Dokumen tersebut membahas tentang anemia defisiensi besi, termasuk definisi, gejala, penyebab, prevalensi, pencegahan, dan pengobatannya. Anemia defisiensi besi disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam tubuh yang diperlukan untuk membentuk hemoglobin dan sel darah merah. Prevalensi anemia di Indonesia masih tinggi, terutama pada balita, ibu hamil, dan remaja putri. Pencegahan dan pengobatannya dapat dil
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaMuh Saleh
Ìý
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prevalensi dan sebaran status gizi balita di Indonesia tahun 2021 berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, yang meliputi stunting, wasting, dan underweight tingkat nasional, provinsi, serta kabupaten/kota.
Dokumen tersebut membahas konsep gizi seimbang, termasuk definisi, faktor-faktor yang mempengaruhinya, pengukuran status gizi, dan perhitungan kebutuhan zat gizi seperti karbohidrat, protein, dan lemak berdasarkan total kebutuhan energi tubuh. Gizi seimbang didefinisikan sebagai pola makan yang bervariasi dan memenuhi kebutuhan zat gizi harian tubuh tanpa kelebihan atau kekurangan. Status giz
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan kesehatan sederhana oleh kader kesehatan melalui upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia melalui pemberdayaan masyarakat."
Dokumen tersebut berisi pedoman dan contoh-contoh program gizi untuk ibu hamil, termasuk rekomendasi asupan gizi, contoh pola makan, materi konseling gizi, dan contoh-contoh pangan tambahan berbasis sumber daya lokal.
Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan stunting melalui 5 paket layanan konvergensi stunting desa yang mencakup layanan kesehatan ibu dan anak serta konseling gizi terpadu.
Tahapan pemberian makanan pendamping asiKharima SD
Ìý
Dokumen tersebut membahas tahapan pemberian makanan pendamping ASI mulai dari usia 6 bulan hingga 2 tahun. Tahapan tersebut meliputi pemberian bubur susu dan nasi tim yang secara bertahap meningkatkan teksturnya menjadi lebih padat seiring pertumbuhan bayi, serta menambahkan berbagai jenis lauk pauk protein hewani dan sayuran. Pemberian makanan harus sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi dengan
Modul ini membahas penggunaan program WHO Anthro versi 3.2.2 dan WHO AnthroPlus versi 1.0.1 untuk mengolah data antropometri anak. Program ini memiliki dua fitur utama yaitu anthropometric calculator untuk penilaian status gizi individu dan individual assessment untuk pemantauan pertumbuhan anak. Modul ini juga menjelaskan ketentuan umum dan kategori status gizi berdasarkan SK Menteri Kesehatan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Bidan Kelurahan Sukolilo merangkum kegiatan yang dilakukan untuk program KIA-KB dan Gizi pada tahun 2013, yang meliputi kunjungan ke rumah ibu hamil, kelas ibu hamil, pelaksanaan posyandu, dan pelatihan pembuatan menu balita.
2. Program-program tersebut bertujuan meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dan menurunkan angka balita gizi buruk di
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita dalam pemantauan pertumbuhan. Dokumen menjelaskan prosedur penimbangan dan pengukuran yang tepat agar hasilnya akurat untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi seimbang pada anak, termasuk definisi gizi seimbang, peran makanan, dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan serta cara mengatasinya seperti mengatur jadwal dan jenis makanan yang diberikan.
Konseling gizi termasuk kedalam salah satu mata kuliah prodi gizi yaitu mata kuliah psikologi gizi, didalam konseling gizi terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan konseling. semoga ppt ini bisa membantu
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi burukyusup firmawan
Ìý
Dokumen ini memberikan standar operasional prosedur untuk penatalaksanaan balita gizi buruk di Puskesmas Kalimanggis. Prosedur ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi balita yang gizinya buruk dan menargetkan balita berusia 0-59 bulan yang mengalami gizi buruk. Prosedur yang dijelaskan meliputi persiapan, pelaksanaan yang terdiri dari pemeriksaan medis, anamnesa, penentuan kebutuhan gizi, pemberian p
Dokumen tersebut membahas tentang Posyandu sebagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi ibu, bayi dan anak balita melalui peran penting kader dalam menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara teratur."
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Posyandu sebagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi ibu, bayi dan anak balita. Dokumen tersebut juga menjelaskan peran penting kader Posyandu dalam menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara berkala.
Dokumen tersebut membahas konsep gizi seimbang, termasuk definisi, faktor-faktor yang mempengaruhinya, pengukuran status gizi, dan perhitungan kebutuhan zat gizi seperti karbohidrat, protein, dan lemak berdasarkan total kebutuhan energi tubuh. Gizi seimbang didefinisikan sebagai pola makan yang bervariasi dan memenuhi kebutuhan zat gizi harian tubuh tanpa kelebihan atau kekurangan. Status giz
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan kesehatan sederhana oleh kader kesehatan melalui upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia melalui pemberdayaan masyarakat."
Dokumen tersebut berisi pedoman dan contoh-contoh program gizi untuk ibu hamil, termasuk rekomendasi asupan gizi, contoh pola makan, materi konseling gizi, dan contoh-contoh pangan tambahan berbasis sumber daya lokal.
Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan stunting melalui 5 paket layanan konvergensi stunting desa yang mencakup layanan kesehatan ibu dan anak serta konseling gizi terpadu.
Tahapan pemberian makanan pendamping asiKharima SD
Ìý
Dokumen tersebut membahas tahapan pemberian makanan pendamping ASI mulai dari usia 6 bulan hingga 2 tahun. Tahapan tersebut meliputi pemberian bubur susu dan nasi tim yang secara bertahap meningkatkan teksturnya menjadi lebih padat seiring pertumbuhan bayi, serta menambahkan berbagai jenis lauk pauk protein hewani dan sayuran. Pemberian makanan harus sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi dengan
Modul ini membahas penggunaan program WHO Anthro versi 3.2.2 dan WHO AnthroPlus versi 1.0.1 untuk mengolah data antropometri anak. Program ini memiliki dua fitur utama yaitu anthropometric calculator untuk penilaian status gizi individu dan individual assessment untuk pemantauan pertumbuhan anak. Modul ini juga menjelaskan ketentuan umum dan kategori status gizi berdasarkan SK Menteri Kesehatan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Bidan Kelurahan Sukolilo merangkum kegiatan yang dilakukan untuk program KIA-KB dan Gizi pada tahun 2013, yang meliputi kunjungan ke rumah ibu hamil, kelas ibu hamil, pelaksanaan posyandu, dan pelatihan pembuatan menu balita.
2. Program-program tersebut bertujuan meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dan menurunkan angka balita gizi buruk di
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita dalam pemantauan pertumbuhan. Dokumen menjelaskan prosedur penimbangan dan pengukuran yang tepat agar hasilnya akurat untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi seimbang pada anak, termasuk definisi gizi seimbang, peran makanan, dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan serta cara mengatasinya seperti mengatur jadwal dan jenis makanan yang diberikan.
Konseling gizi termasuk kedalam salah satu mata kuliah prodi gizi yaitu mata kuliah psikologi gizi, didalam konseling gizi terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan konseling. semoga ppt ini bisa membantu
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi burukyusup firmawan
Ìý
Dokumen ini memberikan standar operasional prosedur untuk penatalaksanaan balita gizi buruk di Puskesmas Kalimanggis. Prosedur ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi balita yang gizinya buruk dan menargetkan balita berusia 0-59 bulan yang mengalami gizi buruk. Prosedur yang dijelaskan meliputi persiapan, pelaksanaan yang terdiri dari pemeriksaan medis, anamnesa, penentuan kebutuhan gizi, pemberian p
Dokumen tersebut membahas tentang Posyandu sebagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi ibu, bayi dan anak balita melalui peran penting kader dalam menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara teratur."
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Posyandu sebagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi ibu, bayi dan anak balita. Dokumen tersebut juga menjelaskan peran penting kader Posyandu dalam menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara berkala.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengelolaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di suatu wilayah, mencakup tujuan, pelaksanaan kegiatan, peran kader, dan manfaatnya. Posyandu bertujuan menurunkan angka kematian ibu dan anak, meningkatkan gizi melalui pemantauan pertumbuhan bulanan dan penyuluhan gizi. Keberhasilannya membutuhkan dukungan seluruh pihak termasuk kader yang aktif
Program P4K bertujuan untuk memastikan seluruh ibu hamil terdata dan memiliki rencana persalinan yang aman beserta persiapan menghadapi komplikasi dengan melibatkan keluarga dan masyarakat menggunakan stiker sebagai alat notifikasi. Program ini dilaksanakan oleh bidan di desa melalui serangkaian kegiatan seperti pemeriksaan kehamilan, konseling, dan pendataan ibu hamil serta melakukan rujukan bila diperluk
Posyandu adalah lembaga kemasyarakatan di desa yang bertugas membantu kesehatan masyarakat. Posyandu menyelenggarakan layanan kesehatan untuk ibu hamil, balita, dan keluarga melalui 5 langkah dan kunjungan rumah. Posyandu dibentuk melalui musyawarah masyarakat dan dikelola oleh pengurus yang ditetapkan.
Dampak kondisi posyandu terfragmentasi, kader tidak pembinaan tidak dilatih mendapat sistimastis, kader terintegrasi:
• Pelayanan kesehatan tidak sama standarnya di seluruh posyandu
• Anggota keluarga tidak bisa mendapatkan layanan di posyandu yang sama
• Perencanaan Anggaran Tidak Efisien
• Perlu waktu lama mencapai seluruh untuk kader terlatih
• Perlu waktu lama mencapai transformasi layanan primer di posyandu
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptxPatmaCuanta
Ìý
SKDN
1. P e m b u a t a n B a l o k S K D N
Akhmad Kahfianur, Pelaksana Program Peran Serta Masyarakat
Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Prov.Kalsel
2. KEGIATAN POSYANDU
A. Sebelum Hari Buka Posyandu
1. Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.
2. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui
pertemuan warga setempat atau surat edaran.
3. Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi
pendaftaran,penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan
tambahan, serta pelayanan yang dapat dilakukan oleh kader.
4. Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
terkait dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan. Jenis kegiatan ini
merupakan tindak lanjut dari kegiatan Posyandu sebelumnya atau rencana
kegiatan yang telah ditetapkan berikutnya.
5. Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan.
Bahan-bahan penyuluhan sesuai permasalahan yang di dihadapi para
orangtua serta disesuaikan dengan metode penyuluhan, misalnya:
menyiapkan bahan-bahan makanan apabila ingin melakukan demo masak,
lembar balik untuk kegiatan konseling, kaset atau CD, KMS, buku KIA,
sarana stimulasi balita.
6. Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu.
3. B. Saat Hari Buka Posyandu
1. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan
sasaran lainnya.
2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada Posyandu, dilakukan
penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala anak, pemantauan aktifitas
anak, pemantauan status imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan orangtua tentang pola
asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang permasalahan anak balita, dan lain
sebagainya.
3. Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil pengukuran dan
pemantauan kondisi anak balita.
4. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan ini, kader bisa memberikan
layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok dan demonstrasi dengan orangtua/keluarga anak
balita.
5. Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik pada anaknya, dengan
menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
6. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke Posyandu dan minta mereka
untuk kembali pada hari Posyandu berikutnya.
7. Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader apabila ada permasalahan
terkait dengan anak balitanya.
8. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka Posyandu.
4. C. Sesudah Hari Buka Posyandu
1. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka
Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk rawat
jalan, dan lain-lain.
2. Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan pekarangan dalam
rangka meningkatkan gizi keluarga, menanam tanaman obat keluarga, membuat
tempat bermain anak yang aman dan nyaman. Selain itu, memberikan
penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah untuk
menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan dukungan agar
Posyandu terus berjalan dengan baik.
4. Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk membahas
kegiatan Posyandu. Usulan dari masyarakat digunakan sebagai bahan menyusun
rencana tindak lanjut kegiatan berikutnya.
5. Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah system pencatatan
data atau informasi tentang pelayanan yang diselenggarakan di Posyandu.
Manfaat SIP adalah sebagai panduan bagi kader untuk memahami permasalahan
yang ada, sehingga dapat mengembangkan jenis kegiatan yang tepat dan sesuai
dengan kebutuhan sasaran.
6. FORMAT SIP
Meliputi;
• catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu hamil, melahirkan, nifas;
• catatan bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu; jenis kegiatan yang tepat
dan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
• catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit, pemberian tablet tambah darah bagi
ibu hamil, tanggal dan status pemberian imunisasi;
• catatan wanita usia subur, pasangan usia subur, jumlah rumah tangga, jumlah ibu
hamil, umur kehamilan, imunisasi ibu hamil, risiko kehamilan, rencana penolong
persalinan, tabulin, ambulan desa, calon donor darah yang ada di wilayah kerja
Posyandu.
10. I n d i k a t o r S K D N
Setelah data dari komponen SKDN terkumpul,
selanjutnya data tersebut akan diolah dan
dianalisa untuk menilai keberhasilan suatu
Posyandu.
16. Contoh Kasus
Dari laporan kegiatan Posyandu Balita pada bulan Januari
2018, didapat data sebagai berikut : tercatat jumlah seluruh
Balita yang ada didalam wilayah Posyandu adalah 87 balita,
yang telah mempunyai KMS sebanyak 80 Balita. Sementara
itu, sebanyak 80 Balita ditimbang berat badannya, sedangkan
balita yang naik berat badannya adalah sebanyak 70 anak.
Analisis data tersebut !!!
17. J a w a b :
Diketahui :
S = 87 Balita
K = 80 Balita
D = 80 Balita
N = 70 Balita
18. J a w a b :
Diketahui :
S = 87 Balita
K = 80 Balita
D = 80 Balita
N = 70 Balita
19. Balok SKDN
Untuk memudahkan dalam penyajian data SKDN dibuatlah
Balok SKDN, Balok SKDN berupa diagram batang yang
menampilkan proporsi komponen SKDN diikuti dengan
analisis SKDN.....Buatlah Balok SKDN berdasarkan kasus
diatas