際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
KEMBALI KE KEUTAMAAN ALASDAIR MANCINTYRE
Mata Kuliah Seminar Filsafat Etika
varianuswolda@gmai.com
Wolda Varianus
1.1. Pengantar
Memahami tentang Filsafat Etika Keutamaan merupakan suatu jalan kekuatan dan
kemampuan manusia untuk mengatur kehidupannya. Filsafat Etika dipahami sebagai dasar
pembentuk diri (self) manusia. Hal ini pun dikatakan karena etika itu merupakan ajaran
tentang keseluruhan tindakan manusia baik dan buruknya perbuatan tersebut, dan sebagai
arahan untuk menjadi manusia yang baik dan bermoral. Filsafat merupakan proses untuk
berpikir kritis, absolut, metodis dan rasional untuk mencari sesuatu yang menjadi tujuan
keidentitasannya. Etika menjadi model keutamaan dalam pribadi manusia yang pada
dasarnya melakukan apa yang baik dan tepat, untuk tanggung jawabnya.
Dalam bahasa latin kata keutamaan atau kebajikan adalah virtus yang diturunkan dari
kata vis yang berarti kekuatan dalam bentuk apa saja. Tetapi dalam arti sempit kata virtus
berkaitan dengan kekuatan manusia, yaitu kualitas tertentu yang dimiliki manusia yang
memunkinkan dia melakukan karya tertentu atas cara mulia dan terpuji1
. Keutamaan
merupakan suatu disposisi yang mengarah pada tindakan-tindakan manusia yang cenderung
melakuakan perbuatan kebaikan dan tetap, artinya bahwa tindakan-tindakan tersebut
mewujudkan keutamaan-keutamaan yang mengatur kehidupan manusia.
Dalam konteks kehidupan sehari-hari, tentu manusia terus mencari dan meggali secara
mendalam tentang corak kehidupan manusia tentang bagimana dirinya harus hidup. Menurut
etika tradisional manusia hidup pertama-tama harus menjadi manusia utama, artinya bahwa
dalam konteks perkembangan seseoranng bahwa menjadi manusia yang utuh pertama dan
utama harus memiliki dasar keutamaan dalam mengembangkan kemampuan yang ada dalam
dirinya dan bakat yang dimilikinya. Manusia utama adalah manusia yang berpotensi untuk
mengembangkan segala kemampuan-kemampuanya untuk membanngun kehidupan yang
utuh dan sempurna.
Dalam buku Etika Abad ke 20, Macintyre mengatakan bahwa manusia utama itu apa?
Pertanyaan ini sering kali dilontarkan oleh setiap manusia yang menjadi tujuan
kehidupannya. Menurut Macintyre manusia utama adalah manusia yang mampu
mengembangkan bakat dan talenta yang ada dalam diri setiap manusia. Artinya bahwa
melalui perkembangan talenta tersebut ia menjadi manusia utama, dan keutamaanya itu
terdapat dalam kemampuannya. Dengan demikian menjadi manusia utama pertama-tama
adalah mengebangkan dan merealisasikan dengan tindakan nyata kemampuan-kemampuan
yang ada dalam dirinya agar keutamaan tersebut dapat terwujud dalam realitas kehidupan
sehari-harinya.
1
Frans Ceunfin, Lic, Etika, (Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero-Maumere 2005) hlm 107
1.2. Pembahasan
1.2.1. Latar Belakang
Alasdair Macintyre adalah seorang filosof Irlandia yang lahir pada tahun 1929 . Ia
juga perna menjadi dosen di univesitas oxfor, lalu pindah ke Amerika serikat dan menjadi
profesor di universistas Vaderbilt di Tennese, dan mempublikasikan sebuah buku yang
berjudul Avter Virture yang menjadi pokok bahasan luas. Dalam hal ini Macintyre
mengemukankan bahwa etika pasca tradisional sudah gagal; mengapa? Karena akibat
ikonsistensi yang mendasar. Atinya bahwa di satu pihak dipakai paham moral yang berasal
dari tradisi yang lebih dahulu.
Buku after virtue karya Alasdair Macintyre menjadi sebuah serangan tak tersangka
terhadap seluruh arab terjang etika 300 tahun terahir. Serangan ini oleh sekelompok
pemikir Anglo-Saksian yang kemudian sering dikelompokan sebagai kaum komunitaris2
.
1.2.2. Apa Yang Adil: Etika Di Jalan Yang Buntu
Dalam pembahasan ini Macintyre menggagas suatu persoalan yang sering kali
terjadi dalam realitas kehidupan manusia, antara lain persoalan tentang ketidakadilan dan
persoalan tentang ketidaksamaan pembagian harta kekayaan. Dalam hal ini persoalan
ketidakadilan sering kali muncul dalam kehidupan manusia. Untuk mengklarifikasi
persoalan ini tentu penulis menggunakan metode analisis, yang demikian bahwa
ketidakadilan merupakan suatu tindakan yang menyebabkan pertentangan antara manusia
pertama dengan manusia lain. Artinya bahwa ketidakadilan itu menuntut hak dan
kewajiban untuk bertindak adil.
Hakikat keadilan sering kali dipertanyakan oleh semua orang bahwa apakah keadilan
itu? pertama-tama keadilan harus dilaksanakan. Jadi keadilan tidak diharapkan saja.
Keadilan mengingatkan kita sehingga kita mempuanyai kewajiban3
. Konfik antara
ketidakadilan dan ketidakasamaan, dalam filsafat diwakilli oleh Robert Nozik disatu pihak
dan John Rawls dilain pihak. Menurut Ralws ketidaksamaan dalam kekayaan hanya dapat
dibenarkan apa bila mereka yang paling miskin lebih beruntung dari ketidaksamaan dari
pada kekayaan dibagi lebih merata tanpa mempertanyakan apakah kekayaan itu diproleh
secara sah atau tidak. Menurut Nozik pembagian kekayaan adalah adil asal diproleh
secara sah.
Keadilan adalah energi yang meminta untuk mengungkapkan dan
memperjuangkannya. Keadilan juga menuntut jawaban dari manusia. Dan keadilan tidak
mempunyai kekuatan pendukung. Ia tidak memiliki instusi dan tidak mempunyai aparatur
2
Franz Magnis-Suseno, Etika Abad Ke Dua Puluh, (Yogyakarta: Kanisius 2006) hlm 207.
3
K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis (Yogyakarta: Kanisius 2000) hlm 87
yang mewajibkannya seperti hakim, jaksa atau polisi. Ia tidak mempunyai tempat untuk
bersandar4
.
1.2.3. Kegagalan Proyek Pencerahan
Apakah itu proyek pencerahan? Menurut Macintyre proyek pencerahan adalah
menyediakan bagi debat dalam publik tolak ukur dan metode pembenaran rasional,
bertindak alternafif dalam setiap bidang dapat dinilai sebagai adil dan tidak adil, rasional
atau tidak rasional. Proyek pencerahan adalah menggantikan kepercayaan pada otoritas
agama, para bijak, raja, dan tradisi, dengan akal budi, pembenaran pada prinsip-prinsip
rasional universal.
Dalam bidang etika proyek pencerahan itu berarti bahwa dua pengandaian etika
sebelumnya tidak diterima lagi, pandangan Aristoteles, Agama Kristiani dan abad
pertengahan bahwa manusia mempunyai tujuan internal suatu tujuan terakhir, dan
keyakinan Kristiani yang pada Tohmas Aquinas menyatu pada pegangan dan pertama
dibawa orang wajib hidup secara moral karena Allah memerintahkannya.
Dengan demikian filsafat sejak zaman pencerahan berhadapan dengan masalah
untuk memberikan pendasaran baru, pendasaran rasional pada tuntutan-tuntutan moral
Macintyre menunjukan bahwa pada hakikatnya etika pasca tradisional hanya memberikan
tiga macam jawaban misalnya atas pertanyaan mengapa mansuai harus bertindak adil;
karena kewajiban; sedangkan menurut Kant dalam etika ontologis mengatakan keadilan
menghasilkan kebahagiaan.
Tetapi menurut Macintyre usaha etika pasca tradisional gagal secara mencolok;
mengapa gagal pertama karena masing-masing jawaban ini dijatuhkan. Kedua karena
tiga jawaban itu tidak dapat disesuaikan satu sama lain.
1.2.4. Struktur Moralitas Pra- Pencerahan
Menurut Macintyre Moralitas abad pertengahan Eropa memiliki satu struktur yang
sudah dianalisis oleh Aristoteles dalam Etika Nicimacheia (9181,50). Dasar struktur itu
adalah perbedaan fundamental antara manusia-seadanya (man as he hapens to be) dan
manusia yang munkin seandainya kodrat hakikatnya (man as he could beif he realised his
essential nature).Jadi manusia dan dalam pandangan metafisika tradisional segenap
makhluk, yang berada dalam perjalanan antara realitas yang kebetulan pada saat mencapai
realitasnya yang sepenuhnya, tujuannya kesempurnaannya menurut kodratnya. Dalam hal
ini etika adalah ilmu yang memunkinkan manusia untuk mengerti bagai mana ia dapat
melakukan peralihan dari yang pertama ke yang kedua. Namun etika pasca-tradisisonal itu
hancur berkeping-keping mengapa? karena ia mengaliminasi unsur ketiga telos.
1.2.5. Kembali Ke Keutamaan
4
Felix Baghi, Alteritas Pengakuan, Hospitalitas, Persahabatan, Etika Politik Dan Posmodernisme. (Maumere:
Ledalero 2012) hlm 2.
Apa itu keutamaan? Kata keutamaan adalah terjemahan dari kata Yunaniarete
dan latin virtue dalam bahasa inggris virtuous biasa diterjemahkan dengansaleh.
Dalam bahasa barat virtue dikaitkan dengan kesalehan dan mempunyai arti moral kental.
Dalam budaya Yunani kuno arete berarti kekuatan atau kemampuan, misalnya
kemampuan untuk berperang kemampuan untuk berbain bola dan banyak hal yang ada
dalam kehidupan manusia. Arete adalah kemampun manusia untuk melakukan perannya
dengan baik. Sedangkan menurut Aristoteles arete adalah kemampuan manusia untuk
malakukan perannya sebagai manusia, untuk memcapai telos-nya, tujuan internalnya.
Jadi keutamaan itu suatu kegiatan bermakna atau kemampuan suatu Excel lence.
Kata utama menunjukan pada kemampuan manusia untuk membawa dirinya sebagai
manusia yang utuh dan sempurna. Manusia utama adalah manusia yang luhur kuat, kuasa
untuk menjalankan apa yang baik dan tepat, untuk melakukan tanggung jawabnya. Maka
kata keutamaan diartikan sebagai virtue yang artinya kekuatan dan kemampuan. Untuk
lebih memahami pandangan ini menurut Macintyre kerangka yang harus dipakai untuk
dimengerti manusia adalah paham tentang kegiatan bermakna. Kegiatan bermakna adalah
kegiatan yang dapat membangun kehidupan manusia menjadi manusia yang mencapai
tujuan yaitu kebahagiaan dan menjadi keutamaan dalam dirinya. Misalnya kegiatan
bermain catur, menanam sayur, pertemuan kelompok dan lainnya. Itu semua merupakan
bentuk dari kegiatan bermakna yang membangun kehidupan manusia menjadi utuh dan
bermakna.
Ada beberapa hal yang merupakan hasil keutamaan. Pertama, orang yang memiliki
keutamaan adalah melakukan perbuatan yang pantas secara tepat tanpa keraguan dan
konflik dalam batin. Kedua sebagai makhluk rohani, manusia tidak dideterminasi untuk
memilih seperti yang terjadi pada makhluk lain infra rohani. Ketiga, karena disposisi ini
merupakan hasil karya akal budi, maka keterarahan dihasilkan juga rasional. Keempat
orang yang memiliki keutamaan menurut Aristoteles adalah orang yang telah mencapai
taraf kehidupan etis yang nyata juga sebagai hasil belajar5
.
Tokoh utaman yang berjasa dalam memberi nilai baru bagi etika keutamaan adalah
Alasdair Macintyre. Pandangannya dikemukakan dalam karya buku berjudul After
Virtue: A Study in Moral Theori (1981). Dalam buku After Virtue Macintyre
mempertanyakan secara aktual beretika dan mengkritik mazhab analitis modernitas liberal
penopangnya6
.
1.2.6. Keutamaan Dan Kegiatan Bermakna
Apa yang dimaksud Macintyre dengan kegiatan bermakana, menurut Macintyre
kegiatan bermakna bermaksud menekankan segenap bentuk kompleks dan koheren
kegiatan manusia komperatif yang dimantapkan secara sosial; melalui kegiatan bermakna.
Kemampuan manusia untuk mencapai manusia keutamaan dan paham manusia tentang
tujuan nilai-nilai yang terkait, diperluas secara sistematis
5
Frans Ceunfin, Lic, Op.,Cit, hlm 109-110
6
Frans Ceunfin, Lic, Op.,Cit hlm 110.
Secara hakikatnya kegiatan bermakna adalah suatu kegiatan yang mempunyai
maksud sosial yang diatur dengan aturan formal maupun non formal dan merupakan
kesatuan bermakna, misalnya bermain catur, bercocok tanam, penelitian sejarah dan
membuka usaha pedagang. Hal ini pun merupakan keutamaan yang termaksud kegiatan
bermakna itu sendiri. Kegiatan bermakna memiliki maksud dan tujuan yang baik misalnya
bermain bola, tentu saja permainan ini bukan hanya sekedar bermain tetapi memiliki
tujuannya yakni kemenangan. Hal inilah yang dimaksud dengan kegiatan bermakna yang
melahirkan keutamaan dalam setiap pribadi manusia. Kegiatan bermakna memiliki nilai
internal misalnya main bola adalah menyenangkan, dan mempunyai nilai eksternal
misalnya bahwa kalau menang gensi kelup akan naik.
Dua macam nilai internal dalam kegiatan bermakna pertama mutunya, kualitasnya
excellency-nya (misalnya kami main bola). Kedua, adalah bahwa kegiatan bermakna itu
bernilai bagi setiap manusia. Dengan demikian sebuah kegiatan bermakna mengandaikan
setandar-setandar mutu (standards of excellence) dan ketaatan terhadap aturan yang
menentunya serta pencapaian sesuatu yang bernilai. Keutamaan yang dimaksudkan
sebenarnya adalah mutu (excellency) kemampuan, kekuatan seseorang dalam
berpartisipasi dalam sebuah kegiatan bermakna.
Ada tiga keutamaan yang menurut Macintyre tidak bisa tidak harus kalau sebuah
kegiatan bermakna mau mencapai mutu internalnya yaitu kejujuran, kepercayaan dan
keadilan, keberanian. Keadailan menuntut agar orang lain diperlakukan menurut jasa atau
pahalanya sesuai dengan setandar-setandar kegiatan bermakna yang bersangkutan.
Dalam hal ini keberanian dibutuhkan karena kalau orang mengalami perlawanan, mundur
dari melakukan bagiannya dalam kegiatan bermakna tentu kegiatan itu tidak dapat
berhasil. Dapat dikatakan bahwa kejujuran, keadilan dan keberanian merupakan
keutamaan yang sungguh-sungguh dalam kehidupan manusia.
1.2.7. Keutamaan Dan Kesatuan Naratif Kehidupan Seseorang
Memandang kehidupan seseorang sebagai kesatuan mengalami perlawanan dari
realitas sosial maupun filsafat. Ciri khas hidup moderen adalah bahwa kegiatan manusia
terbagi atas berbagai wilaya yang tanpak tidak mempunyai kaitan satu sama lain. filsafat
analitik memahami kegiatan manusia secara otomistik: kegiatan-kegiatan dan usaha
kompleks dianalisis dari komponen-komponennya.
Apa yang berlaku bagi setiap kegiatan berlaku bagi identitas seseorang seluruhnya.
Dalam segala tindak tanduk kegiatan bermakna. Manusia secara hakiki merupakan
makhluk yang menceritakan kisah-kisah (a story-telling animal).
Kesatuan adalah sebuah cerita yang terwujud dalam setiap kehidupan manusia. Hidup
orang tersebut satu karena merupakan satu cerita. Rumusan ini mengandaikan bahwa
manusia dan kehidupanya mempunyai suatu telos suatu tujuan internal sekaligus
merupakan nilai internal kehidupaanya. Makna suatu kehidupan dimengerti dari
sejarahnya yang harus terus dikisahkannya kembali sekaligus merupakan usaha untuk
mencapai tujuan yang hakiki.
Dengan demikian keutamaan bagi manusia menjadi lebih lengkap. Keutamaan
merupakan sikap dan kemampuan internal yang membuat kuat untuk mengejar cita-cita
kita, untuk tidak menyerah segala macam tantangan dan kesulitan, untuk tidak dialihkan
ke segala hal kesampingan, untuk tidak tercecer dalam usaha mengejar keutuhan sendiri.
1.2.8. Keutamaan Dan Tradisi
Macintyre mengembangkan satu konsep dasar yang utuh tentang keutamaan dalam
tiga tahap. Setiap tahap menyajikan satu fase dalam hidup moral dan menyertakan
pandangan-pandangan terdahulu tentang tradisi. Tahap pertama keutamaan dalam hidup
individu. Tahap kedua keutamaan dalam seluruh hidup. Tahap ketiga keutamaa-
keutamaan menghubungkan hidup individu dengan paguyuban. Setiap tahap
membutuhkan gagasan khusus tentang hal yang baik dan aturan-aturan moral tunduk pada
keutamaan7
. Hal yang dikatakan oleh Macintyre dalam keutamaan ini bahwa manusia
pada dasarnya adalah keutamaan itu sendiri. Artinya bahwa keutamaan itu dapat
direalisasikan melalui pengenbangan kemampuan dan talenta atau bakat yang dimilikinya.
Apakah itu tradisi? Macintyre menentang anggapan dan idiologis bahwa tradisi
adalah kepercayaaan irasional saja. Sebaliknya menurut Macintyre tradisi yang semakin
hidup sebagian merupakan debat diskursus terus menerus tentang manakah nilai-nilainya
yang sebenarnya. Jadi sebuah tradisi yang masih hidup adalah suutu perdebatan yang
lansung dalam sebuah komunitas dalam dimensi sejarah, jadi Macintyre menentang
anggapan dan idiologis bahwa tradisi adalah kepercayaaan irasional saja.
Apa yang memperkuat dan memperlemah tradisi-tradisi? Pertama-tama adalah
pelaksanaan atau tidak adanya pelaksanaan keutamaan-keutamaan yang relevan.
Kekurangan keadilan, kekurangan kejujuran, kekurangan keberanian, kekurangan
keutamaan-keutamaan intelektual relevan, itulah yang mengkorupsikan tradisi-tradisi dan
kegiatan bermakna yang memperoleh hidup dari tradisi-tradisi yang mendapat wujud
konterporer. Dengan demikian bagi Macintyre juga jelas bahwa masih ada satu keutamaan
yang harus ditamba, yaitu keutamaan bahwa orang mempunyai kesadaran memadai
tradisi-tradisi.
Bagi Macintyre tradisi adalah penyadang kebaikan-kebaikan manusia yang membuat
eksistensi manusia pantas menjadi manusia. Tradisi adalah satu argumen yang
berkembang secara historis diejawantahkan secara sosial dan satu argumen kebaikan-
kebaikan yang bentuk tradisi. Tradisi tersebut dapat dimengerti lewat pelaksanaan
keutamaan-keutamaan, yaitu kualitas-kualitas yang pemilikannya akan memunkinkan
individu menuju eudaimonia dan ketiadaannya akan mengalami usaha meraih telos8
.
7
Frans Ceunfin, Lic, Op., Cit, hlm 114
8
Op.,Cit, hlm 120
Dengan demikian kita mempunyai pengertian keutamaan dalam semua dimensi:
sebagai kemampuan manusia untuk merealisasikan apa yanng menjadi tujuan internalnya,
melalui kegiatan-kegiatan bermakna di mana ia berpartisipasi, dalam cakrawala kehidupan
pribadinya sebagai sebuah keseluruhan dan keutuhannya. Keutamaan mewujudkan
kemampuan-kemampuan manusia untuk menjadi manusia yang bermakna dan manusia
yang utuh. Kabaikan manusia merupakan keutamaannya. Keutamaan tersebut terwujud
dalam dirinya apabila dirinya mampu mengembangkan dan merealisasikan dengan nyata
kemampuan yang di milikinya seperti, kemampuan bermain musik, kemampuan dalam
bidang akademik dan kemampuan lainya.
Macintyre mengkritik Aristoteles berdasarkan dua alasan, pertama pandangan
teologis tentang yang baik mengandaikan satu biologi metefisika yang tak dibenarkan ilmu
pengetahuian moderen. Kedua pengertian kodrat manusia dan keutamaan-keutamaan
bersifat historis. Pengertian Aristoterles tantang kodrat manusia ternyata keliru, mengapa
karena tidak menghargai pentingnya kebudayaan dan jati diri manusia9
.
1.2.9. Kembali Ke Etika Keutamaan
Dalam perspektif ini filsafat etika bertanya; bagaimana manusia harus hidup.
Pertanyaaan ini sangat fungsional dan fundamental ketika manusia mempertanyakan
keidentitasannya. Jawaban yang diberikan oleh etika tradisional adalah: jadilah orang
utama. Bangunlah keutamaan-keutamaan yaitu kemampuan-kemampuan untuk menjadi
semakin utuh dan sempurna. Dengan demikian mengarahkan fokus etika yang sejak
Imanuel Kant terarah ke hal kewajiban, kembali ke hal keutamaan10
. Manusia utama
adalah orang yang mampu mengembangkan kemampuanya seperti mengembangkan
talentanya dengan kemutlakannya. Artinya bahwa kemampuan-kemampuan yang
dimilikinya harus merealisasikan dalam kehidupan sehari-harinya.
Manusia utama itu apa? dalam buku After Virtue yang ditulis oleh Macintyre
memperlihatkan bahwa tidak munkin memberikan jawaban yang abstrak atas pertanyaan
tersebut. Jawaban secara hakiki tergantung dari pandangan dunia, keyakinan-keyakinan
dan nilai-nilai komunitas yang bersangkutan11
.
Bagi Macintyre jelas bahwa kalau manusia mau kembali ke sebuah moralitas yang
taat asas dan masuk akal manusia harus kembali ke tradisi-tradisi yang mempunyai
pandangan tentang apa dan siap manusia. dari pandangan itu manusia merumuskan
keutamaan-keutamaan, artinya kecakapan dan kemampuan dasar yang perlu
dikembangkan manusia aga mampu mengusahakan realisasi kepenuhan hakikat
kemanusiaan dalam dirinya sendiri.
9
Op., Cit, hlm 118
10
Franz Magnis-Suseno, Etika Abad Kedua Puluh 20 (Yogyakarta: Kanisius 2006) hlm 208
11
Ibid,.
Masih ada satu hal yang menjadi jelas bagi Macintyre yaitu usaha pencerahan utuk
mencari pendasaran rasional bagi moralitas tidak hanya gagal karena ia melepaskan
gambaran tentang makna kemanusiaanya.
Menanggapi pemikiran Macintyre tentang etika, satu kenyataan mencolok:
sumbangan terpenting Macintyre mengangkat kembali masalah dasar dalam etika yang
dalam etika konterporer sebelumnya.
3. Kesimpulan
Keutamaan adalah kekuatan atau kemampuan yang ada dalam diri setiap manusia untuk
membangun kehidupannya menjadi manusia utuh dan sempurna. Menjadai manusia utama
adalah mampu mengembangkan kemampuannya dalam realitas kehidupan sehari-harinya.
Keutamaan itu terwujud dalam kehidupan seseorang apa bila dirinya mampu memaknainya
dengan baik dan benar. Misalnya kemapuan bermain musik, bermain musik bukan hanya
menyenangkan dirinya sendiri tetapi juga menyenangkan orang lain. Artinya bahwa
keutamaan yang ada dalam diri setiap manusia merupakan keutamaan untuk mambawa
kehidupannya menjadi manusia yang selalu mengejar telos atau tujuan. Tujuan tersebut
adalah hakikat dari keutuhan manusia itu sendiri.
Alasdair Macintyre mengenbangkan teori keutamaan dengan sebuah kesatuan
disposisi-disposisi yang menopang kehidupan manusia untuk mengejar telosnya atau
tujuannya dengan keterarahan kepada tindakan kebaikan. Keutamaan itu ada dalam setiap
orang ketika dirinya mampu mengembangkan bakat/talenta dan kemapuannya, untuk
keutuhan dalam dirinya.
4. Daftar Pustaka
Lic Ceunfin, Frans, Etika, (STFK Ledalero: Maumere 2005)
Suseno, Magnis- Franz, Etika Abad Ke Dua Puluh 20 (Yogyakarta: Kanisius 2006)
Bertens, K. Pengantar Etika Bisnis (Yogyakarta: Kanisius 2000)
Baghi, Felix, Alteritas Pengakuan, Hospitalitas, Persahabatan, Etika Politik Dan
Posmodernisme. (Maumere: Ledalero 2012)

More Related Content

SMINAR FILSAFAT ETIKA.docx

  • 1. KEMBALI KE KEUTAMAAN ALASDAIR MANCINTYRE Mata Kuliah Seminar Filsafat Etika varianuswolda@gmai.com Wolda Varianus 1.1. Pengantar Memahami tentang Filsafat Etika Keutamaan merupakan suatu jalan kekuatan dan kemampuan manusia untuk mengatur kehidupannya. Filsafat Etika dipahami sebagai dasar pembentuk diri (self) manusia. Hal ini pun dikatakan karena etika itu merupakan ajaran tentang keseluruhan tindakan manusia baik dan buruknya perbuatan tersebut, dan sebagai arahan untuk menjadi manusia yang baik dan bermoral. Filsafat merupakan proses untuk berpikir kritis, absolut, metodis dan rasional untuk mencari sesuatu yang menjadi tujuan keidentitasannya. Etika menjadi model keutamaan dalam pribadi manusia yang pada dasarnya melakukan apa yang baik dan tepat, untuk tanggung jawabnya. Dalam bahasa latin kata keutamaan atau kebajikan adalah virtus yang diturunkan dari kata vis yang berarti kekuatan dalam bentuk apa saja. Tetapi dalam arti sempit kata virtus berkaitan dengan kekuatan manusia, yaitu kualitas tertentu yang dimiliki manusia yang memunkinkan dia melakukan karya tertentu atas cara mulia dan terpuji1 . Keutamaan merupakan suatu disposisi yang mengarah pada tindakan-tindakan manusia yang cenderung melakuakan perbuatan kebaikan dan tetap, artinya bahwa tindakan-tindakan tersebut mewujudkan keutamaan-keutamaan yang mengatur kehidupan manusia. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, tentu manusia terus mencari dan meggali secara mendalam tentang corak kehidupan manusia tentang bagimana dirinya harus hidup. Menurut etika tradisional manusia hidup pertama-tama harus menjadi manusia utama, artinya bahwa dalam konteks perkembangan seseoranng bahwa menjadi manusia yang utuh pertama dan utama harus memiliki dasar keutamaan dalam mengembangkan kemampuan yang ada dalam dirinya dan bakat yang dimilikinya. Manusia utama adalah manusia yang berpotensi untuk mengembangkan segala kemampuan-kemampuanya untuk membanngun kehidupan yang utuh dan sempurna. Dalam buku Etika Abad ke 20, Macintyre mengatakan bahwa manusia utama itu apa? Pertanyaan ini sering kali dilontarkan oleh setiap manusia yang menjadi tujuan kehidupannya. Menurut Macintyre manusia utama adalah manusia yang mampu mengembangkan bakat dan talenta yang ada dalam diri setiap manusia. Artinya bahwa melalui perkembangan talenta tersebut ia menjadi manusia utama, dan keutamaanya itu terdapat dalam kemampuannya. Dengan demikian menjadi manusia utama pertama-tama adalah mengebangkan dan merealisasikan dengan tindakan nyata kemampuan-kemampuan yang ada dalam dirinya agar keutamaan tersebut dapat terwujud dalam realitas kehidupan sehari-harinya. 1 Frans Ceunfin, Lic, Etika, (Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero-Maumere 2005) hlm 107
  • 2. 1.2. Pembahasan 1.2.1. Latar Belakang Alasdair Macintyre adalah seorang filosof Irlandia yang lahir pada tahun 1929 . Ia juga perna menjadi dosen di univesitas oxfor, lalu pindah ke Amerika serikat dan menjadi profesor di universistas Vaderbilt di Tennese, dan mempublikasikan sebuah buku yang berjudul Avter Virture yang menjadi pokok bahasan luas. Dalam hal ini Macintyre mengemukankan bahwa etika pasca tradisional sudah gagal; mengapa? Karena akibat ikonsistensi yang mendasar. Atinya bahwa di satu pihak dipakai paham moral yang berasal dari tradisi yang lebih dahulu. Buku after virtue karya Alasdair Macintyre menjadi sebuah serangan tak tersangka terhadap seluruh arab terjang etika 300 tahun terahir. Serangan ini oleh sekelompok pemikir Anglo-Saksian yang kemudian sering dikelompokan sebagai kaum komunitaris2 . 1.2.2. Apa Yang Adil: Etika Di Jalan Yang Buntu Dalam pembahasan ini Macintyre menggagas suatu persoalan yang sering kali terjadi dalam realitas kehidupan manusia, antara lain persoalan tentang ketidakadilan dan persoalan tentang ketidaksamaan pembagian harta kekayaan. Dalam hal ini persoalan ketidakadilan sering kali muncul dalam kehidupan manusia. Untuk mengklarifikasi persoalan ini tentu penulis menggunakan metode analisis, yang demikian bahwa ketidakadilan merupakan suatu tindakan yang menyebabkan pertentangan antara manusia pertama dengan manusia lain. Artinya bahwa ketidakadilan itu menuntut hak dan kewajiban untuk bertindak adil. Hakikat keadilan sering kali dipertanyakan oleh semua orang bahwa apakah keadilan itu? pertama-tama keadilan harus dilaksanakan. Jadi keadilan tidak diharapkan saja. Keadilan mengingatkan kita sehingga kita mempuanyai kewajiban3 . Konfik antara ketidakadilan dan ketidakasamaan, dalam filsafat diwakilli oleh Robert Nozik disatu pihak dan John Rawls dilain pihak. Menurut Ralws ketidaksamaan dalam kekayaan hanya dapat dibenarkan apa bila mereka yang paling miskin lebih beruntung dari ketidaksamaan dari pada kekayaan dibagi lebih merata tanpa mempertanyakan apakah kekayaan itu diproleh secara sah atau tidak. Menurut Nozik pembagian kekayaan adalah adil asal diproleh secara sah. Keadilan adalah energi yang meminta untuk mengungkapkan dan memperjuangkannya. Keadilan juga menuntut jawaban dari manusia. Dan keadilan tidak mempunyai kekuatan pendukung. Ia tidak memiliki instusi dan tidak mempunyai aparatur 2 Franz Magnis-Suseno, Etika Abad Ke Dua Puluh, (Yogyakarta: Kanisius 2006) hlm 207. 3 K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis (Yogyakarta: Kanisius 2000) hlm 87
  • 3. yang mewajibkannya seperti hakim, jaksa atau polisi. Ia tidak mempunyai tempat untuk bersandar4 . 1.2.3. Kegagalan Proyek Pencerahan Apakah itu proyek pencerahan? Menurut Macintyre proyek pencerahan adalah menyediakan bagi debat dalam publik tolak ukur dan metode pembenaran rasional, bertindak alternafif dalam setiap bidang dapat dinilai sebagai adil dan tidak adil, rasional atau tidak rasional. Proyek pencerahan adalah menggantikan kepercayaan pada otoritas agama, para bijak, raja, dan tradisi, dengan akal budi, pembenaran pada prinsip-prinsip rasional universal. Dalam bidang etika proyek pencerahan itu berarti bahwa dua pengandaian etika sebelumnya tidak diterima lagi, pandangan Aristoteles, Agama Kristiani dan abad pertengahan bahwa manusia mempunyai tujuan internal suatu tujuan terakhir, dan keyakinan Kristiani yang pada Tohmas Aquinas menyatu pada pegangan dan pertama dibawa orang wajib hidup secara moral karena Allah memerintahkannya. Dengan demikian filsafat sejak zaman pencerahan berhadapan dengan masalah untuk memberikan pendasaran baru, pendasaran rasional pada tuntutan-tuntutan moral Macintyre menunjukan bahwa pada hakikatnya etika pasca tradisional hanya memberikan tiga macam jawaban misalnya atas pertanyaan mengapa mansuai harus bertindak adil; karena kewajiban; sedangkan menurut Kant dalam etika ontologis mengatakan keadilan menghasilkan kebahagiaan. Tetapi menurut Macintyre usaha etika pasca tradisional gagal secara mencolok; mengapa gagal pertama karena masing-masing jawaban ini dijatuhkan. Kedua karena tiga jawaban itu tidak dapat disesuaikan satu sama lain. 1.2.4. Struktur Moralitas Pra- Pencerahan Menurut Macintyre Moralitas abad pertengahan Eropa memiliki satu struktur yang sudah dianalisis oleh Aristoteles dalam Etika Nicimacheia (9181,50). Dasar struktur itu adalah perbedaan fundamental antara manusia-seadanya (man as he hapens to be) dan manusia yang munkin seandainya kodrat hakikatnya (man as he could beif he realised his essential nature).Jadi manusia dan dalam pandangan metafisika tradisional segenap makhluk, yang berada dalam perjalanan antara realitas yang kebetulan pada saat mencapai realitasnya yang sepenuhnya, tujuannya kesempurnaannya menurut kodratnya. Dalam hal ini etika adalah ilmu yang memunkinkan manusia untuk mengerti bagai mana ia dapat melakukan peralihan dari yang pertama ke yang kedua. Namun etika pasca-tradisisonal itu hancur berkeping-keping mengapa? karena ia mengaliminasi unsur ketiga telos. 1.2.5. Kembali Ke Keutamaan 4 Felix Baghi, Alteritas Pengakuan, Hospitalitas, Persahabatan, Etika Politik Dan Posmodernisme. (Maumere: Ledalero 2012) hlm 2.
  • 4. Apa itu keutamaan? Kata keutamaan adalah terjemahan dari kata Yunaniarete dan latin virtue dalam bahasa inggris virtuous biasa diterjemahkan dengansaleh. Dalam bahasa barat virtue dikaitkan dengan kesalehan dan mempunyai arti moral kental. Dalam budaya Yunani kuno arete berarti kekuatan atau kemampuan, misalnya kemampuan untuk berperang kemampuan untuk berbain bola dan banyak hal yang ada dalam kehidupan manusia. Arete adalah kemampun manusia untuk melakukan perannya dengan baik. Sedangkan menurut Aristoteles arete adalah kemampuan manusia untuk malakukan perannya sebagai manusia, untuk memcapai telos-nya, tujuan internalnya. Jadi keutamaan itu suatu kegiatan bermakna atau kemampuan suatu Excel lence. Kata utama menunjukan pada kemampuan manusia untuk membawa dirinya sebagai manusia yang utuh dan sempurna. Manusia utama adalah manusia yang luhur kuat, kuasa untuk menjalankan apa yang baik dan tepat, untuk melakukan tanggung jawabnya. Maka kata keutamaan diartikan sebagai virtue yang artinya kekuatan dan kemampuan. Untuk lebih memahami pandangan ini menurut Macintyre kerangka yang harus dipakai untuk dimengerti manusia adalah paham tentang kegiatan bermakna. Kegiatan bermakna adalah kegiatan yang dapat membangun kehidupan manusia menjadi manusia yang mencapai tujuan yaitu kebahagiaan dan menjadi keutamaan dalam dirinya. Misalnya kegiatan bermain catur, menanam sayur, pertemuan kelompok dan lainnya. Itu semua merupakan bentuk dari kegiatan bermakna yang membangun kehidupan manusia menjadi utuh dan bermakna. Ada beberapa hal yang merupakan hasil keutamaan. Pertama, orang yang memiliki keutamaan adalah melakukan perbuatan yang pantas secara tepat tanpa keraguan dan konflik dalam batin. Kedua sebagai makhluk rohani, manusia tidak dideterminasi untuk memilih seperti yang terjadi pada makhluk lain infra rohani. Ketiga, karena disposisi ini merupakan hasil karya akal budi, maka keterarahan dihasilkan juga rasional. Keempat orang yang memiliki keutamaan menurut Aristoteles adalah orang yang telah mencapai taraf kehidupan etis yang nyata juga sebagai hasil belajar5 . Tokoh utaman yang berjasa dalam memberi nilai baru bagi etika keutamaan adalah Alasdair Macintyre. Pandangannya dikemukakan dalam karya buku berjudul After Virtue: A Study in Moral Theori (1981). Dalam buku After Virtue Macintyre mempertanyakan secara aktual beretika dan mengkritik mazhab analitis modernitas liberal penopangnya6 . 1.2.6. Keutamaan Dan Kegiatan Bermakna Apa yang dimaksud Macintyre dengan kegiatan bermakana, menurut Macintyre kegiatan bermakna bermaksud menekankan segenap bentuk kompleks dan koheren kegiatan manusia komperatif yang dimantapkan secara sosial; melalui kegiatan bermakna. Kemampuan manusia untuk mencapai manusia keutamaan dan paham manusia tentang tujuan nilai-nilai yang terkait, diperluas secara sistematis 5 Frans Ceunfin, Lic, Op.,Cit, hlm 109-110 6 Frans Ceunfin, Lic, Op.,Cit hlm 110.
  • 5. Secara hakikatnya kegiatan bermakna adalah suatu kegiatan yang mempunyai maksud sosial yang diatur dengan aturan formal maupun non formal dan merupakan kesatuan bermakna, misalnya bermain catur, bercocok tanam, penelitian sejarah dan membuka usaha pedagang. Hal ini pun merupakan keutamaan yang termaksud kegiatan bermakna itu sendiri. Kegiatan bermakna memiliki maksud dan tujuan yang baik misalnya bermain bola, tentu saja permainan ini bukan hanya sekedar bermain tetapi memiliki tujuannya yakni kemenangan. Hal inilah yang dimaksud dengan kegiatan bermakna yang melahirkan keutamaan dalam setiap pribadi manusia. Kegiatan bermakna memiliki nilai internal misalnya main bola adalah menyenangkan, dan mempunyai nilai eksternal misalnya bahwa kalau menang gensi kelup akan naik. Dua macam nilai internal dalam kegiatan bermakna pertama mutunya, kualitasnya excellency-nya (misalnya kami main bola). Kedua, adalah bahwa kegiatan bermakna itu bernilai bagi setiap manusia. Dengan demikian sebuah kegiatan bermakna mengandaikan setandar-setandar mutu (standards of excellence) dan ketaatan terhadap aturan yang menentunya serta pencapaian sesuatu yang bernilai. Keutamaan yang dimaksudkan sebenarnya adalah mutu (excellency) kemampuan, kekuatan seseorang dalam berpartisipasi dalam sebuah kegiatan bermakna. Ada tiga keutamaan yang menurut Macintyre tidak bisa tidak harus kalau sebuah kegiatan bermakna mau mencapai mutu internalnya yaitu kejujuran, kepercayaan dan keadilan, keberanian. Keadailan menuntut agar orang lain diperlakukan menurut jasa atau pahalanya sesuai dengan setandar-setandar kegiatan bermakna yang bersangkutan. Dalam hal ini keberanian dibutuhkan karena kalau orang mengalami perlawanan, mundur dari melakukan bagiannya dalam kegiatan bermakna tentu kegiatan itu tidak dapat berhasil. Dapat dikatakan bahwa kejujuran, keadilan dan keberanian merupakan keutamaan yang sungguh-sungguh dalam kehidupan manusia. 1.2.7. Keutamaan Dan Kesatuan Naratif Kehidupan Seseorang Memandang kehidupan seseorang sebagai kesatuan mengalami perlawanan dari realitas sosial maupun filsafat. Ciri khas hidup moderen adalah bahwa kegiatan manusia terbagi atas berbagai wilaya yang tanpak tidak mempunyai kaitan satu sama lain. filsafat analitik memahami kegiatan manusia secara otomistik: kegiatan-kegiatan dan usaha kompleks dianalisis dari komponen-komponennya. Apa yang berlaku bagi setiap kegiatan berlaku bagi identitas seseorang seluruhnya. Dalam segala tindak tanduk kegiatan bermakna. Manusia secara hakiki merupakan makhluk yang menceritakan kisah-kisah (a story-telling animal). Kesatuan adalah sebuah cerita yang terwujud dalam setiap kehidupan manusia. Hidup orang tersebut satu karena merupakan satu cerita. Rumusan ini mengandaikan bahwa manusia dan kehidupanya mempunyai suatu telos suatu tujuan internal sekaligus merupakan nilai internal kehidupaanya. Makna suatu kehidupan dimengerti dari
  • 6. sejarahnya yang harus terus dikisahkannya kembali sekaligus merupakan usaha untuk mencapai tujuan yang hakiki. Dengan demikian keutamaan bagi manusia menjadi lebih lengkap. Keutamaan merupakan sikap dan kemampuan internal yang membuat kuat untuk mengejar cita-cita kita, untuk tidak menyerah segala macam tantangan dan kesulitan, untuk tidak dialihkan ke segala hal kesampingan, untuk tidak tercecer dalam usaha mengejar keutuhan sendiri. 1.2.8. Keutamaan Dan Tradisi Macintyre mengembangkan satu konsep dasar yang utuh tentang keutamaan dalam tiga tahap. Setiap tahap menyajikan satu fase dalam hidup moral dan menyertakan pandangan-pandangan terdahulu tentang tradisi. Tahap pertama keutamaan dalam hidup individu. Tahap kedua keutamaan dalam seluruh hidup. Tahap ketiga keutamaa- keutamaan menghubungkan hidup individu dengan paguyuban. Setiap tahap membutuhkan gagasan khusus tentang hal yang baik dan aturan-aturan moral tunduk pada keutamaan7 . Hal yang dikatakan oleh Macintyre dalam keutamaan ini bahwa manusia pada dasarnya adalah keutamaan itu sendiri. Artinya bahwa keutamaan itu dapat direalisasikan melalui pengenbangan kemampuan dan talenta atau bakat yang dimilikinya. Apakah itu tradisi? Macintyre menentang anggapan dan idiologis bahwa tradisi adalah kepercayaaan irasional saja. Sebaliknya menurut Macintyre tradisi yang semakin hidup sebagian merupakan debat diskursus terus menerus tentang manakah nilai-nilainya yang sebenarnya. Jadi sebuah tradisi yang masih hidup adalah suutu perdebatan yang lansung dalam sebuah komunitas dalam dimensi sejarah, jadi Macintyre menentang anggapan dan idiologis bahwa tradisi adalah kepercayaaan irasional saja. Apa yang memperkuat dan memperlemah tradisi-tradisi? Pertama-tama adalah pelaksanaan atau tidak adanya pelaksanaan keutamaan-keutamaan yang relevan. Kekurangan keadilan, kekurangan kejujuran, kekurangan keberanian, kekurangan keutamaan-keutamaan intelektual relevan, itulah yang mengkorupsikan tradisi-tradisi dan kegiatan bermakna yang memperoleh hidup dari tradisi-tradisi yang mendapat wujud konterporer. Dengan demikian bagi Macintyre juga jelas bahwa masih ada satu keutamaan yang harus ditamba, yaitu keutamaan bahwa orang mempunyai kesadaran memadai tradisi-tradisi. Bagi Macintyre tradisi adalah penyadang kebaikan-kebaikan manusia yang membuat eksistensi manusia pantas menjadi manusia. Tradisi adalah satu argumen yang berkembang secara historis diejawantahkan secara sosial dan satu argumen kebaikan- kebaikan yang bentuk tradisi. Tradisi tersebut dapat dimengerti lewat pelaksanaan keutamaan-keutamaan, yaitu kualitas-kualitas yang pemilikannya akan memunkinkan individu menuju eudaimonia dan ketiadaannya akan mengalami usaha meraih telos8 . 7 Frans Ceunfin, Lic, Op., Cit, hlm 114 8 Op.,Cit, hlm 120
  • 7. Dengan demikian kita mempunyai pengertian keutamaan dalam semua dimensi: sebagai kemampuan manusia untuk merealisasikan apa yanng menjadi tujuan internalnya, melalui kegiatan-kegiatan bermakna di mana ia berpartisipasi, dalam cakrawala kehidupan pribadinya sebagai sebuah keseluruhan dan keutuhannya. Keutamaan mewujudkan kemampuan-kemampuan manusia untuk menjadi manusia yang bermakna dan manusia yang utuh. Kabaikan manusia merupakan keutamaannya. Keutamaan tersebut terwujud dalam dirinya apabila dirinya mampu mengembangkan dan merealisasikan dengan nyata kemampuan yang di milikinya seperti, kemampuan bermain musik, kemampuan dalam bidang akademik dan kemampuan lainya. Macintyre mengkritik Aristoteles berdasarkan dua alasan, pertama pandangan teologis tentang yang baik mengandaikan satu biologi metefisika yang tak dibenarkan ilmu pengetahuian moderen. Kedua pengertian kodrat manusia dan keutamaan-keutamaan bersifat historis. Pengertian Aristoterles tantang kodrat manusia ternyata keliru, mengapa karena tidak menghargai pentingnya kebudayaan dan jati diri manusia9 . 1.2.9. Kembali Ke Etika Keutamaan Dalam perspektif ini filsafat etika bertanya; bagaimana manusia harus hidup. Pertanyaaan ini sangat fungsional dan fundamental ketika manusia mempertanyakan keidentitasannya. Jawaban yang diberikan oleh etika tradisional adalah: jadilah orang utama. Bangunlah keutamaan-keutamaan yaitu kemampuan-kemampuan untuk menjadi semakin utuh dan sempurna. Dengan demikian mengarahkan fokus etika yang sejak Imanuel Kant terarah ke hal kewajiban, kembali ke hal keutamaan10 . Manusia utama adalah orang yang mampu mengembangkan kemampuanya seperti mengembangkan talentanya dengan kemutlakannya. Artinya bahwa kemampuan-kemampuan yang dimilikinya harus merealisasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Manusia utama itu apa? dalam buku After Virtue yang ditulis oleh Macintyre memperlihatkan bahwa tidak munkin memberikan jawaban yang abstrak atas pertanyaan tersebut. Jawaban secara hakiki tergantung dari pandangan dunia, keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai komunitas yang bersangkutan11 . Bagi Macintyre jelas bahwa kalau manusia mau kembali ke sebuah moralitas yang taat asas dan masuk akal manusia harus kembali ke tradisi-tradisi yang mempunyai pandangan tentang apa dan siap manusia. dari pandangan itu manusia merumuskan keutamaan-keutamaan, artinya kecakapan dan kemampuan dasar yang perlu dikembangkan manusia aga mampu mengusahakan realisasi kepenuhan hakikat kemanusiaan dalam dirinya sendiri. 9 Op., Cit, hlm 118 10 Franz Magnis-Suseno, Etika Abad Kedua Puluh 20 (Yogyakarta: Kanisius 2006) hlm 208 11 Ibid,.
  • 8. Masih ada satu hal yang menjadi jelas bagi Macintyre yaitu usaha pencerahan utuk mencari pendasaran rasional bagi moralitas tidak hanya gagal karena ia melepaskan gambaran tentang makna kemanusiaanya. Menanggapi pemikiran Macintyre tentang etika, satu kenyataan mencolok: sumbangan terpenting Macintyre mengangkat kembali masalah dasar dalam etika yang dalam etika konterporer sebelumnya. 3. Kesimpulan Keutamaan adalah kekuatan atau kemampuan yang ada dalam diri setiap manusia untuk membangun kehidupannya menjadi manusia utuh dan sempurna. Menjadai manusia utama adalah mampu mengembangkan kemampuannya dalam realitas kehidupan sehari-harinya. Keutamaan itu terwujud dalam kehidupan seseorang apa bila dirinya mampu memaknainya dengan baik dan benar. Misalnya kemapuan bermain musik, bermain musik bukan hanya menyenangkan dirinya sendiri tetapi juga menyenangkan orang lain. Artinya bahwa keutamaan yang ada dalam diri setiap manusia merupakan keutamaan untuk mambawa kehidupannya menjadi manusia yang selalu mengejar telos atau tujuan. Tujuan tersebut adalah hakikat dari keutuhan manusia itu sendiri. Alasdair Macintyre mengenbangkan teori keutamaan dengan sebuah kesatuan disposisi-disposisi yang menopang kehidupan manusia untuk mengejar telosnya atau tujuannya dengan keterarahan kepada tindakan kebaikan. Keutamaan itu ada dalam setiap orang ketika dirinya mampu mengembangkan bakat/talenta dan kemapuannya, untuk keutuhan dalam dirinya. 4. Daftar Pustaka Lic Ceunfin, Frans, Etika, (STFK Ledalero: Maumere 2005) Suseno, Magnis- Franz, Etika Abad Ke Dua Puluh 20 (Yogyakarta: Kanisius 2006) Bertens, K. Pengantar Etika Bisnis (Yogyakarta: Kanisius 2000) Baghi, Felix, Alteritas Pengakuan, Hospitalitas, Persahabatan, Etika Politik Dan Posmodernisme. (Maumere: Ledalero 2012)