Dokumen ini merupakan curahan hati seseorang tentang kenangannya bersama seorang teman sejak usia 15 tahun hingga dewasa. Ia mengenang pertemuan pertama, momen-momen manis, hingga akhirnya harus berpisah dan menyadari bahwa temannya telah berbohong. Dokumen ini berisi kenangan selama 8 tahun yang ditulis untuk menutup kisah cinta monyet masa lalu.
1 of 3
More Related Content
Sudah sewindu
1. Teruntuk Hadiahku di ulangtahunku yang ke 20
26 Desember 2013
Sudah sewindu...
Aku mengenal mu... warna kulit putih sewarna dengan awan putih di pagi hari, rambut ikal hitam
lebat menghidupkan rona wajahnya. goresan bibir tipis berwarna pink dengan garis hijau yg menjulur
dari pipi sampai dahinya dengan gurat yang jelas .
Tahun Pertama,,,
Ketika awal berjumpa , di samping sebelah kiri dia duduk diantara barisan kayu yang sejajar dan
tersusun rapi,,, aku berbisik pada teman sebelahku sepertinya dia pintar.
Tak lama kami saling berbincang namun di tengah kata kata yg telah menyeruak di antara
pembicaraan kami , tiba- tiba aku kehilangan pita yang biasa ku ikatkan diantara rambutku agar tak
membiarkannya terjatuh hingga menutupi pundak.. Hilang???? Aku sejenak menoleh ke belakang .
terlihat dia sedang menggoyang goyangkan rajutan benang berwarna diantara jemarinya... Oh
God :dia mengambilnya lagii!!! Aku berteriak pada teman disampingku ketika itu. Dan mulai
melangkahkan kaki lebih cepat demi mengambilnya kembali... itu terjadi berkali kali di sepanjang
tahun pertama aku mengenalnya.
Tahun ke Dua,,,
Dia memang pintaar bukan...! apa ku bilang yoan , sebutan nama temanku yang setiap saat selalu
disampingku itu.
Dia tinggal Tepat disamping kiriku kali ini, aku bersyukur...karna aku bisa melihatnya setiap saat
setiap waktu aku ingin menolehkan bola mataku kesebelah kiri.
Ini tragedi yang paling menyakitkan ,lembaran kertas buram ini harus segera di isi katanya wanita
berkerudung coklat yang sudah kami anggap orang tua itu di kelas . aku harus memulainya dari
mana.. lalu aku menoleh ke kiri dan melihat miliknya telah dipenuhi goresan pinsil, bodohnya aku
ketika itu? Aku mengatainya dan akhirnya kami malah saling melempar ejekan kertas buram ini...
yoan temanku dia meleraii kami dan berkata padanya yasudah aku lihat dong .
Dia memberikan tumpukan kertas buram itu pada yoan dan berkata nih, tappi jangan pernah
diberikan pada dia (itu adalah aku) !!! ucapnya dengan mata melotot.. bodoh nya aku malah
menitikkan air mata dihadapan Yoan, rasanya aku telah melakukan hal memalukan.
Tahun ke Tiga,,,
Bukankah aku memang sering berbincang dengannya ketika itu melalui kotak berwarna biru ini yang
bertuliskan NOKIA diatasnya... tutur kata yang begitu jamak aneh didengar dengan kebiasaanku
berbicara seadaanya..lalu apa arti sayang bagi anak seumur jagung yang terlontar diantara kita .
Semakin ahli saja dia menggoyangkan jemarinya diantara tombol-tombol yang mencetak beberapa
alpabeth di setiap digitnya, aku menikmatinya terakhir ketika bel tanda pulang itu berbunyi dan
kami masih diantara beberapa bangku dan duduk bersebelahan dengan kata maniss serta rangkulan
hangat. Cinta anak berumur 15thn .
2. Tahun ke Empat,,,
Kupikir menyedihkan harus berpisah jarak kali ini dengannya, walau sejak tingkat tiga ketika kita
memakai seragam biru aku memutuskan benang kisah manis antara kita, aku tahu itu kali pertama aku
menyakitinya. Tak ku sangka ternyata di antara seragam abu ini kami masih tetap dalam satu
lingkungan,kini tempatku menimba ilmu di waktu yang akan berlanjut cukup lamanya sama seperti
ketika aku melewatkan hari bersamanya...
Sayangnya beberapa jajaran tembok tebal menghalangi pandanganku saat itu,tak sama seperti
sebelumnya. Namun aku senang di antara ruang udara, tembok abu, lapangan sekolah dan pepohonan
dihalaman sekolah. aku masih bisa melihatnya di sebrang garis pintu itu.. bersebrangan jarak pandang
aku masih merasa dia masih memandangiku dari balik celah udara dan diantara garis garis cahaya ,
aku hanya memandanginya lewat garis pintu ruangan belajarku, dan tak lama dari balik seragamku
terdengar deringan ponselku .. kulihat itu pesan darinya aku tak menyangka, rambut mu sepanjang
itu pesannya! Lalu aku membalasnya dengan kata memang sudah sejak lama bukan? sambil
tersenyum ke arah celah pintu ruangan belajarnya.. aku tak pernah merasa kehilangannya mulai saat
itu karna pembicaraan kita terus berlanjut di waktu setelahnya ...
Tahun ke Lima,,,
Segala kegiatan di sekolah dan organisasiku mulai menghabiskan waktuku,namun Aku hanya merasa
dia mulai tau segala hal tentang aku, aku menikmatinya walaupun dia melakukannya dengan caranya
sendiri
Apakah ini tandaaa.......????
Tahun ke Enam,,,
Hari itu adalah hari yang tak terlupakan bagiku
Dia memahami segala kegiatan organisasiku yang begitu padat, disela waktu aku mengirimi pesan
untuk mengantarku ke suatu acara, hari yang melelahkan mengurut semua energiku, aku menyadari
seharian itu dia menungguku,,malam ketika ku sampai di depan pintu rumahku , aku mengajaknya
masuk, terlihat suasana rumah terang dengan lampu putih tak berpenghuni mamah papap belum
pulang silahkan masuk..
aku ingat sekali , celana hitam topi serta jaket berwarna merah,,aku harus pulang sekarang takut
kemaleman ucapnya,aku terdiam ingin berusaha menahannya pergi di antara jalan menuju pintu
keluar rumahku. bahkan aku sempat menghalangginya saat dia akan menggapai gagang pintu
rumahku .
itu adalah kali pertama aku paham bahwa dia mencintaiku, aku bingung mesti bagaimana,,, namun,
saat itu aku yakin bahwa di antara kitaa sudah bukan dalam hubungan pertemanan lagi...
Tahun ke Tujuh,,,
Beratnya menjalani hari dengan memetik setangkai bunga yang ku petik saat lama dan di taman yang
telah lama tak kujumpai, sekejap aku berjalan dan mengambil bunga yang terus kusimpan diantara
lembaran kertas yg telah dibukukan. dimana setiap malam aku masih terus mengukir banyak tulisan
tentang nya..
3. Lalu aku dihadapkan pada hamparan kebun bunga yg begitu cantik, seribu bunga kulihat disana masih
segar , cantik dan menawan... aku membawa bunga yg telah kusimpan yang kini warnanya sudah tak
merona lagi, pelepahnya menguning hampir mendekati coklat bahkan dahannya telah rapuh. Aku
memegangnya tepat dihadapan ke dua bola mataku dan diantara seribu bunga yang menawan. Dan
aku menjatuhkannya lalu memetik bunga yang lebih indah di taman itu yang warna nya masih merona
dan setiap pelepahnya sangat segar, tanpa kufikir apa yang terjadi pada bunga yang tlah layu itu aku
jatuhkan dan entah kemana ia pergi ditiup angin tanpa aku mempedulikannya lagi.
Tahun ke Delapan,,,
Ternyata bukanlah hal yang mudah menjalani waktu tanpa bayang-bayang penyesalan,,, dia masih
datang dan pergi melewati bayang dalam kehidupanku. Namun dia takkan pernah bisa menyadari
kejujuran sorot matanya...aku syukuri itu kamu masih menyimpan nya bahkan masih utuh tersimpan
dalam hatinya.
Hingga saat, aku terhentak melihat beberapa tulisan di ponselnya dan saling melemparkan ucapan
yang menyakitkan tentangku. barulah ku menyadari, jika dia akan terus membohongi hatinya,sebab
segala yang tlah kuperbuat padanya,bahkan ia akan melakukan segala cara untuk membohongi
hatinya sendiri, walau dengan melemparkan duri dari belakang yang akan hancurkan seluruh indraku.
Benda berbentuk lingkaran yang akan disematkan dintara jemariku dihari menginjak umurku yang
dewasa ini, namun Tuhan maha adil bukan, Ia tak menciptakan kebohongan yang ada di dalamnya
untuk ku. juga tak menciptakan duri yang dengan picik ditancapkan tanpa aku bisa sedikitpun
melihatnya.
tapi cita-citaku itu tinggal selamanya cita-cita, sebab engkau sendiri yang menutupkan
pintu di hadapanku; saya kau larang masuk, sebab engkau hendak mencurahkan segala
dendam kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu, yang selalu
menghamba-hamba perasaan cinta yang suci. Lantaran membalaskan dendam itu, engkau
ambil suatu keputusan yang maha kejam, engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal
tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung...
(Hamka, 1994: 205).
Maka Berharaplah kau kan bahagia dengan segala ketidak jujuran pada hatimu,itu akan sulit
dan menyakitkan.ingatlah ini bukan hanya sepenuhnya kesalahanku maka tidak hanya Tuhan ciptakan
hukuman untukku tapi untukmu jua... karna aku selalu berharap akan ada perempuan yang mampu
mencintai kamu dengan tulus,yang memiliki hati dan sesatu yang berharga dalam hatinya,seberharga
cinta yang ada di dalam hatiku untukkmu sebelum semua pengharapanku kau renggut.
Dan malam ini aku sadari,aku akhiri semua ceritaku berasamanya, tidak menyimpan dalam hati yang
terdalam namun menulisya dalam kertas dan memasukkannya dalam botol yang akan ku lemparkan
jauh ke samudra sana , seseorang berkata padaku menulis itu merapihkan kenangan... ,
Aku menutup semua perasaan dan pengharapanku ini Sudahkah rapih kenanganku? biarlah ini
berkelana ketempat nanjauh disana dan sadari semua itu takkan kembali lagi..
Tuhan...aku bersyukur memiliki kenangan ini ,Terimakasih.