Dokumen tersebut membahas proses reasoning dan pembuatan aturan semantik pada sistem personalisasi e-learning berbasis semantic web. Ontologi objek pembelajaran dan model mahasiswa dimodifikasi, lalu aturan semantik dikembangkan untuk merekomendasikan materi pembelajaran sesuai karakteristik pengguna. Proses reasoning menggunakan Jess rule engine untuk menghubungkan aturan semantik dengan ontologi.
1 of 40
More Related Content
際際滷 Sidang TA Yuan
1. UNIVERSITAS INDONESIAPROSES REASONING DAN PEMBUATAN ATURAN SEMANTIK PADA SISTEM PERSONALISASI E-LEARNING BERBASIS SEMANTIC WEBYuan Hanif Syaniardi0606031603
8. PERMASALAHANSistem e-learning yang mampu mengakomodasi personalisasi pembelajaranDalam penelitian sebelumnya telah dibuat sistem dalam sebuah portalPortal hanya menampilkan ontologiDiharapkan mampu mengakomodasi kebutuhan personalisasi sesuai dengan karakteristik yang dimiliki peserta ajarSistem e-learning yang mampu melakukan reasoning
9. TUJUANMelakukan uji coba proses reasoning dan mengembangkan aturan semantikyang dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna aplikasi e-learning berbasis semantic web
20. PERSONALISASI E-LEARNINGModel Huittsuatu kemampuan yang dimiliki oleh suatu sistem atau aplikasi untuk beradaptasi agar dapat memenuhi kebutuhan setiap penggunanya [Xing]
21. METODE PERSONALISASIITSPersonalisasi dengan Intelligent Tutorial SystemDefinisisistem yang menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk mengajarkan pesertanya[Naukrihub]Kelemahan tidak memperhitungkan gaya belajar ataupun preferensi
22. masih lemah dalam melakukan pemilihan materi ajar yang tepatMETODE PERSONALISASIPersonalisasi dengan Sharable Learning ObjectDefinisientitas yang digunakan untuk pembelajaran berbantuan teknologi[LTSC]SCORMKelemahantidak mempertimbangkan aspek-aspek eksternal seperti preferensi maupun learning background peserta ajar[Sicilia]
24. ARSITEKTUR SEMANTIC WEBaturan dan sistem untuk melakukan reasoningpada ontologibahasa yang mendukung pembuatan aturan semantik[Future and Emerging Technologies]
25. DefinisiONTOLOGIA shared and common understanding of some domain that can be communicated between people and application systems[Gruber]RepresentasiClasses
31. RDF (Resource Description Framework) standar untuk mendeskripsikan resource[W3C]resource adalah sesuatu yang ingin dibicarakan, sesuatu yang dapat diidentifikasi, misalnya orang atau bendamengatasi permasalahan XML yang hanya mampu mengakomodasi syntactic operabilitydirepresentasikan dalam bentuk triple yang terdiri dari subject, predicate, objectberbentuk graf yang terdiri dari nodes dan edges
34. mendeskripsikan konstruksi dari suatu tipe objek atau entitas (Classes), merelasikan satu tipe objek dengan yang lain (subClasses), properti yang mendeskripsikan objek (Properties), dan hubungan antara properti tersebut (subProperty)
35. menggambarkan hubungan yang terjadi antar class, properties, value, dan instances pada sebuah model semantikOWL (Web Ontology Language)<owl:Class rdf:ID=Transportation /><owl:Class rdf:ID=Engine /><owl:Class rdf:ID=Motorcycle><rdfs:subClassOf rdf:resource=#Vehicle /></owl:Class>bahasa ontologi untuk web yang merupakan ekstensi dari RDF Schema [Heflin]
51. PROSES REASONINGDENGAN PELLETPellet (http://clarkparsia.com/pellet) merupakan contoh OWL reasonerTingkat reasoning hanya sampai pada level OWL reasoningTidak membaca SWRL
52. PROSES REASONINGDENGAN JESSJess (http://herzberg.ca.sandia.gov/jess) merupakan contoh rule engineDihubungkan dengan SWRL rule engine bridge
58. Pembuatan aturan semantik dalam penelitian ini berperan untuk memperlihatkan penerapan proses reasoning pada sistem berbasis semantic web yang dibuat menggunakan Jena framework.Untuk melakukan proses reasoning, diperlukan sebuah SWRL Rule Engine Bridge, yaitu sebuah penghubung antara ontologi dan rule engine. SimpulanAturan dibuat berdasarkan dua karakteristik peserta ajar yaitu kecerdasan dan pengetahuan awal.
59. SaranDapat dilanjutkan dengan tahapan penelitian selanjutnya, yaitu integrasidengan RDF Storage menjadi sebuah learning management system.Aturan semantik yang telah dibuat dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mempertimbangkan faktor gaya pembelajaran (learning style) dari peserta ajar. Sebaiknya perlu ditambahkan materi-materi yang bervariasi dan dapat menunjang beberapa tipe peserta ajar. source: adapting-to-change (slideshare)
61. TANYA JAWAB / DISKUSIsource: 10 Innovative Ideas To Improve the Productivity of Your Web Site
66. ARSITEKTUR SEMANTIC WEBmemungkinkan pengguna web untuk mempercayai suatu informasi pada webmemungkinkan pengguna untuk menggunakan aplikasi semantic webmodel berbentuk grafyang merepresentasikan resources dan relasinyadefinisi kosakata yang digunakan pada RDFbahasa yang digunakan untuk menentukan dan mendeskripsikan resources tertentubahasa yang mendukung pembuatan aturan semantikbahasa untuk melakukan query pada RDF, termasuk untuk RDFS dan OWLaturan sintaks yang berfungsi untuk menyajikan struktur data pada webaturan dan sistem untuk melakukan reasoning pada ontologistandar representasi karakter komputerstandar untuk lokasi dan identitas suatu resource
#14: Jelasin 1 lagi kelemahan scorm mengenai sequencingnyaSource SCORM: SiciliaPenggunaan metadata sebagai komponen personalisasi pada model SCORM masih memiliki kelemahan, antara lain [31]: Kompleksitas dan semantik yang terbatas. Metadata biasanya disimpan sebagai teks sederhana, bisa sebagai istilah dari suatu kosakata baku maupun tidak. Metadata yang dibuat oleh seseorang bisa jadi tidak proporsional jumlahnya, menggunakan informasi yang terlalu luas atau bahkan terlalu sempit. Term yang dipilih untuk merepresentasikan suatu metadata pada sistem atau platform yang berbeda bisa memiliki perbedaan secara sintaksis, sehingga informasi yang diberikan tidak dipahami, walaupun sebenarnya makna semantik yang dimaksud sama. Dengan perspektif metadata, tidak mungkin bisa mendapatkan feedback dari pengguna untuk menentukan akurasi dari nilai metadata yang diasumsikan oleh pengembang sistem. Pun tidak bisa menemukan konteks penggunaan kata alternatif yang memungkinkan.
#20: Mendukung pendefinisian konsep hierarki, sehingga reasoner bisa mengenali adanya hubungan inherintance (is-a) antara dua buah konsep dengan mudah. Cara yang advance untuk mendeskripsikan properties, seperti: range dari sebuah property didefinisikan sebagai gabungan dari dua atau lebih class lainnya, definisi dari batasan kardinalitas, dan sebagainya. Kemampuan untuk mendefinisikan sinonim, sehingga kita bisa membuat ekuivalensi (atau pemetaan) antara dua (atau lebih) konsep kosakata yang berada pada domain yang sama. Sebagai contoh, kita dapat mendefinisikan pemetaan antara terminologi ALOCoM dan SCORM misalnya, Content Fragment pada ALOCoM ekuivalen dengan Asset pada SCORM.
#23: berdasarkan prinsip open world assumption, artinya kita tidak dapat mengasumsikan sesuatu tidak ada sampai hal tersebut dinyatakan secara eksplisit tidak ada
#25: Pretest menurut HarsonoIPK menurut Fak Pertanian UNPAD