際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Penyusun: 
1.Viktorianus viktor (Pembaca3) 
2.Yessy christien Adventura (Pembaca2) 
3.Yohana (Moderator) 
4.Veronika Uvik (Operator) 
5.Krisna Jayanti (Pembaca1)
A.Hakikat Strategi 
o Cravens (2001) strategi adalah rencana yang 
 
disatukan dan terintegrasi, menghubungkan 
keunggulan strategi organisasi dan dicapai melalui 
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi 
dimulai dengan konsep menggunakan sumber daya 
organisasi secara efektif dalam lingkungan yang 
berubah-ubah. 
o Kotler (2004) mengemukakan bahwa strategi adalah 
penempatan misi suatu organisasi, penetapan 
sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan 
eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan 
teknik tertentu untuk mencapai sasaran dan 
memastikan implementasinya secara tepat sehingga 
tujuan dan sasaran utama dari organisasi akan 
tercapai.
o Aliminsyah dan Pandji (2004) mengartikan bahwa 
strategi adalah wujud rencana yang terarah untuk 
memperoleh hasil yang maksimal. Dalam hal ini strategi 
dalam setiap organisasi merupakan suatu rencana 
keseluruhan untuk mencapai  
tujuan. Jadi organisasi tidak 
hanya memilih kombinasi yang terbaik, tetapi juga harus 
mengkoordinir berbagai macam elemen untuk 
melaksanakan kegiatannya secara efisien dan efektif. 
o Dengan demikian strategi adalah sarana yang digunakan 
untuk mencapai tujuan akhir dari suatu organisasi, 
namun strategi bukanlah sekedar suatu rencana, 
melainkan adalah rencana yang menyatukan. Strategi 
mengikat semua bagian yang ada dalam organisasi 
menjadi satu, sehingga strategi meliputi semua aspek 
penting dalam suatu organisasi, strategi itu terpadu dari 
semua bagian rencana yang harus serasi satu sama lain 
dan berkesesuaian.Tim organisasi tersebut bertanggung 
jawab dalam memajukan strategi yang mengacu pada 
hasil atau tujuan akhir.
Manajemen strategi merupakan rangkaian 
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan 
kinerja suatu organisasi atau instansi dalam jangka 
panjang yang meliputi, pengamatan  
lingkungan, 
rumusan strategi atau biasa disebut dengan 
perencanaan strategi jangka panjang, impelementasi 
strategi dan evaluasi serta pengendalian. 
Manajemen strategi menekankan pada 
pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman 
lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan 
suatu organisasi, namun demikian manajemen strategi 
tidak selalu membutuhkan proses.
Aliran dari strategi menyediakan pedoman luas 
untuk pengambilan keputusan suatu organisasi secara 
keseluruhan yang merupakan  
kebijakan untuk 
menghubungkan perumusan strategi dan 
implementasinya. Dalam implementasi strategi 
diharapkan dapat mewujudkan strategi kebijakan 
dalam tindakan melalui pengembangan program, 
anggaran dan prosedur, sehingga proses tersebut 
meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, 
struktur dan sistem manajemen dari suatu organisasi 
secara keseluruhan, serta diharapkan proses tersebut 
akan menghasilkan informasi hasil kerja yang perlu 
dievaluasi dan dikendalikan sebagai tindakan 
perbaikan dan tahapan pemecahan masalah.
Untuk mengembangkan budaya kualitas dari suatu 
sistem organisasi yang menghasilkan lingkungan yang 
kondusif bagi pembentukan dan penyempurnaan 
kualitas secara terus menerus  
yang terdiri dari filosofi, 
keyakinan, sikap, norma, nilai tradisi, prosedur dan 
harapan. 
Dapat disimpulkan bahwa tujuan penerapan strategi 
dalam suatu organisasi atau instansi adalah sebagai 
sarana untuk mencapai hasil akhir dengan 
merumuskan kebijakan dan teknik tertentu untuk 
mencapai sasaran tersebut dan memastikan 
implementasinya secara tepat.
B.Hakikat Kepemimpinan 
Pengertian Kepemimpinan 
 
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kepemimpinan 
adalah perihal memimpin/cara memimpin. 
Men.Rebecca Kepemimpinan bisa dirumuskan sebagai kiat 
mempengaruhi orang banyak agar mau bekerjasama 
memperjuangkan tujuan-tujuan yang ingin mereka capai. 
Rebecca kemudian menambahkan bahwa seorang pemimpin 
adalah penggerak ke arah usaha bersama yang terorganisasi. 
Berdasarkan paradigma tersebut mempengaruhi persepsi 
atau cara pandang kita mengenai orang-orang yang 
menempati posisi istimewa dan menjadi boss untuk 
mempengaruhi orang banyak. Hal ini tidak terlepas dari 
karateristik kualitas IQ dan Emotional Inteligent seorang 
pemimpin sebagai pribadi yang luar biasa yang 
membedakannya dari manusia-manusia lain.
 Kusnadi (2005) mengemukakan bahwa 
kepemimpinan tidak saja berarti pemimpin dan 
mempengaruhi orang-orang, tetapi juga pemimpin 
terhadap perubahan dan sumber aspirasi serta 
motivasi bawahan. 
 
 Winardi (2000) mengartikan bahwa kepemimpinan 
merupakan suatu kemampuan yang melekat pada 
diri seseorang yang memimpin, yang tergantung 
dari macam-macam, faktor-faktor intern maupun 
ekstern, diantaranya meliputi orang-orang; bekerja 
dari sebuah posisi organisatoris; dan timbul dalam 
sebuah situasi yang spesifik. Sehingga 
kepemimpinan timbul, apabila ketiga faktor tersebut 
saling mempengaruhi satu sama lain yaitu situasi 
dan posisi ada,orang-orangnya juga ada.
Beberapa implikasi dari berbagai definisi adalah : (1) 
kepemimpinan melibatkan orang lain yaitu pengikut. 
Sebagai akibat dari kesediaan menerima petunjuk dari 
seorang pemimpin. Anggota  
kelompok harus dapat 
memahami status pemimpinnya yang memungkinkan 
proses kepemimpinan berjalan dengan baik. (2) 
Kepemimpinan melibatkan kekuasaan yaitu 
kemampuan untuk menggunakan pengaruh artinya 
kemampuan untuk mengubah sikap dan tingkah laku 
individu atau kelompok. (3) Kepemimpinan melibatkan 
pengaruh (influence) yaitu tindakan tingkah laku yang 
menyebabkan perubahan sikap dan tingkah laku 
individu dan kelompok.
Gitosudarmo dan Sudita (2000) mengartikan bahwa 
kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting 
dalam mempengaruhi prestasi organisasi, karena 
kepemimpinan merupakan aktivitas yang utama, 
untuk dicapainya tujuan organisasi.  
Dari pengertian ini 
kepemimpinan didefinisikan sebagai salah satu proses 
mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok 
untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. 
kepemimpinan adalah suatu proses, bahwa orang yang 
meliputi faktor pemimpin pengikut dan faktor situasi 
untuk menghasilkan prestasi dan kepuasan. 
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kusnadi dkk 
(2005) bahwa : kepemimpinan adalah sebagai tindakan atau 
upaya untuk memotivasi atau mempengaruhi orang lain agar 
mau bekerja atau bertindak ke arah pencapaian tujuan 
organisasi yang telah ditetapkan atau kepemimpinan 
merupakan tindakan membuat sesuatu menjadi kenyataan.
Teori-Teori Kepemimpinan 
Kemampuan seseorang dalam menyelenggarakan 
berbagai fungsi manajerial, sesungguhnya merupakan 
bukti yang paling nyata dari  
efektivitasnya sebagai 
seorang pemimpin sehingga dewasa ini banyak gaya 
yang digunakan untuk mengidentifikasi tipe-tipe 
kepemimpinan. Teori kepemimpinan pada dasarnya 
ada tiga yaitu : (1) Trait theories, (2) Style theories, (3) 
Contingency theories.(Veryard Projects Ltd & Antelope 
Projects Ltd, dalam Robbin, 2002). 
o Gitosudarmo dan Sudita (2000) mengemukakan 
dasar dari pendekatan gaya kepemimpinan ini 
diyakini bahwa pemimpin yang efektif 
menggunakan gaya (style) tertentu untuk 
mengarahkan individu atau kelompok untuk 
mencapai tujuan tertentu.
Robbins (2002) mengemukakan terdapat tiga dimensi 
kemungkinan situasi yang  
dapat mempengaruhi 
efektifitas kepemimpinan yaitu : (1) Hubungan 
pemimpin dengan anggota meliputi tingkat keyakinan, 
kepercayaan dan aspek bawahan terhadap pemimpin. 
(2) Struktur tugas meliputi tingkat di mana tugas 
pekerjaan terstruktur atau tidak berstruktur. (3) 
Kekuasaan jabatan meliputi tingkat di mana seorang 
pemimpin mempunyai variabel seperti 
mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan, 
mempromosikan, serta menaikkan gaji.
 Teori Situasional Hersey dan Blanchard yaitu teori 
yang memfokuskan kepada pengikut. Menurut teori 
ini bahwa kepemimpinan yang berhasil dicapai 
dengan memilih gaya kepemimpinan  
yang tepat, 
bersifat tergantung pada kesiapan atau kedewasaan 
para pengikutnya. 
Menurut Paul Hersey dan Blachard (1995) 
mengemukakan bahwa hubungan antara pemimpin 
dengan bawahannya berjalan melalui 4 (empat) tahap 
menurut perkembangan dan kematangan bawahan 
yaitu: 
 Gaya Penjelasan (telling style) 
 Gaya Menjual (selling style) 
 Gaya Partisipasi (participating style) 
 Gaya Pendelegasian (delegating style)
 Teori jalur tujuan yaitu perilaku seorang pemimpin 
dapat diterima baik oleh bawahan sejauh mereka 
pandang sebagai suatu sumber dari atau kepuasan 
segera atau kepuasan masa depan. Jadi hakekatnya 
teori ini adalah tugas pemimpin  
untuk membantu 
pengikutnya dalam mencapai tujuan mereka, 
memberikan arahan atau dukungan yang diperlukan 
guna memastikan apakah tujuan mereka sesuai 
dengan sasaran keseluruhan kelompok atau 
organisasi. 
 Teori model partisipasi pemimpin adalah suatu teori 
kepemimpinan yang memberikan seperangkat 
aturan untuk menentukan ragam dan banyaknya 
pengambilan keputusan partisipatif dalam situasi-situasi 
yang berlainan. (Robbins, 2002:55). Model 
partisipasi pemimpin mengandalkan bahwa 
pemimpin dapat menyesuaikan dirinya dengan 
situasi yang berlainan.
Menurut Robbins (1996) ketepatan penerapan gaya 
kepemimpinan didasarkan pada tingkat kematangan 
(maturity) atau kesiapan (readiness) para pengikut yaitu 
kemampuan dan kemauan (ability and willingness) para 
pengikut dalam hal ini memikul  
tanggung jawab untuk 
mengarahkan perilaku para pengikut itu sendiri. 
Kematangan para pengikutnya terdiri dari : (1) 
Kematangan rendah, dalam hal ini pengikut tidak 
memiliki kemampuan dan kemauan untuk memikul 
tanggung jawab. (2) Kematangan rendah ke sedang, 
artinya anggota tidak memiliki kemampuan akan tetapi 
memiliki keinginan untuk memikul tanggung jawab. (3) 
Kematangan sedang ke tinggi, dalam hal ini anggota 
memiliki kemampuan akan tetapi tidak memiliki kemauan 
untuk memikul tanggung jawab. (4) Kematangan tinggi, 
artinya anggota memiliki kemampuan dan kemauan untuk 
memikul tanggung jawab.
 Teori atribusi pemimpin yaitu bahwa kepemimpinan 
semata-mata sebagai atribusi yang dibuat orang 
mengenai individu-individu lain. Atribusi-atribusi 
yang dimaksud seperti  
kecerdasan, kepribadian 
ramah-tamah keterampilan verbal yang kuat, 
keagresifan, pemahaman dan kerajinan. Salah satu 
tema yang menarik dalam teori atribusi 
kepemimpinan adalah persepsi bahwa 
kepemimpinan yang efektif umumnya dinggap 
konsisten dalam keputusan mereka. 
 Teori kepemimpinan kharismatik, yaitu para 
pengikut membuat atribusi (penghubungan) dari 
kemampuan pemimpin yang heroik atau luar biasa 
bila mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu.
 Teori transaksional lawan transformasional yaitu 
memandu atau memotivasi pengikut mereka ke arah 
tujuan yang telah ditetapkan dengan memperjelas 
peran dan tuntutan tugas,  
sedangkan kepemimpinan 
transaksional, pemimpin memberikan pertimbangan 
dan rangsangan intelektual individual, dan memiliki 
kharisma. 
 Teori kepemimpinan visioner yaitu kemampuan 
untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu 
visi yang atraktif, terpercaya, realistik tentang masa 
depan suatu organisasi atau suatu unit organisasi 
yang terus tumbuh dan membaik pada saat ini.
 Teori kepemimpinan situasional didasarkan atas 
hubungan antara kadar bimbingan dan arahan 
(perilaku tugas), kadar hubungan sosio emosional 
(perilaku hubungan), level  
kesiapan (kematangan). 
Dengan demikian kepemimpinan memiliki tiga 
dimensi yaitu perilaku tugas, perilaku hubungan 
dan kematangan anggota. 
 Kombinasi dari perilaku tugas dan perilaku 
hubungan menciptakan gaya kepemimpinan 
situasional sebagai berikut : 
1. Telling (memberitahukan) 
2. Selling (menjajakan) 
3. Participating (mengikutsertakan) 
4. Delegation (mendelegasikan)
C.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi 
Efektivitas Kepemimpinan Dalam 
Manajemen Pendidikan 
 
Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa 
pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. 
Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh 
Jodeph Reitz (dalam Nanang, 2003:24) sebagai berikut : 
(1) Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan 
harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar 
belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi 
pilihan akan gaya kepemimpinan;
(2) Harapan dan perilaku atasan; (3) Karakteristik, 
harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi 
terhadap apa gaya kepemimpinan; (4) 
Kebutuhan tugas, setiap tugas  
bawahan juga akan 
mempengaruhi gaya pemimpin. (5) Iklim dan kebijakan 
organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku 
bawahan. (6) Harapan dan perilaku rekan. 
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah 
bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya 
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang 
untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu 
suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya 
keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang 
baik antara atasan dengan bawahan
Peranan seorang pemimpin sebagaimana 
dikemukakan oleh Kartono sebagai berikut : (1)Sebagai 
pelaksana (executive);(2) Sebagai perencana (planner);(3) 
sebagai seorang ahli (expert); (4) Sebagai mewakili 
kelompok dalam tindakannya  
ke luar (external group 
representative); (5) Sebagai mengawasi hubungan antar 
anggota - anggota kelompok (controller of internal 
relationship); (6) Bertindak sebagai pemberi gambaran 
atau pujian atau hukuman (purveyor of rewards and 
punishments); (7) Bertindak sebagai wasit dan 
penengah (arbitrator and mediator); (8)Merupakan bagian 
dari kelompok (exemplar); (9) Merupakan lambing dari 
pada kelompok (symbol of the group); (10) Pemegang 
tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate 
for individual responsibility); (11) Sebagai pencipta atau 
memiliki cita-cita (ideologist); (12) Bertindak sebagai 
seorang ayah (father figure); (13) Sebagai kambing hitam 
(scape goat).
D.Strategi Kepemimpinan 
Yang Efektif 
 
 Di dalam kedudukan sebagai seorang pemimpin, 
pengaruh keadaan sekitar tetap tidak dapat 
dilepaskan sama sekali, baik pengaruh dari dalam, 
maupun pengaruh dari luar kelompok atau 
organisasinya. Atas pengaruh-pengaruh yang ada, 
maka dalam pembuatan kebijakan akan terdapat tiga 
sumber penting. Sebagaimana yang dikemukakan 
Anoraga (2001:23) yaitu :
(1) Bersumber dari pihak yang lebih berkuasa, 
termasuk di dalamnya aturan-aturan yang berada 
di luar kelompoknya akan tetapi tetap memberikan 
pengaruh terhadap kehidupan  
kelompoknya, (2) 
Bersumber dari pihak bawahan, bagaiman juga 
bawahan sebagai pengikut, tetap memegang peran 
yang tidak kecil dalam menentukan pencapaian tujuan 
bersama, (3) Bersumber dari dirinya selaku pemimpin, 
maka sebagai seorang pemimpin otonomi dipegangnya 
untuk menetapkan keputusan mengenai suatu 
kebijakan yang akan diambil.
Untuk menjembatani antara kesuksesan sesaat dan 
keefektifan jangka panjang, Seorang pemimpin harus 
mengembangkan 3 (tiga) kemampuan dalam bekerja 
sama dengan sejumlah orang.  
Kemampuan ini sangat 
penting bagi seorang manager di tempat kerja, orang 
tua di rumah, ataupun guru ketika mengajar 
di kelas. Karena itu, jenis keahlian yang diperlukan 
para pemimpin yang efektif dalam mempengaruhi 
perilaku orang lain dan bekerjasama dengan orang lain 
adalah : (1) Pemahaman perilaku di waktu yang lalu; 
(2) Memperkirakan perilaku di masa mendatang; (3) 
Memimpin, mengubah dan mengendalikan perilaku.
TERIMAKASIH 
 
ATAS PERHATIANNYA 
SEMOGA BERMANFAAT BAGI 
KITA SEBAGAI PROFESI YANG 
UNIK . .

More Related Content

Strategi Pemimpinan

  • 1. Penyusun: 1.Viktorianus viktor (Pembaca3) 2.Yessy christien Adventura (Pembaca2) 3.Yohana (Moderator) 4.Veronika Uvik (Operator) 5.Krisna Jayanti (Pembaca1)
  • 2. A.Hakikat Strategi o Cravens (2001) strategi adalah rencana yang disatukan dan terintegrasi, menghubungkan keunggulan strategi organisasi dan dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi dimulai dengan konsep menggunakan sumber daya organisasi secara efektif dalam lingkungan yang berubah-ubah. o Kotler (2004) mengemukakan bahwa strategi adalah penempatan misi suatu organisasi, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan teknik tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat sehingga tujuan dan sasaran utama dari organisasi akan tercapai.
  • 3. o Aliminsyah dan Pandji (2004) mengartikan bahwa strategi adalah wujud rencana yang terarah untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dalam hal ini strategi dalam setiap organisasi merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan. Jadi organisasi tidak hanya memilih kombinasi yang terbaik, tetapi juga harus mengkoordinir berbagai macam elemen untuk melaksanakan kegiatannya secara efisien dan efektif. o Dengan demikian strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir dari suatu organisasi, namun strategi bukanlah sekedar suatu rencana, melainkan adalah rencana yang menyatukan. Strategi mengikat semua bagian yang ada dalam organisasi menjadi satu, sehingga strategi meliputi semua aspek penting dalam suatu organisasi, strategi itu terpadu dari semua bagian rencana yang harus serasi satu sama lain dan berkesesuaian.Tim organisasi tersebut bertanggung jawab dalam memajukan strategi yang mengacu pada hasil atau tujuan akhir.
  • 4. Manajemen strategi merupakan rangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja suatu organisasi atau instansi dalam jangka panjang yang meliputi, pengamatan lingkungan, rumusan strategi atau biasa disebut dengan perencanaan strategi jangka panjang, impelementasi strategi dan evaluasi serta pengendalian. Manajemen strategi menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan suatu organisasi, namun demikian manajemen strategi tidak selalu membutuhkan proses.
  • 5. Aliran dari strategi menyediakan pedoman luas untuk pengambilan keputusan suatu organisasi secara keseluruhan yang merupakan kebijakan untuk menghubungkan perumusan strategi dan implementasinya. Dalam implementasi strategi diharapkan dapat mewujudkan strategi kebijakan dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur, sehingga proses tersebut meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan sistem manajemen dari suatu organisasi secara keseluruhan, serta diharapkan proses tersebut akan menghasilkan informasi hasil kerja yang perlu dievaluasi dan dikendalikan sebagai tindakan perbaikan dan tahapan pemecahan masalah.
  • 6. Untuk mengembangkan budaya kualitas dari suatu sistem organisasi yang menghasilkan lingkungan yang kondusif bagi pembentukan dan penyempurnaan kualitas secara terus menerus yang terdiri dari filosofi, keyakinan, sikap, norma, nilai tradisi, prosedur dan harapan. Dapat disimpulkan bahwa tujuan penerapan strategi dalam suatu organisasi atau instansi adalah sebagai sarana untuk mencapai hasil akhir dengan merumuskan kebijakan dan teknik tertentu untuk mencapai sasaran tersebut dan memastikan implementasinya secara tepat.
  • 7. B.Hakikat Kepemimpinan Pengertian Kepemimpinan Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kepemimpinan adalah perihal memimpin/cara memimpin. Men.Rebecca Kepemimpinan bisa dirumuskan sebagai kiat mempengaruhi orang banyak agar mau bekerjasama memperjuangkan tujuan-tujuan yang ingin mereka capai. Rebecca kemudian menambahkan bahwa seorang pemimpin adalah penggerak ke arah usaha bersama yang terorganisasi. Berdasarkan paradigma tersebut mempengaruhi persepsi atau cara pandang kita mengenai orang-orang yang menempati posisi istimewa dan menjadi boss untuk mempengaruhi orang banyak. Hal ini tidak terlepas dari karateristik kualitas IQ dan Emotional Inteligent seorang pemimpin sebagai pribadi yang luar biasa yang membedakannya dari manusia-manusia lain.
  • 8. Kusnadi (2005) mengemukakan bahwa kepemimpinan tidak saja berarti pemimpin dan mempengaruhi orang-orang, tetapi juga pemimpin terhadap perubahan dan sumber aspirasi serta motivasi bawahan. Winardi (2000) mengartikan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam, faktor-faktor intern maupun ekstern, diantaranya meliputi orang-orang; bekerja dari sebuah posisi organisatoris; dan timbul dalam sebuah situasi yang spesifik. Sehingga kepemimpinan timbul, apabila ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain yaitu situasi dan posisi ada,orang-orangnya juga ada.
  • 9. Beberapa implikasi dari berbagai definisi adalah : (1) kepemimpinan melibatkan orang lain yaitu pengikut. Sebagai akibat dari kesediaan menerima petunjuk dari seorang pemimpin. Anggota kelompok harus dapat memahami status pemimpinnya yang memungkinkan proses kepemimpinan berjalan dengan baik. (2) Kepemimpinan melibatkan kekuasaan yaitu kemampuan untuk menggunakan pengaruh artinya kemampuan untuk mengubah sikap dan tingkah laku individu atau kelompok. (3) Kepemimpinan melibatkan pengaruh (influence) yaitu tindakan tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap dan tingkah laku individu dan kelompok.
  • 10. Gitosudarmo dan Sudita (2000) mengartikan bahwa kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi prestasi organisasi, karena kepemimpinan merupakan aktivitas yang utama, untuk dicapainya tujuan organisasi. Dari pengertian ini kepemimpinan didefinisikan sebagai salah satu proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. kepemimpinan adalah suatu proses, bahwa orang yang meliputi faktor pemimpin pengikut dan faktor situasi untuk menghasilkan prestasi dan kepuasan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kusnadi dkk (2005) bahwa : kepemimpinan adalah sebagai tindakan atau upaya untuk memotivasi atau mempengaruhi orang lain agar mau bekerja atau bertindak ke arah pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan atau kepemimpinan merupakan tindakan membuat sesuatu menjadi kenyataan.
  • 11. Teori-Teori Kepemimpinan Kemampuan seseorang dalam menyelenggarakan berbagai fungsi manajerial, sesungguhnya merupakan bukti yang paling nyata dari efektivitasnya sebagai seorang pemimpin sehingga dewasa ini banyak gaya yang digunakan untuk mengidentifikasi tipe-tipe kepemimpinan. Teori kepemimpinan pada dasarnya ada tiga yaitu : (1) Trait theories, (2) Style theories, (3) Contingency theories.(Veryard Projects Ltd & Antelope Projects Ltd, dalam Robbin, 2002). o Gitosudarmo dan Sudita (2000) mengemukakan dasar dari pendekatan gaya kepemimpinan ini diyakini bahwa pemimpin yang efektif menggunakan gaya (style) tertentu untuk mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.
  • 12. Robbins (2002) mengemukakan terdapat tiga dimensi kemungkinan situasi yang dapat mempengaruhi efektifitas kepemimpinan yaitu : (1) Hubungan pemimpin dengan anggota meliputi tingkat keyakinan, kepercayaan dan aspek bawahan terhadap pemimpin. (2) Struktur tugas meliputi tingkat di mana tugas pekerjaan terstruktur atau tidak berstruktur. (3) Kekuasaan jabatan meliputi tingkat di mana seorang pemimpin mempunyai variabel seperti mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan, mempromosikan, serta menaikkan gaji.
  • 13. Teori Situasional Hersey dan Blanchard yaitu teori yang memfokuskan kepada pengikut. Menurut teori ini bahwa kepemimpinan yang berhasil dicapai dengan memilih gaya kepemimpinan yang tepat, bersifat tergantung pada kesiapan atau kedewasaan para pengikutnya. Menurut Paul Hersey dan Blachard (1995) mengemukakan bahwa hubungan antara pemimpin dengan bawahannya berjalan melalui 4 (empat) tahap menurut perkembangan dan kematangan bawahan yaitu: Gaya Penjelasan (telling style) Gaya Menjual (selling style) Gaya Partisipasi (participating style) Gaya Pendelegasian (delegating style)
  • 14. Teori jalur tujuan yaitu perilaku seorang pemimpin dapat diterima baik oleh bawahan sejauh mereka pandang sebagai suatu sumber dari atau kepuasan segera atau kepuasan masa depan. Jadi hakekatnya teori ini adalah tugas pemimpin untuk membantu pengikutnya dalam mencapai tujuan mereka, memberikan arahan atau dukungan yang diperlukan guna memastikan apakah tujuan mereka sesuai dengan sasaran keseluruhan kelompok atau organisasi. Teori model partisipasi pemimpin adalah suatu teori kepemimpinan yang memberikan seperangkat aturan untuk menentukan ragam dan banyaknya pengambilan keputusan partisipatif dalam situasi-situasi yang berlainan. (Robbins, 2002:55). Model partisipasi pemimpin mengandalkan bahwa pemimpin dapat menyesuaikan dirinya dengan situasi yang berlainan.
  • 15. Menurut Robbins (1996) ketepatan penerapan gaya kepemimpinan didasarkan pada tingkat kematangan (maturity) atau kesiapan (readiness) para pengikut yaitu kemampuan dan kemauan (ability and willingness) para pengikut dalam hal ini memikul tanggung jawab untuk mengarahkan perilaku para pengikut itu sendiri. Kematangan para pengikutnya terdiri dari : (1) Kematangan rendah, dalam hal ini pengikut tidak memiliki kemampuan dan kemauan untuk memikul tanggung jawab. (2) Kematangan rendah ke sedang, artinya anggota tidak memiliki kemampuan akan tetapi memiliki keinginan untuk memikul tanggung jawab. (3) Kematangan sedang ke tinggi, dalam hal ini anggota memiliki kemampuan akan tetapi tidak memiliki kemauan untuk memikul tanggung jawab. (4) Kematangan tinggi, artinya anggota memiliki kemampuan dan kemauan untuk memikul tanggung jawab.
  • 16. Teori atribusi pemimpin yaitu bahwa kepemimpinan semata-mata sebagai atribusi yang dibuat orang mengenai individu-individu lain. Atribusi-atribusi yang dimaksud seperti kecerdasan, kepribadian ramah-tamah keterampilan verbal yang kuat, keagresifan, pemahaman dan kerajinan. Salah satu tema yang menarik dalam teori atribusi kepemimpinan adalah persepsi bahwa kepemimpinan yang efektif umumnya dinggap konsisten dalam keputusan mereka. Teori kepemimpinan kharismatik, yaitu para pengikut membuat atribusi (penghubungan) dari kemampuan pemimpin yang heroik atau luar biasa bila mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu.
  • 17. Teori transaksional lawan transformasional yaitu memandu atau memotivasi pengikut mereka ke arah tujuan yang telah ditetapkan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas, sedangkan kepemimpinan transaksional, pemimpin memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual individual, dan memiliki kharisma. Teori kepemimpinan visioner yaitu kemampuan untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang atraktif, terpercaya, realistik tentang masa depan suatu organisasi atau suatu unit organisasi yang terus tumbuh dan membaik pada saat ini.
  • 18. Teori kepemimpinan situasional didasarkan atas hubungan antara kadar bimbingan dan arahan (perilaku tugas), kadar hubungan sosio emosional (perilaku hubungan), level kesiapan (kematangan). Dengan demikian kepemimpinan memiliki tiga dimensi yaitu perilaku tugas, perilaku hubungan dan kematangan anggota. Kombinasi dari perilaku tugas dan perilaku hubungan menciptakan gaya kepemimpinan situasional sebagai berikut : 1. Telling (memberitahukan) 2. Selling (menjajakan) 3. Participating (mengikutsertakan) 4. Delegation (mendelegasikan)
  • 19. C.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Jodeph Reitz (dalam Nanang, 2003:24) sebagai berikut : (1) Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan;
  • 20. (2) Harapan dan perilaku atasan; (3) Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan; (4) Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin. (5) Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan. (6) Harapan dan perilaku rekan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan
  • 21. Peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh Kartono sebagai berikut : (1)Sebagai pelaksana (executive);(2) Sebagai perencana (planner);(3) sebagai seorang ahli (expert); (4) Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group representative); (5) Sebagai mengawasi hubungan antar anggota - anggota kelompok (controller of internal relationship); (6) Bertindak sebagai pemberi gambaran atau pujian atau hukuman (purveyor of rewards and punishments); (7) Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator); (8)Merupakan bagian dari kelompok (exemplar); (9) Merupakan lambing dari pada kelompok (symbol of the group); (10) Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual responsibility); (11) Sebagai pencipta atau memiliki cita-cita (ideologist); (12) Bertindak sebagai seorang ayah (father figure); (13) Sebagai kambing hitam (scape goat).
  • 22. D.Strategi Kepemimpinan Yang Efektif Di dalam kedudukan sebagai seorang pemimpin, pengaruh keadaan sekitar tetap tidak dapat dilepaskan sama sekali, baik pengaruh dari dalam, maupun pengaruh dari luar kelompok atau organisasinya. Atas pengaruh-pengaruh yang ada, maka dalam pembuatan kebijakan akan terdapat tiga sumber penting. Sebagaimana yang dikemukakan Anoraga (2001:23) yaitu :
  • 23. (1) Bersumber dari pihak yang lebih berkuasa, termasuk di dalamnya aturan-aturan yang berada di luar kelompoknya akan tetapi tetap memberikan pengaruh terhadap kehidupan kelompoknya, (2) Bersumber dari pihak bawahan, bagaiman juga bawahan sebagai pengikut, tetap memegang peran yang tidak kecil dalam menentukan pencapaian tujuan bersama, (3) Bersumber dari dirinya selaku pemimpin, maka sebagai seorang pemimpin otonomi dipegangnya untuk menetapkan keputusan mengenai suatu kebijakan yang akan diambil.
  • 24. Untuk menjembatani antara kesuksesan sesaat dan keefektifan jangka panjang, Seorang pemimpin harus mengembangkan 3 (tiga) kemampuan dalam bekerja sama dengan sejumlah orang. Kemampuan ini sangat penting bagi seorang manager di tempat kerja, orang tua di rumah, ataupun guru ketika mengajar di kelas. Karena itu, jenis keahlian yang diperlukan para pemimpin yang efektif dalam mempengaruhi perilaku orang lain dan bekerjasama dengan orang lain adalah : (1) Pemahaman perilaku di waktu yang lalu; (2) Memperkirakan perilaku di masa mendatang; (3) Memimpin, mengubah dan mengendalikan perilaku.
  • 25. TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEBAGAI PROFESI YANG UNIK . .