ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Daun Sendok
(Plantago mayor L.)
Sinonim :
= P.asiatica, Linn. = P.crenata, Blanco. = P.depressa, Willd. = P.erosa, Wall. = P.exaltata, Horn. =
P.hasskarlii Decne. = P.incisa, Hassk. = P.loureiri, Roem. et Schult. = P.media, Blanco.
Familia :
Planfaginaccae
Uraian :
Daun sendok merupakan gulma di perkebunan teh dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, dan halaman
berumput yang agak lembap,kadang ditanam dalam pot sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan ini berasal dari
daratan Asia dan Eropa, dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 3.300 m dpl. Tumbuhan
obat ini tersebar luas di dunia dan telah dikenal sejak dahulu kala serta merupakan salah satu dari 9
turnbuhan obat yang dianggap sakral di Anglo Saxon. Terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 15 - 20 cm.
Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun bundar telur sampai lanset
melebar, tepi rata atau bergerigi kasar tidak teratur, permukaan licin atau sedikit berambut, pertulangan
melengkung, panjang 5 - 10 cm, lebar 4 - 9 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk tersusun dalam bulir
yang panjangnya sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih. Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2 - 4 biji
berwarna hitam dan keriput. Daun muda bisa dimasak sebagai sayuran Perbanyakan dengan biji.
Nama Lokal :
Ki urat, ceuli, c. uncal (Sunda), meloh kiloh, otot-ototan,; Sangkabuah, sangkabuah, sangkuah, sembung
otot,; suri pandak (Jawa). daun urat. daun urat-urat, daun sendok,; Ekor angin, kuping menjangan
(Sumatera). ; Torongoat (Minahasa). ; Che qian cao (China), ma de, xa tien (Vietnam),; Weegbree
(Belanda), plantain, greater plantain, ; Broadleaf plantain, rat's tail plantain, waybread,; White man's foot
(Inggris).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Infeksi saluran kencing, kencing berlemak, kencing berdarah,; Bengkak karena penyakit ginjal
(nefrotik edema), batu empedu,; Batu ginjal, radang prostat (prostatitis), kencing sedikit, demam, ;
Influenza, batuk rejan (pertusis), radang saluran napas (Bronkhitis) ; diare, disentri, nyeri lambung,
radang mata merah (konjungtivitis),; Kencing manis (diabetes melitus), cacingan, gigitan serangga,;
Hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut), mimisan,; Gangguan pencernaan pada anak
(dispepsia), cacingan,; Perangsang birahi (afrodisiak), beser mani (spermatorea),; Kencing sakit
(disuria), sukar kencing, penglihatan kabur,; Batuk darah, keputihan (leukore), nyeri otot, mata
merah,; Batuk berdahak, beri-beri, darah tinggi (hipertensi), rematik gout,; Sakit kuning (jaundice).;
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba ini bersifat manis dan dingin. dan menghilangkan
haus. Biji bersifat manis, dingin, masuk meridian ginjal, hati, usus halus dan paru. KANDUNGAN KIMIA
: Herba ini mengandung plantagin, aukubin, asam ursolik, Beta-si- tosterol, n-hentriakontan, dan
plantagluside yang terdiri dari methyl D-galakturonat, D-galaktosa, L-arabinosa dan L-rhammosa. Juga
rnengandung tanin, kalium dan vitamin (B1, C, A). Kalium bersifat peluruh kencing dan melarutkan
endapan garam kalsium yang terdapat dalam ginjal dan kandung kencing. Zat aktif aukubin selain
berkhasiat melindungi hati terhadap pengaruh zat beracun yang dapat rnerusak sel-sel hati
(hepatoprotektor), juga berkhasiat antiseptik. Biji (che qian zi) daun sendok mengandung asam
planterolik, plantasan (dengan komposisi xylose, arabinose, asam galacturonat dan rharnnose),
protein, musilago, aucubin, asam suksinat, adenin, cholin, katalpol, syringin, asam lemak (palmitat,
stearat, arakidat, oleat, linolenat dan lenoleat), serta flavanone glycoside. Sedangkan bagian akar
mengandung naphazolin. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian 1. Fraksi etil asetat (asam) daun
sendok dengan dosis 2 glkg bb yang diberikan secara oral pada tikus putih jantan yang telah diinduksi
dengan asetosal 200 mglkg bb, ternyata mempunyai aktivitas antiuicer. Penapisan fitokimia fraksi etil
asetat asam menunjukkan adanya golongan triterpenoid dan monoterpenoid (Sariati, Jurusan Farinasi
FMIPA UNPAD, 1993). 2. Infus daun sendok 10% dan 20% terhadap kelarutan Ca dan Mg dari batu
ginjal secara in vitro, mernpunyai efek melarutkan kalsium dan magnesium dari batu ginjal secara
bermakna dibandingkan air suling (Ismedsyah, Jurusan Farmasi FMIPA USU, 199 1). 3. Ekstrak daun
sendok pada konsentrasi 1 - 3 g/wi menunjukkan daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
dan Shigella sonnei (Meriana Sugiarto, Fak. Farmasi Univ. Katolik Widya Mandala, .1992).
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Herba, biji, akar. Biji dikumpulkan setelah masak lalu digongseng atau digongseng dengan air asin.
INDIKASI:
Herba berkhasiat mengatasi:
- gangguan pada saluran kencing seperti infeksi saluran kencing, kencing berlemak, kencing berdarah,
bengkak karena penyakit ginjal (nefrotik edema), kencing sedikit karena panas dalam,
- batu empedu, batu ginjal,
- radang prostat (prostatitis),
- influenza, demam, batuk rejan (pertusis), radang saluran napas (bronkitis),
- diare, disentri, nyeri lambung,
- radang mata merah (konjungtivitis), menerangkan penglihatan yang kabur,
- kencing manis (DM),
- hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut),
- cacingan, gigitan serangga, dan
- perdarahan seperti mimisan, batuk darah.
Akar berkhasiat untuk mengatasi:
- keputihan (leukore) dan
- nyeri otot.
Biji berkhasiat untuk mengatasi:
- gangguan pencernaan pada anak (dispepsia),
- perangsang birahi (afrodisiak), beser mani (spermatorea),
- kencing sakit (disuria), sukar kencing, rasa penuh di perut bagian bawah,
- diare, disentri,
- cacingan,
- penglihatan kabur,
- mata merah, bengkak dan terasa sakit akibat panas pada organ hati,
- batuk disertai banyak dahak,
- beri-beri, darah tinggi (hipertensi),
- sakit kuning (jaundice), dan
- rematik gout.
CARA PEMAKAIAN :
Herba kering sebanyak 10 - 15 g atau yang segar sebanyak 15 30 g direbus, lalu diminum airnya. Bisa juga
herba segar ditumbuk lalu diperas dan saring untuk diminum. Untuk pemakaian bijinya, siapkan 10 - 15 g
biji daun sendok, lalu direbus dan diminum airnya. Untuk pemakaian luar, herba segar dipipis lalu
dibubuhkan pada luka berdarah, tersiram air panas atau bisul, lalu dibalut. Pemakaian juga bisa dengan cara
direbus, lalu airnya untuk kumur-kumur pada dang gusi dan sakit tenggorok. Bisa juga digunakan dengan
cara digiling halus, lalu dibuat salep untuk mengatasi bisul, abses, dan koreng.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Melancarkan kencing
a. Herba daun sendok segar sebanyak 6 ons dicuci, tambahkan gula batu secukupnya. Bahan tersebut
direbus dengan 3 liter air, ampai air rebusannya tersisa separo. Minum seperti air teh habiskan dalam
sehari.
b. Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat Peras dan saring sampai airnya terkumpul
1/2 gelas. Tambahkan madu 1sendok makan, lalu diminum sekaligus.
2. Kencing berdarah :
Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Peras dan saring sampai airnya terkumpul 1
gelas. Minum sebelum makan
3. Disentri panas :
Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk halus. Peras dan saring sampai terkumpul 1 gelas.
Tambahkan madu 2 sendok makan sambil diaduk merata. Air perasan,tersebut lalu ditim sebentar.
Minum sekaligus selagi hangat.
4. Disentri basiler, diare :
Herba daun sendok segar sebanyak 30 g setelah dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air sampai air
rebusannya tersisa 1 gelas Setelah dingin disaring, airnya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2
gelas.
5. Mimisan :
Daun sendok segar sebanyak 15 g dicuci lalu dipipis. Seduh dengan secangkir air panas. Setelah dingin
diperas dan disaring, lalu diminum sekaligus.
6. Batuk sesak, batuk darah :
Herba daun sendok segar sebanyak 60 g dicuci lalu tambahkan air bersih sampai terendam dan 30 g gula
batu. Ditim sampai mendidih selama 15 menit. Minum selagi hangat.
Alpokat
(Persea gratissima Gaertn.)
Sinonim :
= P. americana, Mill.
Familia :
Lauraceae
Uraian :
Pohon buah dari Amerika Tengah, tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun dan di
pekarangan yang lapisan tananhnya gembur dan subur serta tidak tergenang air. Walau dapat berbuah di
dataran rendah, tapi hasil akan memuaskan bila ditanam pada ketinggian 200-1.000 m di atas permukaan
laut (dpl), pada daerah tropik dari subtropik yang banyak curah hujannya. Pohon kecil, tinggi 3-10 m,
berakar tunggang, batang berkayu, bulat, warnanya coklat kotor, banyak bercabang, ranting berambut
halus. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5 cm, kotor, letaknya berdesakan di ujung ranting,
bentuknya jorong sampai bundar telur memanjang, tebal seperti kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi rata
kadang-kadang agak rmenggulung ke atas, bertulang rnenyirip, panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun
muda warnanya kemerahan dan berambut rapat, daun tua warnanya hijau dan gundul. Bunganya bunga
majemuk, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting, warnanya kuning
kehijauan. Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 5-20 cm, warnanya hijau atau hijau
kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sarna sekali berbiji satu, daging buah jika sudah masak lunak,
warnanya hijau, kekuningan. Biji bulat seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Buah
alpokat yang masak daging buahnya lunak, berlemak, biasanya dimakan sebagai es campur atau dibuat
juice. minyaknya digunakan antara lain untuk keperluan kosmetik. Perbanyakan dengan biji, cara okulasi
dan cara enten.
Nama Lokal :
Apuket, alpuket, jambu wolanda (Sunda), apokat, avokat,; plokat (Jawa). apokat, alpokat, avokat, advokat
(Sumatera);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sariawan, melembabkan kulit kuring, kencing batu, sakit kepala; Darah tinggi (Hipertensi), nyeri
saraf (neuralgia), nyeri lambung,; Saluran napas membengkak (bronchial swellings), sakit gigi,;
Kencing manis (diabetes melitus), menstruasi tidak teratur.;
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun: Rasa pahit, kelat. Peluruh kencing. Biji : Anti
radang, menghilangkan sakit. KANDUNGAN KIMIA: Buah dan daun mengandung saponin, alkaloida
dan flavonoida, Buah juga mengandung tanin dan daun mengandung polifenol, quersetin, gula
alkohot persiit.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daging buah, daun, biji.
KEGUNAAN:
Daging buah : Daun: Biji:
- Sariawan.
- Melembabkan kulit kering.
- Kencing batu.
- Darah tinggi, sakit kepala.
- Nyeri syaraf.
- Nyeri lambung.
- Saluran napas membengkak (bronchial
swellings).
- Menstruasi tidak teratur.
- Sakit gigi.
- Kencing manis.
PEMAKAIAN,.
Untuk minum: 3-6 lembar daun.
Pemakaian Luar: Daging buah secukupnya dilumatkan, dipakai untuk masker. Daun untuk pemakaian
setempat, biji digiling halus menjadi serbuk untuk menghilangkan sakit.
CARA PEMAKAIAN:
1. Sariawan:
Sebuah isi alpokat yang sudah masak diberi 2 sendok makan madu murni, diaduk merata lalu imakan.
Lakukan setiap hari sampai sembuh.
2. Kencing batu:
4 lembar daun alpokat, 3 buah rimpang teki, 5 tangkai daun randu, setengah biji pinang, 1 buah pala, 3
jari gula enau, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin
disaring lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
3. Darah tinggi :
3 lembar daun alpokat dicuci bersih lalu diseduh dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin diminum
sekaligus.4. Kulit muka kering: Buah diambil isinya lalu dilumatkan sampai seperti bubur. Dipakai
untuk masker, dengan cara memoles muka yang kering. Muka dibasuh dengan air setelah lapisan masker
alpokat tersebut mengering.
5. Sakit gigi berlubang:
Lubang pada gigi dimasukkan bubuk biji alpokat.
6. Bengkak karena Peradangan:
Bubuk dari biji secukupnya ditambah sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur, balurkan
kebagian tubuh yang sakit.
7. Kencing manis:
Biji dipanggang di atas api lalu dipotong kecil-kecil dengan golok, kemudian digodok dengan air bersih
sampai airnya menjadi coklat. Saring, minum setelah dingin.
8. Teh dan alpokat baik untuk menghilangkan rasa sakit kepala, nyeri lambung, bengkak pada saluran napas,
rasa nyeri syaraf (Neuralgia) dan datang haid tidak teratur.
Data penelitian:
Daun mempunyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus strain A dan B.
Staphylococcus albus, Pseudomonas sp., Proteus sp., Escherichea coli dan Bacillus subtilis (E.O. ognulans
dan E. Ramstad 1975).
Nama penyakit yang anda cari: diabetes
No Nama Tanaman Nama Latin Nama Lokal/Daerah
1 Tapak Dara Catharantus roseus (L.) G. Don. Perwinkle (Inggris), Chang Chun Hua
(Cina); Keminting Cina, Rumput Jalang
(Malaysia); Tapak Dara (Indonesia),
Kembang Sari Cina (Jawa); Kembang
Tembaga Beureum (Sunda);
2 Ciplukan Physalis peruviana, Linn. Morel berry (Inggris), Ciplukan
(Indonesia), Ceplukan (Jawa); Cecendet
(Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat
(Seram); Angket, Kepok-kepokan,
Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak);
Leletokan (Minahasa);
3 Tunjung Nymphaea lotus L. Tarate kecil, tarate utan, tunjung putih
(Indonesia); Tunjung bodas, tunjung
tutur (Sunda).;
4 Daun Sendok Plantago mayor L. Ki urat, ceuli, c. uncal (Sunda), meloh
kiloh, otot-ototan,; Sangkabuah,
sangkabuah, sangkuah, sembung otot,;
suri pandak (Jawa). daun urat. daun urat-
urat, daun sendok,; Ekor angin, kuping
menjangan (Sumatera). ; Torongoat
(Minahasa). ; Che qian cao (China), ma
de, xa tien (Vietnam),; Weegbree
(Belanda), plantain, greater plantain, ;
Broadleaf plantain, rat's tail plantain,
waybread,; White man's foot (Inggris).;
5 Kompri Symphytum officinale L. Em, Kompri, komring (Jawa).; K'ang fu li
(China), comfrey, knitbone (Inggris).;
6 Iler Coleus scutellarioides, Linn,Benth Iler (Indonesia), Kentangan (Jawa),
Jawer Kotok (Sunda);
7 Murbei Morus alba L. Besaran (Indonesia). murbai, besaran
(Jawa).; Kerta, kitau (Sumatera).; Sangye
(China), may mon, dau tam (Vietnam),
morus leaf,; morus bark,morus fruit,
mulberry leaf, mulberry bark,; mulberry
twigs, white mulberry, mulberry
(Inggris).;
8 Jambu Biji Psidium guajava, Linn. Psidium guajava (Inggris/Belanda),
Jambu Biji (Indonesia); Jambu klutuk,
Bayawas, tetokal, Tokal (Jawa); Jambu
klutuk, Jambu Batu (Sunda), Jambu
bender (Madura);
9 Jambu Monyet Anacardium occidentale, Linn. Cashew (Inggris), Jambu Moyet, Jamu
mente (Indonesia); Jambu mete (Jawa),
Jambu mede (Sunda), Gaju (Lampung);
10 Belimbing Manis Averhoa carambola Belimbing manis (Indonesia), Belimbing
manih (Minangkabau); Belimbing legi
(Jawa), Belimbing amis (Sunda), ;
Bhalimbing manes (Madura), Balirang (Bugis);
11 Belimbing Asam Averhoa bilimbi. Belimbing Asam (Indonesia), Calincing
(sunda),; Blimbing wuluh (Jawa),
Bhalimbing bulu (Madura),; Blimbing
buluh (Bali), Selimeng (Aceh),
Balimbing (Lampung); Balimbeng (Flores),
Celane (Bugis), Takurela (Ambon);
12 Kacapiring Gardenia augusta, Merr. Kacapiring (Indonesia, Sunda), Ceplong piring
(Jawa); Jempiring (Aceh), Menlu bruek, Raja
putih (Aceh);
13 Petai Cina Leucaena leucocephala, Lmk. de wit Petai cina (Indonesia), Kemlandingan, Lamtoro
(Jawa); Palanding, Peuteuy selong (Sunda),
Kalandingan (Madura);
14 Kedelai Glycine max, (Linn.) Merrill. Soybean (Inggris), Kedelai (Indonesia), Kedhele
(Madura); Kedelai, Kacang jepun, Kacang bulu
(Sunda), Lawui (Bima); Dele, Dangsul,
Dekeman (Jawa), Retak Menjong (Lampung);
Kacang Rimang (Minangkabau), Kadale (Ujung
Pandang);
15 Sambiloto Andrographis paniculata Ness. Ki oray, ki peurat, takilo (Sunda). bidara,
sadilata, sambilata,; takila (Jawa). pepaitan
(Sumatra).; Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian
(China), xuyen tam lien,; cong cong (Vietnam).
kirata, mahatitka (India/Pakistan).; Creat, green
chiretta, halviva, kariyat (Inggris).;
16 Pulai Alstonia scholaris [L.] R. Br. Lame (Sunda), pule (Jawa), polay (Madura).
kayu gabus,; pulai (Sumatera).hanjalutung
(Kalimantan).kaliti, reareangou,; bariangow,
rariangow, wariangow, mariangan,
deadeangow,; kita (Minahasa), rite (Ambon),
tewer (Banda), Aliag (Irian),; hange (Ternate).
devil's tree, ditta bark tree (Inggris).; Chatian,
saitan-ka-jhad, saptaparna (India, Pakistan).; Co
tin pat, phayasattaban (Thailand).;
17 Teh Camellia sinensis [L.] Kuntze Enteh (Sunda).; Pu erh cha (China), theler
(Perancis), teestrauch (Jerman),; Te (Itali), cha
da India (Portugis), tea (Inggris).;
18 Apel Pyrus malus, Linn Apel (Indonesia, Malang), Apple (Inggris),
Appel (Perancis);;
19 Kunyit Curcuma longa Linn. Saffron (Inggris), Kurkuma (Belanda), Kunyit
(Indonesia); Kunir (Jawa), Koneng (Sunda),
Konyet (Madura);
20 Keji Beling Stachytarpheta mutabilis, Vahl. Keji Beling (Indonesia), Ngokilo (Jawa);
21 Alpokat Persea gratissima Gaertn. Apuket, alpuket, jambu wolanda (Sunda),
apokat, avokat,; plokat (Jawa). apokat, alpokat,
avokat, advokat (Sumatera);
22 Ngokilo Stachytarpheta mutabilis, Vahl. Ngokilo, enyoh kelo, keci beling, keji beling
(Jawa).; Daun picah beling (Jakarta).;
23 Lenglengan Leucas lavandulifolia Smith Paci-paci (Sunda), sarap nornor (Madura). daun
setan, ; Lenglengan, lingko-lingkoan,
nienglengan, plengan (Jawa); Gofu hairan
(Ternate), laranga (Tidore).;
24 Mahoni Swietenia mahagoni Jacq. Mahagoni, maoni, moni.;
Nama penyakit yang anda cari: nafsu makan
No
Nama
Tanaman
Nama Latin Nama Lokal/Daerah
1 Adas Foeniculum vulgare Mill. Hades (Sunda), adas, adas londa, adas landi (Jawa),;
Adhas (Madura), adas (Bali), wala wunga (Sumba).;
Das pedas (Aceh), adas, adas pedas (melayu).; Adeh,
manih (Minangkabau). paapang, paampas (Menado).;
Popoas (Alfuru), denggu-denggu (Gorontalo), ;
Papaato (Buol), porotomo (Baree). kumpasi (Sangir
Talaud).; Adasa, rempasu (Makasar), adase (Bugis).;
Hsiao hui (China), phong karee, mellet karee
(Thailand),; Jintan Manis (Malaysia). barisaunf,
madhurika (Ind./Pak.).; Fennel, commaon fennel,
sweet fennel, fenkel, spigel (I).;
2 Temulawak Curcuma xanthorrhiza, Roxb. Temulawak, Temu putih (Indonesia), Temulawak
(Jawa); Koneng Gede (Sunda), Temulabak (Madura);
3 Ubi Kayu Manihot esculenta, Crautz. Cassava (Inggris), Kasapen, sampeu, kowi dangdeur
(Sunda); Ubi kayu, singkong, ketela pohon
(Indonesia); Pohon, bodin, ketela bodin, tela jendral,
tela kaspo (Jawa);
4 Lengkuas Alpinia galanga, Linn., Willd. Greater galingale (Inggris), Lengkuas (Indonesia);
Laos (Jawa), Laja (Sunda);
5 Beluntas Pluchea indica (L.) Less. Beluntas (Indonesia), Luntas (Jawa), Baluntas
(Madura); Baluntas, Baruntas (Sunda), Lamutasa
(Makasar); Beluntas (Sumatra), Lenaboui (Timor);
Luan Yi (China).;
6 Brotowali Tinospora crispa (L.) Miers.hen
jin t
Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa);
Andawali (Sunda), Antawali (Bali); Shen jin teng
(China).;
7 Pinang Areca catechu L. Jambe, penang, wohan (Jawa). pineng, pineung,
pinang,; Batang mayang, b. bongkah, b. pinang,
pining, boni (Sumtra); Gahat, gehat, kahat, taan,
pinang (Kalimanantan). alosi; mamaan, nyangan,
luhuto, luguto, poko rapo, amongon.(Sul.); Bua, hua,
soi, hualo, hual, soin, palm (Maluku). bua, winu,;
Cabe Jawa
(Piper retrofractum Vahl.)
Sinonim :
= P.longum, Bl. = P.officinarum, (Miq.), DC. = Chavica offi- cinarum,
Miq. = C. maritime, Miq.
Familia :
Piperaceae
Uraian :
Cabe jawa merupakan tumbuhan asli Indonesia, ditanam di pekarangan, ladang, atau tumbuh liar di tempat-
tempat yang tanahnya dak lembap dan berpasir seperti di dekat pantai atau di hutan sampai ketinggian 600
m dpl. Tumbuhan menahun, batang percabangan liar, tumbuh memanjat; rnelilit, atau melata dengan akar
lekatnya, panjangnya dapat mencapai 10 m. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan
menyerupai kayu. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur sampai lonjong, pangkal membulat,
ujung runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintik-bintik,
panjang 8,5 - 30 cm, lebar 3 - 13 cm, hijau. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh
tegak atau sedikit merunduk, bulir jantan lebih panjang dari bulir betina. Buah majemuk berupa bulir,
bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan
teratur, panjang 2 - 7 cm, garis tengah 4 - 8 mm, bertangkai panjang, masih muda berwarna hijau, keras
dan pedas, kemudian warna berturut-turut menjadi kuning gading dan akhirnya menjadi merah, lunak dan
manis. Biji bulat pipih, keras, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.
Nama Lokal :
Cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, c. sula (Jawa),; Cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah
(Madura).; Lada panjang, cabai jawa, cabai panjang (Sumatera).; Cabia (Makasar). Long pepper (Inggris);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang perut, muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, ; Sukar buang air besar,
sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam,; Hidung berlendir, lemah syahwat, sukar
melahirkan, neurastenia,; Tekanan darah rendah, pencernaan terganggu, rematik
goat, ; tidak hamil:rahim dingin, membersihkan rahim, badan lemah, ; Stroke, nyeri
pinggang, kejang perut.;
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah rasanya pedas dan panas, masuk
meridian limpa dan lambung. Akar cabe jawa pedas dan hangat rasanya. KANDUNGAN
KIMIA : Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmitic acids,
tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak
asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya
antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar
mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguniinine.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Buah yang sudah tua tetapi belum masak, akar, dan daun, dikeringkan.
lNDIKASI :
Buah cabe jawa dapat digunakan untuk
mengatasi:
Bagian akar dapat
digunakan untuk:
Daun dapat digunakan
untuk mengatasi:
ï‚· kejang perut, muntah-muntah, perut kembung,
mulas,
ï‚· disentri, diare,
ï‚· sukar buang air besar pada penderita penyakit
hati,
ï‚· sakit kepala, sakit gigi,
ï‚· batuk, demam,
ï‚· hidung berlendir,
ï‚· lemah syahwat,
ï‚· sukar melahirkan,
ï‚· neurastenia, dan
ï‚· tekanan darah rendah.
ï‚· kembung, pencernaan
terganggu,
ï‚· tidak dapat hamil
karena rahim dingin,
ï‚· membersihkan rahim
setelah melahirkan,
ï‚· badan terasa lemah,
ï‚· stroke,
ï‚· rematik, gout, dan
nyeri pinggang.
ï‚· kejang perut dan
ï‚· sakit gigi.
CARA PEMAKAIAN :
Buah sebanyak 2,5 - 5 g dijadikan pil atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, buah dijemur
kering lalu digiling menjadi bubuk. Bubuk ini dihirupkan melalui hidung atau dimasukkan ke gigi yang
berlubang (karies dentis). Juga digunakan untuk rematik dan parem setelah melahirkan.
Akar sebanyak 2,5 g direbus, atau dijadikan pil, bubuk. Pemakaian luar untuk obat luka dan sakit gigi. Daun
untuk obat kumur pada radang mulut.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Neurastenia :
Cabe jawa 6 butir, rimpang alang-alang 3 batang, rimpang lempuyang 3/4 jari, daun sambiloto segar
1
genggam, gula enau 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih
sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
2. Masuk angin :
Cabe jawa 3 butir, daun poko (Mentha arvensis L.) dan daun kesumba keling (Bixa orellana L.),
masing-masing 3/4 genggam, gula enau 3 jari. Bahan-bahan tersebut dicuci lalu dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin saring, lalu
minum 3 kali sehari @ 3/4 gelas.
3. Membersihkan rahim setelah melahirkan, obat kuat:
Akar kering cabe jawa sebanyak 3 g digiling halus. Seduh dengan air panas, hangat-hangat diminum
sekaligus.
4. Pencernaan terganggu, batuk, ayan, demam sehabis melahirkan, menguatkan larnbung, paru dan
jantung :
Buah cabe jawa kering sebanyak 5 g ditumbuk halus. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk
merata, lalu diminum sekaligus.
5. Sakit gigi :
a. Daun cabe jawa yang segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk. Seduh dengan 1/2 gelas air
panas. Selagi hangat disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur.
b. Akar lekat dikunyah beberapa saat, lalu dibuang.
6. Kejang perut :
Daun cabe jawa segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk.
Seduh dengan 1 gelas air panas. Selagi hangat disaring Ialu diminum sekaligus
7. Urus-urus untuk penderita penyakit hati :
Cabe Jawa 3 butir dan rimpang lempuyang seukuran ibu jari ditumbuk. Tambahkan 1 sendok makan
air matang sambil diaduk rata, lalu peras dan saring. Airnya diminum sekaligus.
8. Demam :
Buah yang kering sebanyak 3 g digiling halus, lalu diseduh dengan 1/2 gelas air panas. Kemudian
minumlah bersama ampasnya selagi hangat.
CATATAN : Penderita panas dalam dan perempuan hamil dilarang minum ramuan tumbuhan ini.
Pandan Wangi
(Pandanus amaryllifolius Roxb.)
Sinonim :
= P. odorus Ridl. = P. latifolius Hassk. = P hasskarlii
Merr.
Familia :
Pandanaccae
Uraian:
Pandan wangi tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman atau di kebun. Pandan kadang
tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di tempat-tempat yang agak lembap, tumbuh subur dari daerah
pantai sampai daerah dengan ketinggian 500 m dpl. Perdu tahunan, tinggi 1-2 m. Batang bulat dengan
bekas duduk daun, bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Daun
tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun
berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm,
berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau. Bunga
majemuk, bentuk bongkol, warnanya putih. Buahnya buah batu, menggantung, bentuk bola, diameter 4 -
7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya jingga. Pandan wangi selain sebagai rempah-rempah juga
digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak wangi. Daunnya harum kalau diremas atau diiris-iris,
sering digunakan sebagai bahan penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau pada masakan atau penganan.
Irisan daun pandan muda dicampur bunga mawar, melati, cempaka dan kenanga, sering diselipkan di
sanggul supaya rambut menjadi harum, atau diletakkan di antara pakaian dalam lemari. Daun pandan yang
diiris kecil-kecil juga digunakan untuk campuran bunga rampai atau bunga tujuh rupa. Perbanyakan
dengan pemisahan tunas-tunas muda, yang tumbuh di antara akar-akarnya.
Nama Lokal :
Pandan rampe, p. seungit, p. room, p. wangi (Jawa).; Seuke bangu, s. musang, pandan jau, p. bebau, p.
harum,; pandan rempai, p. wangi, p. musang (Sumatera). pondang,; pondan, ponda, pondago
(Sulawesi).kelamoni, hao moni,; keker moni, ormon foni, pondak, pondaki, pudaka (Maluku).; Pandan
arrum (Bali), bonak (Nusa Tenggara),;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rambut rontok, menghitamkan rambut, menghilangkan ketombe; Lemah saraf
(neurastenia), tidak napsu makan, rematik, ; Pegal linu, sakit disertai gelisah.;
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daun pandan mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, tanin,
polifenol, dan zat warna.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun.
INDIKASI :
Daun pandan berkhasiat untuk mengatasi:
- lemah saraf (neUrasthenia),
- tidak nafsu makan,
- rematik, pegal linu,
- sakit disertai gelisah,
- rambut rontok, menghitamkan rambut, dan
- ketombe.
CARA PEMAKAIAN :
Daun pandan segar sebanyak 2 - 5 lembar diiris-iris secukupnya lalu direbus atau diseduh, minum.
Atau daun ditumbuk lalu diperas dan diminum. Pemakaian luar, daun dicuci bersih lalu digiling halus.
Turapkan pada luka atau kulit kepala yang berketombe.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Lemah saraf :
Daun pandan segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu dipotong kecil-kecil. Rebus dengan 3 gelas air
bersih sampai tersisa 2 gelas.
Setelah dingin disaring lalu diminum pagi dan sore hari, masing- masing 1 gelas.
2. Rematik dan pegal linu :
a. Daun pandan segar sebanyak 3 lembar dicuci bersih lalu diiris tipis-tipis. Seduh dengan 1/2 cangkir
minyak kelapa yang telah dipanaskan sambil diaduk merata. Setelah dingin siap digunakan untuk
menggosok bagian tubuh yang sakit.
b. Daun pandan segar sebanyak 5 lembar dan daun serai 20 lembar, Dicuci Ialu ditumbuk sampai halus.
Tambahkan minyak kayu putih dan minyak gandapura masing-masing 1 sendok makan. Aduk
sambil diramas sampai merata. Ramuan ini digunakan untuk menggosok dan mengurut bagian tubuh
yang sakit.
3. Gelisah :
Daun pandan segar sebanyak 2 lembar dicuci lalu diiris tipis-tipis.
Seduh dengan segelas air panas. Setelah -dingin disaring, minum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari,
sampal tenang.
4. Rambut rontok :
Sebanyak 10 lembar daun waru muda yang segar, segenggam daun urang-aring, 5 lembar daun
mangkokan, 1 lembar daun pandan, 10 kuntum bunga melati, dan 1 kuntum bunga mawar, setelah
dicuci bersih lalu dipotong-potong secukupnya. Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam panci
email, lalu tambahkan rninyak wijen, minyak kelapa dan minyak kemiri masing-masing 1/2 cangkir.
Panaskan sampai mendidih, lalu diangkat. Setelah dingin disaring, siap untuk digunakan. Caranya,
oleskan campuran minyak tadi ke seluruh kulit kepala sambil dipijat ringan.
Lakukan malam hari sebelum tidur, esok paginya rambut dikeramas. Lakukan 2 - 3 kali seminggu.
5. Menghitamkan rambut :
Daun pandan wangi sebanyak 7 lembar dicuci lalu dipotong-potong.
Rebus dengan 1 liter air sampai warnanya menjadi hijau. Embunkan air rebusan tadi semalaman. Pagi
harinya, campurkan rebusan daun pandan tadi dengan air perasan 3 buah mengkudu masak. Air
campuran tadi lalu digunakan untuk meneuci rambut. Lakukan 3 kali seminggu, sampai terlihat hasilnya.
6. Ketombe :
Daun pandan segar sebanyak 7 lembar dicuci bersih lalu digiling halus. Tambahkan 1/2 cangkir air
bersih sambil diremas merata. Peras dan saring. Air perasan daun pandan ini lalu dioleskan ke seluruh
kulit kepala yang berketombe. Biarkan mengering, kalau perlu olesan diulang sekali lagi. Kira-kira 1/2 -
1 jam kemudian, rambut dibilas dengan air bersih. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
Calingcing
(Oxalis corniculata Linn.)
Sinonim :
Oxalis acetosella, Blanco, Oxalis cornculata, Miq. Oxalis javanica, Bl,
Oxalis repens, Thunb.
Familia :
Oxalidaceae
Uraian :
Tumbuhan merayap atau tegak tinggi mencapai 5 - 35 cm, tumbuh liar pada tempat-tempat yang lembab,
terbuka maupun yang teduh di sisi jalan atau lapangan rumput. Di pulau lawa tumbuhan ini terdapat dari
pantai sampai pegunungan dengan ketinggian 3.000 meter diatas permukaan laut. Mempunyai batang lunak
dan bercabang-cabang. Daunnya majemuk menjari tiga yang anak daunnya berbentuk jantung dengan
warna hijau muda. Bunga keluar dari ketiak daun, berwarna kuning berbentuk payung kecil-kecil. Buah
berupa kotak lonjong, tegak, bagian ujungnya seperti paruh, bila sudah masak berwarna coklat merah yang
pecah bila disentuh.
Nama Lokal :
Calincing (Indonesia, Jawa), Mala-mala (Maluku); Rempi, semanggen, semanggi gunung, cembicenan
(Jawa); Daun asam kecil lela, semanggi (Sumatra); Cu jiang cao (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Flu, Hepatitis, Diare, Infeksi saluran kencing, Hipertensi; Kelemahan badan
(Neurasthenia), Menghentikan Pendarahan ; Peluruh haid;
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa asam, sejuk. Menurunkan panas,
menetralisir racun, antibiotik, anti-inflamasi, penenang, menurunkan tekanan darah.
KANDUNGAN KIMIA : Asam oksalat.
BAGIAN YANG DIPAKAI :
Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.
KEGUNAAN :
1. Demam, flu
2. Hepatitis, diare.
3. Infeksi saluran kencing.
4. Tekanan darah tinggi (Hipertensi).
5. Kekemahan badan ( Neurasthenia).
6. Menghentikan perdarahan.
7. Peluruh haid
PEMAKAIAN : 30 - 60 gr, direbus, minum.
PEMAKAIAN LUAR :
1. Luka, koreng, gigitan serangga, biang keringat, eczema, luka bakar, bisul: Tanaman segar dilumatkan,
dipakai pada bagian badan yang ada kelainan.
2. Seduhan tumbuhan herba segar dipakai untuk obat kumur pada radang mulut, menghilangkan bau
mulut.
3. Obat bisul:
herba segar dilumatkan, ditambah gula merah, tempelkan ke tempat yang bisul.
CARA PEMAKAIAN :
1. Hepatitis kronis: 30 gr. - 40 gr. direbus, untuk 2 kali minum.
2. Seduhan daun untuk mengobati sakit perut (diare), sariawan.
3. Menghentikan perdarahan:
Tumbuhan segar ditumbuk, kemudian diperas, airnya dicampur dengan madu secukupnya, minum.
4. Peluruh haid:
Daun dianginkan sampai kering (bukan dijemur), kemudian digiling menjadi bubuk. 9 gr. bubuk
ditambah 1 sloki arak putih yang sudah dihangatkan, diminum sebelum makan pagi.
5. Batu saluran kencing :
60 gr. herba segar ditambah 60 gr. arak manis, dipanaskan menjadi setengahnya. Sehari 3 x 1/3
bagian.
CATATAN: Dalam jumlah banyak, asam oksalat bersifat-racun.
Kayu Putih
(Meialeuca leucadendra L.)
Sinonim :
= M. cajuputi, Roxb. = M. cumingiana et lancifolia
Turcz. = M. minor Sm. = M. saligna B. = M. viridifolia,
Gaertn. = Myrtus leucadendra, Linn, = M. saligna Gmel.
Familia :
Myrtaceae
Uraian :
Kayu putih dapat tumbuh di tanah tandus, tahan panas dan dapat bertunas kembali setelah terjadi
kebakaran. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi., dapat tumbuh di dekat
pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah.
Pohon, tinggi 10-20 m, kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan
kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar, dengan percabangan yang
menggantung kebawah. Daun tunggal, agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian
daun berbentuk jorong atau lanset, panjang 4,5-15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi
rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan,
Daun bila diremas atau dimemarkan berbau minyak kayu putih. Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga
berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala putik berwarna putih kekuningan, keluar di
ujung percabangan. Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat tua.
Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat tradisional disebut
merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu putih. Ada yang kayunya berwarna merah, dan ada yang
kayunya berwarna putih. Rumphius membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan varietas daun
kecil. Varietas yang berdaun kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih. Daunnya, melalui
proses penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang warnanya
kekuning-kuningan sampai kehijau-hijauan. Perbanyakan dengan biji atau tunas akar.
Nama Lokal :
Gelam (Sunda, Jawa), ghelam (Madura), inggolom (Batak); Gelam, kayu gelang, kayu putih (Melayu), bru
galang,; Waru gelang (Sulawesi), nggielak, ngelak (Roti), ; lren, sakelan (Piru), irano (Amahai), ai kelane
(Hila),; irono (Haruku), ilano (Nusa Laut Saparuna), elan (Buru).; Bai qian ceng (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Radang usus, Diare, Radang kulit, Batuk, demam, flu.; Sakit kepala, sakit
gigi, Ekzema, Nyeri pada tulang dan saraf; Lemah tidak bersemangat (neurasthenia),
Susah tidur, Asma;
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Kulit pohon: Tawar, netral. Penenang.
Daun: Pedas, kelat, hangat. Menghilangkan sakit (analgetik), peluruh keringat
(diaforetik), anti rheumatik, peluruh kentut (karminatif, pereda kolik (spasmolitik).
Buah: Berbau aromatis dan pedas. Meningkatkan napsu makan (stomakik),
karminatif, dan obat sakit perut. KANDUNGAN KIMIA: Kulit pohon: Lignin, melaleucin.
Daun: Minyak atsiri, terdiri dari sineol 50%-65%, Alfa-terpineol, valeraldehida dan
benzaldehida.
BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit pohon, daun, ranting, buah.
KEGUNAAN:
Daun:
- Rematik.
- Nyeri pada tulang dan syaraf (neuralgia).
- Radang usus, diare, perut kembung.
- Radang kulit.
- Ekzema, sakit kulit karena alergi.
- Batuk, demam, flu.
- Sakit kepala, sakit gigi.
- Sesak napas (asma)
Kulit kayu: Lemah tidak bersemangat (neurasthenia). Susah tidur.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: Daun: 10-15 g, direbus.
Pemakaian luar: Kulit atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat seperti alergik
dermatitis, ekzema, luka bernanah atau daun segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci.
CARA PEMAKAIAN:
1. Rasa lesu dan lemah, insomnia:
Kulit kering sebanyak 6-10 g dipotong-potong seperlunya, direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1
gelas. Setelah dingin disaring. minum.
2. Rematik, nyeri syaraf, radang usus, diare:
Daun kering sebanyak 6-10 g direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring,
minum.
3. Radang kulit, ekzema:
Daun segar sebanyak 1 genggam dicuci bersih, rebus dengan 3 gelas air air bersih sampai mendidih.
Hangat-hangat dipakai untuk mencuci bagian kulit yang sakit.
4. Luka bernanah:
Kulit muda, sedikit jahe dan asam, dikunyah, Ialu ditempelkan pada luka terbuka yang bernanah. Ramuan
ini akan menghisap nanah dari luka tersebut dan membersihkannya.
CATATAN :
 Sulingan minyak dari daun dan ranting dinamakan minyak kayu putih (cajeput oil), yang berkhasiat
sebagai obat gosok pada bagian tubuh yang sakit atau nyeri, seperti sakit gigi, sakil telinga, sakit
kepala, pegal-pegal dan encok, kejang pada kaki atau menghilangkan perut kembung, gatal digigit
serangga, luka baru, luka bakar, kadang sebagai obat batuk.
 Minyak kayu putih yang murni, bila dikocok didalam botol, maka gelembung-gelembung yang
terbentuk dipermukaan akan cepat menghilang. Bila minyak kayu putih dipalsukan, yaitu dicampur
dengan minyak tanah atau bensin, maka gelembung-gelembung yang terbentuk setelah dikocok, tidak
akan cepat menghilang.

More Related Content

Tanaman obat pdf

  • 1. Daun Sendok (Plantago mayor L.) Sinonim : = P.asiatica, Linn. = P.crenata, Blanco. = P.depressa, Willd. = P.erosa, Wall. = P.exaltata, Horn. = P.hasskarlii Decne. = P.incisa, Hassk. = P.loureiri, Roem. et Schult. = P.media, Blanco. Familia : Planfaginaccae Uraian : Daun sendok merupakan gulma di perkebunan teh dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, dan halaman berumput yang agak lembap,kadang ditanam dalam pot sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan ini berasal dari daratan Asia dan Eropa, dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 3.300 m dpl. Tumbuhan obat ini tersebar luas di dunia dan telah dikenal sejak dahulu kala serta merupakan salah satu dari 9 turnbuhan obat yang dianggap sakral di Anglo Saxon. Terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 15 - 20 cm. Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun bundar telur sampai lanset melebar, tepi rata atau bergerigi kasar tidak teratur, permukaan licin atau sedikit berambut, pertulangan melengkung, panjang 5 - 10 cm, lebar 4 - 9 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk tersusun dalam bulir yang panjangnya sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih. Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2 - 4 biji berwarna hitam dan keriput. Daun muda bisa dimasak sebagai sayuran Perbanyakan dengan biji. Nama Lokal : Ki urat, ceuli, c. uncal (Sunda), meloh kiloh, otot-ototan,; Sangkabuah, sangkabuah, sangkuah, sembung otot,; suri pandak (Jawa). daun urat. daun urat-urat, daun sendok,; Ekor angin, kuping menjangan (Sumatera). ; Torongoat (Minahasa). ; Che qian cao (China), ma de, xa tien (Vietnam),; Weegbree (Belanda), plantain, greater plantain, ; Broadleaf plantain, rat's tail plantain, waybread,; White man's foot (Inggris).; Penyakit Yang Dapat Diobati : Infeksi saluran kencing, kencing berlemak, kencing berdarah,; Bengkak karena penyakit ginjal (nefrotik edema), batu empedu,; Batu ginjal, radang prostat (prostatitis), kencing sedikit, demam, ; Influenza, batuk rejan (pertusis), radang saluran napas (Bronkhitis) ; diare, disentri, nyeri lambung, radang mata merah (konjungtivitis),; Kencing manis (diabetes melitus), cacingan, gigitan serangga,; Hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut), mimisan,; Gangguan pencernaan pada anak (dispepsia), cacingan,; Perangsang birahi (afrodisiak), beser mani (spermatorea),; Kencing sakit (disuria), sukar kencing, penglihatan kabur,; Batuk darah, keputihan (leukore), nyeri otot, mata merah,; Batuk berdahak, beri-beri, darah tinggi (hipertensi), rematik gout,; Sakit kuning (jaundice).; Komposisi : SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba ini bersifat manis dan dingin. dan menghilangkan haus. Biji bersifat manis, dingin, masuk meridian ginjal, hati, usus halus dan paru. KANDUNGAN KIMIA : Herba ini mengandung plantagin, aukubin, asam ursolik, Beta-si- tosterol, n-hentriakontan, dan plantagluside yang terdiri dari methyl D-galakturonat, D-galaktosa, L-arabinosa dan L-rhammosa. Juga rnengandung tanin, kalium dan vitamin (B1, C, A). Kalium bersifat peluruh kencing dan melarutkan endapan garam kalsium yang terdapat dalam ginjal dan kandung kencing. Zat aktif aukubin selain berkhasiat melindungi hati terhadap pengaruh zat beracun yang dapat rnerusak sel-sel hati
  • 2. (hepatoprotektor), juga berkhasiat antiseptik. Biji (che qian zi) daun sendok mengandung asam planterolik, plantasan (dengan komposisi xylose, arabinose, asam galacturonat dan rharnnose), protein, musilago, aucubin, asam suksinat, adenin, cholin, katalpol, syringin, asam lemak (palmitat, stearat, arakidat, oleat, linolenat dan lenoleat), serta flavanone glycoside. Sedangkan bagian akar mengandung naphazolin. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian 1. Fraksi etil asetat (asam) daun sendok dengan dosis 2 glkg bb yang diberikan secara oral pada tikus putih jantan yang telah diinduksi dengan asetosal 200 mglkg bb, ternyata mempunyai aktivitas antiuicer. Penapisan fitokimia fraksi etil asetat asam menunjukkan adanya golongan triterpenoid dan monoterpenoid (Sariati, Jurusan Farinasi FMIPA UNPAD, 1993). 2. Infus daun sendok 10% dan 20% terhadap kelarutan Ca dan Mg dari batu ginjal secara in vitro, mernpunyai efek melarutkan kalsium dan magnesium dari batu ginjal secara bermakna dibandingkan air suling (Ismedsyah, Jurusan Farmasi FMIPA USU, 199 1). 3. Ekstrak daun sendok pada konsentrasi 1 - 3 g/wi menunjukkan daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella sonnei (Meriana Sugiarto, Fak. Farmasi Univ. Katolik Widya Mandala, .1992). BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Herba, biji, akar. Biji dikumpulkan setelah masak lalu digongseng atau digongseng dengan air asin. INDIKASI: Herba berkhasiat mengatasi: - gangguan pada saluran kencing seperti infeksi saluran kencing, kencing berlemak, kencing berdarah, bengkak karena penyakit ginjal (nefrotik edema), kencing sedikit karena panas dalam, - batu empedu, batu ginjal, - radang prostat (prostatitis), - influenza, demam, batuk rejan (pertusis), radang saluran napas (bronkitis), - diare, disentri, nyeri lambung, - radang mata merah (konjungtivitis), menerangkan penglihatan yang kabur, - kencing manis (DM), - hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut), - cacingan, gigitan serangga, dan - perdarahan seperti mimisan, batuk darah. Akar berkhasiat untuk mengatasi: - keputihan (leukore) dan - nyeri otot. Biji berkhasiat untuk mengatasi: - gangguan pencernaan pada anak (dispepsia), - perangsang birahi (afrodisiak), beser mani (spermatorea), - kencing sakit (disuria), sukar kencing, rasa penuh di perut bagian bawah, - diare, disentri, - cacingan, - penglihatan kabur, - mata merah, bengkak dan terasa sakit akibat panas pada organ hati, - batuk disertai banyak dahak, - beri-beri, darah tinggi (hipertensi), - sakit kuning (jaundice), dan - rematik gout. CARA PEMAKAIAN : Herba kering sebanyak 10 - 15 g atau yang segar sebanyak 15 30 g direbus, lalu diminum airnya. Bisa juga herba segar ditumbuk lalu diperas dan saring untuk diminum. Untuk pemakaian bijinya, siapkan 10 - 15 g biji daun sendok, lalu direbus dan diminum airnya. Untuk pemakaian luar, herba segar dipipis lalu dibubuhkan pada luka berdarah, tersiram air panas atau bisul, lalu dibalut. Pemakaian juga bisa dengan cara direbus, lalu airnya untuk kumur-kumur pada dang gusi dan sakit tenggorok. Bisa juga digunakan dengan cara digiling halus, lalu dibuat salep untuk mengatasi bisul, abses, dan koreng. CONTOH PEMAKAIAN : 1. Melancarkan kencing a. Herba daun sendok segar sebanyak 6 ons dicuci, tambahkan gula batu secukupnya. Bahan tersebut direbus dengan 3 liter air, ampai air rebusannya tersisa separo. Minum seperti air teh habiskan dalam sehari.
  • 3. b. Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat Peras dan saring sampai airnya terkumpul 1/2 gelas. Tambahkan madu 1sendok makan, lalu diminum sekaligus. 2. Kencing berdarah : Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Peras dan saring sampai airnya terkumpul 1 gelas. Minum sebelum makan 3. Disentri panas : Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk halus. Peras dan saring sampai terkumpul 1 gelas. Tambahkan madu 2 sendok makan sambil diaduk merata. Air perasan,tersebut lalu ditim sebentar. Minum sekaligus selagi hangat. 4. Disentri basiler, diare : Herba daun sendok segar sebanyak 30 g setelah dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air sampai air rebusannya tersisa 1 gelas Setelah dingin disaring, airnya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. 5. Mimisan : Daun sendok segar sebanyak 15 g dicuci lalu dipipis. Seduh dengan secangkir air panas. Setelah dingin diperas dan disaring, lalu diminum sekaligus. 6. Batuk sesak, batuk darah : Herba daun sendok segar sebanyak 60 g dicuci lalu tambahkan air bersih sampai terendam dan 30 g gula batu. Ditim sampai mendidih selama 15 menit. Minum selagi hangat. Alpokat (Persea gratissima Gaertn.) Sinonim : = P. americana, Mill. Familia : Lauraceae Uraian : Pohon buah dari Amerika Tengah, tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun dan di pekarangan yang lapisan tananhnya gembur dan subur serta tidak tergenang air. Walau dapat berbuah di dataran rendah, tapi hasil akan memuaskan bila ditanam pada ketinggian 200-1.000 m di atas permukaan laut (dpl), pada daerah tropik dari subtropik yang banyak curah hujannya. Pohon kecil, tinggi 3-10 m, berakar tunggang, batang berkayu, bulat, warnanya coklat kotor, banyak bercabang, ranting berambut halus. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5 cm, kotor, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur memanjang, tebal seperti kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi rata kadang-kadang agak rmenggulung ke atas, bertulang rnenyirip, panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan dan berambut rapat, daun tua warnanya hijau dan gundul. Bunganya bunga majemuk, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting, warnanya kuning kehijauan. Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 5-20 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sarna sekali berbiji satu, daging buah jika sudah masak lunak, warnanya hijau, kekuningan. Biji bulat seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Buah alpokat yang masak daging buahnya lunak, berlemak, biasanya dimakan sebagai es campur atau dibuat juice. minyaknya digunakan antara lain untuk keperluan kosmetik. Perbanyakan dengan biji, cara okulasi dan cara enten. Nama Lokal : Apuket, alpuket, jambu wolanda (Sunda), apokat, avokat,; plokat (Jawa). apokat, alpokat, avokat, advokat (Sumatera);
  • 4. Penyakit Yang Dapat Diobati : Sariawan, melembabkan kulit kuring, kencing batu, sakit kepala; Darah tinggi (Hipertensi), nyeri saraf (neuralgia), nyeri lambung,; Saluran napas membengkak (bronchial swellings), sakit gigi,; Kencing manis (diabetes melitus), menstruasi tidak teratur.; Komposisi : SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun: Rasa pahit, kelat. Peluruh kencing. Biji : Anti radang, menghilangkan sakit. KANDUNGAN KIMIA: Buah dan daun mengandung saponin, alkaloida dan flavonoida, Buah juga mengandung tanin dan daun mengandung polifenol, quersetin, gula alkohot persiit. Pemanfaatan : BAGIAN YANG DIPAKAI: Daging buah, daun, biji. KEGUNAAN: Daging buah : Daun: Biji: - Sariawan. - Melembabkan kulit kering. - Kencing batu. - Darah tinggi, sakit kepala. - Nyeri syaraf. - Nyeri lambung. - Saluran napas membengkak (bronchial swellings). - Menstruasi tidak teratur. - Sakit gigi. - Kencing manis. PEMAKAIAN,. Untuk minum: 3-6 lembar daun. Pemakaian Luar: Daging buah secukupnya dilumatkan, dipakai untuk masker. Daun untuk pemakaian setempat, biji digiling halus menjadi serbuk untuk menghilangkan sakit. CARA PEMAKAIAN: 1. Sariawan: Sebuah isi alpokat yang sudah masak diberi 2 sendok makan madu murni, diaduk merata lalu imakan. Lakukan setiap hari sampai sembuh. 2. Kencing batu: 4 lembar daun alpokat, 3 buah rimpang teki, 5 tangkai daun randu, setengah biji pinang, 1 buah pala, 3 jari gula enau, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas. 3. Darah tinggi : 3 lembar daun alpokat dicuci bersih lalu diseduh dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin diminum sekaligus.4. Kulit muka kering: Buah diambil isinya lalu dilumatkan sampai seperti bubur. Dipakai untuk masker, dengan cara memoles muka yang kering. Muka dibasuh dengan air setelah lapisan masker alpokat tersebut mengering. 5. Sakit gigi berlubang: Lubang pada gigi dimasukkan bubuk biji alpokat. 6. Bengkak karena Peradangan: Bubuk dari biji secukupnya ditambah sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur, balurkan kebagian tubuh yang sakit. 7. Kencing manis: Biji dipanggang di atas api lalu dipotong kecil-kecil dengan golok, kemudian digodok dengan air bersih sampai airnya menjadi coklat. Saring, minum setelah dingin. 8. Teh dan alpokat baik untuk menghilangkan rasa sakit kepala, nyeri lambung, bengkak pada saluran napas, rasa nyeri syaraf (Neuralgia) dan datang haid tidak teratur.
  • 5. Data penelitian: Daun mempunyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus strain A dan B. Staphylococcus albus, Pseudomonas sp., Proteus sp., Escherichea coli dan Bacillus subtilis (E.O. ognulans dan E. Ramstad 1975). Nama penyakit yang anda cari: diabetes No Nama Tanaman Nama Latin Nama Lokal/Daerah 1 Tapak Dara Catharantus roseus (L.) G. Don. Perwinkle (Inggris), Chang Chun Hua (Cina); Keminting Cina, Rumput Jalang (Malaysia); Tapak Dara (Indonesia), Kembang Sari Cina (Jawa); Kembang Tembaga Beureum (Sunda); 2 Ciplukan Physalis peruviana, Linn. Morel berry (Inggris), Ciplukan (Indonesia), Ceplukan (Jawa); Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat (Seram); Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak); Leletokan (Minahasa); 3 Tunjung Nymphaea lotus L. Tarate kecil, tarate utan, tunjung putih (Indonesia); Tunjung bodas, tunjung tutur (Sunda).; 4 Daun Sendok Plantago mayor L. Ki urat, ceuli, c. uncal (Sunda), meloh kiloh, otot-ototan,; Sangkabuah, sangkabuah, sangkuah, sembung otot,; suri pandak (Jawa). daun urat. daun urat- urat, daun sendok,; Ekor angin, kuping menjangan (Sumatera). ; Torongoat (Minahasa). ; Che qian cao (China), ma de, xa tien (Vietnam),; Weegbree (Belanda), plantain, greater plantain, ; Broadleaf plantain, rat's tail plantain, waybread,; White man's foot (Inggris).; 5 Kompri Symphytum officinale L. Em, Kompri, komring (Jawa).; K'ang fu li (China), comfrey, knitbone (Inggris).; 6 Iler Coleus scutellarioides, Linn,Benth Iler (Indonesia), Kentangan (Jawa), Jawer Kotok (Sunda); 7 Murbei Morus alba L. Besaran (Indonesia). murbai, besaran (Jawa).; Kerta, kitau (Sumatera).; Sangye (China), may mon, dau tam (Vietnam), morus leaf,; morus bark,morus fruit, mulberry leaf, mulberry bark,; mulberry twigs, white mulberry, mulberry (Inggris).; 8 Jambu Biji Psidium guajava, Linn. Psidium guajava (Inggris/Belanda), Jambu Biji (Indonesia); Jambu klutuk, Bayawas, tetokal, Tokal (Jawa); Jambu klutuk, Jambu Batu (Sunda), Jambu bender (Madura); 9 Jambu Monyet Anacardium occidentale, Linn. Cashew (Inggris), Jambu Moyet, Jamu mente (Indonesia); Jambu mete (Jawa), Jambu mede (Sunda), Gaju (Lampung); 10 Belimbing Manis Averhoa carambola Belimbing manis (Indonesia), Belimbing manih (Minangkabau); Belimbing legi (Jawa), Belimbing amis (Sunda), ;
  • 6. Bhalimbing manes (Madura), Balirang (Bugis); 11 Belimbing Asam Averhoa bilimbi. Belimbing Asam (Indonesia), Calincing (sunda),; Blimbing wuluh (Jawa), Bhalimbing bulu (Madura),; Blimbing buluh (Bali), Selimeng (Aceh), Balimbing (Lampung); Balimbeng (Flores), Celane (Bugis), Takurela (Ambon); 12 Kacapiring Gardenia augusta, Merr. Kacapiring (Indonesia, Sunda), Ceplong piring (Jawa); Jempiring (Aceh), Menlu bruek, Raja putih (Aceh); 13 Petai Cina Leucaena leucocephala, Lmk. de wit Petai cina (Indonesia), Kemlandingan, Lamtoro (Jawa); Palanding, Peuteuy selong (Sunda), Kalandingan (Madura); 14 Kedelai Glycine max, (Linn.) Merrill. Soybean (Inggris), Kedelai (Indonesia), Kedhele (Madura); Kedelai, Kacang jepun, Kacang bulu (Sunda), Lawui (Bima); Dele, Dangsul, Dekeman (Jawa), Retak Menjong (Lampung); Kacang Rimang (Minangkabau), Kadale (Ujung Pandang); 15 Sambiloto Andrographis paniculata Ness. Ki oray, ki peurat, takilo (Sunda). bidara, sadilata, sambilata,; takila (Jawa). pepaitan (Sumatra).; Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian (China), xuyen tam lien,; cong cong (Vietnam). kirata, mahatitka (India/Pakistan).; Creat, green chiretta, halviva, kariyat (Inggris).; 16 Pulai Alstonia scholaris [L.] R. Br. Lame (Sunda), pule (Jawa), polay (Madura). kayu gabus,; pulai (Sumatera).hanjalutung (Kalimantan).kaliti, reareangou,; bariangow, rariangow, wariangow, mariangan, deadeangow,; kita (Minahasa), rite (Ambon), tewer (Banda), Aliag (Irian),; hange (Ternate). devil's tree, ditta bark tree (Inggris).; Chatian, saitan-ka-jhad, saptaparna (India, Pakistan).; Co tin pat, phayasattaban (Thailand).; 17 Teh Camellia sinensis [L.] Kuntze Enteh (Sunda).; Pu erh cha (China), theler (Perancis), teestrauch (Jerman),; Te (Itali), cha da India (Portugis), tea (Inggris).; 18 Apel Pyrus malus, Linn Apel (Indonesia, Malang), Apple (Inggris), Appel (Perancis);; 19 Kunyit Curcuma longa Linn. Saffron (Inggris), Kurkuma (Belanda), Kunyit (Indonesia); Kunir (Jawa), Koneng (Sunda), Konyet (Madura); 20 Keji Beling Stachytarpheta mutabilis, Vahl. Keji Beling (Indonesia), Ngokilo (Jawa); 21 Alpokat Persea gratissima Gaertn. Apuket, alpuket, jambu wolanda (Sunda), apokat, avokat,; plokat (Jawa). apokat, alpokat, avokat, advokat (Sumatera); 22 Ngokilo Stachytarpheta mutabilis, Vahl. Ngokilo, enyoh kelo, keci beling, keji beling (Jawa).; Daun picah beling (Jakarta).; 23 Lenglengan Leucas lavandulifolia Smith Paci-paci (Sunda), sarap nornor (Madura). daun setan, ; Lenglengan, lingko-lingkoan, nienglengan, plengan (Jawa); Gofu hairan (Ternate), laranga (Tidore).; 24 Mahoni Swietenia mahagoni Jacq. Mahagoni, maoni, moni.;
  • 7. Nama penyakit yang anda cari: nafsu makan No Nama Tanaman Nama Latin Nama Lokal/Daerah 1 Adas Foeniculum vulgare Mill. Hades (Sunda), adas, adas londa, adas landi (Jawa),; Adhas (Madura), adas (Bali), wala wunga (Sumba).; Das pedas (Aceh), adas, adas pedas (melayu).; Adeh, manih (Minangkabau). paapang, paampas (Menado).; Popoas (Alfuru), denggu-denggu (Gorontalo), ; Papaato (Buol), porotomo (Baree). kumpasi (Sangir Talaud).; Adasa, rempasu (Makasar), adase (Bugis).; Hsiao hui (China), phong karee, mellet karee (Thailand),; Jintan Manis (Malaysia). barisaunf, madhurika (Ind./Pak.).; Fennel, commaon fennel, sweet fennel, fenkel, spigel (I).; 2 Temulawak Curcuma xanthorrhiza, Roxb. Temulawak, Temu putih (Indonesia), Temulawak (Jawa); Koneng Gede (Sunda), Temulabak (Madura); 3 Ubi Kayu Manihot esculenta, Crautz. Cassava (Inggris), Kasapen, sampeu, kowi dangdeur (Sunda); Ubi kayu, singkong, ketela pohon (Indonesia); Pohon, bodin, ketela bodin, tela jendral, tela kaspo (Jawa); 4 Lengkuas Alpinia galanga, Linn., Willd. Greater galingale (Inggris), Lengkuas (Indonesia); Laos (Jawa), Laja (Sunda); 5 Beluntas Pluchea indica (L.) Less. Beluntas (Indonesia), Luntas (Jawa), Baluntas (Madura); Baluntas, Baruntas (Sunda), Lamutasa (Makasar); Beluntas (Sumatra), Lenaboui (Timor); Luan Yi (China).; 6 Brotowali Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); Andawali (Sunda), Antawali (Bali); Shen jin teng (China).; 7 Pinang Areca catechu L. Jambe, penang, wohan (Jawa). pineng, pineung, pinang,; Batang mayang, b. bongkah, b. pinang, pining, boni (Sumtra); Gahat, gehat, kahat, taan, pinang (Kalimanantan). alosi; mamaan, nyangan, luhuto, luguto, poko rapo, amongon.(Sul.); Bua, hua, soi, hualo, hual, soin, palm (Maluku). bua, winu,; Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) Sinonim : = P.longum, Bl. = P.officinarum, (Miq.), DC. = Chavica offi- cinarum, Miq. = C. maritime, Miq. Familia : Piperaceae Uraian : Cabe jawa merupakan tumbuhan asli Indonesia, ditanam di pekarangan, ladang, atau tumbuh liar di tempat- tempat yang tanahnya dak lembap dan berpasir seperti di dekat pantai atau di hutan sampai ketinggian 600 m dpl. Tumbuhan menahun, batang percabangan liar, tumbuh memanjat; rnelilit, atau melata dengan akar lekatnya, panjangnya dapat mencapai 10 m. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan menyerupai kayu. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur sampai lonjong, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintik-bintik, panjang 8,5 - 30 cm, lebar 3 - 13 cm, hijau. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh tegak atau sedikit merunduk, bulir jantan lebih panjang dari bulir betina. Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2 - 7 cm, garis tengah 4 - 8 mm, bertangkai panjang, masih muda berwarna hijau, keras dan pedas, kemudian warna berturut-turut menjadi kuning gading dan akhirnya menjadi merah, lunak dan manis. Biji bulat pipih, keras, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan biji atau setek batang. Nama Lokal : Cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, c. sula (Jawa),; Cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah (Madura).; Lada panjang, cabai jawa, cabai panjang (Sumatera).; Cabia (Makasar). Long pepper (Inggris);
  • 8. Penyakit Yang Dapat Diobati : Kejang perut, muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, ; Sukar buang air besar, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam,; Hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastenia,; Tekanan darah rendah, pencernaan terganggu, rematik goat, ; tidak hamil:rahim dingin, membersihkan rahim, badan lemah, ; Stroke, nyeri pinggang, kejang perut.; Komposisi : SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah rasanya pedas dan panas, masuk meridian limpa dan lambung. Akar cabe jawa pedas dan hangat rasanya. KANDUNGAN KIMIA : Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguniinine. BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Buah yang sudah tua tetapi belum masak, akar, dan daun, dikeringkan. lNDIKASI : Buah cabe jawa dapat digunakan untuk mengatasi: Bagian akar dapat digunakan untuk: Daun dapat digunakan untuk mengatasi: ï‚· kejang perut, muntah-muntah, perut kembung, mulas, ï‚· disentri, diare, ï‚· sukar buang air besar pada penderita penyakit hati, ï‚· sakit kepala, sakit gigi, ï‚· batuk, demam, ï‚· hidung berlendir, ï‚· lemah syahwat, ï‚· sukar melahirkan, ï‚· neurastenia, dan ï‚· tekanan darah rendah. ï‚· kembung, pencernaan terganggu, ï‚· tidak dapat hamil karena rahim dingin, ï‚· membersihkan rahim setelah melahirkan, ï‚· badan terasa lemah, ï‚· stroke, ï‚· rematik, gout, dan nyeri pinggang. ï‚· kejang perut dan ï‚· sakit gigi. CARA PEMAKAIAN : Buah sebanyak 2,5 - 5 g dijadikan pil atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, buah dijemur kering lalu digiling menjadi bubuk. Bubuk ini dihirupkan melalui hidung atau dimasukkan ke gigi yang berlubang (karies dentis). Juga digunakan untuk rematik dan parem setelah melahirkan. Akar sebanyak 2,5 g direbus, atau dijadikan pil, bubuk. Pemakaian luar untuk obat luka dan sakit gigi. Daun untuk obat kumur pada radang mulut. CONTOH PEMAKAIAN : 1. Neurastenia : Cabe jawa 6 butir, rimpang alang-alang 3 batang, rimpang lempuyang 3/4 jari, daun sambiloto segar 1 genggam, gula enau 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas. 2. Masuk angin : Cabe jawa 3 butir, daun poko (Mentha arvensis L.) dan daun kesumba keling (Bixa orellana L.), masing-masing 3/4 genggam, gula enau 3 jari. Bahan-bahan tersebut dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin saring, lalu minum 3 kali sehari @ 3/4 gelas. 3. Membersihkan rahim setelah melahirkan, obat kuat: Akar kering cabe jawa sebanyak 3 g digiling halus. Seduh dengan air panas, hangat-hangat diminum sekaligus. 4. Pencernaan terganggu, batuk, ayan, demam sehabis melahirkan, menguatkan larnbung, paru dan jantung : Buah cabe jawa kering sebanyak 5 g ditumbuk halus. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk merata, lalu diminum sekaligus.
  • 9. 5. Sakit gigi : a. Daun cabe jawa yang segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk. Seduh dengan 1/2 gelas air panas. Selagi hangat disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur. b. Akar lekat dikunyah beberapa saat, lalu dibuang. 6. Kejang perut : Daun cabe jawa segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk. Seduh dengan 1 gelas air panas. Selagi hangat disaring Ialu diminum sekaligus 7. Urus-urus untuk penderita penyakit hati : Cabe Jawa 3 butir dan rimpang lempuyang seukuran ibu jari ditumbuk. Tambahkan 1 sendok makan air matang sambil diaduk rata, lalu peras dan saring. Airnya diminum sekaligus. 8. Demam : Buah yang kering sebanyak 3 g digiling halus, lalu diseduh dengan 1/2 gelas air panas. Kemudian minumlah bersama ampasnya selagi hangat. CATATAN : Penderita panas dalam dan perempuan hamil dilarang minum ramuan tumbuhan ini. Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Sinonim : = P. odorus Ridl. = P. latifolius Hassk. = P hasskarlii Merr. Familia : Pandanaccae Uraian: Pandan wangi tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman atau di kebun. Pandan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di tempat-tempat yang agak lembap, tumbuh subur dari daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 500 m dpl. Perdu tahunan, tinggi 1-2 m. Batang bulat dengan bekas duduk daun, bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Daun tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol, warnanya putih. Buahnya buah batu, menggantung, bentuk bola, diameter 4 - 7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya jingga. Pandan wangi selain sebagai rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak wangi. Daunnya harum kalau diremas atau diiris-iris, sering digunakan sebagai bahan penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau pada masakan atau penganan. Irisan daun pandan muda dicampur bunga mawar, melati, cempaka dan kenanga, sering diselipkan di sanggul supaya rambut menjadi harum, atau diletakkan di antara pakaian dalam lemari. Daun pandan yang diiris kecil-kecil juga digunakan untuk campuran bunga rampai atau bunga tujuh rupa. Perbanyakan dengan pemisahan tunas-tunas muda, yang tumbuh di antara akar-akarnya. Nama Lokal : Pandan rampe, p. seungit, p. room, p. wangi (Jawa).; Seuke bangu, s. musang, pandan jau, p. bebau, p. harum,; pandan rempai, p. wangi, p. musang (Sumatera). pondang,; pondan, ponda, pondago (Sulawesi).kelamoni, hao moni,; keker moni, ormon foni, pondak, pondaki, pudaka (Maluku).; Pandan arrum (Bali), bonak (Nusa Tenggara),; Penyakit Yang Dapat Diobati : Rambut rontok, menghitamkan rambut, menghilangkan ketombe; Lemah saraf (neurastenia), tidak napsu makan, rematik, ; Pegal linu, sakit disertai gelisah.; Komposisi : KANDUNGAN KIMIA : Daun pandan mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, polifenol, dan zat warna.
  • 10. BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun. INDIKASI : Daun pandan berkhasiat untuk mengatasi: - lemah saraf (neUrasthenia), - tidak nafsu makan, - rematik, pegal linu, - sakit disertai gelisah, - rambut rontok, menghitamkan rambut, dan - ketombe. CARA PEMAKAIAN : Daun pandan segar sebanyak 2 - 5 lembar diiris-iris secukupnya lalu direbus atau diseduh, minum. Atau daun ditumbuk lalu diperas dan diminum. Pemakaian luar, daun dicuci bersih lalu digiling halus. Turapkan pada luka atau kulit kepala yang berketombe. CONTOH PEMAKAIAN : 1. Lemah saraf : Daun pandan segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu dipotong kecil-kecil. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum pagi dan sore hari, masing- masing 1 gelas. 2. Rematik dan pegal linu : a. Daun pandan segar sebanyak 3 lembar dicuci bersih lalu diiris tipis-tipis. Seduh dengan 1/2 cangkir minyak kelapa yang telah dipanaskan sambil diaduk merata. Setelah dingin siap digunakan untuk menggosok bagian tubuh yang sakit. b. Daun pandan segar sebanyak 5 lembar dan daun serai 20 lembar, Dicuci Ialu ditumbuk sampai halus. Tambahkan minyak kayu putih dan minyak gandapura masing-masing 1 sendok makan. Aduk sambil diramas sampai merata. Ramuan ini digunakan untuk menggosok dan mengurut bagian tubuh yang sakit. 3. Gelisah : Daun pandan segar sebanyak 2 lembar dicuci lalu diiris tipis-tipis. Seduh dengan segelas air panas. Setelah -dingin disaring, minum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari, sampal tenang. 4. Rambut rontok : Sebanyak 10 lembar daun waru muda yang segar, segenggam daun urang-aring, 5 lembar daun mangkokan, 1 lembar daun pandan, 10 kuntum bunga melati, dan 1 kuntum bunga mawar, setelah dicuci bersih lalu dipotong-potong secukupnya. Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam panci email, lalu tambahkan rninyak wijen, minyak kelapa dan minyak kemiri masing-masing 1/2 cangkir. Panaskan sampai mendidih, lalu diangkat. Setelah dingin disaring, siap untuk digunakan. Caranya, oleskan campuran minyak tadi ke seluruh kulit kepala sambil dipijat ringan. Lakukan malam hari sebelum tidur, esok paginya rambut dikeramas. Lakukan 2 - 3 kali seminggu. 5. Menghitamkan rambut : Daun pandan wangi sebanyak 7 lembar dicuci lalu dipotong-potong. Rebus dengan 1 liter air sampai warnanya menjadi hijau. Embunkan air rebusan tadi semalaman. Pagi harinya, campurkan rebusan daun pandan tadi dengan air perasan 3 buah mengkudu masak. Air campuran tadi lalu digunakan untuk meneuci rambut. Lakukan 3 kali seminggu, sampai terlihat hasilnya. 6. Ketombe : Daun pandan segar sebanyak 7 lembar dicuci bersih lalu digiling halus. Tambahkan 1/2 cangkir air bersih sambil diremas merata. Peras dan saring. Air perasan daun pandan ini lalu dioleskan ke seluruh kulit kepala yang berketombe. Biarkan mengering, kalau perlu olesan diulang sekali lagi. Kira-kira 1/2 - 1 jam kemudian, rambut dibilas dengan air bersih. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
  • 11. Calingcing (Oxalis corniculata Linn.) Sinonim : Oxalis acetosella, Blanco, Oxalis cornculata, Miq. Oxalis javanica, Bl, Oxalis repens, Thunb. Familia : Oxalidaceae Uraian : Tumbuhan merayap atau tegak tinggi mencapai 5 - 35 cm, tumbuh liar pada tempat-tempat yang lembab, terbuka maupun yang teduh di sisi jalan atau lapangan rumput. Di pulau lawa tumbuhan ini terdapat dari pantai sampai pegunungan dengan ketinggian 3.000 meter diatas permukaan laut. Mempunyai batang lunak dan bercabang-cabang. Daunnya majemuk menjari tiga yang anak daunnya berbentuk jantung dengan warna hijau muda. Bunga keluar dari ketiak daun, berwarna kuning berbentuk payung kecil-kecil. Buah berupa kotak lonjong, tegak, bagian ujungnya seperti paruh, bila sudah masak berwarna coklat merah yang pecah bila disentuh. Nama Lokal : Calincing (Indonesia, Jawa), Mala-mala (Maluku); Rempi, semanggen, semanggi gunung, cembicenan (Jawa); Daun asam kecil lela, semanggi (Sumatra); Cu jiang cao (China).; Penyakit Yang Dapat Diobati : Demam, Flu, Hepatitis, Diare, Infeksi saluran kencing, Hipertensi; Kelemahan badan (Neurasthenia), Menghentikan Pendarahan ; Peluruh haid; Komposisi : SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa asam, sejuk. Menurunkan panas, menetralisir racun, antibiotik, anti-inflamasi, penenang, menurunkan tekanan darah. KANDUNGAN KIMIA : Asam oksalat. BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan. KEGUNAAN : 1. Demam, flu 2. Hepatitis, diare. 3. Infeksi saluran kencing. 4. Tekanan darah tinggi (Hipertensi). 5. Kekemahan badan ( Neurasthenia). 6. Menghentikan perdarahan. 7. Peluruh haid PEMAKAIAN : 30 - 60 gr, direbus, minum. PEMAKAIAN LUAR : 1. Luka, koreng, gigitan serangga, biang keringat, eczema, luka bakar, bisul: Tanaman segar dilumatkan, dipakai pada bagian badan yang ada kelainan. 2. Seduhan tumbuhan herba segar dipakai untuk obat kumur pada radang mulut, menghilangkan bau mulut. 3. Obat bisul: herba segar dilumatkan, ditambah gula merah, tempelkan ke tempat yang bisul. CARA PEMAKAIAN : 1. Hepatitis kronis: 30 gr. - 40 gr. direbus, untuk 2 kali minum. 2. Seduhan daun untuk mengobati sakit perut (diare), sariawan. 3. Menghentikan perdarahan: Tumbuhan segar ditumbuk, kemudian diperas, airnya dicampur dengan madu secukupnya, minum.
  • 12. 4. Peluruh haid: Daun dianginkan sampai kering (bukan dijemur), kemudian digiling menjadi bubuk. 9 gr. bubuk ditambah 1 sloki arak putih yang sudah dihangatkan, diminum sebelum makan pagi. 5. Batu saluran kencing : 60 gr. herba segar ditambah 60 gr. arak manis, dipanaskan menjadi setengahnya. Sehari 3 x 1/3 bagian. CATATAN: Dalam jumlah banyak, asam oksalat bersifat-racun. Kayu Putih (Meialeuca leucadendra L.) Sinonim : = M. cajuputi, Roxb. = M. cumingiana et lancifolia Turcz. = M. minor Sm. = M. saligna B. = M. viridifolia, Gaertn. = Myrtus leucadendra, Linn, = M. saligna Gmel. Familia : Myrtaceae Uraian : Kayu putih dapat tumbuh di tanah tandus, tahan panas dan dapat bertunas kembali setelah terjadi kebakaran. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi., dapat tumbuh di dekat pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah. Pohon, tinggi 10-20 m, kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar, dengan percabangan yang menggantung kebawah. Daun tunggal, agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset, panjang 4,5-15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan berbau minyak kayu putih. Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan. Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat tradisional disebut merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu putih. Ada yang kayunya berwarna merah, dan ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan varietas daun kecil. Varietas yang berdaun kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih. Daunnya, melalui proses penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang warnanya kekuning-kuningan sampai kehijau-hijauan. Perbanyakan dengan biji atau tunas akar. Nama Lokal : Gelam (Sunda, Jawa), ghelam (Madura), inggolom (Batak); Gelam, kayu gelang, kayu putih (Melayu), bru galang,; Waru gelang (Sulawesi), nggielak, ngelak (Roti), ; lren, sakelan (Piru), irano (Amahai), ai kelane (Hila),; irono (Haruku), ilano (Nusa Laut Saparuna), elan (Buru).; Bai qian ceng (China).; Penyakit Yang Dapat Diobati : Reumatik, Radang usus, Diare, Radang kulit, Batuk, demam, flu.; Sakit kepala, sakit gigi, Ekzema, Nyeri pada tulang dan saraf; Lemah tidak bersemangat (neurasthenia), Susah tidur, Asma; Komposisi : SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Kulit pohon: Tawar, netral. Penenang. Daun: Pedas, kelat, hangat. Menghilangkan sakit (analgetik), peluruh keringat (diaforetik), anti rheumatik, peluruh kentut (karminatif, pereda kolik (spasmolitik). Buah: Berbau aromatis dan pedas. Meningkatkan napsu makan (stomakik), karminatif, dan obat sakit perut. KANDUNGAN KIMIA: Kulit pohon: Lignin, melaleucin. Daun: Minyak atsiri, terdiri dari sineol 50%-65%, Alfa-terpineol, valeraldehida dan benzaldehida.
  • 13. BAGIAN YANG DIPAKAI: Kulit pohon, daun, ranting, buah. KEGUNAAN: Daun: - Rematik. - Nyeri pada tulang dan syaraf (neuralgia). - Radang usus, diare, perut kembung. - Radang kulit. - Ekzema, sakit kulit karena alergi. - Batuk, demam, flu. - Sakit kepala, sakit gigi. - Sesak napas (asma) Kulit kayu: Lemah tidak bersemangat (neurasthenia). Susah tidur. PEMAKAIAN: Untuk minum: Daun: 10-15 g, direbus. Pemakaian luar: Kulit atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat seperti alergik dermatitis, ekzema, luka bernanah atau daun segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci. CARA PEMAKAIAN: 1. Rasa lesu dan lemah, insomnia: Kulit kering sebanyak 6-10 g dipotong-potong seperlunya, direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. minum. 2. Rematik, nyeri syaraf, radang usus, diare: Daun kering sebanyak 6-10 g direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum. 3. Radang kulit, ekzema: Daun segar sebanyak 1 genggam dicuci bersih, rebus dengan 3 gelas air air bersih sampai mendidih. Hangat-hangat dipakai untuk mencuci bagian kulit yang sakit. 4. Luka bernanah: Kulit muda, sedikit jahe dan asam, dikunyah, Ialu ditempelkan pada luka terbuka yang bernanah. Ramuan ini akan menghisap nanah dari luka tersebut dan membersihkannya. CATATAN :  Sulingan minyak dari daun dan ranting dinamakan minyak kayu putih (cajeput oil), yang berkhasiat sebagai obat gosok pada bagian tubuh yang sakit atau nyeri, seperti sakit gigi, sakil telinga, sakit kepala, pegal-pegal dan encok, kejang pada kaki atau menghilangkan perut kembung, gatal digigit serangga, luka baru, luka bakar, kadang sebagai obat batuk.  Minyak kayu putih yang murni, bila dikocok didalam botol, maka gelembung-gelembung yang terbentuk dipermukaan akan cepat menghilang. Bila minyak kayu putih dipalsukan, yaitu dicampur dengan minyak tanah atau bensin, maka gelembung-gelembung yang terbentuk setelah dikocok, tidak akan cepat menghilang.