際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
SISTEM POLITIK INDONESIA

A. Pengertian sistem Politik
  1. Pengertian Sistem
   Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi.

   2. Pengertian Politik
  Politik berasal dari bahasa yunani yaitu polis yang artinya Negara kota. Istilah politik
  dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tata cara pemerintahan, Politik biasanya menyangkut
  kegiatan partai politik, tentara dan organisasi kemasyarakatan. Dapat disimpulkan bahwa
  politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan
  kebijakan dan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal
  dalam suatu wilayah tertentu.

     3. Pengertian Sistem Politik
  Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip, yang membentuk
  satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta
  melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau
  kelompok individu satu sama lain atau dengan Negara dan hubungan Negara dengan Negara.

  4. Pengertian Sistem Politik di Indonesia
  Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan
  dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses
  penentuan tujuan,
  Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang tersebut di dalam konstitusi negara (
  termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif ). Dalam Penyusunan keputusan-
  keputusan kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang seimbang dan terjalinnya
  kerjasama yang baik antara suprastruktur dan infrastruktur politik sehingga memudahkan
  terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud
  suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-lembaga tersebut di
  Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden,

B. Proses Politik Di Indonesia
  Sejarah Sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya bisa dilihat dari masa-masa
  berikut ini:
  - Masa prakolonial
  - Masa kolonial (penjajahan)
  - Masa Demokrasi Liberal
  - Masa Demokrasi terpimpin
  - Masa Demokrasi Pancasila
  - Masa Reformasi

  Masing-masing masa tersebut kemudian dianalisis secara sistematis dari aspek :
  - Penyaluran tuntutan
  - Pemeliharaan nilai
  - Kapabilitas
  - Integrasi vertikal
- Integrasi horizontal
- Gaya politik
- Kepemimpinan
- Partisipasi massa
- Keterlibatan militer
- Aparat negara
- Stabilitas

Bila diuraikan kembali maka diperoleh analisis sebagai berikut :

1. Masa prakolonial (Kerajaan
- Penyaluran tuntutan  rendah dan terpenuhi
- Pemeliharaan nilai  disesuikan dengan penguasa
- Kapabilitas  SDA melimpah
- Integrasi vertikal  atas bawah
- Integrasi horizontal  nampak hanya sesama penguasa kerajaan
- Gaya politik  kerajaan
- Kepemimpinan  raja, pangeran dan keluarga kerajaan
- Partisipasi massa  sangat rendah
- Keterlibatan militer  sangat kuat karena berkaitan dengan perang
- Aparat negara  loyal kepada kerajaan dan raja yang memerintah
- Stabilitas  stabil dimasa aman dan instabil dimasa perang

2. Masa kolonial (penjajahan)
- Penyaluran tuntutan  rendah dan tidak terpenuhi
- Pemeliharaan nilai  sering terjadi pelanggaran ham
- Kapabilitas  melimpah tapi dikeruk bagi kepentingan penjajah
- Integrasi vertikal  atas bawah tidak harmonis
- Integrasi horizontal  harmonis dengan sesama penjajah atau elit pribumi
- Gaya politik  penjajahan, politik belah bambu (memecah belah)
- Kepemimpinan  dari penjajah dan elit pribumi yang diperalat
- Partisipasi massa  sangat rendah bahkan tidak ada
- Keterlibatan militer  sangat besar
- Aparat negara  loyal kepada penjajah
- Stabilitas  stabil tapi dalam kondisi mudah pecah


3. Masa Demokrasi Liberal
- Penyaluran tuntutan  tinggi tapi sistem belum memadani
- Pemeliharaan nilai  penghargaan HAM tinggi
- Kapabilitas  baru sebagian yang dipergunakan, kebanyakan masih potensial
- Integrasi vertikal  dua arah, atas bawah dan bawah atas
- Integrasi horizontal- disintegrasi, muncul solidarity makers dan administrator
- Gaya politik  ideologis
- Kepemimpinan  angkatan sumpah pemuda tahun 1928
- Partisipasi massa  sangat tinggi, bahkan muncul kudeta
- Keterlibatan militer  militer dikuasai oleh sipil
- Aparat negara  loyak kepada kepentingan kelompok atau partai
- Stabilitas - instabilitas
4. Masa Demokrasi terpimpin
  - Penyaluran tuntutan  tinggi tapi tidak tersalurkan karena adanya Front nas
  - Pemeliharaan nilai  Penghormatan HAM rendah
  - Kapabilitas  abstrak, distributif dan simbolik, ekonomi tidak maju
  - Integrasi vertikal  atas bawah
  - Integrasi horizontal  berperan solidarity makers,
  - Gaya politik  ideolog, nasakom
  - Kepemimpinan  tokoh kharismatik dan paternalistik
  - Partisipasi massa  dibatasi
  - Keterlibatan militer  militer masuk ke pemerintahan
  - Aparat negara  loyal kepada negara
  - Stabilitas - stabil

  5. Masa Demokrasi Pancasila
  - Penyaluran tuntutan  awalnya seimbang kemudian tidak terpenuhi karena fusi
  - Pemeliharaan nilai  terjadi Pelanggaran HAM tapi ada pengakuan HAM
  - Kapabilitas  sistem terbuka
  - Integrasi vertikal  atas bawah
  - Integrasi horizontal  nampak
  - Gaya politik  intelek, pragmatik, konsep pembangunan
  - Kepemimpinan  teknokrat dan ABRI
  - Partisipasi massa  awalnya bebas terbatas, kemudian lebih banyak dibatasi
  - Keterlibatan militer  merajalela dengan konsep dwifungsi ABRI
  - Aparat negara  loyal kepada pemerintah (Golkar)
  - Stabilitas stabil

  6. Masa Reformasi
  - Penyaluran tuntutan  tinggi dan terpenuh
  -Pemeliharaan nilai  Penghormatan HAM tinggi
  - Kapabilitas disesuaikan dengan Otonomi daerah
  - Integrasi vertikal  dua arah, atas bawah dan bawah atas
  - Integrasi horizontal  nampak, muncul kebebasan (euforia)
  - Gaya politik  pragmatik
  - Kepemimpinan  sipil, purnawiranan, politisi
  - Partisipasi massa  tinggi
  - Keterlibatan militer  dibatasi
  - Aparat negara  harus loyal kepada negara bukan pemerintah
  - Stabilitas  instabil


C. Sejarah Sistem Politik di Indonesia
      Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di dalamnya.
  Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa Indonesia tapi
  diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik biasanya di dalamnya
  terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga eksistensinya. Sistem
  politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini dikelilingi oleh lingkungan yang
  memiliki tantangan dan tekanan.
Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan saja seperti
     dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan tradisional dengan
     melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus
     dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan
     pengambilan keputusan

        Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan tantangan.
     Pandangan mengenai keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini berbeda diantara para
     pakar politik. Ahli politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi
     liberal abad ke-18 dan 19 melihat prestasi politik diukur dari sudut moral. Sedangkan pada
     masa modern sekarang ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu
     seberapa besar pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan
     lingkungan internasional. Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik. Adapun pelaku
     perubahan politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari
     lingkungan internasional.

      Perubahan ini besaran maupun isi aliran berupa input dan output. Proes mengkonversi
   input menjadi output dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper).
   Terdapat 5 kapabilitas yang menjadi penilaian prestasi sebuah sistem politik :
1. Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber daya manusia.
   Kemampuan SDA biasanya masih bersifat potensial sampai kemudian digunakan secara
   maksimal oleh pemerintah. Seperti pengelolaan minyak tanah, pertambangan yang ketika
   datang para penanam modal domestik itu akan memberikan pemasukan bagi pemerintah
   berupa pajak. Pajak inilah yang kemudian menghidupkan negara.

2.  Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah sedemikian
   rupa untuk dapat didistribusikan secara merata, misalkan seperti sembako yang diharuskan
   dapat merata distribusinya keseluruh masyarakat. Demikian pula dengan pajak sebagai
   pemasukan negara itu harus kembali didistribusikan dari pemerintah pusat ke pemerintah
   daerah.
3. Kapabilitas Regulatif (pengaturan). Dalam menyelenggaran pengawasan tingkah laku
   individu dan kelompok maka dibutuhkan adanya pengaturan. Regulasi individu sering
   memunculkan benturan pendapat. Seperti ketika pemerintah membutuhkan maka kemudian
   regulasi diperketat, hal ini mengakibatkan keterlibatan masyarakat terkekang.

4.    Kapabilitas simbolik, artinya kemampuan pemerintah dalam berkreasi dan secara selektif
     membuat kebijakan yang akan diterima oleh rakyat. Semakin diterima kebijakan yang dibuat
     pemerintah maka semakin baik kapabilitas simbolik sistem.

5. Kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan output, output
   berupa kebijakan pemerintah sejauh mana dipengaruhi oleh masukan atau adanya partisipasi
   masyarakat sebagai inputnya akan menjadi ukuran kapabilitas responsif. kapabilitas dalam
   negeri dan internasional. Sebuah negara tidak bisa sendirian hidup dalam dunia yang
   mengglobal saat ini, bahkan sekarang banyak negara yang memiliki kapabilitas ekstraktif
   berupa perdagangan internasional. Minimal dalam kapabilitas internasional ini negara kaya
   atau berkuasa (superpower) memberikan hibah (grants) dan pinjaman (loan) kepada negara-
   negara berkembang.


D. Perbedaan sistem politik di berbagai Negara
1. Sistem Politik Di Negara Komunis
Bercirikan pemerintahan yang sentralistik, peniadaan hak milk pribadi, peniadaan hak-haak
sipil dan politik, tidak adanya mekanisme pemilu yang terbuka, tidak adanya oposisi, serta
terdapat pembatasan terhadap arus informasi dan kebebasan berpendapat

2. Sistem Politik Di Negara Liberal
Bercirikan adanya kebebasan berpikir bagi tiap individu atau kelompok, pembatasan
kekuasaan, khususnya dari pemerintah dan agama, penegakan hukum; pertukaran gagasan
yang bebas, sistem pemerintahan yang transparan yang didalamnya terdapat jaminan hak-hak
kaum minoritas.

3. Sistem Politik Demokrasi Di Indonesia
Sistem politik yang didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang
demokratis. Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia adalah :
1. Ide kedaulatan rakyat
2. Negara berdasarkan atas hukum
3. Bentuk Republik
4. Pemerintahan berdasarkan konstitusi
5. Pemerintahan yang bertanggung jawab
6. Sistem Pemilihan langsung
7. Sistem pemerintahan presidensiil

More Related Content

Sistem politik indonesia

  • 1. SISTEM POLITIK INDONESIA A. Pengertian sistem Politik 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. 2. Pengertian Politik Politik berasal dari bahasa yunani yaitu polis yang artinya Negara kota. Istilah politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tata cara pemerintahan, Politik biasanya menyangkut kegiatan partai politik, tentara dan organisasi kemasyarakatan. Dapat disimpulkan bahwa politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan kebijakan dan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu. 3. Pengertian Sistem Politik Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip, yang membentuk satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau kelompok individu satu sama lain atau dengan Negara dan hubungan Negara dengan Negara. 4. Pengertian Sistem Politik di Indonesia Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang tersebut di dalam konstitusi negara ( termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif ). Dalam Penyusunan keputusan- keputusan kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik antara suprastruktur dan infrastruktur politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, B. Proses Politik Di Indonesia Sejarah Sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya bisa dilihat dari masa-masa berikut ini: - Masa prakolonial - Masa kolonial (penjajahan) - Masa Demokrasi Liberal - Masa Demokrasi terpimpin - Masa Demokrasi Pancasila - Masa Reformasi Masing-masing masa tersebut kemudian dianalisis secara sistematis dari aspek : - Penyaluran tuntutan - Pemeliharaan nilai - Kapabilitas - Integrasi vertikal
  • 2. - Integrasi horizontal - Gaya politik - Kepemimpinan - Partisipasi massa - Keterlibatan militer - Aparat negara - Stabilitas Bila diuraikan kembali maka diperoleh analisis sebagai berikut : 1. Masa prakolonial (Kerajaan - Penyaluran tuntutan rendah dan terpenuhi - Pemeliharaan nilai disesuikan dengan penguasa - Kapabilitas SDA melimpah - Integrasi vertikal atas bawah - Integrasi horizontal nampak hanya sesama penguasa kerajaan - Gaya politik kerajaan - Kepemimpinan raja, pangeran dan keluarga kerajaan - Partisipasi massa sangat rendah - Keterlibatan militer sangat kuat karena berkaitan dengan perang - Aparat negara loyal kepada kerajaan dan raja yang memerintah - Stabilitas stabil dimasa aman dan instabil dimasa perang 2. Masa kolonial (penjajahan) - Penyaluran tuntutan rendah dan tidak terpenuhi - Pemeliharaan nilai sering terjadi pelanggaran ham - Kapabilitas melimpah tapi dikeruk bagi kepentingan penjajah - Integrasi vertikal atas bawah tidak harmonis - Integrasi horizontal harmonis dengan sesama penjajah atau elit pribumi - Gaya politik penjajahan, politik belah bambu (memecah belah) - Kepemimpinan dari penjajah dan elit pribumi yang diperalat - Partisipasi massa sangat rendah bahkan tidak ada - Keterlibatan militer sangat besar - Aparat negara loyal kepada penjajah - Stabilitas stabil tapi dalam kondisi mudah pecah 3. Masa Demokrasi Liberal - Penyaluran tuntutan tinggi tapi sistem belum memadani - Pemeliharaan nilai penghargaan HAM tinggi - Kapabilitas baru sebagian yang dipergunakan, kebanyakan masih potensial - Integrasi vertikal dua arah, atas bawah dan bawah atas - Integrasi horizontal- disintegrasi, muncul solidarity makers dan administrator - Gaya politik ideologis - Kepemimpinan angkatan sumpah pemuda tahun 1928 - Partisipasi massa sangat tinggi, bahkan muncul kudeta - Keterlibatan militer militer dikuasai oleh sipil - Aparat negara loyak kepada kepentingan kelompok atau partai - Stabilitas - instabilitas
  • 3. 4. Masa Demokrasi terpimpin - Penyaluran tuntutan tinggi tapi tidak tersalurkan karena adanya Front nas - Pemeliharaan nilai Penghormatan HAM rendah - Kapabilitas abstrak, distributif dan simbolik, ekonomi tidak maju - Integrasi vertikal atas bawah - Integrasi horizontal berperan solidarity makers, - Gaya politik ideolog, nasakom - Kepemimpinan tokoh kharismatik dan paternalistik - Partisipasi massa dibatasi - Keterlibatan militer militer masuk ke pemerintahan - Aparat negara loyal kepada negara - Stabilitas - stabil 5. Masa Demokrasi Pancasila - Penyaluran tuntutan awalnya seimbang kemudian tidak terpenuhi karena fusi - Pemeliharaan nilai terjadi Pelanggaran HAM tapi ada pengakuan HAM - Kapabilitas sistem terbuka - Integrasi vertikal atas bawah - Integrasi horizontal nampak - Gaya politik intelek, pragmatik, konsep pembangunan - Kepemimpinan teknokrat dan ABRI - Partisipasi massa awalnya bebas terbatas, kemudian lebih banyak dibatasi - Keterlibatan militer merajalela dengan konsep dwifungsi ABRI - Aparat negara loyal kepada pemerintah (Golkar) - Stabilitas stabil 6. Masa Reformasi - Penyaluran tuntutan tinggi dan terpenuh -Pemeliharaan nilai Penghormatan HAM tinggi - Kapabilitas disesuaikan dengan Otonomi daerah - Integrasi vertikal dua arah, atas bawah dan bawah atas - Integrasi horizontal nampak, muncul kebebasan (euforia) - Gaya politik pragmatik - Kepemimpinan sipil, purnawiranan, politisi - Partisipasi massa tinggi - Keterlibatan militer dibatasi - Aparat negara harus loyal kepada negara bukan pemerintah - Stabilitas instabil C. Sejarah Sistem Politik di Indonesia Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik biasanya di dalamnya terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga eksistensinya. Sistem politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan tekanan.
  • 4. Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan saja seperti dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan tradisional dengan melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan pengambilan keputusan Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan tantangan. Pandangan mengenai keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini berbeda diantara para pakar politik. Ahli politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi liberal abad ke-18 dan 19 melihat prestasi politik diukur dari sudut moral. Sedangkan pada masa modern sekarang ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa besar pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan lingkungan internasional. Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik. Adapun pelaku perubahan politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari lingkungan internasional. Perubahan ini besaran maupun isi aliran berupa input dan output. Proes mengkonversi input menjadi output dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper). Terdapat 5 kapabilitas yang menjadi penilaian prestasi sebuah sistem politik : 1. Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kemampuan SDA biasanya masih bersifat potensial sampai kemudian digunakan secara maksimal oleh pemerintah. Seperti pengelolaan minyak tanah, pertambangan yang ketika datang para penanam modal domestik itu akan memberikan pemasukan bagi pemerintah berupa pajak. Pajak inilah yang kemudian menghidupkan negara. 2. Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah sedemikian rupa untuk dapat didistribusikan secara merata, misalkan seperti sembako yang diharuskan dapat merata distribusinya keseluruh masyarakat. Demikian pula dengan pajak sebagai pemasukan negara itu harus kembali didistribusikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. 3. Kapabilitas Regulatif (pengaturan). Dalam menyelenggaran pengawasan tingkah laku individu dan kelompok maka dibutuhkan adanya pengaturan. Regulasi individu sering memunculkan benturan pendapat. Seperti ketika pemerintah membutuhkan maka kemudian regulasi diperketat, hal ini mengakibatkan keterlibatan masyarakat terkekang. 4. Kapabilitas simbolik, artinya kemampuan pemerintah dalam berkreasi dan secara selektif membuat kebijakan yang akan diterima oleh rakyat. Semakin diterima kebijakan yang dibuat pemerintah maka semakin baik kapabilitas simbolik sistem. 5. Kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan output, output berupa kebijakan pemerintah sejauh mana dipengaruhi oleh masukan atau adanya partisipasi masyarakat sebagai inputnya akan menjadi ukuran kapabilitas responsif. kapabilitas dalam negeri dan internasional. Sebuah negara tidak bisa sendirian hidup dalam dunia yang mengglobal saat ini, bahkan sekarang banyak negara yang memiliki kapabilitas ekstraktif berupa perdagangan internasional. Minimal dalam kapabilitas internasional ini negara kaya atau berkuasa (superpower) memberikan hibah (grants) dan pinjaman (loan) kepada negara- negara berkembang. D. Perbedaan sistem politik di berbagai Negara
  • 5. 1. Sistem Politik Di Negara Komunis Bercirikan pemerintahan yang sentralistik, peniadaan hak milk pribadi, peniadaan hak-haak sipil dan politik, tidak adanya mekanisme pemilu yang terbuka, tidak adanya oposisi, serta terdapat pembatasan terhadap arus informasi dan kebebasan berpendapat 2. Sistem Politik Di Negara Liberal Bercirikan adanya kebebasan berpikir bagi tiap individu atau kelompok, pembatasan kekuasaan, khususnya dari pemerintah dan agama, penegakan hukum; pertukaran gagasan yang bebas, sistem pemerintahan yang transparan yang didalamnya terdapat jaminan hak-hak kaum minoritas. 3. Sistem Politik Demokrasi Di Indonesia Sistem politik yang didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang demokratis. Adapun sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia adalah : 1. Ide kedaulatan rakyat 2. Negara berdasarkan atas hukum 3. Bentuk Republik 4. Pemerintahan berdasarkan konstitusi 5. Pemerintahan yang bertanggung jawab 6. Sistem Pemilihan langsung 7. Sistem pemerintahan presidensiil