2. KEARIFAN LOKAL SUKU JAWA
DAERAH KABUPATEN PACITAN
YANG BERPENGARUH TERHADAP
HUBUNGAN ASPEK BUDAYA DAN
KESEHATAN
PANGESTU CHAESAR S.
3. PROFIL
Nama Resmi : Kabupaten Pacitan
Ibukota : Pacitan
Provinsi : Jawa Timur
Batas Wilayah : Utara: Kabupaten Ponorogo
Selatan: Samudera Indonesia
Barat: Kabupaten Wonogiri (Provinsi Jawa Tengah)
Timur: Kabupaten Trenggalek
Luas Wilayah : 1.389,92 Km2
Jumlah Penduduk : 628.914 Jiwa
Wilayah Administrasi : Kecamatan: 12, Desa: 5, Kelurahan: 166
Kabupaten Pacitan, adalah sebuah
kabupaten di Provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Ibukotanya adalah Pacitan.
Kabupaten Pacitan terletak di ujung
barat daya Provinsi Jawa Timur.
7. SEJARAH
SINGKATnama Pacitan berasal dari kata Pacitan
yang berarti camilan, sedap-sedapan,
tambul, yaitu makanan kecil yang tidak
sampai mengenyangkan.
Adapula yang berpendapat bahwa nama
Pacitan berasal dari Pace mengkudu (bentis :
Jaka) yang memberi kekuatan. Pendapat ini
berasal dari legenda yang bersumber pada
Perang Mengkubumen atau Perang Palihan
Nagari (1746 1755) yakni tatkala Pangeran
Mangkubumi dalam peperangannya itu sampai
di daerah Pacitan.
9. BUDAYASalah satu upacara tradisional yang sampai saat ini
masih dilaksanakan di Kabupaten Pacitan, Kecamatan
Donorejo, tepatnya di Desa Sekar adalah upacara
tradisional Ceprotan yang dilaksanakan setiap tahun
sekali. Ada beberapa pendapat mengenai asal nama
upacara tradisional Ceprotan. Dikatakan, Ceprotan
berasal dari kata ceprot dan tambahan -an. Ceprot
adalah kata dalam bahasa Jawa yang mengandung arti
memancar dengan deras seakan-akan disemprotkan.
Ada pula yang mengatakan bahwa nama ceprotan
diambil dari bunyi ceprot ketika acara puncak
dilaksanakan, yaitu ketika embut-embutan saling
dilempar hingga embut-embutan pecah. Di samping
kedua pendapat di atas, dikatakan bahwa istilah
Ceprotan diambil dari kejadian pada waktu Dewi
Sekartaji minum air kelapa muda dan menumpahkan
sisa air kelapa muda ke tanah sehingga air memancar
dengan keras.
11. 1. UPACARA SUNATAN TRADISIONAL di PACITAN
Kalau di lihat dari segi budaya upacara sunatan
yang ada di kampung atau di desa memang
sangat menyenangkan, anak yang di sunat harus
berendam di sungai selama 1 harian, dan di arak
keleiling kampung untuk pemotongan (sunat).
Benda untuk sunat berupa pisau, bambu runcing,
penjepit.
Kalau di lihat dari segi kesehatan modern,
budaya seperti ini sebaiknya sudah di larang
karena instrumen yang digunakan tidak
menjamin keselamatan dan sterilisasi dan akan
mengganggu kesehatan untuk anak yang di
sunat.
HUBUNGAN BUDAYA
DAN KESEHATAN
13. 2. BEROBAT KEDUKUN / MBAH MBAH
SESEPUH
Dari segi budaya di masyarakat pacitan hal
seperti ini masih terlihat ada dan sampai
sekarang masih dilakukan kegiatan berobat ke
dukun, karena lebih murah berobatnya,
menghormati sesepuh kampung, dan sugesti
mau cepat sembuh.
Kalau dari segi kesehatan, hal ini memang tidak
di anjrkan karena tidak menjamin akan
kejaminan kesehatan yang di terima oleh klien,
bila ada penyakit berat yang mau ke dukun,
dukun tidak menjamin keselamatan kline, tapi
kalau kesehatan akan menjamin dan berusaha
untuk terapi terapi pengobatan kedokteran
untuk keselamatan klien.