際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
TUGAS PAPER
Mata Kuliah: Struktur Kayu
Dosen Pengampu : Dwi Kurniati, M.T.
DESAIN KONTRUKSI JEMBATAN CABLE STAYED DARI BAMBU
Disusun Oleh :
Gilang Iswara 5150811018
Samsul A Rahman Sidik Hasibuan 5150811034
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2018
1. Latar Belakang
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui
suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air
atau jalan lalu lintas biasa). Jembatan yang merupakan bagian dari jalan, sangat
diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat yang akan menunjang
pembangunan pada daerah tersebut. Perencanaan pembangunan jembatan harus
diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga pembangunan jembatan dapat
memenuhi keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jembatan (Struyk, 1984).
Keamanan jembatan menjadi faktor utama yang harus diperhatikan dalam
perancangan jembatan. Beban primer, beban sekunder, dan beban khusus harus
diperhitungkan dalam perancangan jembatan agar memiliki ketahanan dalam
menopang beban  beban tersebut. Keselamatan dan keamanan pengguna jembatan
menjadi hal penting yang harus diutamakan. Keberadaan jembatan saat ini terus
mengalami perkembangan, dari bentuk sederhana sampai yang paling kompleks,
demikian juga bahan  bahan yang digunakan mulai dari bambu, kayu, beton dan baja
(Siswanto, 1999).
2. Rumusan Masalah
- Bagaimana cara membuat jembatan dari bambu ?
- Apa kekurangan dan keunggulan jembatan dari bambu ?
3. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka Paper yang kita buat ini bertujuan :
- Agar kita dapat mengetahui cara membuat jembatan dari bambu.
- Agar kita mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan dari desain jembatan
bambu.
- Untuk memenuhi tugas mata kuliah struktur kayu.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penyusunan paper ini yaitu, dapat diperoleh pengalaman, pengetahuan
dan wawasan dalam perancangan struktur jembatan dari bambu, sebagai bekal
memasuki dunia kerja. Paper ini juga dapat membantu perorangan atau instansi terkait
dalam perancangan jembatan bambu, dan juga sebagai usaha untuk merealisasikan
semua ilmu yang berkaitan dengan teori yang diperoleh selama kuliah di Fakultas
Teknik, Universitas Teknologi Yogyakarta.
5. Tinjauan Pustaka
5.1.Berdasarkan degan judul paper mengenai  Desain Jembatan Cable stayed dari
Bambu  maka diperlukan penjelasan mengenai sejarah awal Jembatan Cable
stayed, dan contoh jembatan cable stayed.
5.1.1. Sejarah Awal
Jembatan cable stayed (Kabel Tetap) sudah dikenal sejak lebih dari 200
tahun yang lalu (Walther, 1988) yang pada awal era tersebut umumnya dibangun
dengan menggunakan kabel vertical dan miring seperti Dryburgh Abbey
Footbridge di Skotlandia yang dibangun pada tahun 1817. Jembatan seperti ini
masih merupakan kombinasi dari jembatan cable stayed modern. Sejak saat itu
jembatan cable stayed mengalami banyak perkembangan dan mempunyai bentuk
yang bervariasi dari segi material yang digunakan maupun segi estetika.
Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka,
beton atau beton pratekan sebagai gelagar utama (Zarkasi dan Rosliansjah, 1995).
Pemilihan bahan gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan
dan harga konstruksi. Penilaian parameter tersebut tidak hanya tergantung pada
perhitungan semata melainkan masalah ekonomi dan estetika lebih dominan.
Kecenderungan sekarang adalah menggunakan gelagar beton, cast in situ atau
prefabricated (pre cast).
5.1.2. Contoh-Contoh jembatan cable stayed
6. Pembahasan
6.1.Cara membuat Jembatan Dari bambu
A. Persiapan Material
Bambu yang digunakan untuk konstruksi jembatan harus cukup tua dengan
kualitas baik, lurus dan panjang, diantaranya jenis bambu gombong, bambu tali, dan
bambu betung,. Bambu ini memiliki kekuatan, keuletan, dan keawetan yang baik, atau
jenis lain dengan persyaratan antara lain :
- Bambu harus berumur tua, berwarna kuning jernih, hitam atau hijau tua, berbintik
putih pada pangkalnya, berserat padat dengan permukaan mengkilat, buku-bukunya
tidak boleh pecah.
- Bambu untuk tiang atau cerucuk stabilitas tanah, harus dari jenis yang tahan lama.
B. Konstruksi Jembatan.
1) Pemasangan Kepala Jembatan
Pemasangan kepala jembatan ditandai dengan patok yang dipasang dengan
tinggi yang menggambarkan tinggi jembatan yang akan dibangun.
- Letakkan dua batang bambu ke arah melintang dengan panjang sesuai lebar
jembatan.
2) Pemasangan Gelagar Memanjang
Bambu dipasang arah memanjang. Pengikatan dilakukan dengan menggunakan tali
atau kawat.
3) Membuat Tiang Sokongan
Tiang sokongan terdiri dari dua batang bambu yang diikat satu sama lain dengan tali
atau kawat.
- Hubungkan bagian atas kedua sokongan pada masing-masing sisi tebing dengan
tali/kawat.
- Pasang batang mendatar (panjang / sesuaikan dengan lebar jembatan) pada puncak
sokongan dengan tali ijuk/kawat.
4) Pemasangan Batang Tegak
- Batang tegak terdiri dari dua batang bambu yang terpisah.
- Antara batang tegak diperkuat dengan ikatan silang dari tali/kawat.
6.2. Keunggulan dan kekurangan
Keunggulan :
1. Bambu mudah dipotong, dilobangi, diangkat serta mudah perawatannya,
hanya dengan peralatan sederhana kita bisa membuat bangunan bambu.
2. Karena karakter dan struktur fisiknya, bambu dapat dikatakan cocok untuk
segala jenis struktur konstruksi. Baik untuk konstruksi permanen maupun bangunan
sementara. Selain itu, kelenturan dan kekuatannya terbukti sebagai bahan yang aman
untuk daerah yang rentan gempa seperti Indonesia.
3. Bambu tidak bersifat polutif, seluruh bagian bambu dapat digunakan dan
tidak ada yang terbuang. (Dalam praktiknya batang bambu dapat digunakan untuk
konstruksi, bagian pucuknya yang lebih kecil dapat dijadikan ajir atau penyangga
tanaman, daun bambu dapat dijadikan makanan ternak dan juga kompos, tunas muda
bambu dapat dimakan sebagai sayuran yang lezat). Bahkan sisa-sisa dari industry
furniture/banguanan bambu dapat dijadikan arang yang bermutu dan bernilai ekonomi
tinggi.
4. Bagian permukaan luar bambu sudah secara alami licin dan bersih dengan
warna yang alami dan menarik pula. Sehingga bambu tidak memerlukan pengecatan
atau amplasan. Bambu juga dapat dikombinasikan dan cocok dengan material lain
seperti kayu, batu, dan baja.
Kekurangan :
1. Sifat bambu yang mudah terbakar. Sekalipun ada cara-cara untuk
menjadikan bambu tahan terhadap api, namun biaya yang dikeluarkan
relatif cukup mahal.
2.Bersifat sosial berkaitan dengan opini masyarakat yang sering
menghubungkan bambu dengan kemiskinan, sehingga orang segan tinggal di rumah
bambu karena takut dianggap miskin. Orang baru mau tinggal di rumah bambu jika
tidak ada pilihan lain.
3. Hampir tidak ada fasilitas kredit dari perbankan, karena kurang yakinnya
pihak perbankan
4. Kekuatan sambungan bambu yang pada umumnya sangat rendah karena
perangkaian batang-batang struktur bambu sering kali dilakukan secara konvensional
memakai paku, pasak, atau tali ijuk. Pada perangkaian batang-batang struktur dari
bambu yang dilakukan dengan paku atau pasak, maka serat yang sejajar dengan
kekuatan geser yang rendah menjadikan bambu mudah pecah karena paku atau pasak.
7. Daftar Pustaka
http://khalifah5799.blogspot.co.id/2012/01/jembatan-sederhana.html
https://bamboeindonesia.wordpress.com/peneliti-bambu/purwito/makalah/
https://fadlysutrisno.wordpress.com/2010/07/17/jembatan-cable-stayed/

More Related Content

Struktur Kayu

  • 1. TUGAS PAPER Mata Kuliah: Struktur Kayu Dosen Pengampu : Dwi Kurniati, M.T. DESAIN KONTRUKSI JEMBATAN CABLE STAYED DARI BAMBU Disusun Oleh : Gilang Iswara 5150811018 Samsul A Rahman Sidik Hasibuan 5150811034 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2018
  • 2. 1. Latar Belakang Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jembatan yang merupakan bagian dari jalan, sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat yang akan menunjang pembangunan pada daerah tersebut. Perencanaan pembangunan jembatan harus diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga pembangunan jembatan dapat memenuhi keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jembatan (Struyk, 1984). Keamanan jembatan menjadi faktor utama yang harus diperhatikan dalam perancangan jembatan. Beban primer, beban sekunder, dan beban khusus harus diperhitungkan dalam perancangan jembatan agar memiliki ketahanan dalam menopang beban beban tersebut. Keselamatan dan keamanan pengguna jembatan menjadi hal penting yang harus diutamakan. Keberadaan jembatan saat ini terus mengalami perkembangan, dari bentuk sederhana sampai yang paling kompleks, demikian juga bahan bahan yang digunakan mulai dari bambu, kayu, beton dan baja (Siswanto, 1999). 2. Rumusan Masalah - Bagaimana cara membuat jembatan dari bambu ? - Apa kekurangan dan keunggulan jembatan dari bambu ? 3. Tujuan Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka Paper yang kita buat ini bertujuan : - Agar kita dapat mengetahui cara membuat jembatan dari bambu. - Agar kita mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan dari desain jembatan bambu. - Untuk memenuhi tugas mata kuliah struktur kayu. 4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penyusunan paper ini yaitu, dapat diperoleh pengalaman, pengetahuan dan wawasan dalam perancangan struktur jembatan dari bambu, sebagai bekal memasuki dunia kerja. Paper ini juga dapat membantu perorangan atau instansi terkait dalam perancangan jembatan bambu, dan juga sebagai usaha untuk merealisasikan semua ilmu yang berkaitan dengan teori yang diperoleh selama kuliah di Fakultas Teknik, Universitas Teknologi Yogyakarta. 5. Tinjauan Pustaka 5.1.Berdasarkan degan judul paper mengenai Desain Jembatan Cable stayed dari Bambu maka diperlukan penjelasan mengenai sejarah awal Jembatan Cable stayed, dan contoh jembatan cable stayed. 5.1.1. Sejarah Awal Jembatan cable stayed (Kabel Tetap) sudah dikenal sejak lebih dari 200 tahun yang lalu (Walther, 1988) yang pada awal era tersebut umumnya dibangun dengan menggunakan kabel vertical dan miring seperti Dryburgh Abbey
  • 3. Footbridge di Skotlandia yang dibangun pada tahun 1817. Jembatan seperti ini masih merupakan kombinasi dari jembatan cable stayed modern. Sejak saat itu jembatan cable stayed mengalami banyak perkembangan dan mempunyai bentuk yang bervariasi dari segi material yang digunakan maupun segi estetika. Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka, beton atau beton pratekan sebagai gelagar utama (Zarkasi dan Rosliansjah, 1995). Pemilihan bahan gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan dan harga konstruksi. Penilaian parameter tersebut tidak hanya tergantung pada perhitungan semata melainkan masalah ekonomi dan estetika lebih dominan. Kecenderungan sekarang adalah menggunakan gelagar beton, cast in situ atau prefabricated (pre cast). 5.1.2. Contoh-Contoh jembatan cable stayed
  • 4. 6. Pembahasan 6.1.Cara membuat Jembatan Dari bambu A. Persiapan Material Bambu yang digunakan untuk konstruksi jembatan harus cukup tua dengan kualitas baik, lurus dan panjang, diantaranya jenis bambu gombong, bambu tali, dan bambu betung,. Bambu ini memiliki kekuatan, keuletan, dan keawetan yang baik, atau jenis lain dengan persyaratan antara lain : - Bambu harus berumur tua, berwarna kuning jernih, hitam atau hijau tua, berbintik putih pada pangkalnya, berserat padat dengan permukaan mengkilat, buku-bukunya tidak boleh pecah. - Bambu untuk tiang atau cerucuk stabilitas tanah, harus dari jenis yang tahan lama. B. Konstruksi Jembatan. 1) Pemasangan Kepala Jembatan Pemasangan kepala jembatan ditandai dengan patok yang dipasang dengan tinggi yang menggambarkan tinggi jembatan yang akan dibangun. - Letakkan dua batang bambu ke arah melintang dengan panjang sesuai lebar jembatan. 2) Pemasangan Gelagar Memanjang Bambu dipasang arah memanjang. Pengikatan dilakukan dengan menggunakan tali atau kawat. 3) Membuat Tiang Sokongan
  • 5. Tiang sokongan terdiri dari dua batang bambu yang diikat satu sama lain dengan tali atau kawat. - Hubungkan bagian atas kedua sokongan pada masing-masing sisi tebing dengan tali/kawat. - Pasang batang mendatar (panjang / sesuaikan dengan lebar jembatan) pada puncak sokongan dengan tali ijuk/kawat. 4) Pemasangan Batang Tegak - Batang tegak terdiri dari dua batang bambu yang terpisah. - Antara batang tegak diperkuat dengan ikatan silang dari tali/kawat. 6.2. Keunggulan dan kekurangan Keunggulan : 1. Bambu mudah dipotong, dilobangi, diangkat serta mudah perawatannya, hanya dengan peralatan sederhana kita bisa membuat bangunan bambu. 2. Karena karakter dan struktur fisiknya, bambu dapat dikatakan cocok untuk segala jenis struktur konstruksi. Baik untuk konstruksi permanen maupun bangunan sementara. Selain itu, kelenturan dan kekuatannya terbukti sebagai bahan yang aman untuk daerah yang rentan gempa seperti Indonesia. 3. Bambu tidak bersifat polutif, seluruh bagian bambu dapat digunakan dan tidak ada yang terbuang. (Dalam praktiknya batang bambu dapat digunakan untuk konstruksi, bagian pucuknya yang lebih kecil dapat dijadikan ajir atau penyangga tanaman, daun bambu dapat dijadikan makanan ternak dan juga kompos, tunas muda bambu dapat dimakan sebagai sayuran yang lezat). Bahkan sisa-sisa dari industry furniture/banguanan bambu dapat dijadikan arang yang bermutu dan bernilai ekonomi tinggi. 4. Bagian permukaan luar bambu sudah secara alami licin dan bersih dengan warna yang alami dan menarik pula. Sehingga bambu tidak memerlukan pengecatan atau amplasan. Bambu juga dapat dikombinasikan dan cocok dengan material lain seperti kayu, batu, dan baja. Kekurangan : 1. Sifat bambu yang mudah terbakar. Sekalipun ada cara-cara untuk menjadikan bambu tahan terhadap api, namun biaya yang dikeluarkan relatif cukup mahal. 2.Bersifat sosial berkaitan dengan opini masyarakat yang sering menghubungkan bambu dengan kemiskinan, sehingga orang segan tinggal di rumah
  • 6. bambu karena takut dianggap miskin. Orang baru mau tinggal di rumah bambu jika tidak ada pilihan lain. 3. Hampir tidak ada fasilitas kredit dari perbankan, karena kurang yakinnya pihak perbankan 4. Kekuatan sambungan bambu yang pada umumnya sangat rendah karena perangkaian batang-batang struktur bambu sering kali dilakukan secara konvensional memakai paku, pasak, atau tali ijuk. Pada perangkaian batang-batang struktur dari bambu yang dilakukan dengan paku atau pasak, maka serat yang sejajar dengan kekuatan geser yang rendah menjadikan bambu mudah pecah karena paku atau pasak. 7. Daftar Pustaka http://khalifah5799.blogspot.co.id/2012/01/jembatan-sederhana.html https://bamboeindonesia.wordpress.com/peneliti-bambu/purwito/makalah/ https://fadlysutrisno.wordpress.com/2010/07/17/jembatan-cable-stayed/