2. IMPULS SARAF
Impuls saraf adalah rangsangan/pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar,
kemudian dibawa oleh neuron atau serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Contoh impuls, yaitu perubahan suhu, tekanan, bau, aroma, suara, benda yang menarik
perhatian, dan berbagai rasa (asin, manis, asam, dan pahit). Impuls yang diterima oleh
reseptor dan disampaikan ke efektor, akan menyebabkan terjadinya gerakan. Gerakan
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu Gerak Sadar dan Gerak Reflek.
3. GERAK SADAR
Gerak sadar adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Contohnya gerakan
memegang buku saat ingin belajar, atau mengambil pensil saat ingin menulis. Pelajaran impuls
pada gerak sadar relatif lama, melewati jalur panjang melalui otak.
Impuls
Reseptor
/Indra
Saraf
Sensoris
Otak
Saraf
Motor
Efektor/
Otot
4. GERAK REFLEK (1)
Gerak reflek adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Penjalaran impuls pada
gerak refleks berlangsung cepat, melewati jalur pendek dan tidak melalui otak, tetapi
melalui sumsung tulang belakang. Contohnya terangkatnya kaki saat menginjak paku,
menutupnya kelopak mata ketika benda asing masuk ke mata, dan gerakan tangan saat
memegang benda panas.
a. Gerak Refleks Berdasarkan Prosesnya (dipelajari/tidak dipelajari). Terdapat dua tipe refleks
menurut prosesnya, yaitu:
1. Refleks sederhana atau refleks dasar: refleks yang menyatu tanpa dipelajari, seperti mengedipkan mata
pada saat ada benda yang menuju ke arahnya.
2. Refleks yang dipelajari atau dikondisikan: refleks yang dihasilkan dari berbuat dan belajar, seperti
membelokkan mobil kalau mau menabrak benda. Kita mengerjakan hal tersebut secara otomatis, tetapi
hanya setelah banyak berlatih secara sadar.
b. Gerak Refleks Berdasarkan Pusat Pengintegrasinya. Terdapat dua tipe refleks menurut pusat
pengintegrasinya, yaitu:
1. Refleks Kranial: refleks yang diintegrasikan oleh otak. Semua komponen yang diperlukan untuk
menyambung input aferen ke respon aferen pada otak. Contoh: refleks mengedipkan mata.
2. Refleks yang dipelajari atau dikondisikan: refleks yang dihasilkan dari berbuat dan belajar, seperti membelokkan mobil
kalau mau menabrak benda. Kita mengerjakan hal tersebut secara otomatis, tetapi hanya setelah banyak berlatih secara
sadar.
5. c. Gerak Refleks Berdasarkan Jumlah sinaps dalam lengkung refleksnya. Terdapat dua tipe
refleks menurut jumlah sinapsnya, yaitu:
1. Refleks Monoseptik: refleks yang melibatkan satu sinaps. Contoh: refleks regangan pada patela
yang melibatkan satu sinaps, yaitu antara neuron aferen yang berasal dari reseptor regangan
dalam otot kerangka, yang bersinapsis dengan neuron eferen untuk otot rangka yang sama.
Contoh salah satu gerak refleks monosinaptik adalah ketika kaki kita meregang.
2. Refleks Polisinaptik: refleks yang melibatkan banyak sinaps. Contoh: refleks menarik tangan
ketika terkena api.
6. INDRA PEMBAU (HIDUNG)
Hidung (nasal) sebagai ndra pembau (penciuman) memiliki kemoreseptor olfaktori yang
berfungsi menerima rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berbentuk gas.
Kemoreseptor olfaktori merupakan neuron khusus yang terletak pada epitelium olfaktori di
langit-langit rongga hidung. Epitelium olfaktori mengandung sel penunjang, sel basal, dan
sel olfaktori. Sel olfaktori berupa neuron bipolar yang terakhir pada rambut-rambut halus
(silia) yang menonjol ke dalam mukus di dalam rongga hidung.
Mekanisme menghirup: Gas masuk ke hidung => larut pada selaput mukosa => merangsang
silia sel reseptor => rangsangan diteruskan ke otak untuk diolah => jenis bau dapat dikenali.
Gangguan pada indra pembau :
1. Hiposmia
2. Hiperosmia
3. Sinusitis
4. Polip
7. DAMPAK BURUK NAPZA
A. Gangguan fisik (fisioneurologik)
1. Toleransi tubuh, dalam pemakaian jangka panjang jumlah zat yang sama tidak mampu menghasilkan rasa atau
akibat yang sama.
2. Gejala pemberhentian pemakaian obat adalah rasa sakit di sekujur tubuh seperti flu berat.
3. Mempercepat atau memperlambat denyut nadi, jantung, dan paru-paru yang dapat mengakibatkan kematian.
B. Psikologis
1. Kemampuan berfikir rasional menurun drastis
2. Ketergantungan psikologis
3. Gangguan mental dan emosional
C. Ekonomi
1. Membutuhkan uang yang sangat besar untuk memenuhi ketergantungan terhadap obat-obatan.
2. Negara dan masyarakat dirugikan dalam berbagai aspek, seperti keamanan, biaya kesehatan, dan kesempatan
pendidikan.
D. Sosial
1. Rusaknya hubungan kekeluargaan dan pertemanan.
2. Berpengaruh pada kesehatan masyarakat (penularan HIV, hepatitis B, tuberkulosis, overdosis, dan kematian