Dokumen tersebut membahas tentang hakikat strategi dan kepemimpinan serta faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan. Strategi didefinisikan sebagai rencana terpadu untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan. Berbagai teori kepemimpinan juga dibahas seperti situasional, transaksional, dan visi.
2. A.Hakikat Strategi
o Cravens (2001) strategi adalah rencana yang
disatukan dan terintegrasi, menghubungkan
keunggulan strategi organisasi dan dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi
dimulai dengan konsep menggunakan sumber daya
organisasi secara efektif dalam lingkungan yang
berubah-ubah.
o Kotler (2004) mengemukakan bahwa strategi adalah
penempatan misi suatu organisasi, penetapan
sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan
eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan
teknik tertentu untuk mencapai sasaran dan
memastikan implementasinya secara tepat sehingga
tujuan dan sasaran utama dari organisasi akan
tercapai.
3. o Aliminsyah dan Pandji (2004) mengartikan bahwa
strategi adalah wujud rencana yang terarah untuk
memperoleh hasil yang maksimal. Dalam hal ini strategi
dalam setiap organisasi merupakan suatu rencana
keseluruhan untuk mencapai
tujuan. Jadi organisasi tidak
hanya memilih kombinasi yang terbaik, tetapi juga harus
mengkoordinir berbagai macam elemen untuk
melaksanakan kegiatannya secara efisien dan efektif.
o Dengan demikian strategi adalah sarana yang digunakan
untuk mencapai tujuan akhir dari suatu organisasi,
namun strategi bukanlah sekedar suatu rencana,
melainkan adalah rencana yang menyatukan. Strategi
mengikat semua bagian yang ada dalam organisasi
menjadi satu, sehingga strategi meliputi semua aspek
penting dalam suatu organisasi, strategi itu terpadu dari
semua bagian rencana yang harus serasi satu sama lain
dan berkesesuaian.Tim organisasi tersebut bertanggung
jawab dalam memajukan strategi yang mengacu pada
hasil atau tujuan akhir.
4. Manajemen strategi merupakan rangkaian
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan
kinerja suatu organisasi atau instansi dalam jangka
panjang yang meliputi, pengamatan
lingkungan,
rumusan strategi atau biasa disebut dengan
perencanaan strategi jangka panjang, impelementasi
strategi dan evaluasi serta pengendalian.
Manajemen strategi menekankan pada
pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman
lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan
suatu organisasi, namun demikian manajemen strategi
tidak selalu membutuhkan proses.
5. Aliran dari strategi menyediakan pedoman luas
untuk pengambilan keputusan suatu organisasi secara
keseluruhan yang merupakan
kebijakan untuk
menghubungkan perumusan strategi dan
implementasinya. Dalam implementasi strategi
diharapkan dapat mewujudkan strategi kebijakan
dalam tindakan melalui pengembangan program,
anggaran dan prosedur, sehingga proses tersebut
meliputi perubahan budaya secara menyeluruh,
struktur dan sistem manajemen dari suatu organisasi
secara keseluruhan, serta diharapkan proses tersebut
akan menghasilkan informasi hasil kerja yang perlu
dievaluasi dan dikendalikan sebagai tindakan
perbaikan dan tahapan pemecahan masalah.
6. Untuk mengembangkan budaya kualitas dari suatu
sistem organisasi yang menghasilkan lingkungan yang
kondusif bagi pembentukan dan penyempurnaan
kualitas secara terus menerus
yang terdiri dari filosofi,
keyakinan, sikap, norma, nilai tradisi, prosedur dan
harapan.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan penerapan strategi
dalam suatu organisasi atau instansi adalah sebagai
sarana untuk mencapai hasil akhir dengan
merumuskan kebijakan dan teknik tertentu untuk
mencapai sasaran tersebut dan memastikan
implementasinya secara tepat.
7. B.Hakikat Kepemimpinan
Pengertian Kepemimpinan
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kepemimpinan
adalah perihal memimpin/cara memimpin.
Men.Rebecca Kepemimpinan bisa dirumuskan sebagai kiat
mempengaruhi orang banyak agar mau bekerjasama
memperjuangkan tujuan-tujuan yang ingin mereka capai.
Rebecca kemudian menambahkan bahwa seorang pemimpin
adalah penggerak ke arah usaha bersama yang terorganisasi.
Berdasarkan paradigma tersebut mempengaruhi persepsi
atau cara pandang kita mengenai orang-orang yang
menempati posisi istimewa dan menjadi boss untuk
mempengaruhi orang banyak. Hal ini tidak terlepas dari
karateristik kualitas IQ dan Emotional Inteligent seorang
pemimpin sebagai pribadi yang luar biasa yang
membedakannya dari manusia-manusia lain.
8. Kusnadi (2005) mengemukakan bahwa
kepemimpinan tidak saja berarti pemimpin dan
mempengaruhi orang-orang, tetapi juga pemimpin
terhadap perubahan dan sumber aspirasi serta
motivasi bawahan.
Winardi (2000) mengartikan bahwa kepemimpinan
merupakan suatu kemampuan yang melekat pada
diri seseorang yang memimpin, yang tergantung
dari macam-macam, faktor-faktor intern maupun
ekstern, diantaranya meliputi orang-orang; bekerja
dari sebuah posisi organisatoris; dan timbul dalam
sebuah situasi yang spesifik. Sehingga
kepemimpinan timbul, apabila ketiga faktor tersebut
saling mempengaruhi satu sama lain yaitu situasi
dan posisi ada,orang-orangnya juga ada.
9. Beberapa implikasi dari berbagai definisi adalah : (1)
kepemimpinan melibatkan orang lain yaitu pengikut.
Sebagai akibat dari kesediaan menerima petunjuk dari
seorang pemimpin. Anggota
kelompok harus dapat
memahami status pemimpinnya yang memungkinkan
proses kepemimpinan berjalan dengan baik. (2)
Kepemimpinan melibatkan kekuasaan yaitu
kemampuan untuk menggunakan pengaruh artinya
kemampuan untuk mengubah sikap dan tingkah laku
individu atau kelompok. (3) Kepemimpinan melibatkan
pengaruh (influence) yaitu tindakan tingkah laku yang
menyebabkan perubahan sikap dan tingkah laku
individu dan kelompok.
10. Gitosudarmo dan Sudita (2000) mengartikan bahwa
kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting
dalam mempengaruhi prestasi organisasi, karena
kepemimpinan merupakan aktivitas yang utama,
untuk dicapainya tujuan organisasi.
Dari pengertian ini
kepemimpinan didefinisikan sebagai salah satu proses
mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok
untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
kepemimpinan adalah suatu proses, bahwa orang yang
meliputi faktor pemimpin pengikut dan faktor situasi
untuk menghasilkan prestasi dan kepuasan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kusnadi dkk
(2005) bahwa : kepemimpinan adalah sebagai tindakan atau
upaya untuk memotivasi atau mempengaruhi orang lain agar
mau bekerja atau bertindak ke arah pencapaian tujuan
organisasi yang telah ditetapkan atau kepemimpinan
merupakan tindakan membuat sesuatu menjadi kenyataan.
11. Teori-Teori Kepemimpinan
Kemampuan seseorang dalam menyelenggarakan
berbagai fungsi manajerial, sesungguhnya merupakan
bukti yang paling nyata dari
efektivitasnya sebagai
seorang pemimpin sehingga dewasa ini banyak gaya
yang digunakan untuk mengidentifikasi tipe-tipe
kepemimpinan. Teori kepemimpinan pada dasarnya
ada tiga yaitu : (1) Trait theories, (2) Style theories, (3)
Contingency theories.(Veryard Projects Ltd & Antelope
Projects Ltd, dalam Robbin, 2002).
o Gitosudarmo dan Sudita (2000) mengemukakan
dasar dari pendekatan gaya kepemimpinan ini
diyakini bahwa pemimpin yang efektif
menggunakan gaya (style) tertentu untuk
mengarahkan individu atau kelompok untuk
mencapai tujuan tertentu.
12. Robbins (2002) mengemukakan terdapat tiga dimensi
kemungkinan situasi yang
dapat mempengaruhi
efektifitas kepemimpinan yaitu : (1) Hubungan
pemimpin dengan anggota meliputi tingkat keyakinan,
kepercayaan dan aspek bawahan terhadap pemimpin.
(2) Struktur tugas meliputi tingkat di mana tugas
pekerjaan terstruktur atau tidak berstruktur. (3)
Kekuasaan jabatan meliputi tingkat di mana seorang
pemimpin mempunyai variabel seperti
mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan,
mempromosikan, serta menaikkan gaji.
13. Teori Situasional Hersey dan Blanchard yaitu teori
yang memfokuskan kepada pengikut. Menurut teori
ini bahwa kepemimpinan yang berhasil dicapai
dengan memilih gaya kepemimpinan
yang tepat,
bersifat tergantung pada kesiapan atau kedewasaan
para pengikutnya.
Menurut Paul Hersey dan Blachard (1995)
mengemukakan bahwa hubungan antara pemimpin
dengan bawahannya berjalan melalui 4 (empat) tahap
menurut perkembangan dan kematangan bawahan
yaitu:
Gaya Penjelasan (telling style)
Gaya Menjual (selling style)
Gaya Partisipasi (participating style)
Gaya Pendelegasian (delegating style)
14. Teori jalur tujuan yaitu perilaku seorang pemimpin
dapat diterima baik oleh bawahan sejauh mereka
pandang sebagai suatu sumber dari atau kepuasan
segera atau kepuasan masa depan. Jadi hakekatnya
teori ini adalah tugas pemimpin
untuk membantu
pengikutnya dalam mencapai tujuan mereka,
memberikan arahan atau dukungan yang diperlukan
guna memastikan apakah tujuan mereka sesuai
dengan sasaran keseluruhan kelompok atau
organisasi.
Teori model partisipasi pemimpin adalah suatu teori
kepemimpinan yang memberikan seperangkat
aturan untuk menentukan ragam dan banyaknya
pengambilan keputusan partisipatif dalam situasi-situasi
yang berlainan. (Robbins, 2002:55). Model
partisipasi pemimpin mengandalkan bahwa
pemimpin dapat menyesuaikan dirinya dengan
situasi yang berlainan.
15. Menurut Robbins (1996) ketepatan penerapan gaya
kepemimpinan didasarkan pada tingkat kematangan
(maturity) atau kesiapan (readiness) para pengikut yaitu
kemampuan dan kemauan (ability and willingness) para
pengikut dalam hal ini memikul
tanggung jawab untuk
mengarahkan perilaku para pengikut itu sendiri.
Kematangan para pengikutnya terdiri dari : (1)
Kematangan rendah, dalam hal ini pengikut tidak
memiliki kemampuan dan kemauan untuk memikul
tanggung jawab. (2) Kematangan rendah ke sedang,
artinya anggota tidak memiliki kemampuan akan tetapi
memiliki keinginan untuk memikul tanggung jawab. (3)
Kematangan sedang ke tinggi, dalam hal ini anggota
memiliki kemampuan akan tetapi tidak memiliki kemauan
untuk memikul tanggung jawab. (4) Kematangan tinggi,
artinya anggota memiliki kemampuan dan kemauan untuk
memikul tanggung jawab.
16. Teori atribusi pemimpin yaitu bahwa kepemimpinan
semata-mata sebagai atribusi yang dibuat orang
mengenai individu-individu lain. Atribusi-atribusi
yang dimaksud seperti
kecerdasan, kepribadian
ramah-tamah keterampilan verbal yang kuat,
keagresifan, pemahaman dan kerajinan. Salah satu
tema yang menarik dalam teori atribusi
kepemimpinan adalah persepsi bahwa
kepemimpinan yang efektif umumnya dinggap
konsisten dalam keputusan mereka.
Teori kepemimpinan kharismatik, yaitu para
pengikut membuat atribusi (penghubungan) dari
kemampuan pemimpin yang heroik atau luar biasa
bila mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu.
17. Teori transaksional lawan transformasional yaitu
memandu atau memotivasi pengikut mereka ke arah
tujuan yang telah ditetapkan dengan memperjelas
peran dan tuntutan tugas,
sedangkan kepemimpinan
transaksional, pemimpin memberikan pertimbangan
dan rangsangan intelektual individual, dan memiliki
kharisma.
Teori kepemimpinan visioner yaitu kemampuan
untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu
visi yang atraktif, terpercaya, realistik tentang masa
depan suatu organisasi atau suatu unit organisasi
yang terus tumbuh dan membaik pada saat ini.
18. Teori kepemimpinan situasional didasarkan atas
hubungan antara kadar bimbingan dan arahan
(perilaku tugas), kadar hubungan sosio emosional
(perilaku hubungan), level
kesiapan (kematangan).
Dengan demikian kepemimpinan memiliki tiga
dimensi yaitu perilaku tugas, perilaku hubungan
dan kematangan anggota.
Kombinasi dari perilaku tugas dan perilaku
hubungan menciptakan gaya kepemimpinan
situasional sebagai berikut :
1. Telling (memberitahukan)
2. Selling (menjajakan)
3. Participating (mengikutsertakan)
4. Delegation (mendelegasikan)
19. C.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Efektivitas Kepemimpinan Dalam
Manajemen Pendidikan
Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa
pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh
Jodeph Reitz (dalam Nanang, 2003:24) sebagai berikut :
(1) Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan
harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar
belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi
pilihan akan gaya kepemimpinan;
20. (2) Harapan dan perilaku atasan; (3) Karakteristik,
harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi
terhadap apa gaya kepemimpinan; (4)
Kebutuhan tugas, setiap tugas
bawahan juga akan
mempengaruhi gaya pemimpin. (5) Iklim dan kebijakan
organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku
bawahan. (6) Harapan dan perilaku rekan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah
bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang
untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu
suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya
keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang
baik antara atasan dengan bawahan
21. Peranan seorang pemimpin sebagaimana
dikemukakan oleh Kartono sebagai berikut : (1)Sebagai
pelaksana (executive);(2) Sebagai perencana (planner);(3)
sebagai seorang ahli (expert); (4) Sebagai mewakili
kelompok dalam tindakannya
ke luar (external group
representative); (5) Sebagai mengawasi hubungan antar
anggota - anggota kelompok (controller of internal
relationship); (6) Bertindak sebagai pemberi gambaran
atau pujian atau hukuman (purveyor of rewards and
punishments); (7) Bertindak sebagai wasit dan
penengah (arbitrator and mediator); (8)Merupakan bagian
dari kelompok (exemplar); (9) Merupakan lambing dari
pada kelompok (symbol of the group); (10) Pemegang
tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate
for individual responsibility); (11) Sebagai pencipta atau
memiliki cita-cita (ideologist); (12) Bertindak sebagai
seorang ayah (father figure); (13) Sebagai kambing hitam
(scape goat).
22. D.Strategi Kepemimpinan
Yang Efektif
Di dalam kedudukan sebagai seorang pemimpin,
pengaruh keadaan sekitar tetap tidak dapat
dilepaskan sama sekali, baik pengaruh dari dalam,
maupun pengaruh dari luar kelompok atau
organisasinya. Atas pengaruh-pengaruh yang ada,
maka dalam pembuatan kebijakan akan terdapat tiga
sumber penting. Sebagaimana yang dikemukakan
Anoraga (2001:23) yaitu :
23. (1) Bersumber dari pihak yang lebih berkuasa,
termasuk di dalamnya aturan-aturan yang berada
di luar kelompoknya akan tetapi tetap memberikan
pengaruh terhadap kehidupan
kelompoknya, (2)
Bersumber dari pihak bawahan, bagaiman juga
bawahan sebagai pengikut, tetap memegang peran
yang tidak kecil dalam menentukan pencapaian tujuan
bersama, (3) Bersumber dari dirinya selaku pemimpin,
maka sebagai seorang pemimpin otonomi dipegangnya
untuk menetapkan keputusan mengenai suatu
kebijakan yang akan diambil.
24. Untuk menjembatani antara kesuksesan sesaat dan
keefektifan jangka panjang, Seorang pemimpin harus
mengembangkan 3 (tiga) kemampuan dalam bekerja
sama dengan sejumlah orang.
Kemampuan ini sangat
penting bagi seorang manager di tempat kerja, orang
tua di rumah, ataupun guru ketika mengajar
di kelas. Karena itu, jenis keahlian yang diperlukan
para pemimpin yang efektif dalam mempengaruhi
perilaku orang lain dan bekerjasama dengan orang lain
adalah : (1) Pemahaman perilaku di waktu yang lalu;
(2) Memperkirakan perilaku di masa mendatang; (3)
Memimpin, mengubah dan mengendalikan perilaku.
25. TERIMAKASIH
ATAS PERHATIANNYA
SEMOGA BERMANFAAT BAGI
KITA SEBAGAI PROFESI YANG
UNIK . .