1. Nama Anggota Kelompok :
1. Afni Nurvita Dewi (04)
2. Bagas Mahmudi (10)
3. Bangkit Tegar Waluyo (12)
4. M. Mustofa Hidayat
(23)
5. Nanda Pandya Dewanti (25)
XI MIPA 2 SMAN 1 KARANGANYAR
2. A MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan
melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial
listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat,
kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam
sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan
terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini
(depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan
gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per
detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
• Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui
oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula
(potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500
sampai 1/1000 detik.
• Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh
mitokondria dalam sel saraf.
• Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan
menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila
kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung
akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar
pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
3. Impuls yang diterima oleh reseptor, selanjutnya akan
dihantarkan oleh dendrit menuju ke badan sel saraf dan akson.
Dari akson, impuls dihantarkan ke dendrit neuron lainnya.
Seluruh impuls saraf yang diterima memliki bentuk yang sama,
tetapi respon terhadap impuls tersebut berbeda-beda. Hal ini
terjadi karena reseptor dan efektor nya berbeda-beda.
Neuron dalam keadaan istirahat memiliki energi potensial
membran, yaitu energi yang tersimpan untuk bekerja mengirim
impuls. Energi potensial membran tersebut dihasilkan oleh
perbedaan komposisi ion antara cairan intraseluler dan
ekstaseluler. Di dalam sel, kation (ion positif) utama adalah K+,
sedangkan Na+ konsentrasinya rendah. Di luar sel, kation utama
Na+, sedangkan K+ konsentrasinya jauh lebih rendah. Energi
potensial membran tersebut dipertahankan dengan memompa K+
ke dalam sel dan Na+ ke luar sel, sehingga konsentrasi K+ di
dalam sel tetap tinggi dan Na+ tetap rendah.
Penghantaran Impuls dalam neuron terjadi secara
konduksi yang melibatkan peran pompa ion Na+ dan K+ sebagai
5. • Tahap Istirahat (polarisasi). Neuron tidak menghantarkan
impuls. Saluran ion Na+ dan K+ tertutup. Keadaan di bagian
luar membran bermuatan positif (+), sedangkan di bagian
permukaan dalam membran bermuatan negatif (-).
• Tahap depolarisasi. Jika neuron diberi rangsangan, saluran
Na+ akan terbuka dan ion ini masuk ke dalam sel. Hal tersebut
menyebabkan perubahan listik (penurunan gradien listrik),
yaitu di bagian luar membran menjadi bermuatan negatif (-)
dan di bagian dalam membran menjadi bermuatan positif (+).
Depolarisasi selanjutnya akan terjadi jika saluran tambahan
Na+ terbuka, sedangkan saluran K+ tetap tertutup. Hal tersebut
menyebabkan keadaan di bagian dalam membran menjadi
lebih positif.
• Tahap repolarisasi. Saluran Na+ tertutup dan tidak aktif,
sedangkan saluran K+ terbuka sehingga ion K+ keluar dan
menyebabkan bagian dalam membran menjadi bermuatan
negatif. Jika saluran K+ tertutup relatif lambat dan
menyebabkan keadaan dalam membran menjadi bermuatan
lebih negatif, akan kembali ke tahap istirahat.
6. 2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
• Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain
dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk
tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur
kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula
sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron
pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang
membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada
ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran
pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter
berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat
menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang
terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik,
dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian
berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang
terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada
reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin
sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim
asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
• Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara
saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan
membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari
sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan
sinapsis saraf-saraf lainnya.
7. • Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada
umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar
melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa
ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan
oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai
perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
• Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara
otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari
otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi
kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks
misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Pada gerak refleks, impuls
melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor
penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke
pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa
diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor
untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas
ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas
refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak,
misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar
dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung
berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada
lutut.
9. • B. SISTEM SARAF PUSAT (SSP)
Sistem saraf pusat meliputi otak (serebral) dan sumsum tulang
belakang (medula spinalis). Otak dilindungi oleh tulang tengkorak,
sedangkan medula spinalis dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Pada otak maupun medula spinalis, terdapat lapisan pelindung dari
jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges terdiri atas tiga lapisan,
yaitu sebagai berikut :
1. Pia mater adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis,
mengandung banyak pembuluh darah, serta melekat pada otak
atau medula spinalis.
2. Araknoid adalah lapisan tengah, mengandung sedikit pembukuh
darah. Araknoid memiliki ruang subaraknoid yang berisi cairan
serebrospinalis, pembuluh darah, dan selaput jaringan
penghubung yang mempertahankan posisi araknoid terhadap pia
meter di bawahnya. Cairan serebrospinalis menyerupai plasma
darah dan cairan interstisial, tidak mengandung protein, berfungsi
sebagai bantalan, serta media pertukaran nutrien dan zat sisa
antara darah dengan otak maupun medula spinalis.
3. Dura meter adalah lapisan terluar, tebal dan kuat, serta terdiri atas
dua lapisan. Pada dura meter terdapat ruang subdural yang
memisahkan dura meter dari araknoid. Lapisan yang terluar
melekat pada permukaan dalam kranium.
10. Otak maupun medula spinalis memiliki substansi abu-abu dan
substansi putih.
1. Substansi abu-abu, membentuk bagian luar (korteks) otak dan
bagian dalam medula spinalis. Substansi abu-abu mengandung
badan sel neuron, serabut bermielin dan tidak bermielin, astrosit
protoplasma, oligodendrosit, mikroglia.
2. Substansi putih, membentuk bagian dalam otak dan bagian luar
medula spinalis. Sebstansi putih didoaminasi oleh serabut
bermielin maupun tidak bermielin, mengandung oligodendrosit,
astrosit fibrosa, dan mikroglia.