Dokumen tersebut membahas tentang stres kerja, penyebab, gejala, dan penanggulangannya. Stres kerja dapat berasal dari karakteristik pekerjaan, lingkungan kerja, atau individu sendiri dan berpengaruh terhadap psikis, fisik, dan perilaku seseorang. Untuk menanggulangi stres, dapat dilakukan pendekatan individual maupun organisasi seperti mengurangi beban kerja, memberikan dukungan sosial, atau mening
1 of 20
Downloaded 140 times
More Related Content
Stres kerja dalam organisasi.
1. Nanda Khalisa – 1101002010005
Rina Aulia Sari – 1101002010006
Mihtahul Rizmi – 1101002010012
Vira Trisnita – 1101002010018
Siti Raudhatul J – 1101002010036
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PEMASARAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2. Sondang Siagian menyatakan bahwa stres
merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh
terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik
seseorang. Stres yang tidak bisa di atasi dengan
baik biasanya berakibat pada ketikmampuan orang
beriteraksu secara positif dengan lingkungannya,
baik dalam lingkungan pekerjaan maupun
lingkungan luarnya. Artinya, karyawan yang
bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala
negatif yang pada gilirannya berpengaruh pada
prestasi kerja.
3. Mangkunegara (2005:28) menyatakan bahwa stres
kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa
tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi
pekerjaan, Stres kerja ini dapat menimbulkan
emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka
menyendiri, sulit tidur, merokok berlebihan, tidak
bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah
meningkat dan mengalami gangguan pencernaan.
4. Terjadinya stres kerja dikarenakan adanya
ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian
karyawan dengan karakteristik aspek-aspek
pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi
pekerjaan.
5. a. Eustress
yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat,
positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal
tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga
organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan,
fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat
performance yang tinggi.
b. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang
bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat
merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu
dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan
tingkat ketidakhadiran yang tinggi, yang diasosiasikan
dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
6. A. Stresor
Stressor adalah faktor-faktor lingkungan yang menimbulkan
stress.
Ada 4 jenis utama Stressor:
1. Tingkat Individual
2. Tingkat kelompok
3. Tingkat organisasi
4. Tingkat ekstraorganisasional
7. B. Moderator Stress
Moderator stress adalah suatu kondisi, prilaku, atau
karakteristik yang mempengaruhi dan saling
berhubungan.
Banyak kondisi, perilaku dan karakteristik mungkin
bertindak sebagai moderator stress.
Tipe-tipe moderator antara lain
1. kepribadian,
2. prilaku tipe A
3. dukungan sosial,
4. penanggulangan..
8. 1. Kepribadian
Istlah kepribadian merujuk pada serangkaian karekteristik,
temperamen, dan kecenderungan yang relativ stabil, yang
membentuk kemiripan dan perbedaan dalam prilaku orang.
Kepribadian dibuat dari lima dimensi yaitu:
a. exstroversion
b.emotional stability
c. Agreeableness
d. Consientiousness
e. openness to experience.
9. Perilaku tipe A adalah suatu kompleks tindakan emosi
yang dapat diamati dalam setiap orang yang terlibat
secara agresif dalam suatu perjuang yang teru menerus
dan tak henti-henti untuk mencapai hal yang lebih lagi
dalam waktu yang lebih singkat dan lebih singkat lagi
dan jika perlu, melawan usaha yang berkebalikan dari
orang atau hal lain.
10. Adapun karakteristik tipe A antara lain :
ï‚— berusaha untuk menyelesaikan sebanyak mungkin hal
dalam priode waktu yang sangat singkat
ï‚— Agresif, ambisius, dan penuh energy
ï‚— Berbicara dengan meledak-ledak, mendorong orang lain
untuk menyelesaikan apa yang mereka katakan.
ï‚— Tidak sabar, tidak suka menunggu dan menganggap
menunggu sebagai membuang waktu yang berharga.
ï‚— Sibuk dengan tenggang waktu dan berorientesi pada
pekerjaan
ï‚— Selalu berjuang dengan orang, hal, dan pristiwa.
11. Perbedaan individual lainnya adalah dukungan
sosial. Dukungan sosial seperti berbicara dengan
seorang teman atau mengambil bagian dalam
sebuah sesi obrolan santai dapat membuat nyaman
saat mengalami ketakutan, stres dan kesepian.
Artinya, stres akan cenderung muncul pada para
karyawan yang tidak mendapat dukungan dari
lingkungan sosial mereka.
12. Ada empat jenis dukungan social :
a) Dukungan penghargaan
b) Dukungan informasional
c) Persahabatan social
d) Dukungan instrumental
4. Penanggulangan
Penanggulangan adalah proses mengelola permintaan
(eksternal atau internal ) yang di nilai sebagai beban atau
melebihi sumber daya seseorang. Karena penanggulangan
yang efektif maka mampu membantu mengurangi
pengaruh stressor dan stress.
13. 1. Gejala psikologis
ï‚— Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung
ï‚— Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)
ï‚— Sensitif dan hyperreactivity
ï‚— Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi
ï‚— Komunikasi yang tidak efektif
ï‚— Perasaan terkucil dan terasing
ï‚— Kebosanan dan ketidakpuasan kerja
ï‚— Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan
konsentrasi
ï‚— Kehilangan spontanitas dan kreativitas
ï‚— Menurunnya rasa percaya diri
Gejala-Gejala Stres
14. 2. Gejala fisiologis
Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:
ï‚— Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan
mengalami penyakit kardiovaskular
ï‚— Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan
noradrenalin)
ï‚— Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung)
ï‚— Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan
3. Gejala perilaku
Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:
ï‚— Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan
ï‚— Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas
ï‚— Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan
ï‚— Perilaku sabotase dalam pekerjaan
ï‚— Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan,
mengarah ke obesitas
15. Adapun gejala-gejala stres di tempat kerja yang sering
terjadi, yaitu meliputi:
1. Kepuasan kerja rendah
2. Kinerja yang menurun
3. Semangat dan energi menjadi hilang
4. Komunikasi tidak lancar
5. Pengambilan keputusan jelek
6. Kreatifitas dan inovasi kurang
16. Pengaruh stres kerja ada yang menguntungkan
maupun merugikan bagi organisasi. Namun pada
taraf tertentu pengaruh yang menguntungkan
organisasi diharapkan akan memacu karyawan
untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya. Reaksi terhadap stress dapat
merupakan reaksi bersifat psikis maupun fisik.
Biasanya pekerja atau karyawan yang stress
akan menunjukkan perubahan perilaku. Perubahan
perilaku tcrjadi pada diri manusia sebagai usaha
mengatasi stres.
17. Gibson, dkk, 1996:363) membagi empat jenis
konsekuensi yang dapat ditimbulkan stres, yaitu:
1. Pengaruh psikologis
2. Pengaruh perilaku
3. Pengaruh kognitif
4. Pengaruh fisiologis
18. Ada dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan
pendekatan organisasi.
1. Pendekatan Individual
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk
mcngurangi level stresnya.
2. Pendekatan Organisasional
strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh
manajemen untuk mengurangi stres karyawannya adalah
melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan,
redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif,
komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan.
19.  Kenali pasti masalah sebenarnya stress yang dihadapi-
ukur tahap stress tersebut dan kemampuan kita untuk
mengendalikannya.
 Berdoa kepada Allah s.w.t. agar segala permasalahan
dapat dikurangkan.
 Sediakan waktu rileks
 Tidur secukupnya
20. Kesimpulan
Stress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap
orang dimana hal tersebut dipengaruhi diri sendiri
maupun lingkungan sekitar mereka. Stress juga terjadi
dalam kerja dimana stress tersebut dapat bersumber dari
emapt hal yaitu tingkat individu, tingkat kelompok,
tingkat organisasi dan ekstraorganisasional. Keempat
hal tersebut dapat menghasilkan stress yang berbeda
pada setiap individu tergantung bagaimana individu itu
merespon stressor tersebut. Setelah adanya respon
barulah dapat ditentukan bagaimana stress yang dialami
seseorang tersebut.