際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
SKOLIOSIS
Presentation by : Noveldi pitna.
DEFINISI
 Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal
ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal
(leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang).
 Skoliosis ini biasanya membentuk kurva C atau kurva S.
ETIOLOGI
a. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu
kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang
rusuk yang menyatu.
b. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau
kelemahan otot atau kelumpuhan akibat penyakit berikut:
 - Cerebral palsy
 - Distrofi otot
 - Polio
 - Osteoporosis juvenil
e. Faktor hormonal.
Defisiensi melatonin diajukan sebgai penyebab scoliosis. Sekresi
melatonin pada malam hari menyebabkan penurunan
progresivitas scoliosis dibandingkan dengan pasien tanpa
progresivitas. Hormon pertumbuhan juga diduga mempunyai
peranan pada perkembangan skoliosis. Kecepatan
progresivitas skoliosis pada umumnya dilaporkan pada pasien
dengan growth hormone.
f. Faktor genetik
MANIFESTASI KLINIK
Gejalanya berupa:
 tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
 bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
 nyeri punggung
 kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri
lama
 skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar
dari 60%) bisa menyebabkan gangguan pernafasan.
KLASIFIKASI
 Nonstruktural
 Struktural
Nonstruktural
 Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk
semula), dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung :
a. Skoliosis postural : Disebabkan oleh kebiasaan postur tubuh yang
buruk
b. Spasme otot dan rasa nyeri, yang dapat berupa :
c. Nyeri pada spinal nerve roots : skoliosis skiatik
d. Nyeri pada tulang punggung : dapat disebabkan oleh inflamasi atau
keganasan
e. Nyeri pada abdomen : dapat disebabkan oleh apendisitis
f. Perbedaan panjang antara tungkai bawah : Actual shortening dan Apparent
shortening :
1. Kontraktur adduksi pada sisi tungkai yang lebih pendek
2. Kontraktur abduksi pada sisi tungkai yang lebih panjang
Sruktural
a. Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel dan dengan rotasi dari
tulang punggung
- Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) : 80% dari seluruh
skoliosis
- Bayi : dari lahir  3 tahun
- Anak-anak : 4  9 tahun
- Remaja : 10  19 tahun (akhir masa pertumbuhan)
- Dewasa : > 19 tahun
b. Osteopatik
Kongenital (didapat sejak lahir)
1. Terlokalisasi :
 Kegagalan pembentukan tulang punggung (hemivertebrae)
 Kegagalan segmentasi tulang punggung (unilateral bony bar)
2. General :
 Osteogenesis imperfecta
 Arachnodactily, ditemukan :
 Fraktur dislokasi dari tulang punggung, trauma
 Rickets dan osteomalasia
 Emfisema, thoracoplasty
 Dari besarnya sudut skoliosis dapat dibagi menjadi (Kawiyana
dalam Soetjiningsih,2004) :
 Skoliosis ringan : sudut Cobb kurang dari 20
 Skoliosis sedang : sudut Cobb antara 21  40
 Skoliosis berat : sudut Cobb lebih dari 41
KOMPLIKASI
 System pernafasan
Pada skoliosis berat, di mana lengkungan lebih dari 70 derajat,
iga akan menekan paru-paru, sehingga menimbulkan kesulitan
bernafas. bengkoknya tulang belakang juga bisa
mengakibatkan volume paru paru ataupun rongga dada jadi
berkurang karena sebagian bengkoknya tulang mengambil
ruang atau tempat paru paru. (Ketut, 2007).
 System kardiovaskuler
Pada lengkungan yang lebih besar dari 100 derajat, kerusakan
bukan hanya pada paru,namun juga pada jantung. Pada
keadaan demikian, infeksi paru terutama radang paru akan
mudah terjadi. jantung juga akan mengalami kesukaran
memompa darah. Dalam keadaan ini, penderita lebih mudah
mengalami penyakit paru-paru dan pneumonia.
 System musculoskeletal
Pada beberapa penelitian, disebutkan bahwa skoliosis depan
menimbulkan risiko kehilangan densitas tulang (osteopenia).
Terutama pada wanita yang menderita skoliosis sejak remaja
dan risiko menderita osteoporosis akan meningkat bersamaan
dengan bertambahnya usia.
 System pencernaan
sistem pencernaan terganggu karena ruang di perut terdesak
tulang, sehingga kerja peristaltic usus kian menurun
 System neuromuskuler
berdampak tidak baik pada struktur disekitarnya, salah satunya
adalah menekan saraf yang berseliweran di tulang belakang,
gejalanya dapat berupa pegal, kesemutan, sulit bernafas
(karena fungsi paru-paru dan jantung terganggu), cepat
merasa lelah, susah untuk fokus, dan lain sebagainya
PemeriksaanRadiologis
 Foto polos
Pemeriksaan radiologis terdiri atas pemeriksaan foto polos, AP,
lateral dan oblik. Juga dibuat foto panggul untuk melihat maturitas
tulang dengan melihat sendi lumbosacral dan krista-iliaka.
 CT-Scan dan MRI
Pemeriksaan CT-Scan bermanfaat bila dilakukan bersam-sama
dengan mielografi. Pemeriksaan MRI merupakan pemeriksaan non
invasive untuk menilai adanya kelainan pada kanalis spinalis dan
ruang diskus dan dapat menghindarkan penggunaan mielografi.
PemeriksaanKhusus
 Pemeriksaan fungsi paru untuk mengetahui scoliosis yang
berat.
PENATALAKSANAAN MEDIS
 Tujuan dilakukannya tatalaksana pada skoliosis meliputi 3 hal
penting :
1. Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbangan
2. Mempertahankan fungsi respirasi
3. Mengurangi nyeri dan memperbaiki status neurologis
 Pengobatan
 Tujuan pengobatan :
1. mencegah progresivitas skoliosis ringan sampai sedang.
2. melakukan koreksi dan stabilisasi pada skoliosis yang lebih
berat jenis pengobatan yang disesuaikan dengan penyebab,
onset terjadinya, umur penderita, besarnya kurva dan
progresivitas skoliosis.
PengobatanKonservatif
 Observasi
Merupakan suatu pemeriksaan yang teratur setiap 6 bulan untuk
menilai progresivitas dari sudut sehingga dapat diputuskan tindakan
yang akan dilakukan.
 Fisioterapi
Dapat dilakukan latihan sikap duduk, berdiri, berjalan, relaksasi otot
yang tegang, latihan pernapasan serta mobilitas pada jaringan lunak
yang memendek.
 Pemasangan penyangga, seperti penyanggah dari Milwaukee atau
penyangga dari boston.
 Pemasangan bidai atau jaket badan menurut Risser  Pada
prinsipnya pemakaian jaket untuk traksi dan penekanan local
Skoliosis
Pengobatan Operatif
Indikasi :
 Operasi dilakukan apabila sudut dari 400 atau terjadi progresivitas
dari sudut sebelum usia penderita mecapai dewasa. Patokan untuk
melakukan operasi ini adalah dengan melakukan follow up secara
teratur.
 Apabila terdapat deformitas yang memberikan gangguan
 Pengobatan konservatif yang tidak berhasil
 Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi deformitas rasional
dan devisiasi lateral serta melakukan arthrodesis pada seluruh kurva
primer. Operasi yang sering dilakukan adalah operasi instrumentasi
menurut Harrington.
Skoliosis
Asuhan Keperawatan
 Anamnesis
- menggali riwayat keluarga, riwayat kehamilan, riwayat antenatal, riwayat
Persalinan, riwayat perinatal, persalinan dengan induksi, berat badan
lahir, riwayat pertama kali didapatkan adanya deformitas, dan riwayat
obat-obatan.
- Anamnesis keluhan lain, seperti adanya sesak napas, cepat lelah, dan
gangguan diperlukan untuk menegakan diagnosis.
 Pemeriksaan fisik  dilakukan untuk menggali derajat deformitas spina serta
menganalisa adanya deformitas pada bagian lain.
- Pemeriksaan kurvatura  untuk menilai adanya deformitas spina pada
kongenital skoliosis yang bersifat minor biasanya dapat dilakukan dengan
menganjurkan pasien berdiri kemudian membungkukan badan.
Penyimpangan KDM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri punggung
2. Ketidakefektifan pola napas
3. Gangguan mobilitas fisik
4. Gangguan harga diri rendah
intervensi
Dx 1. Nyeri punggung berhubungan dengan posisi tubuh miring
kelateral.
Intervensi :
 Kaji tipe,intensitas dan lokasi nyeri dengan pendekatan PQRST.
 Ajarkan relaksasi dan tehnik distraksi
 Kolaborasi pemberian Analgetik
D2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan
paru.
Intervensi :
a) Kaji status pernafasan setiap 4 jam
b) Bantu dan ajarkan pasien melakukan nafas dalam setiap 1
jam
c) Atur posisi tidur semi fowler untuk meningkatkan ekspansi
paru
D3. Gangguang mobilitas fisik berhubungan dengan postur
tubuh yang tidak seimbang.
Intervensi :
a) Kaji tingkat mobilitas fisik
b)Tingkatkan aktivitas jika nyeri berkurang
D4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan postur tubuh
yang miring kelateral.
Intervensi :
a)Anjurkan untuk mengungkapkan perasaan dan masalahnya
b)Beri harapan yang realistik dan buat sasaran jangka pendek
untuk memudahkan pencapaian
Health education
 Latihan sangat dianjurkan untuk mencegah bertambah
besarnya lengkungan. Salah satu contoh latihan tersebut
adalah Tung Mei Massage. Tung Mei Massage adalah terapi
jasmani perpaduan antara gerakan pijat spesifik anmo
massage dan sejenis teknik gerakan chiropatic, seperti
menekuk, menarik, serta meregangkan tubuh.
 Terapi ini tetap memakai panduan medis, seperti hasil
roentgen dari penderita skoliosis. Agar Tak Kembali Bengkok
berikut adalah tips yang dapat dilakukan oleh penderita
skoliosis :
 Bila bangun dari posisi berbaring, dianjurkan memiringkan
tubuh terlebih dulu, barulah bangkit perlahan.
 Tidak boleh membungkukkan badan.
 Jika membungkukkan badan, posisi tubuh harus jongkok--bila
ingin mengambil sesuatu.
 Tidak boleh mengangkat barang atau beban berat selama
menjalani terapi, terutama bila masih ada rasa sakit.
 Saat kondisi sudah membaik, bukan berarti bisa beraktivitas
sembarangan.
 Herniated nucleus pulposus dan skoliosis tidak bisa sembuh
total serta ada risiko terulang lagi bila ada faktor pemicunya,
seperti jatuh, mengangkat beban terlalu berat, atau salah
melakukan gerakan tubuh.
Skoliosis

More Related Content

Skoliosis

  • 2. DEFINISI Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang). Skoliosis ini biasanya membentuk kurva C atau kurva S.
  • 3. ETIOLOGI a. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu. b. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan akibat penyakit berikut: - Cerebral palsy - Distrofi otot - Polio - Osteoporosis juvenil
  • 4. e. Faktor hormonal. Defisiensi melatonin diajukan sebgai penyebab scoliosis. Sekresi melatonin pada malam hari menyebabkan penurunan progresivitas scoliosis dibandingkan dengan pasien tanpa progresivitas. Hormon pertumbuhan juga diduga mempunyai peranan pada perkembangan skoliosis. Kecepatan progresivitas skoliosis pada umumnya dilaporkan pada pasien dengan growth hormone. f. Faktor genetik
  • 5. MANIFESTASI KLINIK Gejalanya berupa: tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya nyeri punggung kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60%) bisa menyebabkan gangguan pernafasan.
  • 7. Nonstruktural Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk semula), dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung : a. Skoliosis postural : Disebabkan oleh kebiasaan postur tubuh yang buruk b. Spasme otot dan rasa nyeri, yang dapat berupa : c. Nyeri pada spinal nerve roots : skoliosis skiatik d. Nyeri pada tulang punggung : dapat disebabkan oleh inflamasi atau keganasan e. Nyeri pada abdomen : dapat disebabkan oleh apendisitis
  • 8. f. Perbedaan panjang antara tungkai bawah : Actual shortening dan Apparent shortening : 1. Kontraktur adduksi pada sisi tungkai yang lebih pendek 2. Kontraktur abduksi pada sisi tungkai yang lebih panjang
  • 9. Sruktural a. Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel dan dengan rotasi dari tulang punggung - Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) : 80% dari seluruh skoliosis - Bayi : dari lahir 3 tahun - Anak-anak : 4 9 tahun - Remaja : 10 19 tahun (akhir masa pertumbuhan) - Dewasa : > 19 tahun
  • 10. b. Osteopatik Kongenital (didapat sejak lahir) 1. Terlokalisasi : Kegagalan pembentukan tulang punggung (hemivertebrae) Kegagalan segmentasi tulang punggung (unilateral bony bar) 2. General : Osteogenesis imperfecta Arachnodactily, ditemukan : Fraktur dislokasi dari tulang punggung, trauma Rickets dan osteomalasia Emfisema, thoracoplasty
  • 11. Dari besarnya sudut skoliosis dapat dibagi menjadi (Kawiyana dalam Soetjiningsih,2004) : Skoliosis ringan : sudut Cobb kurang dari 20 Skoliosis sedang : sudut Cobb antara 21 40 Skoliosis berat : sudut Cobb lebih dari 41
  • 12. KOMPLIKASI System pernafasan Pada skoliosis berat, di mana lengkungan lebih dari 70 derajat, iga akan menekan paru-paru, sehingga menimbulkan kesulitan bernafas. bengkoknya tulang belakang juga bisa mengakibatkan volume paru paru ataupun rongga dada jadi berkurang karena sebagian bengkoknya tulang mengambil ruang atau tempat paru paru. (Ketut, 2007).
  • 13. System kardiovaskuler Pada lengkungan yang lebih besar dari 100 derajat, kerusakan bukan hanya pada paru,namun juga pada jantung. Pada keadaan demikian, infeksi paru terutama radang paru akan mudah terjadi. jantung juga akan mengalami kesukaran memompa darah. Dalam keadaan ini, penderita lebih mudah mengalami penyakit paru-paru dan pneumonia.
  • 14. System musculoskeletal Pada beberapa penelitian, disebutkan bahwa skoliosis depan menimbulkan risiko kehilangan densitas tulang (osteopenia). Terutama pada wanita yang menderita skoliosis sejak remaja dan risiko menderita osteoporosis akan meningkat bersamaan dengan bertambahnya usia.
  • 15. System pencernaan sistem pencernaan terganggu karena ruang di perut terdesak tulang, sehingga kerja peristaltic usus kian menurun System neuromuskuler berdampak tidak baik pada struktur disekitarnya, salah satunya adalah menekan saraf yang berseliweran di tulang belakang, gejalanya dapat berupa pegal, kesemutan, sulit bernafas (karena fungsi paru-paru dan jantung terganggu), cepat merasa lelah, susah untuk fokus, dan lain sebagainya
  • 16. PemeriksaanRadiologis Foto polos Pemeriksaan radiologis terdiri atas pemeriksaan foto polos, AP, lateral dan oblik. Juga dibuat foto panggul untuk melihat maturitas tulang dengan melihat sendi lumbosacral dan krista-iliaka. CT-Scan dan MRI Pemeriksaan CT-Scan bermanfaat bila dilakukan bersam-sama dengan mielografi. Pemeriksaan MRI merupakan pemeriksaan non invasive untuk menilai adanya kelainan pada kanalis spinalis dan ruang diskus dan dapat menghindarkan penggunaan mielografi.
  • 17. PemeriksaanKhusus Pemeriksaan fungsi paru untuk mengetahui scoliosis yang berat.
  • 18. PENATALAKSANAAN MEDIS Tujuan dilakukannya tatalaksana pada skoliosis meliputi 3 hal penting : 1. Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbangan 2. Mempertahankan fungsi respirasi 3. Mengurangi nyeri dan memperbaiki status neurologis
  • 19. Pengobatan Tujuan pengobatan : 1. mencegah progresivitas skoliosis ringan sampai sedang. 2. melakukan koreksi dan stabilisasi pada skoliosis yang lebih berat jenis pengobatan yang disesuaikan dengan penyebab, onset terjadinya, umur penderita, besarnya kurva dan progresivitas skoliosis.
  • 20. PengobatanKonservatif Observasi Merupakan suatu pemeriksaan yang teratur setiap 6 bulan untuk menilai progresivitas dari sudut sehingga dapat diputuskan tindakan yang akan dilakukan. Fisioterapi Dapat dilakukan latihan sikap duduk, berdiri, berjalan, relaksasi otot yang tegang, latihan pernapasan serta mobilitas pada jaringan lunak yang memendek. Pemasangan penyangga, seperti penyanggah dari Milwaukee atau penyangga dari boston. Pemasangan bidai atau jaket badan menurut Risser Pada prinsipnya pemakaian jaket untuk traksi dan penekanan local
  • 22. Pengobatan Operatif Indikasi : Operasi dilakukan apabila sudut dari 400 atau terjadi progresivitas dari sudut sebelum usia penderita mecapai dewasa. Patokan untuk melakukan operasi ini adalah dengan melakukan follow up secara teratur. Apabila terdapat deformitas yang memberikan gangguan Pengobatan konservatif yang tidak berhasil Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi deformitas rasional dan devisiasi lateral serta melakukan arthrodesis pada seluruh kurva primer. Operasi yang sering dilakukan adalah operasi instrumentasi menurut Harrington.
  • 24. Asuhan Keperawatan Anamnesis - menggali riwayat keluarga, riwayat kehamilan, riwayat antenatal, riwayat Persalinan, riwayat perinatal, persalinan dengan induksi, berat badan lahir, riwayat pertama kali didapatkan adanya deformitas, dan riwayat obat-obatan. - Anamnesis keluhan lain, seperti adanya sesak napas, cepat lelah, dan gangguan diperlukan untuk menegakan diagnosis. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menggali derajat deformitas spina serta menganalisa adanya deformitas pada bagian lain. - Pemeriksaan kurvatura untuk menilai adanya deformitas spina pada kongenital skoliosis yang bersifat minor biasanya dapat dilakukan dengan menganjurkan pasien berdiri kemudian membungkukan badan.
  • 26. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan rasa nyaman nyeri punggung 2. Ketidakefektifan pola napas 3. Gangguan mobilitas fisik 4. Gangguan harga diri rendah
  • 27. intervensi Dx 1. Nyeri punggung berhubungan dengan posisi tubuh miring kelateral. Intervensi : Kaji tipe,intensitas dan lokasi nyeri dengan pendekatan PQRST. Ajarkan relaksasi dan tehnik distraksi Kolaborasi pemberian Analgetik
  • 28. D2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan paru. Intervensi : a) Kaji status pernafasan setiap 4 jam b) Bantu dan ajarkan pasien melakukan nafas dalam setiap 1 jam c) Atur posisi tidur semi fowler untuk meningkatkan ekspansi paru
  • 29. D3. Gangguang mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak seimbang. Intervensi : a) Kaji tingkat mobilitas fisik b)Tingkatkan aktivitas jika nyeri berkurang
  • 30. D4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan postur tubuh yang miring kelateral. Intervensi : a)Anjurkan untuk mengungkapkan perasaan dan masalahnya b)Beri harapan yang realistik dan buat sasaran jangka pendek untuk memudahkan pencapaian
  • 31. Health education Latihan sangat dianjurkan untuk mencegah bertambah besarnya lengkungan. Salah satu contoh latihan tersebut adalah Tung Mei Massage. Tung Mei Massage adalah terapi jasmani perpaduan antara gerakan pijat spesifik anmo massage dan sejenis teknik gerakan chiropatic, seperti menekuk, menarik, serta meregangkan tubuh. Terapi ini tetap memakai panduan medis, seperti hasil roentgen dari penderita skoliosis. Agar Tak Kembali Bengkok berikut adalah tips yang dapat dilakukan oleh penderita skoliosis :
  • 32. Bila bangun dari posisi berbaring, dianjurkan memiringkan tubuh terlebih dulu, barulah bangkit perlahan. Tidak boleh membungkukkan badan. Jika membungkukkan badan, posisi tubuh harus jongkok--bila ingin mengambil sesuatu. Tidak boleh mengangkat barang atau beban berat selama menjalani terapi, terutama bila masih ada rasa sakit. Saat kondisi sudah membaik, bukan berarti bisa beraktivitas sembarangan. Herniated nucleus pulposus dan skoliosis tidak bisa sembuh total serta ada risiko terulang lagi bila ada faktor pemicunya, seperti jatuh, mengangkat beban terlalu berat, atau salah melakukan gerakan tubuh.