teks eksplanasi tentang banjir-Tugas bahasa indonesia kelas 11
1 of 3
Downloaded 12 times
More Related Content
Teks eksplanasi tentang banjir
1. Nama : Putri Sagita Utami
Kelas : XI MIA 2
Teks eksplanasi tentang banjir
Banjir di Ibu Kota
Banjir yang melanda kota Jakarta akhir-akhir ini membuat
sejumlah akses transportasi menjadi terputus. Pompa yang tidak dapat
pasokan listrik juga menghambat penanggulangan banjir karena 469
gardu terendam air akibatnya PLN harus memutuskan aliran listrik
demi keselamatan warga setempat. Hujan deras yang mengguyur
ibukota menciptakan 93 kawasan terendam banjir termasuk Istana
Negara. Tinggi genangan bervariasi yakni 25 sentimeter hingga 1 meter. Tingginya curah hujan
dan penyumbatan saluran air menjadi penyebab utamanya. Berbagai macam cara sudah dilakukan
pemerintah untuk menanggulangi masalah yang menahun ini. Bagaimana sebenarnya banjir dapat
terjadi?
Banjir adalah fenomena alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan. Banjir diakibatkan oleh volume air di sungai yang meluap atau bendungan yang jebol
sehingga air keluar dari batasnya. Penyebab banjir dikategorikan menjadi dua yaitu secara alami
dan tindakan manusia. Penyebab banjir secara alami adalah curah hujan yang tinggi, kondisi dan
kapasitas sungai, dan pengaruh air pasang. Penyebab banjir karena tindakan manusia yaitu
perubahan tata guna lahan, pembuangan sampah, sistem drainase yang tidak memadai, pendirian
pemukiman di bantaran sungai, dan kerusakan bangunan pengendali banjir.
Curah hujan di Ibu Kota bekisar 80 milimeter perjam. Namun drainase yang ada saat ini
hanya dapat menampung 50-60 milimeter perjam. Drainase yang ada saat ini berada di kedalaman
1,1 meter dibawah permukaan tanah. Padahal di kedalaman tersebut terdapat banyak jaringan pipa
dan kabel, sehingga tak asing lagi sampah plastik yang menyumbat saluran drainase tersebut.
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya menjadi masalah
utama. Dinas kebersihan DKI menyatakan volume sampah di Ibukota terus meningkat setiap
tahunnya. Jika tahun 2013 warga DKI menghasilkan sampah 6.500 ton perhari, maka di tahun
2. 2014 meningkat menjadi 7.000 ton perhari. Bisa dibayangkan jumlah gundukan sampah tersebut
bisa menutupi empat kali lapangan sepak bola.
Dalam sebuah kota idealnya mempunyai 30% lahan yang dijadikan daerah resapan, namun
di DKI Jakarta tinggal tersisa 6% lahan saja. Berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
dipengaruhi pembangunan infrastruktur dan pemukiman mengakibatkan daerah resapan air
berkurang sehingga air hujan yang seharusnya diserap oleh tanah mengalir begitu saja ke
pembuangan air sehingga sungai meluap dan melewati batasnya. Pembebasan lahan di bantaran
Sungai Ciliwung sudah diupayakan pemerintah namun tersendat karena warga setempat menolak
untuk di rubuhkan rumahnya. Padahal pemerintah sedang menggalakkan proyek sodetan Sungai
Ciliwung yang jika sudah selesai bisa mengurangi debit sungai Ciliwung sebesar 60 meter kubik
perdetik. Selain itu pemeliharan bangunan pengendali banjir yang tidak dijaga membuat
kerusakan dan akhirnya tidak memberi dampak positif bagi penanggulangan banjir.
Dampak dari banjir ini sangat terasa bagi semua kalangan, khususnya para pekerja dan
pelajar. Mereka terpaksa tidak bekerja dan sekolah karena akses menuju lokasi terjebak banjir.
Kendaraan yang nekat melintasi daerah rawan banjir menjadi mogok. Pemadaman listrik
disejumlah tempat juga mengganggu aktivitas warga. Warga yang rumahnya terendam banjir
terpaksa mengungsi ke posko-posko menggunakan perahu karet. Bahan pangan pun sulit
ditemukan. Selain itu banjir menyebabkan lingkungan yang tidak bersih, akibatnya bibit penyakit
mudah berkembang biak. Penyakit yang melanda saat banjir diantaranya Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA), demam berdarah, diare, dan penyakit kulit.
Sudah kewajiban bagi kita sebagai warga kota DKI Jakarta untuk selalu membuang
sampah pada tempatnya dan mendukung kegiatan pemerintah dalam membuat perubahan positif
bagi lingkungan agar tercipta kota yang aman, nyaman, sehat, bersih, dan indah.
Istilah-Istilah :
1. Posko : singkatan dari Pos Komando adalah tempat yang diaktifkan guna mengantisipasi
kejadian bencana yang menurut perhitungan diperkirakan akan terjadi.
2. Drainase : lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang
terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia.
3. 3. Gardu : suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari beberapa perlengkapan peralatan
listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer.
4. Curah hujan : jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang
diukur dengan satuan tinggi (mm) yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak
menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir.
5. Bantaran sungai : lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai dihitung dari tepi sampai
dengan kaki tanggul sebelah dalam.
6. Rawan : mudah menimbulkan gangguan keamanan atau bahaya.