Dokumen tersebut membahas berbagai model dokumentasi keperawatan dan kebidanan, yaitu POR (Problem Oriented Record), SOR (Source Oriented Record), CBE (Charting By Exception), dan KARDEKS. Model-model tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan dan kebidanan pasien. Dokumen juga membahas tentang komputerisasi sistem dokumentasi yang memiliki keuntungan seperti memudahkan pembacaan
Dokumen tersebut membahas pentingnya dokumentasi keperawatan dan kebidanan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang profesional dan bertanggung jawab. Beberapa model dokumentasi dirangkum seperti POR, SOR, CBE, dan penggunaan komputerisasi untuk mendokumentasikan asuhan keperawatan dan kebidanan.
Dokumen tersebut membahas tentang model dokumentasi keperawatan. Terdapat beberapa model dokumentasi keperawatan yang dijelaskan yaitu model SOR, POR, dan PIE. Model-model tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya dokumentasi keperawatan yang mencakup (1) komunikasi, (2) dokumentasi proses keperawatan, dan (3) standar dokumentasi. Dokumentasi keperawatan berguna untuk komunikasi, jaminan mutu, hukum, pendidikan, penelitian, dan akreditasi. Metode dokumentasi mencakup pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan intervensi/tindakan keperawatan
Model dokumentasi keperawatan memberikan gambaran lengkap dan akurat tentang pemberian perawatan melalui pencatatan sesuai prosedur dan format. Terdapat beberapa model seperti SOR, POR, CBE, dan PIE yang berorientasi pada sumber informasi, masalah pasien, pengecualian, dan proses perawatan.
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaWarnet Raha
油
Dokumen tersebut membahas tentang model-model dokumentasi keperawatan yang ada. Terdapat tujuh model dokumentasi keperawatan yaitu SOR, POR, CBE, PIE, POS, dan Core System. Masing-masing model memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan. Dokumen ini juga menjelaskan komponen-komponen penting dalam setiap model dokumentasi keperawatan.
Dokumen tersebut membahas tentang model-model dokumentasi keperawatan yang ada. Terdapat tujuh model dokumentasi keperawatan yaitu SOR, POR, CBE, PIE, POS, dan Core System. Masing-masing model memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan. Dokumen ini juga menjelaskan komponen-komponen penting dalam setiap model dokumentasi keperawatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, dan aspek-aspek penting dari dokumentasi kebidanan. Dokumentasi kebidanan merupakan catatan medis yang akurat dan lengkap mengenai asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien, yang berguna untuk komunikasi, tanggung jawab hukum, statistik, pendidikan, dan penelitian. Prinsip penting dalam dokumentasi kebidanan adalah akurasi, kerahasiaan, dan pemenuhan
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya dokumentasi kebidanan dalam memberikan asuhan kepada pasien. Dokumentasi digunakan untuk mencatat asuhan yang diberikan, sebagai bukti tanggung jawab, sarana komunikasi, dan manfaat lainnya seperti statistik, pendidikan, dan penelitian. Dokumentasi harus memenuhi unsur-unsur seperti akurat, rahasia, dan prinsip-prinsip tertentu agar memenuhi tujuan dan
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
油
Modul ini membahas manfaat, kegunaan, dan pentingnya dokumentasi keperawatan. Dokumentasi keperawatan memiliki manfaat seperti bernilai hukum, meningkatkan kualitas pelayanan, alat komunikasi, pertimbangan biaya, pendidikan, penelitian, dan akreditasi. Dokumentasi juga digunakan untuk komunikasi antar tenaga kesehatan, bukti hukum, pengumpulan data, evaluasi, dan peningkatan kerjasama. Secara um
Modul ini membahas beberapa model dokumentasi keperawatan seperti SOR, POR, dan Progress Notes. Model POR adalah model yang berorientasi pada masalah dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk menentukan masalah dan tindakan kepada pasien.
Modul ini membahas beberapa model dokumentasi keperawatan, yaitu SOR, POR, catatan perkembangan, dan flowsheet. Model POR adalah model yang berorientasi pada masalah dengan empat komponen utama: data dasar, daftar masalah, rencana tindakan, dan catatan perkembangan.
Dokumen tersebut membahas tentang model dokumentasi keperawatan. Terdapat beberapa model dokumentasi keperawatan yang dijelaskan yaitu model SOR, POR, dan PIE. Model-model tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya dokumentasi keperawatan yang mencakup (1) komunikasi, (2) dokumentasi proses keperawatan, dan (3) standar dokumentasi. Dokumentasi keperawatan berguna untuk komunikasi, jaminan mutu, hukum, pendidikan, penelitian, dan akreditasi. Metode dokumentasi mencakup pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan intervensi/tindakan keperawatan
Model dokumentasi keperawatan memberikan gambaran lengkap dan akurat tentang pemberian perawatan melalui pencatatan sesuai prosedur dan format. Terdapat beberapa model seperti SOR, POR, CBE, dan PIE yang berorientasi pada sumber informasi, masalah pasien, pengecualian, dan proses perawatan.
Makalah dokumentasi keperawatan por akbid paramata rahaWarnet Raha
油
Dokumen tersebut membahas tentang model-model dokumentasi keperawatan yang ada. Terdapat tujuh model dokumentasi keperawatan yaitu SOR, POR, CBE, PIE, POS, dan Core System. Masing-masing model memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan. Dokumen ini juga menjelaskan komponen-komponen penting dalam setiap model dokumentasi keperawatan.
Dokumen tersebut membahas tentang model-model dokumentasi keperawatan yang ada. Terdapat tujuh model dokumentasi keperawatan yaitu SOR, POR, CBE, PIE, POS, dan Core System. Masing-masing model memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan. Dokumen ini juga menjelaskan komponen-komponen penting dalam setiap model dokumentasi keperawatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, dan aspek-aspek penting dari dokumentasi kebidanan. Dokumentasi kebidanan merupakan catatan medis yang akurat dan lengkap mengenai asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien, yang berguna untuk komunikasi, tanggung jawab hukum, statistik, pendidikan, dan penelitian. Prinsip penting dalam dokumentasi kebidanan adalah akurasi, kerahasiaan, dan pemenuhan
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya dokumentasi kebidanan dalam memberikan asuhan kepada pasien. Dokumentasi digunakan untuk mencatat asuhan yang diberikan, sebagai bukti tanggung jawab, sarana komunikasi, dan manfaat lainnya seperti statistik, pendidikan, dan penelitian. Dokumentasi harus memenuhi unsur-unsur seperti akurat, rahasia, dan prinsip-prinsip tertentu agar memenuhi tujuan dan
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
油
Modul ini membahas manfaat, kegunaan, dan pentingnya dokumentasi keperawatan. Dokumentasi keperawatan memiliki manfaat seperti bernilai hukum, meningkatkan kualitas pelayanan, alat komunikasi, pertimbangan biaya, pendidikan, penelitian, dan akreditasi. Dokumentasi juga digunakan untuk komunikasi antar tenaga kesehatan, bukti hukum, pengumpulan data, evaluasi, dan peningkatan kerjasama. Secara um
Modul ini membahas beberapa model dokumentasi keperawatan seperti SOR, POR, dan Progress Notes. Model POR adalah model yang berorientasi pada masalah dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk menentukan masalah dan tindakan kepada pasien.
Modul ini membahas beberapa model dokumentasi keperawatan, yaitu SOR, POR, catatan perkembangan, dan flowsheet. Model POR adalah model yang berorientasi pada masalah dengan empat komponen utama: data dasar, daftar masalah, rencana tindakan, dan catatan perkembangan.
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information SystemAinul Yaqin
油
Penelitian mengenai "Analisis Model Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Pendukung Keputusan dalam Lingkungan Bisnis Dinamis" menyoroti bagaimana teknologi Decision Support Systems (DSS) berperan dalam mendukung pengambilan keputusan yang efektif di lingkungan bisnis yang berubah cepat. Dengan memanfaatkan teknik pemodelan dan analisis, DSS dapat membantu organisasi mengidentifikasi peluang serta mengelola risiko secara lebih optimal. Sementara itu, "Analisis Peran Sistem Pendukung Keputusan dalam Pengelolaan Risiko dan Perencanaan Strategis Perusahaan" meneliti bagaimana DSS berkontribusi dalam mengelola ketidakpastian bisnis melalui pendekatan berbasis data.
Dalam ranah Business Intelligence, penelitian "Pemanfaatan Business Intelligence untuk Menganalisis Perilaku Konsumen dalam Industri E-Commerce" membahas bagaimana BI digunakan untuk memahami pola belanja konsumen, memungkinkan personalisasi layanan, serta meningkatkan retensi pelanggan. Selain itu, "Integrasi Business Intelligence dan Machine Learning dalam Meningkatkan Efisiensi Operasional Perusahaan" mengeksplorasi sinergi antara BI dan Machine Learning dalam mengoptimalkan pengambilan keputusan berbasis prediksi dan otomatisasi.
Di sektor industri manufaktur, penelitian "Peran Algoritma Genetik dalam Optimasi Pengambilan Keputusan pada Industri Manufaktur" menyoroti bagaimana Genetic Algorithm digunakan untuk mengoptimalkan produksi, mengurangi biaya operasional, serta meningkatkan efisiensi rantai pasok. Sejalan dengan itu, penelitian "Analisis Efektivitas Artificial Neural Networks dalam Prediksi Risiko Kredit Perbankan" mengevaluasi penggunaan Artificial Neural Networks (ANN) dalam memitigasi risiko kredit melalui model prediksi yang lebih akurat dibandingkan metode tradisional.
Dalam ranah kolaborasi organisasi dan manajemen pengetahuan, penelitian "Analisis Efektivitas Group Support Systems dalam Meningkatkan Kolaborasi dan Pengambilan Keputusan Organisasi" membahas bagaimana teknologi Group Support Systems (GSS) dapat meningkatkan efektivitas kerja tim dan proses pengambilan keputusan bersama. Selain itu, "Analisis Faktor Keberhasilan Knowledge Management System dalam Organisasi Berbasis Teknologi" berfokus pada faktor-faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan implementasi Knowledge Management Systems (KMS) dalam organisasi berbasis teknologi, termasuk peran budaya organisasi, adopsi teknologi, dan keterlibatan pengguna.
Pada bidang kecerdasan buatan dan sistem pendukung keputusan berbasis AI, penelitian "Evaluasi Kinerja Sistem Pakar dalam Mendukung Pengambilan Keputusan di Sektor Keuangan" mengeksplorasi efektivitas sistem pakar dalam meningkatkan keakuratan keputusan finansial, sementara "Implementasi Intelligent Agents dalam Meningkatkan Efisiensi Operasional pada E-Commerce" membahas bagaimana agen cerdas dapat mengotomatisasi proses bisnis, meningkatkan pengalaman pelanggan, serta mempercepat pengambilan keputusan strategis.
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
油
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
油
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
2. Pengertian
Potter (2005) mendefenisikan dokumentasi sebagai
segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang dapat
diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu
yang berwenang . Dokumentasi keperawatan juga
merupakan salah satu bentuk upaya membina dan
mempertahankan akontabilitas perawat dan
keperawatan (Webster New World Dictionary dalam
Marelli (1996). Pelaksanaan dokumentasi proses
keperawatan juga sebagai salah satu alat ukur untuk
mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu
pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan
di rumah sakit (Fisbach, 1991).
3. Tujuan Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan yang lengkap adalah
prasyarat dalam melaksanakan perawatan yang
baik dan untuk efesiensi dari kerjasama dan
komunikasi antar profesi kesehatan dalam
pelayanan kesehatan professional. Dokumentasi
keperawatan yang lengkap dan akurat akan
memudahkan disiplin ilmu lain untuk
menggunakan informasi di dalamnya.
Dokumentasi diperlukan untuk memudahkan
alur dan koordinasi dalam perawatan pasien
4. Manfaat dokumentasi ASKEP menurut Nursalam (2008) dari beberapa aspek :
Aspek hukum : Dokumentasi keperawatan yang dibuat
merupakan aspek legal didepan hukum. Dokumentasi
merupakan bukti catatan dari tindakan yang diberikan
dan sebagai dasar untuk melindungi pasien, perawat
dan institusi.
Kualitas pelayanan, komunikasi: melalui audit
keperawatan dokumentasi keperawatan dijadikan alat
untuk mengukur dalam membandingkan antara
tindakan yang diberikan dengan standar yang
dijadikan rujukan. Dengan demikian dapat diketahui
apakah dalam bekerja telah sesuai dengan standar
yang ditetapkan.
5. Keuangan: dokumentasi yang baik dan teliti akan menjadi
bukti bahwa tindakah telah dilakukan oleh perawat. Dan
dengan dokumentasi ini maka besarnya jasa yang diberikan
akan diberikan sesuai dengan aturan yang ditetapkan
ditempat masing-masing.
Pendidikan: dokumentasi keperawatan dapat dijadikan
sebagai rujukan bagi mahasiswa perawat.
Penelitian: penelitian keperawatan dengan menggunakan
data-data sekunder akan sangat bergantung dengan kualitas
dari dokumentasi keperawatan yang dibuat. Kesalahan
dalam membuat atau pengisian dokumentasi yang tidak
lengkap akan membuat informasi tentang riwayat pasien
menjadi kabur.
6. Dokumentasi Keperawatan Berbasis Computer.
Computerized nursing documentation adalah
suatu modul keperawatan yang dikombinasikan
dengan sistem komputer rumah sakit ke staf
perawat.Dengan sistem yang terkomputerisasi
ini perawat dapat melakukan akses ke
laboratorium, radiologi, fisioterapi, dan disiplin
yang lain, seperti ahli gizi, fisioterapi, dan
disiplin ilmu lain seperti ahli gizi, fisioterapis,
occupational therapies.
7. Pemikiran tentang dokumentasi keperawatan
yang terkomputerisasi di buat dalam rangka
memudahkan dan mempercepat
pendoukmentasian asuhan keperawatan yang
dibuat. Dengan sistem ini perawat lebih dapat
menghemat waktu dan perawat akan lebih sering
berada di samping pasien. Dengan dokumentasi
yang terkomputerisasi ini pencatatan dapat
dilakukan akurat dan lengkap,( Gapko dawn yang
diakses dari http://www.hhdev.psu.edu/nurs/).
8. Pendokumentasian keperawatan yang tertulis (paper-
based documentation) saat ini dilaporkan mutunya sangat
rendah dan ini juga berdampak terhadap penerimaan
publik termasuk profesi kesehatan yang lain terhadap
profesinalisasi keperawatan di Indonesia. Menurut
Griffiths dan Hutchings (1999 dalam Gapko Dawn yang
diakses dari http://www.hhdev.psu.edu/nurs/), perawat
yang menyatakan alasan terhadap dokumentasi yang
kurang akurat dan kurang lengkap dihubungkan dengan
permasalahan seperti kekurangan staf, sensus yang tinggi,
lembur kerja, dan juga kurangya pengetahuan tentang apa
yang dituliskan dalam dokumentasi.
9. Manfaat Dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi
Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk
pencatatan
Tidak perlu gudang yang besar dalam penyimpanan arsip
Penyimpanan data (Record )pasien menjadi lebih lama
EMR yang dirancang dengan baik akan mendukung
ototnomi yang dapat dipertanggung jawabkan
Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga
dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat
juga.
Meningkatkan produktivitas bekerja
Mengurangi kesalahan dalam menginterprestasikan
pencatatan.
10. Holmas (2003, dalam Sitorus 2006) keuntungan utama
Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik yang
standar yang mudah dan cepat diketahui
Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik
dan sekaligus meningkatkan waktu perawat
berfokus pada pemberian asuhan
Accessibility & legibility, mudah membaca dan
mendapat informasi klinik tentang semua pasien
dan suatu lokasi
11. Teknik Pencatatan Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Naratif adalah merupakan pencatatan tradisional dan
dapat bertahan paling lama serta merupakan sistem
pencatatan yang fleksibel. Karena suatu catatan naratif
dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering
dirujuk sebagai dokumentasi berorientasi pada sumber.
Sumber atau asal dokumentasi dapat di peroleh dari siapa
saja, atau dari petugas kesehatan yang bertanggung jawab
untuk memberikan informasi. Setiap narasumber
memberikan, hasil observasinya, menggambarkan
aktifitas dan evaluasinya yang unik. Cara penulisan ini
mengikuti dengan ketat urutan kejadian/kronologisnya.
12. Biasanya kebijakan institusi menggariskan siapa yang
mencatat/melaporkan apa, bagaimana sesuatu akan dicatat dan
harus dicatat dimana. Ada lembaga yang menetapkan bahwa
setiap petugas kesehatan harus mencatat di formulir yang telah
dirancang khusus, misalnya catatan dokter, catatan perawat atau
fisioterapi atau petugas gizi. Ada juga institusi yang membuat
rancangan format yang dapat dipakai untuk semua jenis petugas
kesehatan dan semua catatan terintegrasi dalam suatu catatan.
Berhubung sifat terbukanya catatan naratif (orientasi pada
sumber data) sehingga dapat digunakan pada setiap kondisi
klinis. Tidak adanya struktur yang harus diakui memungkinkan
perawat mendokumentasikan hasil observasinya yang relevan
dan kejadian secara kronologis.
13. Keuntungan pedokumentasian
secara naratif
Pencatatan secara kronologis memudahkan
penafsiran secara berurutan dari kejadian dari
asuhan/tindakan yang dilakukan
Memberi kebebasan kepada perawat untuk
mencatat menurut gaya yang disukainya
Format menyederhanakan proses dalam
mencatat masalah, kejadian perubahan,
intervensi, rekasi pasien dan outcomes
14. Kelemahan pedokumentasian
secara naratif
Cenderung untuk menjadi kumpulan data yang terputus-putus,
tumpang tindih dan sebenarnya catatannya kurang berarti
Kadang-kadang sulit mencari informasi tanpa membaca
seluruh catatan atau sebagian besar catatan tersebut
Perlu meninjau catatan dari seluruh sumber untuk mengetahui
gambaran klinis pasien secara menyeluruh
Dapat membuang banyak waktu karena format yang polos
menuntun pertimbangan hati-hati untuk menentukan
informasi yang perlu dicatat setiap pasien
Kronologis urutan peristiwa dapat mempersulit interpretasi
karena informasi yang bersangkutan mungkin tidak tercatat
pada tempat yang sama
Mengikuti perkembangan pasien bisa menyita banyak waktu
15. Model Dokumentasi Keperawatan, terdiri dari
1. SOR (Source-Oriented Record)
2. POR (Problem-Oriented Record)
3. PROGRESS NOTES
4. CBE (Charting By Exception)
5. PIE(Problem, Intervention & Evaluation)
16. 1. Source-Oriented Record (SOR) Istilah : Catatan
Tradisional Setiap orang/bagian/sumber
mempunyai catatan sendiri atau terpisah ,
terdiri dari 6 komponen : a. Admission sheet :
biodata b. Lembar intruksi dokter c. Lembar
riwayat medic d. Catatan perawat e. Catatan dan
laporan khusus f. Kartu grafik/pencatatan
17. Keuntungan SOR :
a. Menyajikan data secara berurutan
b. Memudahkan perawat untuk secara bebas
mencatat berbagai
c. informasi
d. Format dapat menyederhanankan proses
pencatatan masalah,
e. kejadian, perubahan, intervensi dan respon
klien atau hasil
18. Kerugian SOR :
a. Potensial terjadinya pengumpulan data yang terfragmentasi, tidak
berdasarkan urutan waktu
b. Kadang mengalami kesulitan untuk mencari data sebelumnya bila
tidak mengulang dari awal
c. Superficial pencatatan tanpa data yang jelas
d. Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber untuk
menentukan masalah dan tindakan.
e. Waktu pemberian asuhan memerlukan waktu yang banyak
f. Data yang berurutan mungkin menyulitkan dalam interpretasi atau
analisa
g. Perkembangan klien sulit dimonitor
h. Menghabiskan waktu
i. Catatan tidak teratur, berpindah dari satu masalah ke masalah lain
tanpa penghubung yang jelas.
19. 2. PROBLEM-ORIENTED RECORD (POR)
Diperkenalkan : Dokter. Lawrence Weed (USA)
Awal : POMR (Problem Oriented Medical Record)
Merupakan alat yang efektif untuk membantu
tim kesehatan mengidentifikasi masalah pasien,
merencanakan terapi, diagnosa dan penyuluhan
serta mengevaluasi dan mengkaji perkembangan
pasien,
20. komponen POR terdiri dari :
a. Data Dasar 1) Berisi semua informasi yang telah
dikaji dari klien ketika pertama kali masuk RS. 2)
Mencakup pengkajian keperawatan, riwayat
penyakit/kesehatan, pemeriksaan fisik,
pengkajian ahli gizi dan hasil laboratorium 3)
Tergantung pada masing2 unit mis : unit
kebidanan akan berbeda dengan yang
dibutuhkan oleh unit pediatrik atau unit bedah.
4) Perlu dibuat pedoman wawancara sesuai
dengan kebutuhan
21. b. Daftar Masalah 1 ) Berisi masalah yang telah teridentifikasi dari
data dasar. 2 ) Selanjutnya masalah disusun secara kronologis
sesuai dengan tanggal teridentifikasinya masalah 3 ) Daftar ini
berada pada bagian depan status klien dan setiap masalah diberi
tanggal, nomor, dirumuskan dan dicantumkan nama orang yang
menemukan masalah.
c. Daftar awal rencana asuhan 1) Rencana awal disusun oleh
tenaga yang menyusun daftar masalah 2) Terdiri dari tiga
bagian : 3) Diagnostik 4) Usulan terapi 5) Pendidikan klien
d. Catatan Perkembangan Pasien (Progress Notes) Berisikan
perkembangan/kemajuan dari tiap masalah yang telah dilakukan
tindakan, disusun oleh semua anggota yang terlibat dengan
menambahkan catatan perkembangan pada lembar yang sama.
22. Keuntungan POR :
a. Fokus catatan askep lebih menekankan pada
masalah klien dan proses penyelesaian masalah dari
pada tugas dokumentasi
b. Adanya kontinuitas dari askep
c. Pencatatan evaluasi dan penyelesaian masalah lebih
jelas
d. Daftar masalah merupakan checklist untuk
Diagnosa Perawatan dan untuk masalah
keperawatan, membantu mengingatkan.
e. Data yang perlu diintervensi dijabarkan dalam
rencana tindakan keperawatan
23. Kerugian POR :
a. Penekanan hanya pada masalah, penyakit dan ketidak mampuan
dapat mengakibatkan pada pendekatan pengobatan yang negative
b. Kemungkinan adanya kesulitan jika daftar masalah belum
dilakukan tindakan atau munculnya masalah baru
c. Dapat menimbulkan kebingungan jika setiap hal harus masuk
dalam daftar masalah
d. SOAPIER dpt menimbulkan pengulangan yang tidak perlu jika
sering adanya target evaluasi dan tujuan perkembangan yang
sangat lambat
e. Perawatan yang rutin mungkin diabaikan dalam pencatatan jika
flow sheet untuk pencatatan tidak tersedia
f. P (dlm SOAP) mungkin terjadi duplikasi dengan rencana tindakan
keperawatan
24. 3. PROGRESS NOTES Terdapat tiga jenis :
a. Catatan perawat Harus ditulis oleh perawat tiap
24 jam, meliputi berbagai informasi tentang : 1)
Pengkajian 2) Tindakan keperawatan mandiri 3)
Tindakan keperawatan kolaboratif /instruksi
dokter 4) Evaluasi keberhasilan tiap tindakan
keperawatan 5) Tindakan yang dilakukan oleh
dokter tetapi mempengaruhi tindakan
keperawatan 6) Kunjungan berbagai team
kesehatan mis ; visite dokter, pekerja sosial dll
25. Flow sheet
1) Memungkinkan perawat mencatat hasil
observasi atau pengukuran yang dilakukan
secara berulang dan tidak perlu ditulis secara
naratif.
2) Biasanya berisi TV, TD, BB, jumlah masukan
dan keluaran cairan dalam 24 jam dan
pemberian obat
3) Lebih sering digunakan di IGD, ICU, R.
Haemodialisa, R. OK, sebagai lembar observasi.
26. c. Discharge notes (catatan pemulangan)
1 ) Dipersiapkan ketika pasien akan dipulangkan atau
dipindahkan pada tempat perawatan lain guna
perawatan lanjutan meliputi : a) Masalah kesehatan
yang masih aktif b) Pengobatan terakhir c)
Penanganan yang masih harus diteruskan d)
Kebiasaan makan dan istirahat e) Kemampuan untuk
asuhan mandiri f) Jaringan dukungan g) Pola/gaya
hidup h) Agama
2) Ditujukan utk tenaga kesehatan yang akan melakukan
home care dan sebagai informasi bagi pasien
27. 3) Informasi untuk tenaga kesehatan mencakup : a)
Menguraikan tindakan keperawatan b) Menguraikan
informasi yang disampaikan c) Menguraikan keterampilan
klien dalam melakukan tindakan tertentu d) Menjelaskan
keterlibatan anggota keluarga dalam asuhan e) Menguraikan
sumber yang diperlukan di rumah
4) Informasi untuk klien hendaknya : a) Menggunakan bahasa
yang singkat dan mudah dipahami b) Menjelaskan langkah
prosedur tertentu c) Mengidentifikasi tindakan pencegahan
yang perlu diikuti ketika melakukan asuhan mandiri d)
Memeriksa tanda dan gejala komplikasi yang perlu
dilaporkan pada dokter saat kontrol ulang e) Memberikan
daftar nama dan no telp yang bisa dihubungi keluarga/pasien
28. 4. CHARTING BY EXCEPTION (CBE) Adalah Sistem
dokumentasi yang hanya mencatat secara
naratif dari hasil atau penemuan yang
menyimpang dari keadaan normal atau standar.
Bentuk CBE biasanya seperti Flowsheet yang
merupakan kesimpulan penemuan penting dan
menjabarkan indikator pengkajian termasuk
intruksi dokter atau perawat, grafik, catatan
pendidikan dan catatan pemulangan pasien.
29. Keuntungan CBE :
a. Tersusunnya standar minimal untuk pengkajian dan intervensi
b. Data yang tidak normal nampak jelas
c. Data yang tidak normal secara mudah ditandai dan dipahami
d. Data normal atau respon yang diharapkan tidak mengganggu
informasi lain
e. Menghemat waktu karena kegiatan rutin dan observasi tidak perlu
dituliskan
f. Pencatatan dan duplikasi dapat dikurangi.
g. Data pasien dapat ditulis secepatnya.
h. Informasi terbaru dapat diletakkan pada Tempat Tidur pasien.
i. Jumlah halaman lebih sedikit
j. Rencana tindakan keperawatan disimpan sebagai catatan yang
permanen
30. Kerugian CBE :
a. Pencatatan secara narasi sangat singkat,
tergantung pada checklist
b. Kemungkinan ada pencatatan yang masih
kosong atau tidak ada
c. Pencatatan kegiatan rutin sering diabaikan
d. Tidak mengakomodasi pencatatan disiplin ilmu
lain
e. Dokumentasi keperawatan tidak berhubungan
dengan adanya suatu masalah Pedoman
31. Penulisan CBE :
a. Data dasar dicatat untuk setiap pasien dan
disimpan sebagai catatan yang permanent
b. Daftar Diagnosa Perawatan disusun dan ditulis
pada waktu masuk RS dan menyediakan daftar
isi untuk semua Diagnosa Perawatan
c. Semua Diagnosa Perawatan disertai dengan
discharge notes
d. Menggunakan format SOAPIER
32. 5. PROBLEM, INTERVENTION & EVALUATION (PIE)
a. Maksudnya adalah untuk menghilangkan
rencana perawatan yang tradisional dan
memasukkan rencana perawatan yang kontinue
ke dalam dokumentasi harian.
b. Tujuan adalah menyederhanakan proses
dokumentasi, menyatukan rencana perawatan
dan catatan perkemb, penulis secara ringkas
askep yang direncanakan dan diberikan
33. c. Format PIE lebih tepat digunakan untuk sistem
pemberian asuhan keperawatan primer. d. Pada
keadaan akut, perawat primer melaksanakan
dan mencatat pengkajian waktu pasien masuk,
kemudian setiap masalah, intervensi dan
evaluasi diberi tanda PIE
d. Pada keadaan akut, perawat primer
melaksanakan dan mencatat pengkajian waktu
pasien masuk, kemudian setiap masalah,
intervensi dan evaluasi diberi tanda PIE
34. e. Sistem PIE terdiri dari :
1) Lembar alur perawatan pasien dan pengkajian a)
Adalah Lembar alur 24 jam yang berisi kriteria
pengkajian yang spesifik berdasarkan kategori
kebutuhan manusia. b) Selain data pengkajian, lembar
alur juga memberi ruang untuk mendokumentasikan
informasi tentang IV, obat-obatan, luka dan prosedur.
2) Catatan perkembangan Masalah diidentifikasi dalam
Catatan Perkembangan menggunakan (jika mungkin)
Diagnosa Perawatan dari NANDA. Tidak boleh
menggunakan Diagnosa Medis.
35. Keuntungan PIE :
a. Menyederhanakan proses pencatatan dan
pengkajian
b. Mendorong penggunaan diagnosa keperawatan
c. Setiap mas yang diidentifikasi, dievaluasi min
setiap 8 jam/pergantian shift.
d. Disenangi oleh para dokter
e. Meningkatkan kredibilitas professional
36. Kerugian PIE :
Kesulitan mengevaluasi perkembangan pasien
karena tidak adanya kriteria hasil.
Rencana prwtn merupakan tanggung jawab
perawat RN, maka perawat LPN kesulitan untuk
pendokumentasikan tindakan.
Tidak sesuai untuk pasien yang perubahannya
masalahnya lama misalnya untuk pasien dengan
penyakit kronis.
Dokumentasi panjang terutama bila pasien
punya banyak masalah.