1. Tugas ini disusun untuk Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan
OLEH
================ FITRI HIJRI KHANA==================
NPM : 131020180004
UNIVERSITAS PEDJAJARAN (UNPAD) BANDUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAGSITER KEBIDANAN
2018
METODEOGI PENELITIAN KUANTITATIF
Dosen Pengajar : Dr. Fedri. R. Rinawan, dr, MSc, PhD
2. 1. Sampling Sistematis
2. Sampling Koata
3. Sampling Insidental
4. Purposive Sampling
5. Sampling Total
6. Snowball Sampling
TEKNIK SAMPLING
A. DEFINISI
Sampel adalah bagian-bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
atau bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga
dapat mewakili populasi lainnya. Sampel dapat dilakukan apabila keadaan subyek di dalam
populasi benar-benar homogen. Sampel yang akan diambil dari populasi tersebut harus benar-
benar representatif atau dapat mewakili. Nursalam berpendapat bahwa sampling adalah suatu
proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi lainnya. Berikut
gambaran perbedaan populasi dan sample :
Kemudian pada teknik pengambilan sampel pada dasarnya dibedakan menjadi 2 (dua) macam,
yaitu probability sampling dan non probability sampling:
Teknik Sampling
1. Simple Random Sampling
2. Proportionate stratified
Random Sampling
3. Disproportionate
Stratified Random
Sampling
4. Area (Cluster) sampling
menurut Daerah)
Probability Sampling Non Probability
Sampling
3. Perbedaan antara kedua pembagian teknik sampling diatas adalah :
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel memiliki peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan Non Probability
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memiliki peluang yang sama bagi setiap
unsur( anggota) populasi yang akan dipilih untuk menjadi sampel.
B. Macam-Macam Teknik Sampling
1. Probability Sampling
a. Simple Random Sampling
Teknik pengambilan sampel ini adalah teknik yang paling sederhana dimana teknik
pengambilan sampel ini dilakukan dengan mengambil unsur (anggota) responden secara
acak tanpa memperhatikan strata didalam populasi. Kemudian populasi dalam teknik
ini dianggap homogen. Sama hal nya juga dengan apa yang dikatakan oleh Hulley A
Simple Random Sample is drawn by enumerating the units of the population and
selecting a subset at random. And then the most commont use of the approach in clinical
research is when the investigator wishes to select a respresentative subset from a
population that is larger than she needs.
For example :
Penelitian terhadap masyarakat yang mengkonsumsi beras dengan 1000 populasi.
Setiap masyarakat dapat dijadikan sample, karena setiap orang mengkonsumsi beras
(homogen). Pengambilan sample secara random ini dapat dilakukan dengan : Undian,
Angka Random (Acak). Berikut prosedur kerja untuk pengambilan sample ini :
1) Susun ( Sampling Frame)
2) Tetapkan jumlah sample yang akan di ambil
3) Tentukan alat pemilihan sample
4) Pilih sample sampai dengan jumlah terpenuhi
Dibawah ini salah satu ilustrasi gambar untuk taknik pengambilan simple random
sampling dimana semua populasi memeiliki kesempatan yang sama untuk dipilih :
Kekurangan dari simple random sampling
1) Tidak mungkin dikerjakan untuk populasi besar karena semua unsur harus
diidentifikasi sebelum dijadikan sampel.
4. 2) Biaya akan lebih mahal jika yang dijadikan sampel tersebar secara geografis.
3) Persyaratan sulit terpenuhi.
4) Standar error hasil tafsiran bisa lebih tinggi da
Kelebihan dari simple random sampling
1) Tidak membutuhkan informasi tambahan pada kerangka sampel seperti wilayah
geografis, dan lain-lain, selain daftar lengkap elemen populasi survei dengan
informasi yang akan diteliti.
2) Rumus yang digunakan relatif mudah.
3) Mudah diterapkan untuk populasi kecil.
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Merupakan pengambilan sampel dimana populasi mempunyai anggota atau unsur
yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Artinya karena unsur populasi
berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan
pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil sample dengan cara
ini. Example, seorang peneliti ingin mengetahui sikap pimpinannya terhadap sebuah
kebijakan di organisasi. Dia menduga bahwa pimpinan di level teratasnya cenderung
positif sikapnya terhadap kebijakan tersebut. Untuk dapat menguji dugaannya tersebut
maka sampel nya harus dikelompokkan dalam beberapa bagian kelompok pimpinan
yaitu pimpinan level atas, menengah dan bawah. Dengan teknik pemilihan sampel
secara random distratikasikan, maka kita akan memperoleh hasil dari setiap bagian
kelompok tersebut. dan dari setiap stratum tersebut kita memelih sampel secara acak
dengan prosedurnya :
1) Menyiapkan Sampling Frame
2) Membagikan samping frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki
3) Tentukan jumlah sample dalam setiap stratum
4) Dan memilih sample dari setiap stratum secara acak
Pada saat menentukan jumlah sample dalam setiap bagian /stratum kelompok, kita
dapat menentukan secara proposional (Sampel dan Stratum sebanding) maupun tidak
proposional. Intinya disetiap bagian kelompok harus ada keterwakilan sampel sesuai
dengan jumlah sample yang telah di tentukan.
Ilustrasi Gambar
5. c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini sama dengan teknik proportionate yang juga digunakan untuk menentukan
jumlah sampel populasinya berstrata tetapi kurang proporsional. For example :
penelitian tentang cara kerja terhadap 1000 orang pegawai PT. Telkom yang terdiri
dari beberapa kelompok :
S3 = 3 Orang
S2 = 7 orang
S1 = 500 Orang
SMU/SMK = 490 Orang
Maka kelompok S3, dan S2 semua dijadikan sample karena jumlah nya terlalu kecil
dibandingakan dengan kelompok yang lain.
d. Area (Cluster) sampling menurut Daerah)
A Cluster sample is a random sample of natural groupings (Clusters) of individuals in
the populations.Cluster Sampling is verry useful whent the populatios is widely
dispersed and it’s impractical to list and sample from all its elements. Dalam hal ini
pengambilan Cluster Sampling bisa juga diartikan dengan pengambilan sample
berdasarkan gugus, dimana setiap unsur dalam satu bagian kelompok memiliki
karakteristik yang berbeda-beda dan cluster itu diindentifikasi secara detail misalnya
dalam satu organisasi terdapat 6 depertemen, dan dalam setiap depertemen terdapat
banyak anggota dengan karakteristik yang berbeda-beda, beda jenis kelamin, beda
tingkat penidikan, beda tingkat pendapatannya dan lain-lain. Jika peneliti bermaksud
mengetahui tingkat penerimaan para pegawai terhadap suatu strategi yang segera
diterakan organisasi, maka peneliti dapat menggunakan cluster sampling untuk
mencegah terpilihnya sampel hanya dari satu atau dua depertemen saja. Prosedur nya :
1) Susun samplng frame berdasarkan gugus/kelompok (dalam kasus diatas elemennya
ada 6 depertemen.
2) Tentukan berapa gugus/kelompok yang kan diambil sebgai samplenya.
3) Pilih gugus/kelompok sebagai sample secara acak
4) Teliti setiap anggota yang ada dalam gugus samplenya.
Ilustrasi Cluster Sampling
6. 2. Non Probability Sampling.
a. Sampling Sistematis
Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel secara sistemats berdasarkan urutan
anggota populasi yang telah diberikan nomor urut. Misalnnya setiap unsur populasi
yang keenam, yang bisa dijadikan sample berarti setiap kelipatan 6 itulah yang akan
menjadi sample nya, kecuali di urutan pertama boleh di tentukan secara random atau
dengan contoh lain dalam satu populasi terdapat 5000 rumah, sampel yang akan
diambil berjumlah 250 rumah dengand emikian interval di antara sampel satu, kedua,
ketiga dan seterusnya dalah 25. Adapn prosedurnya yaitu :
1) Susun sampling frame terlebih dahulu
2) Tetapkan jumlah sampel yang ingin dimabil
3) Tentukan kelas interval nya
4) Tentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval terseut secara acak bole
dilakukan dengan cara undian
5) Pilihlah sebagai sample angka atau nomor interval berikutnya, untuk dijadikan
sample.
Ilustrasi gambar sistematic sampling
b. Sampling Koata
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Teknik sample ini juga bagian
dari bentuk sample distratifikasi secara proposional namun tidak dipilih secara acak
melainkan secara kebetulan saja. Example disebuah kantor terdapat pegawai laik-laki
60 % dan perempuan 40%. Jika seorang peneliti ingin mewawancarai 30 orang pegawai
dari kedua jenis kelamin tersebut maka ia harus mengambil sample pegawai laki-laki
sebnyak 18 orang dan pegawai perempuan 12 orang dan itu dikerjakan tidak secara acak
akan tetapi secara kebetulan untuk 30 orang sample yang disebutkan di atas. Apabila
pengumpulan data belum mencapai kuota 30 pegawai, maka penelitian dipandang
belum selesai.
7. c. Sampling Insidental
Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan ketidak sengajaan
atau kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, jika responden tersebut sesuai dengan kriteria dan sumber
data yang dibutuhkan.
Contoh : penelitian terhadap jenis rokok yang dikonsumsi, maka setiap orang yang
ditemui yang merokok dapat dijadikan sampel.
Ilustrasi insidental sampling
d. Purposive Sampling
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
Teknik ini lebih tepat digunakan untuk penelitian kualitatif yang tidak melakukan
generalisasi.
Misalnya penelitian tentang Motivasi menjadi bidan, maka sampel sumber datanya
adalah orang yang memiliki keinginan menjadi bidan.
8. e. Total Sampling
Total Sampling atau Sampling Jenuh dimana teknik penentuan sampel ini bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering digunakan untuk
penelitian dengan jumlah sampel dibawah 30 orang, atau untuk penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sedikit atau kecil.
Misalnya jika jumlah populasi 20 orang, maka 20 orang tersebutlah yang dijadikan
sampel.
f. Snowball Sampling
Nowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar.
Misalnya suatu penelitian menggunakan sampel sebanyak 10 orang, tetapi karena
peneliti merasa dengan 10 orang sampel ini datanya masih kurang lengkap, maka
peneliti mencari orang lain yang dirasa layak dan lebih tahu tentang penelitiannya dan
mampu melengkapi datanya. Atau peneliti meminta kepada sample yang pertama untuk
menunjukkan orang lian yang kira-kira bisa dijadikan sample. Contoh penelitian yang
sulit untuk kita dapatkan samplenya, seorang peneliti ingin mngetahui pandangan kaum
lesbian terhadap lembaga perkawinan, peneliti cukup mencari satu mencari satu orang
wanita lesbian dan kemudian melalukan wawancara, setelah selesai peneliti tadi
meminta kepada yang telah diwawancarainya untuk bisa mewawancarai teman lesbian
lainnya, dan hal ini juga dapat dilakukan pada pecandu narkoba, gay atau kelompok-
kelompok sosial lainnya yang tertutup.
Ilustrasi Snowball Sampling