5. LATAR BELAKANG
5
Source : Travel & Tourism Global Economic Impact & Issues 2017 World Travel and Tourism Council
6. OUTBOND TRAVEL EXPENDITURE BY COUNTRY
Percentage of global total (2016)
LATAR BELAKANG
6
Source : Travel & Tourism Global Economic Impact & Issues 2017 World Travel and Tourism Council
7. LATAR BELAKANG
7
Source : Travel & Tourism Global Economic Impact & Issues 2017
World Travel and Tourism Council
8. LATAR BELAKANG
o Indonesia 4.2
o Kunjungan wisatawan
10.406.759
o Pendapatan sektor
wisata
US $10.761 million
o Rata-rata penerimaan
per kedatangan
US$1.034
8
Source : Travel and Tourism Competitiveness Index 2017 The World Economic Forum (WE Forum) weforum.org
9. TRAVEL AND TOURISM COMPETITIVENESS INDEX 2017
9
Source : Travel and Tourism Competitiveness Index 2017 The World Economic Forum (WE Forum) weforum.org
10. TRAVEL AND TOURISM COMPETITIVENESS INDEX 2017
10
Source : Travel and Tourism Competitiveness Index 2017 The World Economic Forum (WE Forum) weforum.org
11. KONDISI PARIWISATA SAAT INI (2)
11
Indonesia
Travel and
Tourism
Index 2017
Ketersediaan
Hotel (93)
Infrastruktur
Pariwisata
(96)
Pengelolaan
Limbah (109)
Deforestasi
(113)
Peningkatan
Daftar
Spesies
Punah (129)
Source : Travel and Tourism Competitiveness Index 2017
The World Economic Forum (WE Forum) weforum.org
12. KONDISI PARIWISATA SAAT INI (1)
12
Indonesia
Travel and
Tourism
Index 2017
Infrastruktur
Pelayanan
Pariwisata
(3.1)
Infrastruktur
Jalan dan
Pelabuhan
(3.2)
Environment
Sustaiability
(3.2)
Culture
resource
and
business
travel (3.3)
Infrastuktur
Transportasi
Udara (3.8)
ICT
Readiness
(3.8)
Source : Travel and Tourism Competitiveness Index 2017
The World Economic Forum (WE Forum) weforum.org
13. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
13
Technology Government Business Society
Kesenjangan pemanfaatan ICT
antar daerah
Pemerintah Daerah belum
memahami potensi wisata di
wilayahnya.
Pengembangan Industri
Pariwisata
(1) Sinergi antar mata rantai
usaha pariwisata yang
belum optimal,
(2) Daya saing produk wisata
yang belum optimal,
(3) Kesadaran tanggung jawab
terhadap lingkungan masih
kurang.
Budaya lokal masih kurang
dioptimalkan.
Publikasi informasi pariwisata
dan budaya masih sangat
terbatas dan tidak up-to-date
Data potensi pariwisata yang
dimiliki oleh pemerintah masih
sangat minim.
Pengembangan Pemasaran
Pariwisata
(1) Kompetisi destinasi
pariwisata regional dan
pencitraan Pariwisata
Indonesia yang belum optimal,
(2) Strategi pemasaran yang
belum komprehensif dan
terpadu.
Pengembangan Destinasi
(1) Kesiapan Destinasi
Pariwisata yang Belum Merata,
(2) Kesiapan masyarakat di
sekitar destinasi pariwisata
yang masih kurang.
Kesiapan infrastruktur ICT
belum matang.
Secara nasional kesenjangan
infrastruktur pariwisata masih
tinggi.
Layanan yang berkaitan
dengan pariwisata dan budaya
masih belum terintegrasi
15. TOURISM
Menurut UNWTO (2015),
tourism (pariwisata) adalah
fenomena sosial, budaya dan
ekonomi yang melibatkan
pergerakan orang ke negara
atau tempat di luar lingkungan
biasa untuk tujuan pribadi atau
bisnis / profesional.
15
16. SMART
TOURISM
(1)
16
Law et al. 2014; Koo et al. 2015;
Werthner and Klein 1999; Benckendorf
et al. 2014 menyatakan bahwa
Smart Tourism adalah suatu cara
untuk memperoleh informasi tentang
tourism (pariwisata) dengan
memanfaatkan ICT.
Menurut Buhalis 2003, Werthner and Ricci 2004,
Smart Tourism adalah perkembangan logis dari
pariwisata tradisional yang baru-baru ini berkembang
menjadi e-tourism karena dasar inovasi dan orientasi
teknologi industri dan konsumen diletakkan di awal
dengan adopsi ICT yang luas dalam pariwisata,
misalnya dalam bentuk distribusi global dan sistem
reservasi sentral, integrasi teknologi berbasis web
yang berujung pada munculnya e-tourism.
17. SMART
TOURISM
(2)
17
Pada tahun 2014, Guo et al., menyatakan bahwa
Smart Tourism bergantung pada empat inti dari ICT
yaitu : IoT, mobile communication, cloud computing,
dan Artificial Intelligence.
Menurut Su et al., 2011,
berdasarkan integrasi platform hardware dan software untuk
informasi dan layanan Smart City, Smart Tourism dapat
dimanfaatkan dengan baik untuk menuju pasar pariwisata
terpadu, tempat-tempat wisata, departemen pemerintah dan
informasi dan layanan yang relevan dari perusahaan untuk
mempromosikan pengembangan pariwisata
18. DEFINISI
SMART CITY
Kota yang dapat mengelola
berbagai sumberdayanya secara
efektif dan efisien untuk
menyelesaikan berbagai tantangan
kota menggunakan solusi inovatif,
terintegrasi, dan berkelanjutan
untuk menyediakan infrastruktur
dan memberikan layanan-layanan
kota yang dapat meningkatkan
kualitas hidup warganya.
10/01/2017 18
19. 10/01/2017 19
Source : Smart Cities A Dellitte Point Of View, Version 1.0
INVESTASI
Modal manusia
dan sosial
Teknologi disruptif yang
mendorong pertumbuhan
ekonomi yang
berkelanjutan dan
kualitas hidup yang tinggi
Infrastruktur
tradisional
dengan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana dan
melalui pengelolaan partisipatif
20. SMART
TOURISM
(3)
Jika dihubungkan dengan defenisi Smart City menurut
framework kota Cerdas (APIC), Smart Tourism dapat
didefinisikan:
Kota yang dapat mengelola berbagai
sumber daya pariwisata termasuk
budayanya secara efektif dan efisien untuk
menyelesaikan berbagai tantangan kota
menggunakan solusi inovatif, terintegrasi,
dan berkelanjutan untuk menyediakan
infrastruktur dan memberikan layanan-
layanan kota yang dapat meningkatkan
kualitas hidup warganya.
20
21. SMART TOURISM
& CULTURE
=
SMART
TECHNOLOGIES
Smart Technologies ubah pengalaman
konsumen dan menghasilkan model
bisnis pariwisata kreatif.
Cloud Computing,Big Data,Aplikasi
Seluler,Layanan Berbasis
Lokasi,Layanan Geo-tag,Teknologi
Beacon,Virtual Reality,Augmented
Reality,Jaringan Sosial merupakan
contoh smart teknologi terdepan yang
meningkatan pengalaman dal layanan
wisata (Wang et al., 2012).
21
Source : Ulrike Gretzel, Lina Zhong, Chulmo Koo, (2016) "Application of smart tourism to cities",
International Journal of Tourism Cities, Vol. 2 Issue: 2 : Emerald Group Publishing Limited
22. SMART
TOURISM &
CULTURE
ARE
SMART
DESTINATIONS
Smart Tourism memungkinkan
wisatawan untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dengan lebih baik, serta
mengacu pada ekonomi pariwisata
cerdas.
Smart Tourism mendukung
pengembangan dan layanan kota
dengan berbagai cara.
22
Source : Ulrike Gretzel, Lina Zhong, Chulmo Koo, (2016) "Application of smart tourism to cities",
International Journal of Tourism Cities, Vol. 2 Issue: 2 : Emerald Group Publishing Limited
23. APLIKASI
SMART
TOURISM &
CULTURE
Penerapan Smart Tourism membuat
berbagai kebutuhan yang tinggi akan
kebutuhan infrastruktur dan tingginya
konsentrasi sumber daya dan pengguna
lain yang diperlukan.
Contoh : WI-Fi gratis di kota
Kota dapat dijadikan tempat uji coba
bagi usaha smart tourism,sebelum
meluncurkannya dalam skala yang
lebih besar.
23
Source : Ulrike Gretzel, Lina Zhong, Chulmo Koo, (2016) "Application of smart tourism to cities",
International Journal of Tourism Cities, Vol. 2 Issue: 2 : Emerald Group Publishing Limited
24. INFORMATION
AND
COMMUNICATION
TECHNOLOGY
(ICT)
24
Kemampuan untuk mendukung pariwisata dalam cara
pintar untuk didiskusikan, dikembangkan dan
mempunyai vision dalam jangka waktu tertentu
(Gretzel, 2011)
Komprehensif, keuntungan dari pengalaman, untuk
memdapatkan dan mempertahankan pengetahuan, dan
dapat merespon cepat dan berhasil pada situasi baru
(Rudas and Fodor 2008)
Komponen kunci dari system informasi yang menjanjikan persdiaan
turis konsumen dan penyedia layanan dengan infromasi yang
relevan, pendukung keputusan lebih baik, mobilitas yang lebih baik,
dan yang terpenting pengalaman kesenangan turis
(Gretzel 2011; Werthner 2003; Sigala dan Chalkiti 2014)
Sistem pintar termasuk teknlogi jangkauan luas dalam
mendukung turis seperti sistem pengambilan keputusan dan
lebih dari sistem merekomendasikan keadaan terbaru, sistem
context-aware, agen autonomous yang mencari dan
mengumpulkan sumber-sumber Web, kecerdasan ambient, serta
sistem yang menciptakan realitas yang meningkat (Fesenmaier
dkk. 2006; Lamsfus dkk. 2014; Venturini dan Ricci 2006)
Kemampuan untuk mendukung pariwisata dalam cara
pintar untuk didiskusikan, dikembangkan dan
mempunyai vision dalam jangka waktu tertentu
(Gretzel, 2011)
26. 10/01/2017 26
Kota cerdas muncul sebagai hasil dari banyak
solusi cerdas di semua sektor masyarakat
Source : Smart Cities A Dellitte Point Of View, Version 1.0
27. Peta Aktor Kota Cerdas, diantaranya yaitu terdapat elemen-elemen dari
pariwisata yang saling bekerja sama dengan pemangku kepentingan yang
lainnya dalam kemitraan dengan bentuk berbeda-beda
10/01/2017 27Source : Smart Cities A Dellitte Point Of View, Version 1.0
29. KENAPA KITA MEMBUTUHKAN SMART TOURISM?
1.Menciptakan wisata yang inovatif yang dibangun di atas infrastruktur
teknologi mutakhir,
2.Menjamin keberlanjutan pengembangan pariwisata yang mudah diakses
semua orang,
3.Meningkatkan kualitas pengalaman/wisata di tempat tujuan,
4.Meningkatkan kualitas hidup warganya.
5.Mendukung pertumbuhan perekonomian negara.
29
30. INDIKATOR TERCAPAINYA SMART TOURISM
o Meningkatnya kenyamanan wisatawan baik domestik maupun
mancanegara,
o Sesuai dengan personalized demand wisatawan,
o Munculnya common sharing,
o Penggunaan berbagai resource tourism & culture secara efektif
dan intensif.
o Adanya peran dan dukungan dari masyarakat.
30
36. TECHNOLOGY
Aplikasi pariwisata terpadu.
Smart Traveling
Penggunaan teknologi untuk meningkatkan pangsa pasar
seperti pemanfaatan sosial media, BigData, dll.
Bekerja sama dengan Google, Discovery, Youtube, dan
berbagai pemilik media.
Smart Marketing
Optimasi website resmi pariwisata Indonesia.
UI/UX, SEO, Kelengkapan Data, dll.
Smart Optimization
Integrasi data pariwisata dan kebudayaan.
Pemanfaatan Cloud Computing, Data warehouse, dll.
Data Integration
Penyediaan infrastruktur ICT yang standar dan terintegrasi
IT Infrastructure
Usulan solusi dari sisi teknologi.
10/01/2017 36
37. GOVERNMENT
(1)
Membuat standarisasi data kepariwisataan dan
budaya.
Melakukan publikasi data secara transparan.
Open Data
Koordinasi antar pemerintah daerah untuk
mengumpulkan informasi sesuai standar baku yang
telah ditentukan.
Data Collaboration
Mempersempit kesenjangan infrastruktur pariwisata
antar daerah dengan cara menentukan standar
minimal fasilitas pariwisata di setiap tempat wisata.
Meningkatkan fasilitas di sekitar daerah wisata untuk
meningkatkan kemudahan dan kenyamanan
wisatawan.
Misal : Papan petunjuk arah, Pelebaran jalan, dll.
Facility Standardization
Usulan solusi dari sisi
pemerintahan.
10/01/2017 37
38. GOVERNMENT
(2)
Survey potensi pariwisata dan kebudayaan di
masing-masing daerah.
Tourism & Culture Survey
Menyediakan Tourist Information Center (TIC) di
setiap kota.
TIC mengakomodasi seluruh informasi yang
berkaitan dengan pariwisata & kebudayaan kota
tersebut, sejarah kota, katalog layanan
pariwisata dari berbagai pelaku usaha, sebagai
pusat pelayanan pariwisata, dll.
Tourist Information Center (TIC)
Memberikan fasilitas kendaraan wisata pada
setiap kota yang memiliki potensi wisata.
Contoh : Bandung memiliki Bandros.
Tourism City Tour (TCT)
Usulan solusi dari sisi
pemerintahan.
10/01/2017 38
39. BUSINESS
Koordinasi dan kolaborasi antar pelaku bisnis
dalam rangka meningkatkan kualitas layanan
pariwisata.
Business Collaboration
Meningkatkan layanan pariwisata dengan
melakukan perbaikan sesuai dengan feedback
wisatawan.
Smart Service
Mendukung pemerintah dengan memberikan data
yang dibutuhkan oleh wisatawan.
Data Support
Melakukan sinergi dengan pemerintah dengan
memberikan layanan pariwisata yang terintegrasi.
Service Integration
Usulan solusi dari sisi pelaku
usaha di bidang pariwisata dan
kebudayaan.
10/01/2017 39
40. SOCIETY
Gerakan masyarakat untuk mengunjungi potensi pariwisata
daerahnya masing-masing.
Explore my City
Menciptakan lingkungan yang ramah dan nyaman bagi
wisatawan.
Comfortable Environment
Menyelenggarakan OpenTrip yang difasilitasi oleh aplikasi smart
traveling.
Open Trip
Masyarakat membentuk komunitas-komunitas yang
berpartisipasi aktif dalam menyebarkan informasi dan promosi
mengenai potensi pariwisata dan kebudayaan di daerah
masing-masing.
Membantu pemerintah dalam memberikan informasi mengenai
potensi pariwisata di daerahnya yang belum dikelola secara
maksimal.
Contoh : GenPI (Generasi Pesona Indonesia)
Tourism & Culture Community
Usulan solusi dari sisi masyarakat
dan komunitas.
10/01/2017 40
41. USULAN
> Smart Traveling
41
Pilih Tanggal
Input rencana jadwal
perjalanan
Pilih Wilayah Tujuan
Input Provinsi sampai
level Kabupaten Kota
Check Transportasi
Pilih moda transportasi ke
Kabupaten/Kota
(Pesawat, Kapal Laut,
Kereta, Bis maupun
kombinasi)
Check Akomodasi
Pilih akomodasi, hotel,
melati, homestay, dan
pilihan akomodasi lainnya.
Pilih itinerary (Time
TablePerjalanan)
Personal atau Open Trip
Estimasi Biaya
Booking dan
Pembayaran
45. KONSEP
SMART CITY
YOGYAKARTA
(CONTOH KASUS)
Konsep Smart City Yogyakarta
menggunakan konsep Smart Culture
sebagai payung utama.
Tujuan utama Smart City Yogyakarta
dapat tercapai apabila indikator-indikator
capaian dari dimensi smart culture,
smart tourism, dan smart education
terpenuhi.
Smart culture memiliki indikator
capaian utama yaitu tetap terjaganya
nilai budaya Yogyakarta. Sementara
itu,
Smart tourism memiliki 3 (tiga)
indikator yang ingin dicapai yaitu
jumlah wisatawan, lama tinggal
(length of stay), dan jumlah uang
yang dihabiskan (spent money).
Smart education dengan 3 (tiga)
indikator capaian utama yaitu
kualitas, akses, dan sarana-
prasarana terkait pendidikan.
(Road Map Kota Yogyakarta Menuju
Smart City, Tim PSPPR UGM)
45
46. CONTOH
KASUS DI
MANCANEGARA
46
Brisbane
memasang 100 petunjuk
ditempat-tempat yang menarik
sebagai alat komunikasi dan
informasi wisatawan melalui
aplikasi mobile pada radius
tertentu
Amsterdam
menggunakan tanda/rambu
sebagai petunjuk untuk para
wisatawan sesuai dengan
bahasanya.
Seoul
menyediakan fasilitas free-wifi
dan smartphone untuk para
wisatawan
Sunmoon Lake, Taiwan
menyediakan informasi
tentang bus wisata
berdasarkan lokasi dengan
menggunakan ICT
Jeju Island
telah dideklarasikan sebagai
pusat smart tourism yang
akan menggunakan inovasi
teknologi untuk
menyampaikan informasi
tentang kepariwisataan
kepada wisatawan
47. KESIMPULAN
47
Pariwisata dan
Kebudayaan cerdas
merupakan faktor
pendukung
terciptanya
Kota Cerdas
Faktor
penghambat
pengembangan
pariwisata yang
cerdas di Indonesia
muncul dari
berbagai sisi, yaitu
dari sisi teknologi,
bisnis,
pemerintahan, dan
masyarakat.
Pariwisata dan
Kebudayaan Cerdas
harus diinisiasi
dari berbagai
solusi yang terjadi
di masyarakat yang
didorong oleh
kombinasi
teknologi dan
inovasi sosial.
50. Perubahan transformasional dalam ekonomi dan
masyarakat
10/01/2017 50
Crowd management
teknologi kombinasi dari ensor WiFi
yang melacak perangkat seluler
individual, kamera yang secara
otomatis menghitung orang, media
sosial dan pelacak GPS
memprediksi jumlah orang
di area satu jam
sebelumnya
Indoor navigation
'gate to gate navigation' dari
aplikasi KLM di Bandara Schipcol
(memasang iBeacons)
menunjukkan peta bandara dengan
rute menuju gerbang tujuan dan
waktu yang dibutuhkan untuk berjalan
ke gate
Smartphone museum
guide
aplikasi mobile yang untuk
museum
informasi yang akurat mengenai lokasi,
karya seni, pergerakan pengunjung
selama di museum dan apresiasi
mereka terhadap karya seni tertentu.
Airbnb dan Uber
Teknologi Disruptif (platform digital tanpa
aset yang membawa permintaan dan
penawaran ke hal yang baru)
Memberikan kemudahan dalam
mendapatkan ketersediaan kamar
dan taksi kepada masyarakat secara
efektif dan efisien
The iBeacon Mile
kota Amsterdam telah membangun
iBeacon Lab (60 iBeacon
mencakup 3.4 mil dari stasiun
pusat ke bekas pangkalan laut
menyediakan lingkungan kepada
para peneliti utuk menguji produk,
prototipe dan ide mereka
Antonomous Robot
Guide
Inovasi dalam robotika seperti mesin
penglihatan dan kemampuan sosial
memungkinkan kemunculan pemandu
wisata robot otonom
Robot ini mendekati individu atau
kelompok orang, menjawab
pertanyaan dan menunjukkannya
kepada mereka
Inovasi KegunaanTeknologi
Source : Smart Cities A Dellitte Point Of View, Version 1.0
Editor's Notes
Gross Domestic Product(GDP)adalahnilai dan jasa akhir yang dihasilkan dari berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.
Gross Domestic Product (GDP)adalahnilai dan jasa akhir yang dihasilkan dari berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.
Gross Domestic Product(GDP)adalahnilai dan jasa akhir yang dihasilkan dari berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.
Gross Domestic Product(GDP)adalahnilai dan jasa akhir yang dihasilkan dari berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.
Gross Domestic Product(GDP)adalahnilai dan jasa akhir yang dihasilkan dari berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu setahun.
Masih mungkin untuk ditambahkan
Indikator ini dapat diukur dengan menggunakan sensor berupa feedback dari pengguna layanan pariwisata dan kebudayaan, hal tsb diakomodir pada aplikasi smart traveling.