3.
1)Menurut pendapatmu, siapakah yang dikatakan
inspirator bangsa?
Ki Hajar Dewantara
2) Apakah kamu mengenal seseorang atau tokoh yang
telah berjasa pada bangsa dan negara indonesia?
Ya saya mengenal ki Hajar Dewantara sebagai bapak
pendidikan
Ki Hajar Dewantara: Bapak
Pendidikan Indonesia
4.
3) Apakah dia dapat dijadikan sebagai inspirator bangsa?
Berikan alasanmu!
Bisa, karena selain bapak pendidikan indonesia ia juga
sebagai penyemangat generasi muda pada masa sekarang
dan mendatang
4) Apakah kamu juga mengenal tokoh atau pahlawan yang
berasal dari daerahmu?
Contohnya di daerah Jamwa barat
1.Muhamad Toha
2.Otto Iskandar Dinata
5.
5) Mengapakah dia disebut pahlawan? Apakah jasa dan
prestasi yang pernah
diberikannya pada bangsa dan negara?
Dia juga selain pahlawan, ia mengabdi kepada bangsa
untuk mengusir para penjajah
6) Apakah pelajar, olahragawan, atau artis dapat juga
dikatakan sebagai inspirator bangsa?
Ya, karena mereka mengharumkan nama bangsa selain itu
juga untuk menjadi motivasi di masa akan datang
6.
7) Apakah pelajar, olahragawan, atau artis dapat juga
dikatakan sebagai inspirator bangsa?
Olahragawan:M.Ridwan (pemain sepak bola)
Artis:Iko Uwais (aktor)
Mereka walaupun berbeda propesi mereka juga dapat
menjadi contoh bagi kita
8) Mengapa kita tidak boleh melupakan jasa inspirator
bangsa?
Jika tidak ada mereka kita tidak akn seperti sekarang maka
kita tidak boleh melupakan inspirator bangsa
7.
9) Setujukah kamu dengan pernyataan bahwa Ki Hajar
Dewantara merupakan inspirator bangsa?
Setuju,karna dimasanya ia merupakan penyemangat
bagi bangsa kita
10) Berikan alasan mengapa kamu setuju atau tidak
setuju!
Ya,karna saya tidak akan melupakan jasa mereka yg
telah merebut kemerdekaan bagi kami semua
8. 1) Nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia
lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ia berasal dari lingkungan keluarga
Keraton Yogyakarta. Meskipun demikian, ia sangat sederhana dan ingin dekat
dengan rakyatnya. Ketika berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka,
Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara.
Tujuannya berganti nama adalah agar ia dapat bebas dekat dengan rakyatnya.
2) Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan
dan pengabdian pada kepentingan bangsa dan negara. Ki Hajar Dewantara
menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan
pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera). Ia tidak dapat menamatkan
pendidikan di sekolah tersebut karena sakit. Setelah itu, ia bekerja sebagai wartawan
di beberapa surat kabar, seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia,
Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif,
tajam, dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi
pembacanya.
BIOGRAFI KI HAJAR
DEWANTARA
9. 3) Ki Hajar Dewantara juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada tahun
1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan
menggugah kesadaran masyarakat Indonesia. Ia selalu menyampaikan tentang
pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Pada tanggal
25 Desember 1912, ia mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang
beraliran nasionalisme Indonesia) bersama dengan Douwes Dekker (Dr. Danudirdja
Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo. Akan tetapi, organisasi ini ditolak oleh
pemerintahan Belanda karena dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalisme
rakyat dan menggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.
4) Semangat Ki Hajar Dewantara terus menggebu. Pada bulan November 1913 ia
membentuk Komite Bumipoetra. Komite Boemipoetra melancarkan kritik
terhadap Pemerintah Belanda yang ingin merayakan seratus tahun kebebasan
Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya. Ki
Hajar Dewantara juga mengecam rencana perayaan itu melalui tulisannya yang
berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een
voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk SatuJuga). Akibat karangannya itu,
pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur
Jendral Idenburg menjatuhkan hukum buang (internering) ke Pulau Bangka
tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia di buang ke Negara Belanda bersama
kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun 1918 setelah memperoleh
Europeesche Akte.
10.
5) Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekan
seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional, yaitu Nationaal
Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa). Melalui
perguruan Taman Siswa dan tulisan-tulisannya yang berjumlah ratusan, Ki Hajar
Dewantara berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa
Indonesia. Ki Hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan,
Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama. Ki Hajar Dewantara tidak hanya
dianggap sebagai tokoh dan pahlawan pendidikan yang tanggal kelahirannya 2
Mei dijadikan hari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan
Pergerakan Nasional melalui surat keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959,
tanggal 28 November 1959. Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada tanggal
28 April 1959 di Yogyakarta. Untuk melestarikan nilai dan semangat perjuangan
Ki Hajar Dewantara, penerus Taman Siswa mendirikan museum Dewantara Kirti
Griya di Yogyakarta.
6) Sebagai pahlawan yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia, semangat dan jasa
Ki Hajar Dewantara sepantasnya dikenang dan tidak dilupakan. Semoga apa yang
dilakukannya itu dapat menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang
lebih baik.