Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang ke arah samping yang dapat terjadi pada bagian leher, dada, atau pinggang. Penyebabnya meliputi faktor genetik, hormonal, dan kondisi medis seperti polio. Gejalanya berupa perbedaan tinggi bahu dan pinggul serta nyeri punggung. Pengobatannya meliputi penyangga, fisioterapi, dan operasi untuk kasus berat.
2. DEFINISI
Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal
ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal
(leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang).
Skoliosis ini biasanya membentuk kurva C atau kurva S.
3. ETIOLOGI
a. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu
kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang
rusuk yang menyatu.
b. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau
kelemahan otot atau kelumpuhan akibat penyakit berikut:
- Cerebral palsy
- Distrofi otot
- Polio
- Osteoporosis juvenil
4. e. Faktor hormonal.
Defisiensi melatonin diajukan sebgai penyebab scoliosis. Sekresi
melatonin pada malam hari menyebabkan penurunan
progresivitas scoliosis dibandingkan dengan pasien tanpa
progresivitas. Hormon pertumbuhan juga diduga mempunyai
peranan pada perkembangan skoliosis. Kecepatan
progresivitas skoliosis pada umumnya dilaporkan pada pasien
dengan growth hormone.
f. Faktor genetik
5. MANIFESTASI KLINIK
Gejalanya berupa:
tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
nyeri punggung
kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri
lama
skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar
dari 60%) bisa menyebabkan gangguan pernafasan.
7. Nonstruktural
Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk
semula), dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung :
a. Skoliosis postural : Disebabkan oleh kebiasaan postur tubuh yang
buruk
b. Spasme otot dan rasa nyeri, yang dapat berupa :
c. Nyeri pada spinal nerve roots : skoliosis skiatik
d. Nyeri pada tulang punggung : dapat disebabkan oleh inflamasi atau
keganasan
e. Nyeri pada abdomen : dapat disebabkan oleh apendisitis
8. f. Perbedaan panjang antara tungkai bawah : Actual shortening dan Apparent
shortening :
1. Kontraktur adduksi pada sisi tungkai yang lebih pendek
2. Kontraktur abduksi pada sisi tungkai yang lebih panjang
9. Sruktural
a. Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel dan dengan rotasi dari
tulang punggung
- Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) : 80% dari seluruh
skoliosis
- Bayi : dari lahir 3 tahun
- Anak-anak : 4 9 tahun
- Remaja : 10 19 tahun (akhir masa pertumbuhan)
- Dewasa : > 19 tahun
10. b. Osteopatik
Kongenital (didapat sejak lahir)
1. Terlokalisasi :
Kegagalan pembentukan tulang punggung (hemivertebrae)
Kegagalan segmentasi tulang punggung (unilateral bony bar)
2. General :
Osteogenesis imperfecta
Arachnodactily, ditemukan :
Fraktur dislokasi dari tulang punggung, trauma
Rickets dan osteomalasia
Emfisema, thoracoplasty
11. Dari besarnya sudut skoliosis dapat dibagi menjadi (Kawiyana
dalam Soetjiningsih,2004) :
Skoliosis ringan : sudut Cobb kurang dari 20
Skoliosis sedang : sudut Cobb antara 21 40
Skoliosis berat : sudut Cobb lebih dari 41
12. KOMPLIKASI
System pernafasan
Pada skoliosis berat, di mana lengkungan lebih dari 70 derajat,
iga akan menekan paru-paru, sehingga menimbulkan kesulitan
bernafas. bengkoknya tulang belakang juga bisa
mengakibatkan volume paru paru ataupun rongga dada jadi
berkurang karena sebagian bengkoknya tulang mengambil
ruang atau tempat paru paru. (Ketut, 2007).
13. System kardiovaskuler
Pada lengkungan yang lebih besar dari 100 derajat, kerusakan
bukan hanya pada paru,namun juga pada jantung. Pada
keadaan demikian, infeksi paru terutama radang paru akan
mudah terjadi. jantung juga akan mengalami kesukaran
memompa darah. Dalam keadaan ini, penderita lebih mudah
mengalami penyakit paru-paru dan pneumonia.
14. System musculoskeletal
Pada beberapa penelitian, disebutkan bahwa skoliosis depan
menimbulkan risiko kehilangan densitas tulang (osteopenia).
Terutama pada wanita yang menderita skoliosis sejak remaja
dan risiko menderita osteoporosis akan meningkat bersamaan
dengan bertambahnya usia.
15. System pencernaan
sistem pencernaan terganggu karena ruang di perut terdesak
tulang, sehingga kerja peristaltic usus kian menurun
System neuromuskuler
berdampak tidak baik pada struktur disekitarnya, salah satunya
adalah menekan saraf yang berseliweran di tulang belakang,
gejalanya dapat berupa pegal, kesemutan, sulit bernafas
(karena fungsi paru-paru dan jantung terganggu), cepat
merasa lelah, susah untuk fokus, dan lain sebagainya
16. PemeriksaanRadiologis
Foto polos
Pemeriksaan radiologis terdiri atas pemeriksaan foto polos, AP,
lateral dan oblik. Juga dibuat foto panggul untuk melihat maturitas
tulang dengan melihat sendi lumbosacral dan krista-iliaka.
CT-Scan dan MRI
Pemeriksaan CT-Scan bermanfaat bila dilakukan bersam-sama
dengan mielografi. Pemeriksaan MRI merupakan pemeriksaan non
invasive untuk menilai adanya kelainan pada kanalis spinalis dan
ruang diskus dan dapat menghindarkan penggunaan mielografi.
18. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan dilakukannya tatalaksana pada skoliosis meliputi 3 hal
penting :
1. Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbangan
2. Mempertahankan fungsi respirasi
3. Mengurangi nyeri dan memperbaiki status neurologis
19. Pengobatan
Tujuan pengobatan :
1. mencegah progresivitas skoliosis ringan sampai sedang.
2. melakukan koreksi dan stabilisasi pada skoliosis yang lebih
berat jenis pengobatan yang disesuaikan dengan penyebab,
onset terjadinya, umur penderita, besarnya kurva dan
progresivitas skoliosis.
20. PengobatanKonservatif
Observasi
Merupakan suatu pemeriksaan yang teratur setiap 6 bulan untuk
menilai progresivitas dari sudut sehingga dapat diputuskan tindakan
yang akan dilakukan.
Fisioterapi
Dapat dilakukan latihan sikap duduk, berdiri, berjalan, relaksasi otot
yang tegang, latihan pernapasan serta mobilitas pada jaringan lunak
yang memendek.
Pemasangan penyangga, seperti penyanggah dari Milwaukee atau
penyangga dari boston.
Pemasangan bidai atau jaket badan menurut Risser Pada
prinsipnya pemakaian jaket untuk traksi dan penekanan local
22. Pengobatan Operatif
Indikasi :
Operasi dilakukan apabila sudut dari 400 atau terjadi progresivitas
dari sudut sebelum usia penderita mecapai dewasa. Patokan untuk
melakukan operasi ini adalah dengan melakukan follow up secara
teratur.
Apabila terdapat deformitas yang memberikan gangguan
Pengobatan konservatif yang tidak berhasil
Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi deformitas rasional
dan devisiasi lateral serta melakukan arthrodesis pada seluruh kurva
primer. Operasi yang sering dilakukan adalah operasi instrumentasi
menurut Harrington.
24. Asuhan Keperawatan
Anamnesis
- menggali riwayat keluarga, riwayat kehamilan, riwayat antenatal, riwayat
Persalinan, riwayat perinatal, persalinan dengan induksi, berat badan
lahir, riwayat pertama kali didapatkan adanya deformitas, dan riwayat
obat-obatan.
- Anamnesis keluhan lain, seperti adanya sesak napas, cepat lelah, dan
gangguan diperlukan untuk menegakan diagnosis.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menggali derajat deformitas spina serta
menganalisa adanya deformitas pada bagian lain.
- Pemeriksaan kurvatura untuk menilai adanya deformitas spina pada
kongenital skoliosis yang bersifat minor biasanya dapat dilakukan dengan
menganjurkan pasien berdiri kemudian membungkukan badan.
26. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri punggung
2. Ketidakefektifan pola napas
3. Gangguan mobilitas fisik
4. Gangguan harga diri rendah
27. intervensi
Dx 1. Nyeri punggung berhubungan dengan posisi tubuh miring
kelateral.
Intervensi :
Kaji tipe,intensitas dan lokasi nyeri dengan pendekatan PQRST.
Ajarkan relaksasi dan tehnik distraksi
Kolaborasi pemberian Analgetik
28. D2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan
paru.
Intervensi :
a) Kaji status pernafasan setiap 4 jam
b) Bantu dan ajarkan pasien melakukan nafas dalam setiap 1
jam
c) Atur posisi tidur semi fowler untuk meningkatkan ekspansi
paru
29. D3. Gangguang mobilitas fisik berhubungan dengan postur
tubuh yang tidak seimbang.
Intervensi :
a) Kaji tingkat mobilitas fisik
b)Tingkatkan aktivitas jika nyeri berkurang
30. D4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan postur tubuh
yang miring kelateral.
Intervensi :
a)Anjurkan untuk mengungkapkan perasaan dan masalahnya
b)Beri harapan yang realistik dan buat sasaran jangka pendek
untuk memudahkan pencapaian
31. Health education
Latihan sangat dianjurkan untuk mencegah bertambah
besarnya lengkungan. Salah satu contoh latihan tersebut
adalah Tung Mei Massage. Tung Mei Massage adalah terapi
jasmani perpaduan antara gerakan pijat spesifik anmo
massage dan sejenis teknik gerakan chiropatic, seperti
menekuk, menarik, serta meregangkan tubuh.
Terapi ini tetap memakai panduan medis, seperti hasil
roentgen dari penderita skoliosis. Agar Tak Kembali Bengkok
berikut adalah tips yang dapat dilakukan oleh penderita
skoliosis :
32. Bila bangun dari posisi berbaring, dianjurkan memiringkan
tubuh terlebih dulu, barulah bangkit perlahan.
Tidak boleh membungkukkan badan.
Jika membungkukkan badan, posisi tubuh harus jongkok--bila
ingin mengambil sesuatu.
Tidak boleh mengangkat barang atau beban berat selama
menjalani terapi, terutama bila masih ada rasa sakit.
Saat kondisi sudah membaik, bukan berarti bisa beraktivitas
sembarangan.
Herniated nucleus pulposus dan skoliosis tidak bisa sembuh
total serta ada risiko terulang lagi bila ada faktor pemicunya,
seperti jatuh, mengangkat beban terlalu berat, atau salah
melakukan gerakan tubuh.