Dokumen tersebut membahas tentang slump test yang digunakan untuk mengetahui kekentalan adukan beton dengan mengukur penurunan tinggi beton setelah dikeluarkan dari kerucut Abram. Slump test harus dilakukan untuk setiap truk mixer beton karena kualitas beton dari masing-masing truk bisa berbeda, dan hasil uji slump dibandingkan dengan standar yang ditetapkan untuk setiap jenis pekerjaan konstruksi.
1 of 5
Downloaded 10 times
More Related Content
Slump test pada beton (Angga Nugraha)
1. Slump Test pada Beton
Oleh : Angga Nugraha, ST
Alumni Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan IPB
Email : angganugraha.sil47@gmail.com
Website : angganugraha.com
Hai Salam Semangat !.
Kali ini saya akan membahas mengenai cara slump test pada beton. Apa itu slump
test? dan untuk apa kegunaannya?. Slump test adalah tes yang dilakukan untuk
mengetahui nilai kekentalan adukan beton menggunakan alat test yang dinamakan
kerucut Abram. Kegunaan tes ini adalah sebagai salah satu cara untuk mengetahui
kualitas dari suatu beton dan juga untuk mengetahui apakah adukan beton tersebut
memiliki workability yang baik atau tidak, yang artinya adukan tersebut apakah terlalu
encer (kelebihan air), terlalu kental (kekurangan air), atau sudah pas takarannya
(cukup air) sehingga dapat dengan mudah dikerjakan di dalam pembuatan suatu
pekerjaan konstruksi.
Lalu apa pengaruhnya apabila suatu adukan beton terlalu encer atau terlalu
kental?. Adapun pengaruhnya adalah terhadap kualitas atau mutu beton, apabila suatu
beton terlalu encer akan menyebabkan beton tersebut lama mengeringnya dan juga
mutu kekuatannya sangat rendah. Kemudian apabila terlalu kental, maka beton
tersebut tidak homogen (tidak rata pencampuran adukannya), sehingga saat adukan
beton dituangkan akan memiliki banyak rongga atau pori, dan ini sangat berbahaya
terutama pada pekerjaan beton bertulang yang akan menyebabkan besi tulangan
bersentuhan langsung dengan udara yang dapat menimbulkan korosi sehingga kualitas
beton tersebut menjadi rendah.
Pengujian slump ini dilakukan pada setiap mobil truck mixer yang datang, 1 truck
mixer = 1 sampel uji slump. Hal ini perlu dilakukan pada setiap truck mixer yang
datang dikarenakan kualitas mutu beton dari setiap mobil tidak bisa dianggap sama /
disamaratakan meski berasal dari tempat pembuatan (concrete batching plant) yang
sama. Mungkin untuk memahaminya, disini saya akan mengilustrasikannya dengan
sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, seperti contoh KOPI, saat
secangkir kopi yang disajikan dan dipesan di kedai kopi dengan jenis kopi yang sama
dan pembuatnya sama, pasti rasanya tidak akan sama persis atau 100% sama satu
dengan yang lainnya, mungkin saja ada yang sedikit kurang manis, kurang air, terlalu
pahit dan lainnya. Hal itu sama saja dengan beton, antara satu mobil truck yang datang
dengan mobil truck lainnya, tidak akan 100% sama kondisi dan kualitas betonnya,
sehingga perlu dilakukan pengujian pada setiap truck mixer yang datang.
Pengujian slump adukan beton ini mengacu pada SNI 1972-2008 dan SNI 03-
2458-1991. Adapun peralatan yang digunakan untuk slump test adalah :
2. Gambar 1. Kerucut Abram
Sumber gambar : SNI 1972-2008
Gambar 2. Peralatan Slump Test
Sumber gambar : http://www.mandirijayareadymix.com/wp-content/uploads/2017/10/alat-uji-slump.jpg
Keterangan pada gambar 2 :
1. Kerucut Abram (untuk detail ukurannya dapat dilihat pada gambar 1)
2. Batang Penusuk / rojokan (ukuran panjang 60 cm dan diameter 16 mm)
3. Alas (bisa terbuat dari kayu/plat besi sebagai landasan dasar untuk kerucut Abram)
4. Meteran (Atau juga bisa menggunakan mistar / penggaris biasa)
5. Sekop kecil
6. Gerobak dorong (sebagai wadah untuk mengambil sampel beton dari truck mixer)
3. Adapun cara pengujiannya adalah sebagai berikut :
I. Letakkan kerucut Abram diatas Alas, dan ijak pegangan paling bawah dari
kerucut Abram, agar posisi kerucut Abram tegak lurus dan tidak ada celah antara
bagian bawah kerucut dengan Alas, sehingga air semen tidak mengalir keluar
kerucut saat penuangan beton.
II. Tahap Penuangan Beton
1. Masukkan adukan beton kedalam kerucut Abram setinggi 1/3 kerucut,
kemudian tusuk-tusuk adukan beton dengan rojokan/batang penusuk secara
merata sebanyak 25x sampai ke bagian lapisan dasar kerucut.
2. Masukkan adukan beton kedua sampai setinggi 2/3 kerucut, kemudian tusuk-
tusuk kembali sebanyak 25x sampai ke bagian atas permukaan lapisan pertama
asukan beton.
3. Masukkan adukan beton ketiga sampai penuh, kemudian tusuk-tusuk kembali
sebanyak 25x sampai ke bagian atas permukaan lapisan kedua.
4. Ratakan permukaan bagian atas lapisan beton ketiga menggunakan rojokan /
batang penusuk dengan cara menggelindingkannya. Lalu bersihkan juga
kotoran-kotoran beton yang berserakan disekeliling bagian luar kerucut
Abram.
5. Angkat kerucut Abram secara tegak lurus dan hati-hati, diusahakan
pengangkatan kerucut tidak terlalu lama atau cepat. Kurang lebih harus 5±2
detik.
6. Balikkan kerucut Abram disamping adukan beton tersebut, kemudian ukur
ketinggian penurunan adukan beton yang terjadi, dengan cara menyimpan
rojokan secara horizontal diatas permukaan atas kerucut Abram, kemudian
ukur ketinggian dari batang rojokan tersebut sampai ke permukaan bagian
pusat/tengah adukan beton tersebut.
Gambar 3. Ilustrasi Tahap Penuangan Beton pada Uji Slump dari Langkah 1-6
Sumber gambar : http://www.mandirijayareadymix.com/wp-content/uploads/2017/10/alat-uji-slump.jpg
Adapun beberapa jenis hasil penurunan adukan beton saat pengujian slump /
keruntuhan beton pada uji slump adalah sebagai berikut :
4. Gambar 4. Jenis-Jenis Keruntuhan Adukan Beton pada Uji Slump
Sumber gambar : https://lauwtjunnji.weebly.com/pengukuran-slump.html
Pada gambar 4 diatas, ada 3 jenis keruntuhan adukan beton pada saat uji slump,
pada gambar tersebut yang benar-benar mewakili dan dapat diukur untuk uji slump
adalah keruntuhan slump pada gambar 4a. Sedangkan apabila keruntuhan terjadi
seperti gambar 4b, maka pengujian harus dilakukan ulang, jika sampai 3x pengujian
ulang masih tetap sama bentuk keruntuhannya, maka beton yang dibawa oleh mobil
truck mixer tersebut tidak memenuhi kualitas beton yang baik, dan dapat ditolak atau
tidak bisa dilakukan pengecoran menggunakan beton tersebut. Lalu apabila
keruntuhan terjadi seperti gambar 4c, maka beton tersebut dikatakan terlalu encer dan
juga kualitas beton tersebut tidak memenuhi standar yang baik, sehingga beton
tersebut juga dapat ditolak untuk dapat digunakan.
Untuk pengujian slump, keseluruhan dari tahap penuangan sampai pengangkatan
kerucut Abram seperti terlihat pada gambar 3, adalah ± 2.5 menit. Lalu berdasarkan
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971, nilai-nilai slump yang disarankan
untuk setiap jenis pekerjaan konstruksi adalah sebagai berikut :
Gambar 5. Nilai Slump yang Disarankan untuk Berbagai Jenis Pekerjaan sesuai PBI 1971
Sumber gambar : PBI 1971
5. Bila dilihat pada gambar 5, maksud pekerjaan dinding minimum 5 cm dan
maksimum 12.5 cm, artinya slump yang disarankan untuk pengecoran beton pada
dinding harus memilki rentang slump 5-12.5 cm. Misal pernah kita lihat sebuah
persyaratan pekerjaan konstruksi yang menyatakan bahwa beton untuk pekerjaan A
(Dinding Beton) adalah 12 cm, untuk pekerjaan B (Pondasi) = 10 cm, nah nilai ini
tidak kaku harus pas 12 cm atau 10 cm. tetapi ada nilai toleransi nya yang umumnya
adalah bernilai ±2 cm. Sehingga untuk pekerjaan A (Dinding Beton) menjadi slump
12±2 cm, pekerjaan B (Pondasi) 10±2 cm.
Sehingga saat pengukuran di lapangan, misal akan melakukan pengecoran
pekerjaan B (pondasi), mobil truck mixer beton datang, lalu sebelum dituangkan di
lapangan perlu dilakukan uji slump terlebih dahulu, saat pengujian slump ternyata
nilai slump untuk adukan beton pada truck mixer tersebut bernilai 11 cm, maka
berdasarkan persyaratan 10±2 cm, beton tersebut sudah memenuhi nilai standar
kualitas beton slump yang disyaratkan. Sehingga beton tersebut dapat dituangkan atau
dilakukan pengecoran di lapangan.