際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Tatalaksana ARV
dr. Yusuf Aulia Rahman, SpPD
Klinik Kanca Sehati
KSM Ilmu Penyakit Dalam - RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) - Cabang Lampung
Orientasi Layanan Tes & Pengobatan HIV Provinsi Lampung
Bandar Lampung, September 2022
Outline
 Layanan PDP yang ideal
 Tatalaksana medis HIV/AIDS
 Konsep 4 S
 Efek samping terapi
 Sindrom Pulih Imun
 Pemantauan keberhasilan terapi
 Profilaksis pasca pajanan/post exposure prophylaxis
Layanan PDP HIV Ideal
Continuum of HIV services
 Pelayanan HIV Paripurna adalah paket komprehensif yang meliputi:
 HIV prevention,
 diagnostic,
 treatment,
 care and support services provided for people at risk of HIV infection or living with HIV and
their families.
 Termasuk:
 pre-exposure prophylaxis;
 HIV testing and linkage to care;
 TB screening, prevention, diagnosis and care;
 management of opportunistic infections and other comorbid conditions;
 initiating, maintaining and monitoring ART response;
 adherence support;
 switching to second-line and third-line ART;
 and palliative care.
WHO - Guidelines for Managing Advanced HIV Disease and Rapid Initiation of Antiretroviral Therapy -2017
Penatalaksanaan Pasien HIV
Pencegahan Diagnostik
Pengobatan
Perawatan
&
Dukungan
WHO - Guidelines for Managing Advanced HIV Disease and Rapid Initiation of Antiretroviral Therapy -2017
Pelayanan Pasien HIV
 pre-exposure prophylaxis;
 HIV testing and linkage to care;
 TB screening, prevention, diagnosis and care;
 management of opportunistic infections and other comorbid conditions;
 initiating, maintaining and monitoring ART response;
 adherence support;
 switching to second-line and third-line ART;
 and palliative care.
WHO - Guidelines for Managing Advanced HIV Disease and Rapid Initiation of Antiretroviral Therapy -2017
Pembedaan Layanan Sesuai Kondisi Pasien
(Differentiated service delivery)
HIV Negatif
HIV Baru
terdiagnosis
& Akut
HIV Stabil
dalam ARV
HIV dengan
kehamilan
HIV dengan
penyakit
komorbid
HIV gagal
terapi
HIV Kritis
Jenazah
pasien HIV
WHO - Guidelines for Managing Advanced HIV Disease and Rapid Initiation of Antiretroviral Therapy -2017
Pembedaan Layanan Sesuai Kondisi Pasien
(Differentiated service delivery)
WHO - Guidelines for Managing Advanced HIV Disease and Rapid Initiation of Antiretroviral Therapy -2017
Dengan adanya pembedaan:
 Pasien stabil dapat dikurangi frekuensi kunjungan dan peresepan obat
(3-6 bulan)
 Layanan PDP dapat fokus ke perawatan pasien yang akut dan
membutuhkan pengawasan intensif.
Pendekatan Kesehatan Masyarakat
Masalah HIV
 Bertujuan memastikan aksess seluas-luasnya ke pelyanan berkualitas
tinggi pada level populasi, berdasarkan pendekatan yang terstandar
namun sederhana, dan tetap seimbang antara implementasi standar
perawatan yang terbaik berbasis bukti namun tetap mampu-laksana
dalam skala besar di daerah dengan sumber daya terbatas
Pendekatan Kesehatan Masyarakat
Masalah HIV
4 elemen kunci pendekatan kesmas dalam masalah HIV:
 Formularium obat yang sederhana
 Penggunaan obat FDC skala luas sebagai lini pertama pasien dewasa,
remaja, dan anak
 Perawatan dan obat-obatan disediakan secara gratis di layanan satu
pintu
 Desentralisasi dan integrasi pelayanan, termasuk pembagian tugas
dan penyederhanaan pendekatan monitoring klinis.
Tatalaksana Medis HIV/AIDS
Tatalaksana ARV - efek samping - IRIS - monitoring terapi - PEP (1).pdf
Alur Tatalaksana HIV di PDP
POST ARV
PEMBERIAN ARV
PRA ARV
Alur Tatalaksana HIV di PDP
1  Atasi kegawatan
2  Diagnosis HIV
3  Diagnosis IO & Koinfeksi
4  Tatalaksana IO & Koinfeksi
5  Tatalaksana HIV (ARV)
6  Monitoring Efek samping dan Interaksi obat
7  Monitoring respons terapi
Alur Tatalaksana HIV di PDP
1  Atasi kegawatan
2  Diagnosis HIV
3  Diagnosis IO & Koinfeksi
4  Tatalaksana IO & Koinfeksi
5  Tatalaksana HIV (ARV)
6  Monitoring Efek samping dan Interaksi obat
7  Monitoring respons terapi
Pra ARV
 Kondisi gawat darurat sudah teratasi
 Diagnosis HIV sudah tegak
 Infeksi oportunistik, koinfeksi, dan komorbiditas sudah didiagnosis
dan diterapi
 Pasien sudah siap secara mental dan berkomitmen
 Dukungan keluarga dan atau kelompok sebaya sudah didapatkan
 Stok obat di PDP tersedia.
 Pekerjaan dan kebiasaan pasien sudah diketahui.
Pemberian ARV Segera (Same day ARV)
 ODHA dengan stadium klinis 1 & 2, serta stadium 3 yang stabil.
 Diberikan ARV pada hari yang sama, sambil menunggu pemeriksaan
penunjang (jika ada dan diperlukan).
 Pasien yang terlalu cepat diberikan ARV akan potensial putus
pengobatan (belum siap mental, dll) dan terjadi Sindrom Pulih Imun
Stadium Klinis HIV (WHO)
Manfaat ARV?
Harapan Hidup ODHA Mendekati Populasi Non-HIV
Harapan Hidup ODHA Mendekati Populasi
Non-HIV
Tatalaksana ARV - efek samping - IRIS - monitoring terapi - PEP (1).pdf
Entry inhibitor
 CCR5 inhibitor
 CXCR4 inhibitor
 Fusion inhibitor (FI)
CD4 binding inhibitor
Nucleoside reverse
transcriptase
inhibitor (NRTI)
Non nucleoside
reverse transcriptase
inhibitor (NNRTI)
Protease inhibitor
(PI)
Integrase inhibitor Maturation inhibitor
Fusion Inhibitor
 Enfuviritide
Entry Inhibitor CCR5 Antagonis
 Maraviroc
NRTI
 Stavudin
 Didanosin
 Zidovudin
 Lamivudin
 Emtricitabine
 Zalcitabine
 Abacavir
NNRTI
 Efaviren
 Nevirapine
 Rilpivirin
 Etravirin
 Delavirdin
Integrase
Inhibitor
 Raltegravir
 Dolutegravir
 Elvitegravir
Protease
Inhibitor
 Indinavir (IDV)
 Saquinavir
(SQV)
 Amprenavir
(APV)
 Ritonavir (RTV)
 Lopinavir (LPV)
 Atazanavir
(ATV)
 Fosamprenavir
(FPV)
 Tipranavir
(TPV)
 Darunavir
(DRV)
Maturation
Inhibitor
Obat ARV yang Tersedia
ARV di Indonesia
NRTI
 Zidovudin (AZT)
 Lamivudin (3TC)
 Tenofovir
(TDF/TAF)
 Emtricitabin (FTC)
 Abacavir (ABC)
NNRTI
 Efavirenz
 Nevirapine
 Rilpivirine
PI
 Lopinavir/Ritonavir
INSTI
 Dolutegravir
Terapi ARV: Konsep 4 S
Start: kapan memulai terapi ARV?
Rekomendasi Indikasi ARV
Terapi ARV harus diberikan kepada semua ODHA tanpa melihat stadium klinis dan
nilai CD4 (sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang)
Terapi ARV harus dimulai pada semua ODHA yang hamil dan menyusui, tanpa
memandang stadium klinis WHO dan nilai CD4 dan dilanjutkan seumur hidup
(sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang)
PNPK HIV 2019
 Tidak dikenal lagi ARV profilaksis untuk ibu hamil
Kapan Mulai Terapi ARV pada
Pasien dengan IO?
Infeksi oportunistik Rekomendasi
Pneumocystis pneumonia ARV dimulai dalam 2 minggu setelah
diagnosis PCP
Ensefalitis Toxoplasma ARV dimulai dalam 2-3 minggu
Kriptosporidiosis Mulai ARV sebagai bagian dari terapi
IO
Meningitis kriptokokus Tunda ARV hingga induksi antijamur
 4-6 minggu
PNPK HIV 2019
Persiapan Pemberian ARV
Setelah
diagnosis HIV
 CD4
 Skrining TB
 HBsAg
 Skrining sifilis
(pada MSM)
 PPK
Terapi IO jika
ada
 Obat
tuberkulosis
 Obat
toxoplasma
 dll
Inisiasi ART
 Kreatinin/
eGFR, dipstik
urin
 Hb
 SGPT
PNPK HIV 2019
Kapan Mulai Memberikan Terapi ARV?
Pengobatan dan
pencegahan infeksi
oportunistik
Pemberian terapi ARV
TB: 2-8 minggu setelah OAT
CD4 < 50: sebelum 2 minggu setelah OAT
Sindrom pulih
imun
1. ODHA dengan infeksi oportunistik
Efek samping
obat infeksi
Infeksi/kondisi yg terapinya adalah ARV  lebih cepat
- CMV (cytomegalovirus)
- Diare karena Cryptosporodiasis
- Limfadenopati HIV/HIVAN/kardiomiopati HIV, etc
Meningitis kriptokokus  lebih lama, sesudah 4-6 minggu
PNPK HIV 2019
Kapan Mulai Terapi ARV pada
Pasien dengan IO?
Infeksi oportunistik Rekomendasi
Pneumocystis pneumonia ARV dimulai dalam 2 minggu setelah
diagnosis PCP
Ensefalitis Toxoplasma ARV dimulai dalam 2-3 minggu
Kriptosporidiosis Mulai ARV sebagai bagian dari terapi
IO
Meningitis kriptokokus Tunda ARV hingga induksi antijamur
 4-6 minggu
PNPK HIV 2019
2. ODHA tanpa infeksi oportunistik
Segera diberikan jika memenuhi indikasi setelah pasien SIAP
 Hari yang sama dengan diagnosis sampai 1 minggu
 Hasil pemeriksaan laboratorium lengkap tidak menjadi pra-syarat untuk
memulai terapi ARV
Ibu hamil: dapat diberikan pada hari yang sama (same day ARV)
PNPK HIV 2019
Kapan Mulai Memberikan Terapi ARV?
Rekomendasi
Paduan ARV Lini Pertama
Paduan pilihan TDF + 3TC (atau FTC) + EFV dalam bentuk KDT
Paduan
alternatif
 AZT + 3TC + NVP
 AZT + 3TC + EFV
 TDF + 3TC (atau FTC) + NVP
 AZT + 3TC + EFV400 *
 TDF + 3TC (atau FTC) + EFV400 *
* Belum dapat direkomendasikan pada ibu hamil dan
ODHA yang menggunakan rifampisin PNPK HIV 2019
PNPK HIV 2019
Tatalaksana ARV - efek samping - IRIS - monitoring terapi - PEP (1).pdf
Pasien remaja dan dewasa yang belum
pernah menggunakan ARV sebelumnya
Kondisi Regimen Pilihan Regimen Alternatif
Koinfeksi TB TDF+3TC+EFV
TDF+3TC+DTG dengan penambahan 1
tablet DTG 50 mg dengan jarak 12 jam
Perempuan yang
merencanakan kehamilan
dan ibu hamil trimester
ke-1
TDF+3TC+EFV
TDF+3TC+DTG dengan memahami
kewaspadaan pemakaian DTG pada
trimester 1*
Ibu hamil trimester ke-2
dan 3
TDF+3TC+DTG ** TDF+3TC+EFV
selain tiga kondisi di atas TDF+3TC+DTG TDF+3TC+EFV ***
rekomendasi panli 2 Juli 2020
* karena belum cukup bukti klinik untuk penggunaan DTG pada trimester 1, ** untuk menurunkan viral load lebih cepat,
*** untuk penggunaan EFV400 disesuaikan dengan ketersediaan
Alur Tatalaksana HIV di PDP
1  Atasi kegawatan
2  Diagnosis HIV
3  Diagnosis IO & Koinfeksi
4  Tatalaksana IO & Koinfeksi
5  Tatalaksana HIV (ARV)
6  Monitoring Efek samping dan Interaksi obat
7  Monitoring respons terapi
Adapted from Munk. CPS Info Pack (suppl). POZ 1998.
Efek samping ~ non adherence HAART
Persen pasien yg tdk minum obat akibat efek samping
0
60
Demam
Nyeri
ulu
hati
Ruam
kulit/psoriasis
Perubahan
bentuk
tubuh
Gangguan
pengecap
Neuropati/
tingling
Diare
Perut
kembung
Fatigue
Sakit
kepala
Mual
Muntah
10
20
30
40
50
0 0
11 13 14 15 16 17
26 26
36
57
Pasien (%)
0
30
Alasan non adherence ARV
Mual
Diare
Muntah
Gangguan
gastrointestinal
Dysphagia
Sakit
kepala
Insomnia
Reaksi
hipersensitifitas
/ruam
kulit
Letih/lesu
Pusing
Neuropati
Anemi
Jumlah
totol
Netrofil

5
10
15
20
25
(n=84)
O Brien ME et al JAIDS 2003:34:407-14
Efek Samping pada ARV
 Golongan NRTI
 Toksistas pada mitokondria
 Mayoritas terkait dengan dosis obat
 Golongan NNRTI
 Hipersensitivitas dan gangguan SSP
 Mayoritas terkait dengan dosis obat
 Golongan PI
 Gangguan metabolic
 Gangguan GI tract
Prinsip Penanganan Toksisitas Obat
 Tentukan beratnya toksisitas
 Evaluasi semua obat yang dipergunakan (ARV atau non-ARV)
 Pertimbangkan gejala yang timbul disebabkan oleh proses penyakit (mis,
hepatitis yg menimbulkan ikterus)
 Tangani efek samping sesuai beratnya
 Derajat 4 (mengancam jiwa): hentikan obat ARV
 Derajat 3 (berat): substitusi obat
 Derajat 2 (sedang): Lanjutkan ARV atau substitusi
 Derajat 1 (ringan): Tdk perlu ganti terapi
 Pada kasus yang ringan  perlu memotivasi pasien agar terus minum obat
 Jika memberikan obat untuk mengurangi gejala pertimbangkan ada
tidaknya interaksi obat
Interaksi Obat
 Selalu terjadi  bermakna atau tidak?
 Pertimbangkan manfaat >>>>>efek samping/interaksi
 Dahulukan obat-obatan yang life saving
 Waspadai obat-obatan herbal yang dikonsumsi pasien tanpa resep
dokter.
Tatalaksana ARV - efek samping - IRIS - monitoring terapi - PEP (1).pdf
Tatalaksana ARV - efek samping - IRIS - monitoring terapi - PEP (1).pdf
Substitusi: mengganti ARV saat
viral load masih baik
Pemantauan Toksisitas dan pilihan
substitusi
ARV Tipe toksisitas Pilihan substitusi
TDF Disfungsi tubulus renalis
Sindrom Fanconi
AZT
Menurunnya densitas mineral tulang
Asidosis laktat atau hepatomegali dengan
steatosis
Eksaserbasi hepatitis B (hepatic flares) Gunakan alternatif obat
hepatitis lainnya seperti
entecavir
AZT Anemia atau neutropenia berat,
miopati, lipoatrofi atau Lipodistrofi
TDF
Intoleransi saluran cerna berat
Asidosis laktat atau hepatomegali dengan
steatosis
PNPK HIV 2019
PNPK HIV 2019
ARV Tipe toksisitas Pilihan substitusi
EFV Toksisitas SSP persisten
(seperti mimpi buruk,
depresi, kebingungan,
halusinasi, psikosis)
NVP
Pertimbangkan penggunaan EFV dosis rendah
(400 mg/hari) atau
subsitusi dengan NVP.
Jika pasien tidak dapat mentoleransi NVP dan
EFV, gunakan RPV. Jika tidak dapat juga, gunakan
LPV/r
Hepatotoksisitas
Kejang
Hipersensitivitas obat,
Ginekomastia pada pria
NVP Hepatotoksisitas EFV
Pertimbangkan penggunaan EFV dosis rendah
(400 mg/hari)
Jika pasien tidak dapat mentoleransi NVP dan
EFV, gunakan RPV. Jika tidak dapat juga, gunakan
LPV/r
Hipersensitivitas obat
PNPK HIV 2019
PNPK HIV 2019
Sindrom Pulih Imun
Definisi
 Immune Reconstitution Inflamatory Syndrome (IRIS)/Sindrom Pulih
Imun
 Reaksi inflamasi paradoks terhadap antigen asing (hidup atau mati)
pada pasien yang telah diberikan ART dan telah terjadi perbaikan
respon imun terhadap antigen tersebut.
Tatalaksana ARV - efek samping - IRIS - monitoring terapi - PEP (1).pdf
CD4+
 Konduktor dari immune orkestra
 Berproliferasi sbg respon terhadap antigen yg dipresentasikan oleh
APC berasosiasi dengan MHC class II
 Menentukan tipe dari respon imun
 Secara phenotype di karakteristik menjadi na誰ve dan memory 
Berdasarkan CD 45
 CD 45 RO  Memory
 CD 45 RA - naive
Respon Imun Setelah Pemberian ARV
Terjadi dalam 3 fase
 Fase pertama
 Restorasi dari CD4 yg terperangkap di jaringan
limfoid sekunder ke aliran darah
 Merupakan tipe memory cell
 Mencapai puncak pada minggu ke 10
 Restorasi diikuti pembentukan CD4 naive
sebanyak 20  30 sell/袖L bulan
 Fase kedua
 Pembentukan CD 4 naive sebanyak 5 - 10 sell/袖L
bulan
 Terjadi hingga tahun ke dua
 Fase ketiga
 Pembentukan CD 4 naive sebanyak 2  5 sell/袖L
bulan
 Terjadi hingga tahun ke 7
Insiden
 Insiden IRIS sekitar Rata  rata 17  23%
 Insiden IRIS associated disease berbeda-beda untuk tiap penyakit
 Insiden TB/MAC- asosiasi IRIS sekitar 20-25 %
 Insiden BCG- asosiasi IRIS sekitar 15%
 Hepatic flare pada Hep B/C sekitar 25%
 CMV terjadi sekitar 30%
 Criptococcus terjadi sekitar 19%
Onset terjadinya IRIS
Faktor Resiko
Faktor Resiko - lanjutan
 Laki  Laki
 Usia muda
 Nilai CD4 absolute dan persentase yang rendah pada saat dimulai
pemberian ARV
 HIV RNA yang tinggi pada saat dimulai pemberian ARV
 Turunnya jumlah HIV RNA yang cepat setelah pemberian ARV
 Interval yang terlalu dekat antara pemberian ARV dan penanganan
infeksi opportunistik
 Penderita merupakan ART naive pada waktu dimulai pemberian ARV
Kriteria Diagnosis
Shelburne at all, merekomendasikan kriteria diagnosis untuk
mengenali IRIS yang teriri dari beberapa kriteria yaitu
Penderita terkonfirmasi HIV positive
Pasien mendapatkan ARV yang efektif (HAART)
Manifestasi klinis dari proses inflamasi
Tampilan gejala yang keluar tidak sesuai dengan efek samping obat, gejala
infeksi oportunistik yang baru
 Diagnosa IRIS perlu diikuti dengan patogen penyebab
Jika patogen penyebab belum diobati, selain pengobatan IRIS perlu
diikuti dengan pengobatan patogen penyebab
Spektrum Iris
Manifestasi iris
TBC
 Pasien yang sebelumnya respon terhadap terapi, kemudian menjadi
buruk dengan gambaran klinis, pembesaran KGB, gejala meningeal,
dan rontgen yang memburuk.
 TB-IRIS daoat menimbulkan hepatotoksisitas yang sulit dibedakan
dengan toksisitas karena obat.
 MDR TB dapat meningkatkan risiko IRIS TB.
MAC
 Dapat bermanifestasi sebagai limfadeniti lokal, penyakit paru, atau
inflamasi sistemi yang tidak dapat dibedakan dengan MAC aktif.
 Tidak ada bakteremia.
Criptococcus
 Bermanifestasi dengan perburukan gejala meningitis
CMV
 Dalam bentuk retinits, vitritis, atau uveitis.
 IRIS CMV dapat menyebabkan kehilangan pengelihatan yang cepat
dan permanen.
 Kejadian IRIS bervariasi, vitritis dapat terjadi dalam 20 minggu setelah
terapi ARV
Hepatitis B & C
 Peningkatan transaminase dapat terjadi setelah terapi ARV dan sulit
dibedakan dengan hepatitis imbas obat
 Flare hepatik biasanya ringan dan sembuh sendiri, namun dapat
terjadi dekompensasi pada pasien dengan sirosis.
Progressive multifocal leukoencephalopathy
 PML dapat timbul atau memburuk, sebagai defisit perburukan
neurologis fokal atau pada pencitraan (MRI/CT Scan).
Kaposis sarcoma
 Muncul sebagai perburukan sarkoma Kaposi
 IRIS fatal terjadi pada pasien dengan sarkoma Kaposi sebelumnya
yang mendapatkan ARV
 IRIS akibat human herpesvirus-8 tidak diketahui frekuensinya.
Autoimmune diseases
 Penyakit-penyakit autoimun yang sudah ada seperti sarkoidosis atau
penyakit Graves dapat kambuh.
Herpes simplex virus and varicella zoster virus
 HSV dan VZV dapat menjadi aktif setelah inisiasi terapi ARV.
 Bentuknya bisa seperti penyakit non IRIS; namun IRIS dapat membuat
gejala makin parah.
 Beberapa kasus pasien baru menyadari HSV setelah adanya IRIS
Nonspecific dermatologic complications
 A number of dermatologic manifestations, such as folliculitis and oral
and genital warts, may appear or worsen during immune
reconstitution
Pencegahan
 Lakukan pemeriksaan fisik yang teliti setelah diagnosa HIV ditegakkan
untuk mencari IO
 Pemberian ARV pada waktu nilai CD4 masih tinggi
 Perlu interval waktu antara penanganan IO dengan ARV pada pasien
dengan nilai CD4 yang rendah
 Perlu keseimbangan antara pemberian interval dengan resiko untuk
mendapatkan IO atau IRIS yang lain
Pengobatan
 ARV dilanjutkan kecuali pada kondisi severe inflamasi yang
mengancam jiwa
 Pengobatan kuman patogen jika sebelumnya tidak terdiagnosis dan
tidak mendapat pengobatan
 NSAID
 Metil prednisolon 0,5  1 mg/kgBB/hari
Ilustrasi
Ilustrasi 1
73
73
Sebelum ART: 3.6.2004
4 bln kmd:
11.10.2004
Ilustrasi 2
74
74
Sebelum ART
11 minggu ART
Ilustrasi 3
75
10 minggu kmd
Ilustrasi 4
76
76
IRIS TBC
77
77
IRIS CMV (Cytomegalovirus)
78
78
IRIS-Microsporidiosis
79
Multiple granulomas on
hyperemic peritoneal wall
Granulomas over the peritoneum
& the hyperemic bowel
IRIS Sifilis
Alur Tatalaksana HIV di PDP
1  Atasi kegawatan
2  Diagnosis HIV
3  Diagnosis IO & Koinfeksi
4  Tatalaksana IO & Koinfeksi
5  Tatalaksana HIV (ARV)
6  Monitoring Efek samping dan Interaksi obat
7  Monitoring respons terapi
Respon Pengobatan ARV
- 1.0 -
- 2.0 -
- 3.0 -
0
100 -
200 -
300 -
0.5 log
Tatalaksana ARV - efek samping - IRIS - monitoring terapi - PEP (1).pdf
Pasien remaja dan dewasa yang dalam
terapi ARV lini pertama
Kondisi Rekomendasi
Tidak dapat mentoleransi obat
EFV atau NVP, serta tidak dapat
menggunakan RPV
substitusi dengan DTG
Pasien dalam terapi lini 1
minimal 6 bulan dengan klinis
baik  periksakan viral load
(VL)
VL >1000 kopi/mL switch (ganti regimen) ke lini 2
VL 200-1000 kopi/mL
Teruskan regimen sebelumnya
dan ulang viral load dalam 3
bulan
VL tak terdeteksi sd
<200 mL
Teruskan regimen sebelumnya
rekomendasi panli 2 Juli 2020
Switch: mengganti ARV saat Viral
Load tinggi
Rekomendasi lini ke-2
(remaja dan dewasa)
rekomendasi panli 2 Juli 2020
Jika lini 1 menggunakan HBV Pilihan lini 2
AZT+3TC/FTC+EFV/NVP +/-
TDF+3TC+DTG*
TDF+3TC+LPV/r**
TDF+3TC/FTC+EFV/NVP
-
AZT+3TC+DTG*
AZT+3TC+LPV/r**
+
TDF+AZT+3TC+DTG*
TDF+AZT+3TC+LPV/r**
TDF+3TC+DTG
- AZT+3TC+LPV/r**
+ TDF+AZT+3TC+LPV/r**
*penambahan 1 tablet DTG 50 mg dengan jarak 12 jam jika digunakan bersama rifampisin
**dosis ganda LPV/r jika digunakan bersama rifampisin
Rekomendasi lini ke-3
(remaja dan dewasa)
rekomendasi panli 2 Juli 2020
Jika lini 2 menggunakan HBV Pilihan lini 3
AZT/TDF+3TC/FTC+LPV/r - DTG+DRV/r
TDF+AZT+3TC+LPV/r + DTG+DRV/r+TDF+3TC/FTC
Stop: menghentikan ARV
Alasan Stop ARV
 Efek samping berat
 Pasien menolak
 Stok habis
Profilaksis Pasca Pajanan
Post Exposure Prophylaxis (PEP)
 Diberikan pengobatan pada orang dengan HIV Negative yang
terpapar virus HIV.
Tatalaksana ARV - efek samping - IRIS - monitoring terapi - PEP (1).pdf
PEP
 Bersihkan luka
 Cek anti HIV, HBsAg, Anti HCV, VDRL/TPHA  pastikan HIV negatif
 Cek kondisi organ (Ur/Cr, SGOT, SGPT, dll)
 Konseling kepatuhan.
Rekomendasi pencegahan pasca paparan
HIV okupasional dan kekerasan seksual
rekomendasi panli 2 Juli 2020
Regimen
Pilihan TDF+3TC+DTG
Alternatif
TDF+FTC/3TC+LPV/r
TDF+3TC+EFV
AZT+3TC+DTG
AZT+3TC+LPV/r
AZT+3TC+EFV
Terima kasih

More Related Content

Similar to Tatalaksana ARV - efek samping - IRIS - monitoring terapi - PEP (1).pdf (20)

pedoman ARV dewasa.pptx
pedoman ARV dewasa.pptxpedoman ARV dewasa.pptx
pedoman ARV dewasa.pptx
EvitaGorettiSimarmat
TERAPI_ARV_Konsep_4S.pptx
TERAPI_ARV_Konsep_4S.pptxTERAPI_ARV_Konsep_4S.pptx
TERAPI_ARV_Konsep_4S.pptx
GinaHusnulInayah
Definisi,penyebab dan tata laksana penyakit hiv
Definisi,penyebab dan tata laksana penyakit hivDefinisi,penyebab dan tata laksana penyakit hiv
Definisi,penyebab dan tata laksana penyakit hiv
LilianVeronica2
hiv dan covid 19.pdf
hiv dan covid 19.pdfhiv dan covid 19.pdf
hiv dan covid 19.pdf
happy_yw
LAYANAN TES HIV.pptx
LAYANAN TES HIV.pptxLAYANAN TES HIV.pptx
LAYANAN TES HIV.pptx
ArmandAp1
KEBIJAKAN TRIPLE E KAB JEMBER revised velly.pptx
KEBIJAKAN TRIPLE E KAB JEMBER revised velly.pptxKEBIJAKAN TRIPLE E KAB JEMBER revised velly.pptx
KEBIJAKAN TRIPLE E KAB JEMBER revised velly.pptx
LilianVeronica2
03_Tata Laksana HIV_Bagian 2 tanpa sumber.pptx
03_Tata Laksana HIV_Bagian 2 tanpa sumber.pptx03_Tata Laksana HIV_Bagian 2 tanpa sumber.pptx
03_Tata Laksana HIV_Bagian 2 tanpa sumber.pptx
DeviyantiAulia1
KIE & KONSELING HIV.pptx
KIE & KONSELING HIV.pptxKIE & KONSELING HIV.pptx
KIE & KONSELING HIV.pptx
KiaTauhid
Tatalaksana HIV AIDS.pptx
Tatalaksana HIV AIDS.pptxTatalaksana HIV AIDS.pptx
Tatalaksana HIV AIDS.pptx
bismillah41
Sesi 1 Tata Laksana Program PrEP di Indonesia (1).pdf
Sesi 1  Tata Laksana Program PrEP di Indonesia (1).pdfSesi 1  Tata Laksana Program PrEP di Indonesia (1).pdf
Sesi 1 Tata Laksana Program PrEP di Indonesia (1).pdf
lalewidya14
Pedoman arv dewasa
Pedoman arv dewasa Pedoman arv dewasa
Pedoman arv dewasa
VeraNita5
PEDOMAN PELAYANAN hiv baru-dikonversi FIX.docx
PEDOMAN PELAYANAN hiv baru-dikonversi FIX.docxPEDOMAN PELAYANAN hiv baru-dikonversi FIX.docx
PEDOMAN PELAYANAN hiv baru-dikonversi FIX.docx
mutiiarahniz
Tata Laksana Program PrEP di Indonesia.pptx
Tata Laksana Program PrEP di Indonesia.pptxTata Laksana Program PrEP di Indonesia.pptx
Tata Laksana Program PrEP di Indonesia.pptx
HafizMaulanaAhmad
Surakarta_Kolaborasi TB-HIV; Lokakarya Penanggulangan AIDS,TB dan KTR 0912202...
Surakarta_Kolaborasi TB-HIV; Lokakarya Penanggulangan AIDS,TB dan KTR 0912202...Surakarta_Kolaborasi TB-HIV; Lokakarya Penanggulangan AIDS,TB dan KTR 0912202...
Surakarta_Kolaborasi TB-HIV; Lokakarya Penanggulangan AIDS,TB dan KTR 0912202...
selfierijal
Penyuluhan Kesehatan Tata Laksana TB dan HIV
Penyuluhan Kesehatan Tata Laksana TB dan HIVPenyuluhan Kesehatan Tata Laksana TB dan HIV
Penyuluhan Kesehatan Tata Laksana TB dan HIV
FerisaAprintha1
PPTMI 1Farmakologi ARV Terkait HIV dan PIMS.pptx
PPTMI 1Farmakologi ARV Terkait HIV dan PIMS.pptxPPTMI 1Farmakologi ARV Terkait HIV dan PIMS.pptx
PPTMI 1Farmakologi ARV Terkait HIV dan PIMS.pptx
puskesmassidosermo
Web 29 Nov - dr Yanri Subronto, Sp.PD.pdf
Web 29 Nov - dr Yanri Subronto, Sp.PD.pdfWeb 29 Nov - dr Yanri Subronto, Sp.PD.pdf
Web 29 Nov - dr Yanri Subronto, Sp.PD.pdf
FaridaHelmy2
EDIT_Sesi 1 Tata Laksana Program PrEP di Indonesia.pptx
EDIT_Sesi 1 Tata Laksana Program PrEP di Indonesia.pptxEDIT_Sesi 1 Tata Laksana Program PrEP di Indonesia.pptx
EDIT_Sesi 1 Tata Laksana Program PrEP di Indonesia.pptx
aceng23
TATALAKSANA PREP DI DKI INDONESIIA .pptx
TATALAKSANA PREP DI DKI INDONESIIA .pptxTATALAKSANA PREP DI DKI INDONESIIA .pptx
TATALAKSANA PREP DI DKI INDONESIIA .pptx
PriskaAnindya1
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptxPeran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
IRFANPERMANA7
TERAPI_ARV_Konsep_4S.pptx
TERAPI_ARV_Konsep_4S.pptxTERAPI_ARV_Konsep_4S.pptx
TERAPI_ARV_Konsep_4S.pptx
GinaHusnulInayah
Definisi,penyebab dan tata laksana penyakit hiv
Definisi,penyebab dan tata laksana penyakit hivDefinisi,penyebab dan tata laksana penyakit hiv
Definisi,penyebab dan tata laksana penyakit hiv
LilianVeronica2
hiv dan covid 19.pdf
hiv dan covid 19.pdfhiv dan covid 19.pdf
hiv dan covid 19.pdf
happy_yw
LAYANAN TES HIV.pptx
LAYANAN TES HIV.pptxLAYANAN TES HIV.pptx
LAYANAN TES HIV.pptx
ArmandAp1
KEBIJAKAN TRIPLE E KAB JEMBER revised velly.pptx
KEBIJAKAN TRIPLE E KAB JEMBER revised velly.pptxKEBIJAKAN TRIPLE E KAB JEMBER revised velly.pptx
KEBIJAKAN TRIPLE E KAB JEMBER revised velly.pptx
LilianVeronica2
03_Tata Laksana HIV_Bagian 2 tanpa sumber.pptx
03_Tata Laksana HIV_Bagian 2 tanpa sumber.pptx03_Tata Laksana HIV_Bagian 2 tanpa sumber.pptx
03_Tata Laksana HIV_Bagian 2 tanpa sumber.pptx
DeviyantiAulia1
KIE & KONSELING HIV.pptx
KIE & KONSELING HIV.pptxKIE & KONSELING HIV.pptx
KIE & KONSELING HIV.pptx
KiaTauhid
Tatalaksana HIV AIDS.pptx
Tatalaksana HIV AIDS.pptxTatalaksana HIV AIDS.pptx
Tatalaksana HIV AIDS.pptx
bismillah41
Sesi 1 Tata Laksana Program PrEP di Indonesia (1).pdf
Sesi 1  Tata Laksana Program PrEP di Indonesia (1).pdfSesi 1  Tata Laksana Program PrEP di Indonesia (1).pdf
Sesi 1 Tata Laksana Program PrEP di Indonesia (1).pdf
lalewidya14
Pedoman arv dewasa
Pedoman arv dewasa Pedoman arv dewasa
Pedoman arv dewasa
VeraNita5
PEDOMAN PELAYANAN hiv baru-dikonversi FIX.docx
PEDOMAN PELAYANAN hiv baru-dikonversi FIX.docxPEDOMAN PELAYANAN hiv baru-dikonversi FIX.docx
PEDOMAN PELAYANAN hiv baru-dikonversi FIX.docx
mutiiarahniz
Tata Laksana Program PrEP di Indonesia.pptx
Tata Laksana Program PrEP di Indonesia.pptxTata Laksana Program PrEP di Indonesia.pptx
Tata Laksana Program PrEP di Indonesia.pptx
HafizMaulanaAhmad
Surakarta_Kolaborasi TB-HIV; Lokakarya Penanggulangan AIDS,TB dan KTR 0912202...
Surakarta_Kolaborasi TB-HIV; Lokakarya Penanggulangan AIDS,TB dan KTR 0912202...Surakarta_Kolaborasi TB-HIV; Lokakarya Penanggulangan AIDS,TB dan KTR 0912202...
Surakarta_Kolaborasi TB-HIV; Lokakarya Penanggulangan AIDS,TB dan KTR 0912202...
selfierijal
Penyuluhan Kesehatan Tata Laksana TB dan HIV
Penyuluhan Kesehatan Tata Laksana TB dan HIVPenyuluhan Kesehatan Tata Laksana TB dan HIV
Penyuluhan Kesehatan Tata Laksana TB dan HIV
FerisaAprintha1
PPTMI 1Farmakologi ARV Terkait HIV dan PIMS.pptx
PPTMI 1Farmakologi ARV Terkait HIV dan PIMS.pptxPPTMI 1Farmakologi ARV Terkait HIV dan PIMS.pptx
PPTMI 1Farmakologi ARV Terkait HIV dan PIMS.pptx
puskesmassidosermo
Web 29 Nov - dr Yanri Subronto, Sp.PD.pdf
Web 29 Nov - dr Yanri Subronto, Sp.PD.pdfWeb 29 Nov - dr Yanri Subronto, Sp.PD.pdf
Web 29 Nov - dr Yanri Subronto, Sp.PD.pdf
FaridaHelmy2
EDIT_Sesi 1 Tata Laksana Program PrEP di Indonesia.pptx
EDIT_Sesi 1 Tata Laksana Program PrEP di Indonesia.pptxEDIT_Sesi 1 Tata Laksana Program PrEP di Indonesia.pptx
EDIT_Sesi 1 Tata Laksana Program PrEP di Indonesia.pptx
aceng23
TATALAKSANA PREP DI DKI INDONESIIA .pptx
TATALAKSANA PREP DI DKI INDONESIIA .pptxTATALAKSANA PREP DI DKI INDONESIIA .pptx
TATALAKSANA PREP DI DKI INDONESIIA .pptx
PriskaAnindya1
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptxPeran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
IRFANPERMANA7

Tatalaksana ARV - efek samping - IRIS - monitoring terapi - PEP (1).pdf

  • 1. Tatalaksana ARV dr. Yusuf Aulia Rahman, SpPD Klinik Kanca Sehati KSM Ilmu Penyakit Dalam - RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) - Cabang Lampung Orientasi Layanan Tes & Pengobatan HIV Provinsi Lampung Bandar Lampung, September 2022
  • 2. Outline Layanan PDP yang ideal Tatalaksana medis HIV/AIDS Konsep 4 S Efek samping terapi Sindrom Pulih Imun Pemantauan keberhasilan terapi Profilaksis pasca pajanan/post exposure prophylaxis
  • 4. Continuum of HIV services Pelayanan HIV Paripurna adalah paket komprehensif yang meliputi: HIV prevention, diagnostic, treatment, care and support services provided for people at risk of HIV infection or living with HIV and their families. Termasuk: pre-exposure prophylaxis; HIV testing and linkage to care; TB screening, prevention, diagnosis and care; management of opportunistic infections and other comorbid conditions; initiating, maintaining and monitoring ART response; adherence support; switching to second-line and third-line ART; and palliative care. WHO - Guidelines for Managing Advanced HIV Disease and Rapid Initiation of Antiretroviral Therapy -2017
  • 5. Penatalaksanaan Pasien HIV Pencegahan Diagnostik Pengobatan Perawatan & Dukungan WHO - Guidelines for Managing Advanced HIV Disease and Rapid Initiation of Antiretroviral Therapy -2017
  • 6. Pelayanan Pasien HIV pre-exposure prophylaxis; HIV testing and linkage to care; TB screening, prevention, diagnosis and care; management of opportunistic infections and other comorbid conditions; initiating, maintaining and monitoring ART response; adherence support; switching to second-line and third-line ART; and palliative care. WHO - Guidelines for Managing Advanced HIV Disease and Rapid Initiation of Antiretroviral Therapy -2017
  • 7. Pembedaan Layanan Sesuai Kondisi Pasien (Differentiated service delivery) HIV Negatif HIV Baru terdiagnosis & Akut HIV Stabil dalam ARV HIV dengan kehamilan HIV dengan penyakit komorbid HIV gagal terapi HIV Kritis Jenazah pasien HIV WHO - Guidelines for Managing Advanced HIV Disease and Rapid Initiation of Antiretroviral Therapy -2017
  • 8. Pembedaan Layanan Sesuai Kondisi Pasien (Differentiated service delivery) WHO - Guidelines for Managing Advanced HIV Disease and Rapid Initiation of Antiretroviral Therapy -2017 Dengan adanya pembedaan: Pasien stabil dapat dikurangi frekuensi kunjungan dan peresepan obat (3-6 bulan) Layanan PDP dapat fokus ke perawatan pasien yang akut dan membutuhkan pengawasan intensif.
  • 9. Pendekatan Kesehatan Masyarakat Masalah HIV Bertujuan memastikan aksess seluas-luasnya ke pelyanan berkualitas tinggi pada level populasi, berdasarkan pendekatan yang terstandar namun sederhana, dan tetap seimbang antara implementasi standar perawatan yang terbaik berbasis bukti namun tetap mampu-laksana dalam skala besar di daerah dengan sumber daya terbatas
  • 10. Pendekatan Kesehatan Masyarakat Masalah HIV 4 elemen kunci pendekatan kesmas dalam masalah HIV: Formularium obat yang sederhana Penggunaan obat FDC skala luas sebagai lini pertama pasien dewasa, remaja, dan anak Perawatan dan obat-obatan disediakan secara gratis di layanan satu pintu Desentralisasi dan integrasi pelayanan, termasuk pembagian tugas dan penyederhanaan pendekatan monitoring klinis.
  • 13. Alur Tatalaksana HIV di PDP POST ARV PEMBERIAN ARV PRA ARV
  • 14. Alur Tatalaksana HIV di PDP 1 Atasi kegawatan 2 Diagnosis HIV 3 Diagnosis IO & Koinfeksi 4 Tatalaksana IO & Koinfeksi 5 Tatalaksana HIV (ARV) 6 Monitoring Efek samping dan Interaksi obat 7 Monitoring respons terapi
  • 15. Alur Tatalaksana HIV di PDP 1 Atasi kegawatan 2 Diagnosis HIV 3 Diagnosis IO & Koinfeksi 4 Tatalaksana IO & Koinfeksi 5 Tatalaksana HIV (ARV) 6 Monitoring Efek samping dan Interaksi obat 7 Monitoring respons terapi
  • 16. Pra ARV Kondisi gawat darurat sudah teratasi Diagnosis HIV sudah tegak Infeksi oportunistik, koinfeksi, dan komorbiditas sudah didiagnosis dan diterapi Pasien sudah siap secara mental dan berkomitmen Dukungan keluarga dan atau kelompok sebaya sudah didapatkan Stok obat di PDP tersedia. Pekerjaan dan kebiasaan pasien sudah diketahui.
  • 17. Pemberian ARV Segera (Same day ARV) ODHA dengan stadium klinis 1 & 2, serta stadium 3 yang stabil. Diberikan ARV pada hari yang sama, sambil menunggu pemeriksaan penunjang (jika ada dan diperlukan). Pasien yang terlalu cepat diberikan ARV akan potensial putus pengobatan (belum siap mental, dll) dan terjadi Sindrom Pulih Imun
  • 20. Harapan Hidup ODHA Mendekati Populasi Non-HIV
  • 21. Harapan Hidup ODHA Mendekati Populasi Non-HIV
  • 23. Entry inhibitor CCR5 inhibitor CXCR4 inhibitor Fusion inhibitor (FI) CD4 binding inhibitor Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI) Non nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI) Protease inhibitor (PI) Integrase inhibitor Maturation inhibitor
  • 24. Fusion Inhibitor Enfuviritide Entry Inhibitor CCR5 Antagonis Maraviroc NRTI Stavudin Didanosin Zidovudin Lamivudin Emtricitabine Zalcitabine Abacavir NNRTI Efaviren Nevirapine Rilpivirin Etravirin Delavirdin Integrase Inhibitor Raltegravir Dolutegravir Elvitegravir Protease Inhibitor Indinavir (IDV) Saquinavir (SQV) Amprenavir (APV) Ritonavir (RTV) Lopinavir (LPV) Atazanavir (ATV) Fosamprenavir (FPV) Tipranavir (TPV) Darunavir (DRV) Maturation Inhibitor Obat ARV yang Tersedia
  • 25. ARV di Indonesia NRTI Zidovudin (AZT) Lamivudin (3TC) Tenofovir (TDF/TAF) Emtricitabin (FTC) Abacavir (ABC) NNRTI Efavirenz Nevirapine Rilpivirine PI Lopinavir/Ritonavir INSTI Dolutegravir
  • 27. Start: kapan memulai terapi ARV?
  • 28. Rekomendasi Indikasi ARV Terapi ARV harus diberikan kepada semua ODHA tanpa melihat stadium klinis dan nilai CD4 (sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang) Terapi ARV harus dimulai pada semua ODHA yang hamil dan menyusui, tanpa memandang stadium klinis WHO dan nilai CD4 dan dilanjutkan seumur hidup (sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang) PNPK HIV 2019 Tidak dikenal lagi ARV profilaksis untuk ibu hamil
  • 29. Kapan Mulai Terapi ARV pada Pasien dengan IO? Infeksi oportunistik Rekomendasi Pneumocystis pneumonia ARV dimulai dalam 2 minggu setelah diagnosis PCP Ensefalitis Toxoplasma ARV dimulai dalam 2-3 minggu Kriptosporidiosis Mulai ARV sebagai bagian dari terapi IO Meningitis kriptokokus Tunda ARV hingga induksi antijamur 4-6 minggu PNPK HIV 2019
  • 30. Persiapan Pemberian ARV Setelah diagnosis HIV CD4 Skrining TB HBsAg Skrining sifilis (pada MSM) PPK Terapi IO jika ada Obat tuberkulosis Obat toxoplasma dll Inisiasi ART Kreatinin/ eGFR, dipstik urin Hb SGPT PNPK HIV 2019
  • 31. Kapan Mulai Memberikan Terapi ARV? Pengobatan dan pencegahan infeksi oportunistik Pemberian terapi ARV TB: 2-8 minggu setelah OAT CD4 < 50: sebelum 2 minggu setelah OAT Sindrom pulih imun 1. ODHA dengan infeksi oportunistik Efek samping obat infeksi Infeksi/kondisi yg terapinya adalah ARV lebih cepat - CMV (cytomegalovirus) - Diare karena Cryptosporodiasis - Limfadenopati HIV/HIVAN/kardiomiopati HIV, etc Meningitis kriptokokus lebih lama, sesudah 4-6 minggu PNPK HIV 2019
  • 32. Kapan Mulai Terapi ARV pada Pasien dengan IO? Infeksi oportunistik Rekomendasi Pneumocystis pneumonia ARV dimulai dalam 2 minggu setelah diagnosis PCP Ensefalitis Toxoplasma ARV dimulai dalam 2-3 minggu Kriptosporidiosis Mulai ARV sebagai bagian dari terapi IO Meningitis kriptokokus Tunda ARV hingga induksi antijamur 4-6 minggu PNPK HIV 2019
  • 33. 2. ODHA tanpa infeksi oportunistik Segera diberikan jika memenuhi indikasi setelah pasien SIAP Hari yang sama dengan diagnosis sampai 1 minggu Hasil pemeriksaan laboratorium lengkap tidak menjadi pra-syarat untuk memulai terapi ARV Ibu hamil: dapat diberikan pada hari yang sama (same day ARV) PNPK HIV 2019 Kapan Mulai Memberikan Terapi ARV?
  • 34. Rekomendasi Paduan ARV Lini Pertama Paduan pilihan TDF + 3TC (atau FTC) + EFV dalam bentuk KDT Paduan alternatif AZT + 3TC + NVP AZT + 3TC + EFV TDF + 3TC (atau FTC) + NVP AZT + 3TC + EFV400 * TDF + 3TC (atau FTC) + EFV400 * * Belum dapat direkomendasikan pada ibu hamil dan ODHA yang menggunakan rifampisin PNPK HIV 2019 PNPK HIV 2019
  • 36. Pasien remaja dan dewasa yang belum pernah menggunakan ARV sebelumnya Kondisi Regimen Pilihan Regimen Alternatif Koinfeksi TB TDF+3TC+EFV TDF+3TC+DTG dengan penambahan 1 tablet DTG 50 mg dengan jarak 12 jam Perempuan yang merencanakan kehamilan dan ibu hamil trimester ke-1 TDF+3TC+EFV TDF+3TC+DTG dengan memahami kewaspadaan pemakaian DTG pada trimester 1* Ibu hamil trimester ke-2 dan 3 TDF+3TC+DTG ** TDF+3TC+EFV selain tiga kondisi di atas TDF+3TC+DTG TDF+3TC+EFV *** rekomendasi panli 2 Juli 2020 * karena belum cukup bukti klinik untuk penggunaan DTG pada trimester 1, ** untuk menurunkan viral load lebih cepat, *** untuk penggunaan EFV400 disesuaikan dengan ketersediaan
  • 37. Alur Tatalaksana HIV di PDP 1 Atasi kegawatan 2 Diagnosis HIV 3 Diagnosis IO & Koinfeksi 4 Tatalaksana IO & Koinfeksi 5 Tatalaksana HIV (ARV) 6 Monitoring Efek samping dan Interaksi obat 7 Monitoring respons terapi
  • 38. Adapted from Munk. CPS Info Pack (suppl). POZ 1998. Efek samping ~ non adherence HAART Persen pasien yg tdk minum obat akibat efek samping 0 60 Demam Nyeri ulu hati Ruam kulit/psoriasis Perubahan bentuk tubuh Gangguan pengecap Neuropati/ tingling Diare Perut kembung Fatigue Sakit kepala Mual Muntah 10 20 30 40 50 0 0 11 13 14 15 16 17 26 26 36 57
  • 39. Pasien (%) 0 30 Alasan non adherence ARV Mual Diare Muntah Gangguan gastrointestinal Dysphagia Sakit kepala Insomnia Reaksi hipersensitifitas /ruam kulit Letih/lesu Pusing Neuropati Anemi Jumlah totol Netrofil 5 10 15 20 25 (n=84) O Brien ME et al JAIDS 2003:34:407-14
  • 40. Efek Samping pada ARV Golongan NRTI Toksistas pada mitokondria Mayoritas terkait dengan dosis obat Golongan NNRTI Hipersensitivitas dan gangguan SSP Mayoritas terkait dengan dosis obat Golongan PI Gangguan metabolic Gangguan GI tract
  • 41. Prinsip Penanganan Toksisitas Obat Tentukan beratnya toksisitas Evaluasi semua obat yang dipergunakan (ARV atau non-ARV) Pertimbangkan gejala yang timbul disebabkan oleh proses penyakit (mis, hepatitis yg menimbulkan ikterus) Tangani efek samping sesuai beratnya Derajat 4 (mengancam jiwa): hentikan obat ARV Derajat 3 (berat): substitusi obat Derajat 2 (sedang): Lanjutkan ARV atau substitusi Derajat 1 (ringan): Tdk perlu ganti terapi Pada kasus yang ringan perlu memotivasi pasien agar terus minum obat Jika memberikan obat untuk mengurangi gejala pertimbangkan ada tidaknya interaksi obat
  • 42. Interaksi Obat Selalu terjadi bermakna atau tidak? Pertimbangkan manfaat >>>>>efek samping/interaksi Dahulukan obat-obatan yang life saving Waspadai obat-obatan herbal yang dikonsumsi pasien tanpa resep dokter.
  • 45. Substitusi: mengganti ARV saat viral load masih baik
  • 46. Pemantauan Toksisitas dan pilihan substitusi ARV Tipe toksisitas Pilihan substitusi TDF Disfungsi tubulus renalis Sindrom Fanconi AZT Menurunnya densitas mineral tulang Asidosis laktat atau hepatomegali dengan steatosis Eksaserbasi hepatitis B (hepatic flares) Gunakan alternatif obat hepatitis lainnya seperti entecavir AZT Anemia atau neutropenia berat, miopati, lipoatrofi atau Lipodistrofi TDF Intoleransi saluran cerna berat Asidosis laktat atau hepatomegali dengan steatosis PNPK HIV 2019 PNPK HIV 2019
  • 47. ARV Tipe toksisitas Pilihan substitusi EFV Toksisitas SSP persisten (seperti mimpi buruk, depresi, kebingungan, halusinasi, psikosis) NVP Pertimbangkan penggunaan EFV dosis rendah (400 mg/hari) atau subsitusi dengan NVP. Jika pasien tidak dapat mentoleransi NVP dan EFV, gunakan RPV. Jika tidak dapat juga, gunakan LPV/r Hepatotoksisitas Kejang Hipersensitivitas obat, Ginekomastia pada pria NVP Hepatotoksisitas EFV Pertimbangkan penggunaan EFV dosis rendah (400 mg/hari) Jika pasien tidak dapat mentoleransi NVP dan EFV, gunakan RPV. Jika tidak dapat juga, gunakan LPV/r Hipersensitivitas obat PNPK HIV 2019 PNPK HIV 2019
  • 49. Definisi Immune Reconstitution Inflamatory Syndrome (IRIS)/Sindrom Pulih Imun Reaksi inflamasi paradoks terhadap antigen asing (hidup atau mati) pada pasien yang telah diberikan ART dan telah terjadi perbaikan respon imun terhadap antigen tersebut.
  • 51. CD4+ Konduktor dari immune orkestra Berproliferasi sbg respon terhadap antigen yg dipresentasikan oleh APC berasosiasi dengan MHC class II Menentukan tipe dari respon imun Secara phenotype di karakteristik menjadi na誰ve dan memory Berdasarkan CD 45 CD 45 RO Memory CD 45 RA - naive
  • 52. Respon Imun Setelah Pemberian ARV Terjadi dalam 3 fase Fase pertama Restorasi dari CD4 yg terperangkap di jaringan limfoid sekunder ke aliran darah Merupakan tipe memory cell Mencapai puncak pada minggu ke 10 Restorasi diikuti pembentukan CD4 naive sebanyak 20 30 sell/袖L bulan Fase kedua Pembentukan CD 4 naive sebanyak 5 - 10 sell/袖L bulan Terjadi hingga tahun ke dua Fase ketiga Pembentukan CD 4 naive sebanyak 2 5 sell/袖L bulan Terjadi hingga tahun ke 7
  • 53. Insiden Insiden IRIS sekitar Rata rata 17 23% Insiden IRIS associated disease berbeda-beda untuk tiap penyakit Insiden TB/MAC- asosiasi IRIS sekitar 20-25 % Insiden BCG- asosiasi IRIS sekitar 15% Hepatic flare pada Hep B/C sekitar 25% CMV terjadi sekitar 30% Criptococcus terjadi sekitar 19%
  • 56. Faktor Resiko - lanjutan Laki Laki Usia muda Nilai CD4 absolute dan persentase yang rendah pada saat dimulai pemberian ARV HIV RNA yang tinggi pada saat dimulai pemberian ARV Turunnya jumlah HIV RNA yang cepat setelah pemberian ARV Interval yang terlalu dekat antara pemberian ARV dan penanganan infeksi opportunistik Penderita merupakan ART naive pada waktu dimulai pemberian ARV
  • 57. Kriteria Diagnosis Shelburne at all, merekomendasikan kriteria diagnosis untuk mengenali IRIS yang teriri dari beberapa kriteria yaitu Penderita terkonfirmasi HIV positive Pasien mendapatkan ARV yang efektif (HAART) Manifestasi klinis dari proses inflamasi Tampilan gejala yang keluar tidak sesuai dengan efek samping obat, gejala infeksi oportunistik yang baru Diagnosa IRIS perlu diikuti dengan patogen penyebab Jika patogen penyebab belum diobati, selain pengobatan IRIS perlu diikuti dengan pengobatan patogen penyebab
  • 60. TBC Pasien yang sebelumnya respon terhadap terapi, kemudian menjadi buruk dengan gambaran klinis, pembesaran KGB, gejala meningeal, dan rontgen yang memburuk. TB-IRIS daoat menimbulkan hepatotoksisitas yang sulit dibedakan dengan toksisitas karena obat. MDR TB dapat meningkatkan risiko IRIS TB.
  • 61. MAC Dapat bermanifestasi sebagai limfadeniti lokal, penyakit paru, atau inflamasi sistemi yang tidak dapat dibedakan dengan MAC aktif. Tidak ada bakteremia.
  • 62. Criptococcus Bermanifestasi dengan perburukan gejala meningitis
  • 63. CMV Dalam bentuk retinits, vitritis, atau uveitis. IRIS CMV dapat menyebabkan kehilangan pengelihatan yang cepat dan permanen. Kejadian IRIS bervariasi, vitritis dapat terjadi dalam 20 minggu setelah terapi ARV
  • 64. Hepatitis B & C Peningkatan transaminase dapat terjadi setelah terapi ARV dan sulit dibedakan dengan hepatitis imbas obat Flare hepatik biasanya ringan dan sembuh sendiri, namun dapat terjadi dekompensasi pada pasien dengan sirosis.
  • 65. Progressive multifocal leukoencephalopathy PML dapat timbul atau memburuk, sebagai defisit perburukan neurologis fokal atau pada pencitraan (MRI/CT Scan).
  • 66. Kaposis sarcoma Muncul sebagai perburukan sarkoma Kaposi IRIS fatal terjadi pada pasien dengan sarkoma Kaposi sebelumnya yang mendapatkan ARV IRIS akibat human herpesvirus-8 tidak diketahui frekuensinya.
  • 67. Autoimmune diseases Penyakit-penyakit autoimun yang sudah ada seperti sarkoidosis atau penyakit Graves dapat kambuh.
  • 68. Herpes simplex virus and varicella zoster virus HSV dan VZV dapat menjadi aktif setelah inisiasi terapi ARV. Bentuknya bisa seperti penyakit non IRIS; namun IRIS dapat membuat gejala makin parah. Beberapa kasus pasien baru menyadari HSV setelah adanya IRIS
  • 69. Nonspecific dermatologic complications A number of dermatologic manifestations, such as folliculitis and oral and genital warts, may appear or worsen during immune reconstitution
  • 70. Pencegahan Lakukan pemeriksaan fisik yang teliti setelah diagnosa HIV ditegakkan untuk mencari IO Pemberian ARV pada waktu nilai CD4 masih tinggi Perlu interval waktu antara penanganan IO dengan ARV pada pasien dengan nilai CD4 yang rendah Perlu keseimbangan antara pemberian interval dengan resiko untuk mendapatkan IO atau IRIS yang lain
  • 71. Pengobatan ARV dilanjutkan kecuali pada kondisi severe inflamasi yang mengancam jiwa Pengobatan kuman patogen jika sebelumnya tidak terdiagnosis dan tidak mendapat pengobatan NSAID Metil prednisolon 0,5 1 mg/kgBB/hari
  • 73. Ilustrasi 1 73 73 Sebelum ART: 3.6.2004 4 bln kmd: 11.10.2004
  • 79. IRIS-Microsporidiosis 79 Multiple granulomas on hyperemic peritoneal wall Granulomas over the peritoneum & the hyperemic bowel
  • 81. Alur Tatalaksana HIV di PDP 1 Atasi kegawatan 2 Diagnosis HIV 3 Diagnosis IO & Koinfeksi 4 Tatalaksana IO & Koinfeksi 5 Tatalaksana HIV (ARV) 6 Monitoring Efek samping dan Interaksi obat 7 Monitoring respons terapi
  • 82. Respon Pengobatan ARV - 1.0 - - 2.0 - - 3.0 - 0 100 - 200 - 300 - 0.5 log
  • 84. Pasien remaja dan dewasa yang dalam terapi ARV lini pertama Kondisi Rekomendasi Tidak dapat mentoleransi obat EFV atau NVP, serta tidak dapat menggunakan RPV substitusi dengan DTG Pasien dalam terapi lini 1 minimal 6 bulan dengan klinis baik periksakan viral load (VL) VL >1000 kopi/mL switch (ganti regimen) ke lini 2 VL 200-1000 kopi/mL Teruskan regimen sebelumnya dan ulang viral load dalam 3 bulan VL tak terdeteksi sd <200 mL Teruskan regimen sebelumnya rekomendasi panli 2 Juli 2020
  • 85. Switch: mengganti ARV saat Viral Load tinggi
  • 86. Rekomendasi lini ke-2 (remaja dan dewasa) rekomendasi panli 2 Juli 2020 Jika lini 1 menggunakan HBV Pilihan lini 2 AZT+3TC/FTC+EFV/NVP +/- TDF+3TC+DTG* TDF+3TC+LPV/r** TDF+3TC/FTC+EFV/NVP - AZT+3TC+DTG* AZT+3TC+LPV/r** + TDF+AZT+3TC+DTG* TDF+AZT+3TC+LPV/r** TDF+3TC+DTG - AZT+3TC+LPV/r** + TDF+AZT+3TC+LPV/r** *penambahan 1 tablet DTG 50 mg dengan jarak 12 jam jika digunakan bersama rifampisin **dosis ganda LPV/r jika digunakan bersama rifampisin
  • 87. Rekomendasi lini ke-3 (remaja dan dewasa) rekomendasi panli 2 Juli 2020 Jika lini 2 menggunakan HBV Pilihan lini 3 AZT/TDF+3TC/FTC+LPV/r - DTG+DRV/r TDF+AZT+3TC+LPV/r + DTG+DRV/r+TDF+3TC/FTC
  • 89. Alasan Stop ARV Efek samping berat Pasien menolak Stok habis
  • 91. Post Exposure Prophylaxis (PEP) Diberikan pengobatan pada orang dengan HIV Negative yang terpapar virus HIV.
  • 93. PEP Bersihkan luka Cek anti HIV, HBsAg, Anti HCV, VDRL/TPHA pastikan HIV negatif Cek kondisi organ (Ur/Cr, SGOT, SGPT, dll) Konseling kepatuhan.
  • 94. Rekomendasi pencegahan pasca paparan HIV okupasional dan kekerasan seksual rekomendasi panli 2 Juli 2020 Regimen Pilihan TDF+3TC+DTG Alternatif TDF+FTC/3TC+LPV/r TDF+3TC+EFV AZT+3TC+DTG AZT+3TC+LPV/r AZT+3TC+EFV