Dokumen tersebut membahas tentang prevalensi stunting pada anak di bawah lima tahun di Indonesia yang cukup tinggi, yakni sekitar 36% pada tahun 2007-2013. Stunting dipengaruhi oleh faktor gizi yang tidak memadai sejak janin hingga usia 2 tahun dan kesehatan anak, serta faktor tidak langsung seperti sanitasi, kualitas air minum, dan perilaku hidup bersih. Stunting berdampak buruk pada kese
Dokumen tersebut membahas tentang prevalensi stunting di Indonesia yang tinggi, yaitu sekitar 36% pada tahun 2007-2013. Faktor penyebab stunting terbagi menjadi faktor langsung seperti gizi yang kurang dan penyakit, serta faktor tidak langsung seperti sanitasi, hygiene, dan akses layanan kesehatan yang buruk. Dokumen ini juga menjelaskan dampak buruk stunting bagi kesehatan anak, serta hubungan antara stunting
Dokumen tersebut membahas tentang stunting di Indonesia dan peran kesehatan lingkungan dalam penurunannya. Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang. Dokumen ini menjelaskan faktor-faktor penyebab stunting seperti sanitasi dan kebersihan lingkungan serta strategi penanggulangannya melalui program STBM dan PKGBM.
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASii AQyuu
油
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh sanitasi lingkungan yang buruk terhadap status gizi pada balita di RW VI Kelurahan Bangsal. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan 32 responden dan menemukan bahwa tidak ada hubungan antara sanitasi lingkungan dengan status gizi balita."
"[Ringkasan]"
Tiga tantangan utama dalam perubahah perilaku untuk pencegahan stunting adalah (1) pola konsumsi yang kurang seimbang dan gizi, (2) pola asuhan kesehatan dan tumbuh kembang yang kurang memadai, serta (3) higienis pribadi dan lingkungan yang masih buruk. Perlu intervensi sosial budaya dan peningkatan ekonomi keluarga guna mendukung perubahan perilaku tersebut.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...Adil Athilshipate
油
ABSTRACT
Diarrheal disease is one disease that commonly affects infants and young children, said diarrhea
when frekuensianya more than 3 times a day. PHC Mungkajang in Palopo, diarrheal disease in the
top ten greatest disease which ranks sixth with a proportion of 2.44%. This study aims to
mengenalisis factors most dominant on the incidence of diarrhea in infants in PHC Mungkajang
Palopo. The research method is analytical survey with case control design. Population in this
research are children who live in PHC Mungkajang Palopo. Samples were taken by proportional
random sampling totaling 246 people. Data analysis included univariate, bivariate and multivariate.
The results showed that there is no correlation age, sex, measles immunization, maternal age,
mother's occupation and environmental sanitation with the incidence of diarrhea in infants (p>
0.05) and there is a relationship of nutritional status, exclusive breastfeeding, education, personal
hygiene, water supply Clean and availability toilet with diarrhea (p <0.05). The most predominant
risk factors associated with the incidence of diarrhea in children under five is personal hygiene with
OR = 3,065 (p = 0.001) and Exp (B) = 3,065. Models of logistic regression equations known to
toddlers who are not exclusively breastfed and personal hygiene, provision of clean water and poor
availability of latrines, then have a probability of occurrence of diarrhea by 48%. Advised the
public to raise awareness to behave clean and healthy lifestyle in reducing the frequency of
morbidity of diarrhea in infants.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut meneliti hubungan antara kebiasaan mencuci tangan anak pra sekolah dengan kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Pajang Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dengan sampel 81 ibu yang mempunyai anak berusia 3-5 tahun. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan anak dengan ke
Tiga kalimat ringkasan artikel tersebut adalah:
Artikel ini meneliti hubungan antara pola makan dengan status gizi pada anak usia prasekolah di TK Kristen Tunas Rama Kota Makassar. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara pola makan yang baik dengan status gizi yang baik pada anak, dengan 82,1% anak memiliki pola makan baik dan status gizi baik.
Dokumen tersebut membahas mengenai masalah stunting di Kota Cimahi. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga usia 2 tahun. Prevalensi stunting di Indonesia dan Jawa Barat masih tinggi, begitu pula di Kota Cimahi. Langkah pencegahan dan penanganan stunting meliputi pemberian gizi yang baik sejak kehamilan, ASI eksklusif hingga usia 6 bulan, dan MPASI
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASii AQyuu
油
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh sanitasi lingkungan yang buruk terhadap status gizi pada balita di RW VI Kelurahan Bangsal. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan 32 responden dan menemukan bahwa tidak ada hubungan antara sanitasi lingkungan dengan status gizi balita."
"[Ringkasan]"
Tiga tantangan utama dalam perubahah perilaku untuk pencegahan stunting adalah (1) pola konsumsi yang kurang seimbang dan gizi, (2) pola asuhan kesehatan dan tumbuh kembang yang kurang memadai, serta (3) higienis pribadi dan lingkungan yang masih buruk. Perlu intervensi sosial budaya dan peningkatan ekonomi keluarga guna mendukung perubahan perilaku tersebut.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...Adil Athilshipate
油
ABSTRACT
Diarrheal disease is one disease that commonly affects infants and young children, said diarrhea
when frekuensianya more than 3 times a day. PHC Mungkajang in Palopo, diarrheal disease in the
top ten greatest disease which ranks sixth with a proportion of 2.44%. This study aims to
mengenalisis factors most dominant on the incidence of diarrhea in infants in PHC Mungkajang
Palopo. The research method is analytical survey with case control design. Population in this
research are children who live in PHC Mungkajang Palopo. Samples were taken by proportional
random sampling totaling 246 people. Data analysis included univariate, bivariate and multivariate.
The results showed that there is no correlation age, sex, measles immunization, maternal age,
mother's occupation and environmental sanitation with the incidence of diarrhea in infants (p>
0.05) and there is a relationship of nutritional status, exclusive breastfeeding, education, personal
hygiene, water supply Clean and availability toilet with diarrhea (p <0.05). The most predominant
risk factors associated with the incidence of diarrhea in children under five is personal hygiene with
OR = 3,065 (p = 0.001) and Exp (B) = 3,065. Models of logistic regression equations known to
toddlers who are not exclusively breastfed and personal hygiene, provision of clean water and poor
availability of latrines, then have a probability of occurrence of diarrhea by 48%. Advised the
public to raise awareness to behave clean and healthy lifestyle in reducing the frequency of
morbidity of diarrhea in infants.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut meneliti hubungan antara kebiasaan mencuci tangan anak pra sekolah dengan kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Pajang Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dengan sampel 81 ibu yang mempunyai anak berusia 3-5 tahun. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan anak dengan ke
Tiga kalimat ringkasan artikel tersebut adalah:
Artikel ini meneliti hubungan antara pola makan dengan status gizi pada anak usia prasekolah di TK Kristen Tunas Rama Kota Makassar. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara pola makan yang baik dengan status gizi yang baik pada anak, dengan 82,1% anak memiliki pola makan baik dan status gizi baik.
Dokumen tersebut membahas mengenai masalah stunting di Kota Cimahi. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga usia 2 tahun. Prevalensi stunting di Indonesia dan Jawa Barat masih tinggi, begitu pula di Kota Cimahi. Langkah pencegahan dan penanganan stunting meliputi pemberian gizi yang baik sejak kehamilan, ASI eksklusif hingga usia 6 bulan, dan MPASI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
油
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
3. Prevalensi stanting nasional
dikalangan anak usia di bawah
lima tahun sebesar 36,2%,
35,6% dan 37,2% berturut-turut
pada tahun 2007, 2010 and 2013
(Riskesdas 2013)
PREVALENSI
STUNTING
FAKTOR STUNTING
FAKTOR LANGSUNG
Dipengaruhi oleh kualitas dan
kuantitas gizi yang tidak
memadai dan kronis khususnya
sejak masih janin sampai usia 2
tahun, dan/atau anak yang sakit-
sakitan
FAKTOR TIDAK LANGSUNG
Dipengaruhi oleh keamanan
pangan di rumah, penanganan
kesehatan dan gizi serta perilaku
sanitasi dan higiene, serta akses
kualitas pelayanan kesehatan
dan gizi
6. Keadaan sanitasi dan higiene, khususnya kebiasaan
buang air besar dan cuci tangan pakai sabun, telah
terbukti secara meyakinkan berpengaruh terhadap
stanting.
Data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan
prevalensi stanting keluarga dengan
kondisi sanitasi memadai
(menggunakan jamban sehat) sebesar
23,9%, sedangkan untuk keluarga
dengan kondisi sanitasi buruk (tidak
menggunakan jamban atau
menggunakan jamban tidak sehat)
sebesar 35,5%.
Dari sisi perilaku pengolahan air
di rumah tangga, prevalensi
stanting keluarga yang
menggunakan air minum diolah
sebesar 27,3% sedangkan
keluarga yang menggunakan air
minum tidak diolah sebesar
38,0%.
10. 1. Upaya Apa untuk Mencegah Stunting?
2. Upaya Apa yang Dilakukan Apabila Ditemukan
Stunting di Wilayah Kita?
3. Bagaimana Mengevaluasi Hasil Pencegahan dan
Penanganan Stunting?
4. Siapa yang Terkait dalam Penanganan Stunting di
Desa?
DISKUSI