3. Testis dan Epididimis berada di dalam skrotum yang dipisahkan oleh tunika
vaginalis.
Testis berbentuk oval, agak gepeng, panjang 賊 4 cm dan diameter 賊 2.5 cm.
Tempat spermatogenesis dan produksi steroid seks.
Epididimis berbentuk koma yang menahan batas posterolateral testis,
tersusun atas duktus epididimis (panjang 賊 600 cm) yang berawal dari
puncak testis (kepala epididimis) dan berakhir pada vas deferens (ekor
epididimis). Tempat maturasi akhir sperma.
Vaskularisasi: Aorta Arteri testikular Pleksus Pampiniformis Vena
testikular Kanan (Vena kava inferior) dan Kiri ( vena renalis
kiri).
Sistem Limfatik: Mengalir menuju nodus para-aorta.
Skrotum berupa kantung kulit Melindungi Testis dan Epididimis dari
cedera fisik dan mengatur suhu testis.
Tunika Vaginalis dibentuk dari peritoneum intrabdomen yang bermigrasi ke
dalam skrotum pada waktu perkembangan genitalia interna.
4. Vas deferen merupakan lanjutan dari epididimis (panjang 賊 45
cm) di sepanjang aspek posterior testis, kemudian melewati
korda spermatika memasuki abdomen. Mengalirkan Sperma.
Vas deferen berakhir pada duktus ejakulatorius bersama
dengan vesikula seminalis.
Vesikula seminalis berbentuk sepasang struktur berongga dan
berkantung pada dasar kandung kemih di depan rektum.
Memproduksi 賊 50-60% cairan semen (mengandung
fruktosa dan prostaglandin).
Vaskularisasi: arteri vesikularis inferior beranastomosis
dengan arteri testikularis di skrotum (berjalan bersama dengan
vas deferen).
Sistem Limfatik: Berjalan menuju nodus iliaka interna dan
eksterna.
Duktus Ejakulatorius bermuara pada uretra bagian prostat
(ukuran 2.5 cm).
5. Prostat tersusun atas kelenjar (bagian lateral dan
posterior) dan otot (bagian anterior), mengelilingi uretra
pria di belakang simfisis pubis. memproduksi 賊 15%
cairan semen (mengandung fosfatase, asam, seng, sitrat
dan protease).
Ukuran: 2.3 x 3.5 x 4.5 cm.
Vaskularisasi: Bervariasi, sebagian besar dari arteri
pudenda interna dan glutea inferior yang berasal dari
arteri iliaka interna (hipogastrika) pleksus prostatika
vena iliaka interna.
Sistem Limfatik: mengikuti aliran pada vesikula seminalis
dan leher kandung kemih yaitu ke rantai nodus iliaka.
6. Terdiri atas jaringan Kavernosa (erektil) dan dilalui oleh uretra.
Sebagai alat penetrasi.
Jaringan erektil tersusun atas:
Sepasang korpus kavernosum
Sebuah korpus spongiosum (bagian tengah).
Ujung penis disebut glans (mengandung jaringan erektil yang
berlanjut ke korpus spongiosum), dan dilapisi oleh kulit tipis
(preputium).
Vaskularisasi: dipasok oleh arteri pudenda interna, berpenetrasi
ke jaringan erektil vena dorsalis penis pleksus prostatika.
Sistem limfatik: menuju ke kelompok medial nodus limfatik
inguinal superfisial.
Inervasi: nervus pudenda (nervus sakralis ke-2,3, dan 4) dan
pleksus anutonom pelvis.
9. Tersusun atas:
Tubulus seminiferus (Tempat spermatogenesis)
Bentuknya berlekuk-lekuk dalam lobulus yang semua duktusnya meninggalkan
testis dan masuk ke dalam epididimis.
Dikelilingi oleh membran basal, disisi medialnya terdapat sel progenitor untuk
produksi sperma.
Epitel dalam tubulus ini mengandung spermatozoa yang sedang berkembang dan
disebut dengan epitel seminiferus (epitel germinal).
Sawar darah testis Zat dalam sirkulasi terpisah dari cairan di dalam tubulus
seminiferus Membagi epitel germinal menjadi kompartemen basal
(spermatogonium) dan kompartemen luminal (sel germinal matang).
Sel sertoli (satu-satunya sel nongerminal dalam epitel seminiferus yang homolog
dengan sel granulosa ovarium) yang berfungsi membungkus spermatozoa,
memfagosit sitoplasma spermatid, berperan pada aromatisasi prekursor
androgen estrogen bekerja sama dengan sel leydig, menghasilkan protein
pengikat androgen.
Sel Interstisial antara Tubulus (sel Leydig) Produksi Androgen.
Berukuran besar dan homolog dengan sel teka ovarium.
Memproduksi androgen dari kolesterol sirkulasi dan kolesterol yang disintesis
sendiri ( RE halus).
12. Terdiri atas lapisan muskuler yang tersusun serat
sirkuler (lapisan dalam) dan serat longitudinal
(lapisan luar).
Komponen muskuler berfungsi mendukung
pergerakan peristaltis yang membawa sperma di
sepanjang duktus.
Duktus dibatasi oleh gabungan sel-sel sekretorik
(membuat cairan intratuba) dan silia
(mengarahkan perpindahan cairan intratuba dan
komponen selulernya).
13. Berbentuk alveoli yang dibatasi oleh epitel
lurik semu yang mengandung banyak granula
gumpalan pigmen kuning.
Beberapa sel epitel memiliki flagela.
Mensekresikan cairan semen yang
mengandung (globulin dan fruktosa).
14. Tersusun atas zona sentral dan zona perifer.
Asinus zona sentral mengelilingi duktus
ejakulatorius berukuran besar dan iregular.
Asinus zona perifer berukuran kecil dan
iregular.
Epitel tubuloalveolarnya juga menghasilkan
semen (mengandung asam sitrat dan fosfatase
asam).
15. Jaringan erektil tersusun atas rongga vaskuler
ireguler yang mendapat pasokan darah dari
arteriolar dan dialirkan ke venula aferen.
Terdapat sepasang badan silinder, yaitu korpus
kavernosum , dikelilingi oleh membran fibrosa
tebal (tunika albuginea) dan dipisahkan oleh
septum fibrosa inkomplet.
Bagian dalam kavernosum terdapat trabekula
(tersusun atas serat elastis dan otot polos yang
terbenam dalam gelendong kolagen dan
terbungkus oleh sel-sel endotel).
17. Fungsi: memproduksi telur matang untuk fertilisasi dan
membuat hormon steroid.
Bentuk: oval, kecil dan ukuran 2x4x1.5 cm. Terdiri atas 2 buah.
Letak: dalam pelvis wanita, bagian posterolateral uterus,
terikat lemah pada uterus oleh pita jaringan ikat.
Vakularisasi: Aorta Arteri Ovarika Vena ovarika
bermuara di vena kava inferior (kanan) dan vena renalis (kiri).
Sistem limfatik: Berjalan ke nodus lumbalis (para-aorta).
Aspek klinis:
- Palpasi dirasakan seperti almond yang bergeser di antara jari
jari pemeriksaan.
- Saat menopause, ovarium tidak dapat dipalpasi sama sekali.
- Semakin lateral vena ovarika kiri, ostruksi semakin mudah
terjadi oleh karena trombus, utamanya saat kehamilan.
18. Fungsi: sebagai tempat fertilisasi antara sperma dan telur dan mengembalikan
zigot yang telah dibuahi ke dalam rongga uterus untuk proses implantasi.
Terdiri atas:
Kornu : Bagian dari dinding uterus yang menjamin hubungan yang stabil dan
kuat dengan organ ini.
Isthmus: Struktur yang panjang dan sempit menyerupai pensil, yang
merupakan tempat fertilisasi.
Fimbriae: Bagian distal tuba fallopi yang menyerupai jari-jari, berperan dalam
menangkap telur yang matang dari uterus.
Vakularisasi: sebagian besar melalui pembuluh darah ovarika.
Sistem limfatik: Mengikuti aliran ovarium (menuju nodus para-aorta).
Aspek Klinis:
Fimbriae tuba fallopi tidak tertutup dengan peritoneum parietal dari ligamen
latum sehingga berhubungan dengan rongga abdomen dan memiliki potensi untuk
menimbulkan infeksi rongga abdomen dari vagina.
19. Fungsi: menunjang pertumbuhan janin selama kehamilan.
Berbentuk buah pir, terletak antara kandung kemih dan rektum pada pelvis
wanita.
Ukuran uterus matang: 30-40 gr (agravida) dan 75-100 gr (gravida).
Bagian uterus berdasarkan fisioanatominya:
- Serviks: jaringan ikat berukuran 賊 4cm, 2 cm menonjol ke vagina (ostium
eskterna), dan sisanya ke arah uterus (ostium interna).
- Segmen bawah uterus : 1/3 bagian uterus, ototnya menyebabkan
pembukaan dan penipisan serviks saat persalinan.
- Korpus uterus: segmen terbesar uterus, terdiri atas otot tebal. Fundus
merupakan bagian antara kedua tuba fallopi (menunjukkan seluruh korpus
uterus).
Vaskularisasi: Fundus arteri ovarika; korpus, segmen bawah dan serviks
arteri uterina.
Sistem Limfatik: mengikuti pasokan darahnya. Bagian atas korpus (menuju
limfatikus rantai para-aorta); bagian bawah korpus dan serviks (menuju
limfatikus sepanjang iliaka interna dan eksterna).
Ligamen pengikat uterus pada pelvis: Ligamen rotundum, kardinal dan
uterosakral.
20. Fungsi: menahan penis selama hubungan seksual dan
menyimpan semen untuk sementara.
Bentuk: berupa tubular yang muaranya terletak antara
introitus perineum dan serviks.
Struktur permukaan: terbungkus epitel lemah dan ber-
rugae.
Dua per-tiga bagian atas bagian genitalia interna
(memiliki hubungan embriologis dengan uterus).
Himen potongan membran tipis yang menetap selama
pubertas sampai koitus pertama kali (terlihat seperti
lingkaran jaringan tidak teratur pada muara vagina ke
vulva).
21. Bagian genitalia eksterna vulva.
Terdiri atas: 1/3 bagian bawah vagina, klitoris dan labia (labia
mayor dan labia minor).
Mons pubis tonjolan lemak di atas simfisis pubis yang
berhubungan langsung dengan labia mayor.
Terdapat dua ostium yang ditemukan pada vulva yakni ostium
vagina (berlanjut ke uterus) dan ostium uretra (berlanjut ke
bladder).
Kelenjar penghasil mukus banyak terdapat di sepanjang ostium
vagina utamanya kelenjar bartholini.
Vaskularisasi: Arteri pudenda interna.
Sistem limfatik : mengalir ke nodus inguinalis.
Klitoris homolog dengan penis, merupakan organ perangsang
seksual pada wanita.
24. Ovarium menghasilkan sel germinal dan mensintesis
hormon steroid seks.
Penunjang sel germinal disebut folikel ovarium.
Folikel istirahat memiliki oosit primordial yang
dikelilingi oleh selapis sel granulosa, kelompok sel di
luarnya merupakan sel teka.
Sel teka memproduksi androgen yang akan
dikonversi menjadi estrogen (di dalam sel granulosa).
Hormon steroid yang dihasilkan bertugas untuk
menunjang kematangan oosit didalam folikel dan
untuk memenuhi kebutuhan sel di luar ovarium
27. Folikel primordial terdapat di bagian bawah kapsul jaringan ikat
yang membungkus ovarium ovulasi ke rongga abdomen.
Tanda awal pertumbuhan folikel: Penambahan ukuran oosit;
Perubahan bentuk sel granulosa yang mengelilinginya (bentuk
datar kuboid); Peningkatan jumlah sel granulosa; Terdapat
zona peluzida di sekitar oosit.
Sel granulosa memproduksi 3-4 lapis sel, cairan mulai
mengumpul di antara sel sekitar oosit (folikel de Graaf).
Dilanjutkan dengan ovulasi (Ekspulsi oosit dari folikel).
Folikel kolaps dan sel granulosa berploriferasi untuk mengisi
celah yang tersisa akibat oosit dan cairan folikel dilepaskan.
Folikel menjadi padat dan aktif secara endokrinologi menjadi
Sel Lutein, yang menghasilkan pigmen kuning (korpus luteum
atau badan kuning).
Selama pembentukan korpus luteum, pembuluh darah
menembus membran basal folikel.
29. Lumen tuba fallopi dibungkus oleh epitel
kolumnar dengan silia yang panjang pada
permukaan selnya.
Silia secara konsisten menyapu ke arah uterus,
untuk memfasilitasi pergerakan zigot non-motil
ke rongga uterus untuk berimplantasi.
Aplikasi Klinis:
Jika silia mengalami kerusakan atau tidak bergerak,
embrio dapat berimplantasi di dalam tuba fallopi
(kehamilan ektopik).
30. Dindingnya terdiri atas otot polos miometrium (selnya: miosit) sel inilah yang
membesar saat kehamilan.
Rongganya dibatasi oleh epitel kelenjar disebut endometrium (organ target
hormon dan kelenjar endokrin).
Fase praovulasi : epitel endometrium berproliferasi mitotik hebat dibawah
pengaruh estrogen; kelenjar memanjang masuk ke dalam subepitel (stroma
endometrium); Arteri spiralis tumbuh ke dalam dari lapisan basal endometrium
diantara kelenjar yang memanjang; kelenjar endometrium memanjang dengan
maksimal dan bergulung-gulung.
Ovulasi: suasana hormonal berubah dari dominan estrogen dominan
progesteron proliferasi berhenti dan sel membentuk satu lapisan kolumnar
di dalam kelenjar dan memasuki kelenjar berkembang ke fase sekretorik.
Bersamaan dengan kelenjar, sel stroma endometrium membesar dan tampak
berbusa serta menjadi eosinofil (disebut sel desidua).
Menstruasi : jika tidak terjadi implantasi, produksi progesteron oleh korpus
luteum berhenti endometrium nekrosis iskemik dan meluruh.
Kehamilan : Implantasi terjadi, produksi progesteron berlajut dan desidualisasi
stroma endometrium juga ikut berlanjut, yang memberikan beberapa peptida
penting dalam kehamilan (prolaktin, faktor pertumbuhan menyerupai inslulin
[IGFBP-1] dan peptida yang terkait hormon paratiroid).
31. Serviks:
- Terdiri atas banyak jaringan ikat.
- Dilapisi oleh 1 lapis epitel kelenjar penghasil mukus di
bagian dalam kanalis servikalis (endoserviks) dan epitel
skuamosa berlapis pada serviks yang berhubungan
dengan vagina (ektoserviks).
Vagina: dilapisi oleh epitel skuamosa.
Zona transformasi: transisi antara epitel kelenjar dan
skuamosa (ditemukan sedikit di dalam ostium eskterna
serviks).
Aplikasi Klinis:
Zona transformasi merupakan lokasi yang sering mengalami
perubahan displasia dan dapat menjadi keganasan.