangnya berpidato, dia jatuh hati
padanya. Pada saat melakukan pemilihan di kotak suara selain memilih Risma dia
juga menulis sebuah kalimat Risma kau mengagumkan!.
5. Risma dinyatakan tidak terpilih sebagai Presiden Eksekutif Mahasiswa.
Dia masih penasaran siapa yang telah menjadi penggemar rahasdia dirinya.
Risma, Dini dan Nadia makan siang bareng di kantin sekolah. Setelah usai mereka
bermaksud membayar namu ternyata sudah ada yang membayar semua makanan
mereka. Hal itu menambah rasa penasaran Risma.
Gerbang kampus menjadi saksi pertemuan mereka. Kian hari hubungan
mereka kian dekat hingga akhirnya pacaran.
Suatu malan hujan turun teramat derasnya saat itu perut Risma terasa
teramat sakit. Dia menelepon Andre kekasihnya hingga sepuluh kali namun tidak
ada jawaban hingga hitam yang ada pada pandangan Risma. Dia dibawa ke rumah
sakit oleh tetangga kosnya. Andre yang sedang menonton TV beranjak menuju ke
kamar dia melihat panggilan risma yang tidak terjawab, dia pun khawatir hingga
menelepon Dini. Di rumah sakit Andre bertemu dokter yang telah memeriksa
Risma dan di jelaskan bahwa Risma mempunyai penyakit di pencernaanya akibat
virus dan kabar lainnya adalah Risma sedang hamil. Mengetahui hal itu Andre
bermaksud memperkenalkan Risma pada orang tuanya. Ibu Andre tidak merestui
hubungan mereka.
Suatu ketika ibu Andre mencari tahu keberadaan Risma, akhirnya dia
menemukan. Setelah mereka bertemu ibu Andre menyuruh Risma untuk
mengugurkan kandungannya dan menjauh dari kehidupan Andre. Akan tetapi,
Risma menolak untuk mengugurkan kandungannya dia berjanji tidak akan
mengganggu kehidupan Andre dan membesarkan anaknya sendiri. Ibu andre pun
memberii Risma uang awalnya dia menolak, tapi karena tahu dia membutuhkan
uang untuk persalinan bayinya kelak dia meneria uang itu.
Setelah kejadian itu Risma memutuskan untuk kembali ke Madiun tanah
kelahirannya. Kehidupannya tak semulus yang dia kira, dia di usir oleh
keluarganya dianggap sebagai perusak nama baik keluarga.
Risma memutuskan kembali ke Malang. Dia ditemani Yogi sahabat yang
mencintai Risma sejak dulu untuk mencari rumah kontrakan yang sederhana. Di
6. sana Yogi mengutarakan maksud baiknya untuk menjadi ayah bayi yang dia
kandung. Namun, Risma menolak. Dia mengganggap dirinya tak pantas untuk
Yogi.
Bulan-bulan berlalu pangeran kecil lahir dari rahim Risma. Semangat yang
tumbuh untuk menghidupi anak itu semakin kuat. Dia rela menjadi buruh cuci dan
setrika pakaian, menjual kue di pasar dan berjualan baju di stasiun. Rumi, nama
anak itu dia tahu seolah tahu pengorbanan ibunya dia tak rewel ketika ditinggal
ibunya bekerja, tetangganya pun mempunyai jadwal sendiri untuk mengasuh
Rumi.
Tahun-tahun berlalu, bayi itu tumbuh menjadi anak-anak yang tampan
serta cerdas kini dia kelas 4 SD. Suatu ketika mendekati hari ulang tahun ibunya
dia rela menabungkan uang jajannya untuk membeli kalung bulan sabit yang
diinginkan ibunya saat melewati etalase di stasiun. Tepat hari ulang tahun ibunya
Rumi bermaksud membeli kalung itu namun uangnya tidak cukup untuk
membelinya. Dia menceritakan keinginannya kepada penjual itu dan didengar
oleh saudagar kaya. Lalu, saudagar itu membelikan kalung itu untuk Rumi.
Di sisi lain Andre yang sudah menikah dengan Riska perempuan yang
dijodohkan oleh orang tua Andre. Mereka tidak dapat memiliki keturunan. Hingga
akhirnya bercerai karena Riska tidak tahan akan desakan ibu Andre. Dalam
lamunan Andre teringat sosok Risma dan anaknya. Dia mengutarakan itu kepada
ibunya. Setelah itu Ibu Andre berusaha mencari keturunan pewaris kekayaannya
yang hitang. Tidak lama mencari dia pun menemukan keberadaan mereka.
Demi masa depan Rumi, Risma mengijinkan anaknya untuk diasuh oleh
neneknya dengan syarat mereka tidak boleh menceritaan kebenaran asal-usul
Rumi. Siapun sesekali bertemu dengan ibunya di Malang. Saat itu Rumi tidak
tahan menahan rindu kepada ibunya dan akhirnya dia pergi dari rumah untuk ke
Malang. Namun dia tak menemukan ibunya di rumah. Keluarga Andre gelisah
mencari Rumi. Hingga ibu Andre menelepon Risma yang kala itu perjalanan
pulang dari rumah saudaranya. Risma mengatakan bahwa dia sedang tidak
7. bersama Rumi, dia juga memberiitahukan tempat-tempat yang sering dia kunjungi
bersama Rumi dulu. Akhirnya Rumi diketemukan.
Rumi dan Andre menunggu kedatangan Risma ternyata hingga keesokan
harinya dia tak kunjung datang. Naas nasib Risma dia kecelakaan hingga
menyebabkan dia buta. Hingga akhirnya Risma tidak bisa bertemu dengan Andre
ataupun Rumi anaknya
Rumi
beranjak tumbuh dewasa. Dia pun menemukan cintanya. Dia
gelisah dan berusaha mencari keberadaan ibunya yang bertahun-tahun tak ada
rimbannya.
Rumi bersama kekasihnya Nadia berangkat ke kampus bersama, ditengah
perjalanan ada kecelakaan hingga menimbulkan kemacetan. Mereka pun mencari
jalur alternatif. Di sana ada seorang pengemis buta yang berada di samping lampu
merah Rumipun memberi pengemis itu uang.
Hari kedua mereka melewati jalur yang sama, Rumi mendengar pengemis
itu bernyanyi lagu kasih ibu yang dulu sering ibunya nyanyikan waktu kecil.
Rumi menjadi teringat akan ibunya dan penasaran dengan pengemis itu. Hari ke
tiga, empat Rumi selalu mengawasi pengemis itu dan membantunya sekadar
menyeberang jalan dan memberinya makan. Rumi binggung untuk meyakinkan
dirinya bahwa pengemis itu adalah ibunya. Setelah melihat kalung yang berbandul
bulan sabit itu Rumi yakin bahwa pengemis itu adalah ibunya. Merakapun
akhirnya dipertemukan oleh Tuhan kembali dan Rumi memaksa ibunya untuk
tinggal bersama di kontrakan.
Perjodohan itu terulang kembali kepada Rumi. Karena tekanan dari ibu
Andre, Rumi tak tahan dan pergi dari rumah serta meninggalkan segala kekayaan
yang diberikan dari keluarga Andre. Dia bertekad hidup bersama ibunya dengan
kerja keras seperti ibunya dulu menghidupinya. Andre tahu jika Risma sudah
ditemukan. Suatu hari Andre datang ke kontrakan Rumi dan bertemu dengan
Risma, ditegah percakapan Rumi pulang dari kuliahnya. Terlihat bekas air mata di
pipi Andre dan Risma. Setelah itu Risma menceritakan asal-usul Rumi sebenarnya
8. bahwa Rumi adalah anak kandung Andre. Rumi sedikit demi sedikit menerima
kebenaran dirinya, kemudian Andre pergi ke Surabaya untuk menjelaskan
keputusan Rumi kepada Ibunya. Setelah kepergdian Andre, Risma berusaha
menjelaskan kembali kepada anaknya. Ditengah cerita Risma batuk dan keluar
darah hingga Rumi menggendongnya dan membawa ke rumah sakit.
Keesokan harinya Andre dan ibunya berangkat menuju Malang dengan
tujuan membujuk Rumi untuk kembali pulang. Setibanya di sana tetangga Rumi
menceritakan kejadian kemarin dan akhirnya mereka bergegas ke rumah sakit. Di
rumah sakit keadaan Risma semakin memburuk, Risma kembali meminta Rumi
untuk mengakui Andre sebagai ayahnya dan dia tidak boleh dendam kepadanya
ditengah keadaan kritisnya. Risma, Rumi dan Andre saling menggenggam tangan
hinga genggaman Risma mengendur dan meninggal. Malam itu Risma
menghembuskan
nafas
terakhirnya
bersama
orang-orang
yang
dicintai.
9. Sinopsis Novel
ibuk,
Oleh: Muhammad Yusuf Saputro
Identitas buku
Judul
: ibuk,
Pengarang
: Iwan Setyawan
Penerbit
: PT Gramedia Pustaka Utama
Tempat Terbit
: Jakarta
Tahun Terbit
: 2012
Cetakan ke
:2
Tebal Buku
: 293 halaman
ISBN
: 978-979-22-8568-0
Sinopsis Novel
Hiduplah seorang pria bernama Bayek. Anak ketiga dari lima bersaudara,
hasil perkawinan antara gadis desa yang lugu si Tinah dan Sim sang playboy
pasar. Tinah dan Sim berasal dari keluarga yang sederhana. Karena cinta mereka
yang kuat, mereka berani melakukan pelayaran hidup bersama Isa, Nani, Bayek,
Rini dan Mira. Tinah yang berperan sebagai Ibuk selalu merelakan apapun demi
kebahagian keluarga sederhana mereka. Begitu pula dengan Bapak yang selalu
gigih membanting tulang untuk menghidupi anak-anak dan istrinya. Keluarga
sederhana itu tidak pernah mengeluh atas kekurangan mereka. Walaupun hanya
dengan nasi goreng terasi, tempe dan empal seadanya, anak-anak Ibu terus
10. tumbuh menjadi anak yang mandiri, pintar dan begitu memaknai arti kehidupan
mereka yang seadanya.
Waktu kecil, Ibuk berhenti sekolah karena jatuh sakit. Ibuk pun tak tamat
SD. Begitu pula dengan Bapak, Bapak hanya mengenyam pendidikan sampai
SMP. Hal ini membuat Ibuk bertekad untuk mengubah takdir anak-anaknya kelak.
Ibuk ingin anak-anaknya sekolah sampai jenjang yang lebih tinggi, sampai
sarjana. Tidak seperti kedua orangtua mereka yang berpendidikan rendah. Ibuk
berusaha menjadi yang terbaik buat kelima anaknya. Ibuk selalu memasak di
dapur kecil mereka tiap hari. Dan suatu ketika, Ibuk memandang dapur rumah.
Dapur ini penuh jelaga. Begitu juga kehidupan, namun anak-anak Ibuk telah
menerangi hidup Ibuk. Mereka adalah harta Ibuk. Dan kini saatnya, semua yang
keluar dari rahim Ibuk hidup bahagia tanpa jelaga selanjutnya.
Hingga di suatu pagi yang cerah, ketika matahari dengan hangat menyinari
bumi dan awan-awan tampak cantik di tempatnya, Ibuk bertemu dengan Mbah
Carik. Nenek tua yang dipercaya sebagai orang pintar. Mbah Carik melihat
Bayek, anak laki Ibuk satu-satunya berjalan di belakang Ibuk seraya berkata Nah,
sabar sekarang hidupmu susah. Kelak anak lanangmu itu yang membahagiakan
keluarga kalian. Mbah, ada-ada saja. Amin yaAllah sahut Ibuk.
Pekerjaan Bapak adalah menarik angkot. Dengan ketekunan Ibuk
menyisihkan uang, akhirnya keluarga Bayek dapat membeli angkot tua sendiri.
Bahagianya Bapak memiliki angkot pribadi. Namun, angkot tua itu ternyata
mendatangkan kesusahan. Uang yang harusnya dapat disetor Bapak untuk belanja
Ibuk, malah habis untuk membetulkan kerusakan-kerusakan yang terus muncul di
angkot tua itu. Keadaan itu membuat Ibuk sedih dan menangis sesenggukan.
Melihat Ibuk seperti itu, Bayek pun berjanji kalau sudah besar akan
membahagiakannya, janji Bayek dalam hati.
Berkat kegigihan dan keuletan, anak-anak Ibuk terus maju mengenyam
pendidikan yang lebih tinggi. Dengan bantuan sana-sini, pinjaman dari Bang Udin
dan keseriusan janji Ibuk mengantarkan Bayek pada langkah kesuksesan. Empat
tahun Bayek mengenyam pendidikan di IPB Bogor jurusan Statistika dengan
beasiswa. Setelah lulus, berkat doa Ibuk, Bayek bekerja di Jakarta selama tiga
11. tahun. Doa Ibuk mampu menguatkan keteguhan hati Bayek untuk terus
melangkah maju tanpa mengenal lelah. Hingga pada suatu hari, Bayek
mendapatkan apresiasi atas kerjanya selama ini. Tawaran bekerja di New York.
Dengan restu keluarga Bayek di kampung, Bayek melangkah menuju pelayaran
hidupnya. Dia ingin membangun kebahagian untuk dirinya dan keluarga
tercintanya. Dan itu dia mulai dari New York.
New York memberikan banyak pelajaran untuk hidup Bayek. Manis pahit
kehidupan dia rasakan disana. Hingga pada akhirnya setelah 9 musim panas dan
10 musim dingin yang Bayek lalui disana, Bayek memutuskan untuk pulang ke
Indonesia. Sudah cukup dia membahagiakan keempat saudara perempuannya,
Bapak dan tak luput pula Ibuk yang selalu memberi semangat dalam perjalan
hidup Bayek.
Tuhan Maha Adil. Kebahagiaan tidak akan sepenuhnya ada. Kesedihan
itu datang ketika Sabtu 4 Februari 2012 Bapak di panggil oleh-Nya. Sungguh
terpukul hati Ibuk, perempuan tangguh itu sangat kehilangan. Kehilangan belahan
jiwanya yang selama 40 tahun belakangan selalu menemani Ibuk membangun
keluarganya dengan segala suka duka. Perjalanan cinta yang sederhana namun
kokoh. Cinta mereka yang tak pernah luntur. Cinta Ibuk yang menyelamatkan
keluarga.
12. Sinopsis Novel
DI BAWAH LINDUNGAN KABAH
Oleh: Muhammad Yusuf Saputro
Identitas buku
Judul
: DIBAWAH LINDUNGAN KABAH
Pengarang
: HAMKA (H. Abdul Malik Karim Amrullah)
Penerbit
: PT Bulan Bintang
Tempat Terbit
: Jakarta
Tahun Terbit
: 2012
Cetakan ke
: 22
Tebal Buku
: 52 halaman
ISBN
: 979-418-063-7
Sinopsis Novel
Hamid adalah seorang anak yatim dan miskin. Dulunya dia penjual
gorengan mamaknya. Kemudian dia diangkat oleh keluarga Haji Jafar yang kayaraya. Perhatian Haji Jafar dan istrinya, Asiah, terhadap Hamid sangat baik. Hamid
dianggap sebagai anak mereka sendiri, Mereka sangat menyayanginya sebab
Hamid sangat rajin, sopan, berbudi, serta taat beragama. Itulah sebabnya, Hamid
juga disekolahkan bersama-sama dengan Zainab, anak kandung Haji Jafar di
sekolah rendah.
13. Hamid sangat menyayangi Zainab. Begitu pula dengan Zainab. Mereka
sering pergi sekolah bersama-sama, bermain bersama-sama di sekolah ataupun
pulang sekolah. Ketika keduanya beranjak remaja, dalam hati masing-masing
mulai tumbuh perasaan lain. Suatu perasaan yang selama ini belum pernah mereka
rasakan. Hamid merasakan bahwa rasa kasih sayang yang muncul terhadap Zainab
melebihi rasa sayang kepada adik, seperti yang selama ini dia rasakan. Zainab
juga ternyata mempuanyai perasaan yang sama seperti perasaan Hamid. Perasaan
tersebut hanya mereka pendam di dalam lubuk hati yang paling dalam. Hamid
tidak berani mengutarakan isi hatinya kepada Zainab sebab dia menyadari bahwa
di antara mereka terdapat jurang pemisah yang sangat dalam. Zainab merupakan
anak orang terkaya dan terpandang, sedangkan dia hanyalah berasal dari keluarga
biasa dan miskin.
Hamid mengalami peristiwa yang sangat menyayat hatinya. Peristiwa
pertama adalah meninggalnya Haji Jafar, ayah angkatnya yang sangat berjasa
menolong hidupnya selama ini. Tidak lama kemudian, ibu kandungnya pun
meninggal dunia. Betapa pilu hatinya ditinggalkan oleh kedua orang yang sangat
dicintainya itu. Kini dia yatim piatu yang miskin. Sejak kematian ayah angkatnya,
Hamid merasa tidak bebas menemui Zainab karena Zainab dipingit oleh
mamaknya.
Puncak kepedihan hatinya ketika mamaknya, Asiah, mengatakan
kepadanya bahwa Zainab akan dijodohkan dengan pemuda lain, yang masih
keluarga dekat dengan almarhum suaminya. Bahkan, Mak Asiah meminta Hamid
untuk membujuk Zainab agar mau menerima pemuda pilihannya.
Dengan berat hati, Hsmid menuruti kehendak Mamak Asiah. Zainab
sangat sedih menerima kenyataan tersebut. Dalam hatinya, ia menolak kehendak
mamaknya. Karena tidak sanggup menanggung beban hatinya, Hamid
memutuskan untuk pergi meninggalkan kampungnya. Dia meninggalkan Zainab
dan dengan diam-diam pergi ke Medan. Sesampainya di Medan, dia menulis surat
kepada Zainab. Dalam suratnya, dia mencurahkan isi hatinya kepada Zainab.
14. Menerima surat itu, Zainab sangat terpukul dan sedih. Dari Medan, Hamid
melanjutkan perjalanan menuju ke Singapura. Kemudian, dia pergi ke tanah suci
Mekah.
Selama ditinggalkan oleh Hamid, hati Zainab menjadi sangat tersiksa. Dia
sering sakit-sakitan, semangat hidupnya terasa berkurang menahan rasa rindunya
yang mendalam pada Hamid. Begitu pula dengan Hamid, dia selalu gelisah karena
menahan beban rindunya pada Zainab. Untuk membunuh kerinduannya, dia
bekerja pada sebuah penginapan milik seorang Syekh. Sambil bekerja, dia terus
memperdalam ilmu agamanya dengan tekun.
Setahun sudah Hamid berada di Mekah. Ketika musim haji, banyak tamu
menginap di tempat dia bekerja. Di antara para tamu yang hendak menunaikan
ibadah haji, dia melihat Saleh, teman sekampungnya. Betapa gembira hati Hamid
bertemu dengannya. Selain sebagai teman sepermainannya amsa kecil, istri Saleh
Rosana adalah teman dekat Zainab. Dari Saleh, dia mendapat banyak berita
tentang kampungnya termasuk keadaan Zainab.
Dari
penuturan
Saleh,
Hamid
mengetahui
bahwa
Zainab
juga
mencintainya. Sejak kepergian Hamid, Zainab sering sakit-sakitan. Dia menderita
batin yang begitu mendalam, Karena suatu sebab, dia tidak jadi menikah dengan
pemuda pilihan mamaknya, sedangkan orang yang paling dicintainya, yaitu
Hamid telah pergi entah kemana. Dia selalu menunggu kedatangan Hamid dengan
penuh harap.
Mendengar penuturan Saleh tersebut, perasaan Hamid bercampur antara
perasaan sedih dan gembira. Sedih sebab Zainab menderita fisik dan batin.
Gembira karena Zainab mencintainya juga. Artinya cintanya tak bertepuk sebelah
tangan. Karena tidak jadi menikah dengan pemuda pilihan mamaknya, besar
kemungkinan keinginannya untuk bersanding dengan Zainab akan kesampaian.
Hamid berencana kembali ke kampung halaman setelah menunaikan ibadah haji
terlebih dahulu.
15. Saleh langsung mengirim surat kepada Rosna, istrinya. Dalam suratnya,
dia menceritakan pertemuannya dengan Hamid. Rosna memberikan surat dari
Saleh itu kepada Zainab. Betapa gembiranya hati Zainab mendengar kabar
tersebut. Hamid, orang yang paling dicintainya, yang selama ini tidak diketahui
keberadaannya, telah dia temukan. Hatinya lega dan bahagia. Semangat hidupnya
bangkit kembali dan dia merasa tidak tahan lagi untuk bertemu kembali dengan
kekasih hatinya itu. Ia pun menulis surat balasan kepada Hamid. Hamid
menerimanya dengan suka cita. Semangatnya untuk menyelesaikan ibadah haji
semakin menggelora agar segera bertemu Zainab.
Walau dalam keadaan sakit parah, Hamid tetap berwukuf. Namun setelah
wukuf di Padang Arafah yang sangat panas, kondisinya semakin melemah. Nafsu
makannya menurun dan suhu badannya pun tinggi.
Melihat keadaan sahabatnya, Saleh tidak sanggup memberitahukan kabar
tentang Zainab yang baru saja ia terima dari Rosna. Namun, Hamid mempunyai
firasat tentang hal itu. Atas desakan Hamid, Saleh memberitahukan bahwa Zainab
telah meninggal dunia. Hati Hamid terpukul mendengar kenyataan tersebut.
Hanya dengan keimanan yang kuat, dia masih mampu bertahan hidup. Keteguhan
Hamid pada sikap menyempurnakan ibadah haji di Baitullah telah menyebabkan
Hamid kehilangan kekasihnya. Zainab meninggal karena sakit-sakitan menahan
rindu dalam pingitan.
Keesokan harinya, Hamid tetap memaksakan diri untuk berangkat ke
Mina. Namun, dalam perjalanannya, dia jatuh lunglai, sehingga Saleh mengupah
orang Baduy untuk memapah Hamid. Setelah acara di Mina, mereka kemudian
menuju Masjidil Haram. Setelah mengelilingi Ka'bah, Hamid minta diberhentikan
di Kiswah. Sambil menjulurkan tangannya memegang kain Kiswah penutup
Ka'bah itu, Hamid beberapa kali bermunajat: "Ya rabbi, ya Tuhanku Yang Maha
Pengasih dan Penyayang." Suaranya semakin melemah dan akhirnya berhenti
untuk selama-lamanya. Hamid telah meninggalkan dunia yang fana ini di bawah
lindungan Kabah, menyusul sang kekasih.