Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas memberikan panduan tentang peran tenaga farmasi dalam pengelolaan obat dan peralatan kesehatan, pelayanan farmasi klinik, serta keterlibatan masyarakat. Standar ini bertujuan meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian dan perlindungan pasien.
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptxVikiHestiarini
油
Ringkasan:
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan pelayanan kefarmasian dalam sistem kesehatan nasional Indonesia. Terdapat upaya untuk meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat serta alat kesehatan, pengawasan mutu produk, penyelenggaraan pelayanan kefarmasian, dan penggunaan obat yang rasional. Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan berperan dalam pengelolaan kesehatan se
27-1-2022 Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasioal.pptxcandraayupuspita
油
Ringkasan:
Dokumen tersebut membahas kebijakan pelayanan kefarmasian dalam sistem kesehatan nasional, pelayanan kefarmasian selama pandemi COVID-19 termasuk program vaksinasi, implementasi standar pelayanan kefarmasian, dan peran teknologi informasi dalam pelayanan kefarmasian.
Telefarmasi merupakan pelayanan kefarmasian yang dilakukan secara daring dengan memanfaatkan teknologi informasi. Penyelenggaraan Sistem Elektronik Farmasi (PSEF) merupakan contoh penerapan telefarmasi untuk memudahkan akses masyarakat terhadap sediaan farmasi dengan tetap menjamin keamanan dan mutu pelayanan. Standar penyelenggaraan PSEF diatur dalam Permenkes No. 14 Tahun 2021.
Dokumen tersebut membahas standar pelayanan farmasi klinik di puskesmas yang meliputi pelayanan informasi obat, pengkajian dan pelayanan resep, konseling, visite pasien, pemantauan efek samping obat, dan evaluasi penggunaan obat."
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan informasi obat (PIO) dan konseling yang dilakukan oleh apoteker, termasuk tujuan, sasaran, jenis informasi yang diberikan kepada berbagai pihak, dan dasar hukum yang mengatur PIO dan konseling di Indonesia.
Bahan tayang pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmasemaviaza
油
Dokumen tersebut membahas pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di puskesmas, meliputi perencanaan kebutuhan obat berdasarkan formularium puskesmas, pengadaan obat secara e-purchasing, penyimpanan obat termasuk obat berisiko tinggi, serta evaluasi mutu pelayanan farmasi klinik untuk mencapai hasil terapi yang diharapkan.
Bahan tayang Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmasemaviaza
油
Dokumen tersebut membahas pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di puskesmas, meliputi perencanaan kebutuhan obat berdasarkan formularium puskesmas, pengadaan obat secara e-purchasing, penyimpanan obat khususnya obat berisiko tinggi, serta evaluasi mutu pelayanan farmasi klinik untuk mencapai hasil terapi yang diharapkan bagi pasien.
01 - Peran Apoteker dalam Praktek Kefarmasian.pdfLindaIndriani6
油
Kuliah ini membahas tentang compounding dan dispensing dalam praktek kefarmasian, meliputi latar belakang, landasan hukum, definisi, tujuan, dan peran apoteker. Mahasiswa diharapkan memahami peran apoteker dalam menjalankan praktik profesi kefarmasian.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Satu, dokumen tersebut membahas peran apoteker dalam program prioritas kesehatan nasional seperti penanggulangan TB, imunisasi, dan stunting melalui edukasi masyarakat. Dua, dokumen tersebut juga menjelaskan pelaksanaan pendekatan keluarga di puskesmas untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan. Tiga, dokumen tersebut menyoroti peran serta berbagai
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pertama, dokumen tersebut membahas peran apoteker dalam program prioritas kesehatan nasional seperti penanggulangan TB, imunisasi, dan penanggulangan stunting melalui edukasi masyarakat. Kedua, dibahas pula peran apoteker dalam pendekatan keluarga di Puskesmas untuk mendukung program Indonesia sehat. Ketiga, dokumen tersebut juga menjelaskan metode dan kegiatan
Telefarmasi merupakan pelayanan kefarmasian yang dilakukan secara daring dengan memanfaatkan teknologi informasi. Penyelenggaraan Sistem Elektronik Farmasi (PSEF) merupakan contoh penerapan telefarmasi untuk memudahkan akses masyarakat terhadap sediaan farmasi dengan tetap menjamin keamanan dan mutu pelayanan. Standar penyelenggaraan PSEF diatur dalam Permenkes No. 14 Tahun 2021.
Dokumen tersebut membahas standar pelayanan farmasi klinik di puskesmas yang meliputi pelayanan informasi obat, pengkajian dan pelayanan resep, konseling, visite pasien, pemantauan efek samping obat, dan evaluasi penggunaan obat."
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan informasi obat (PIO) dan konseling yang dilakukan oleh apoteker, termasuk tujuan, sasaran, jenis informasi yang diberikan kepada berbagai pihak, dan dasar hukum yang mengatur PIO dan konseling di Indonesia.
Bahan tayang pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmasemaviaza
油
Dokumen tersebut membahas pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di puskesmas, meliputi perencanaan kebutuhan obat berdasarkan formularium puskesmas, pengadaan obat secara e-purchasing, penyimpanan obat termasuk obat berisiko tinggi, serta evaluasi mutu pelayanan farmasi klinik untuk mencapai hasil terapi yang diharapkan.
Bahan tayang Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmasemaviaza
油
Dokumen tersebut membahas pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di puskesmas, meliputi perencanaan kebutuhan obat berdasarkan formularium puskesmas, pengadaan obat secara e-purchasing, penyimpanan obat khususnya obat berisiko tinggi, serta evaluasi mutu pelayanan farmasi klinik untuk mencapai hasil terapi yang diharapkan bagi pasien.
01 - Peran Apoteker dalam Praktek Kefarmasian.pdfLindaIndriani6
油
Kuliah ini membahas tentang compounding dan dispensing dalam praktek kefarmasian, meliputi latar belakang, landasan hukum, definisi, tujuan, dan peran apoteker. Mahasiswa diharapkan memahami peran apoteker dalam menjalankan praktik profesi kefarmasian.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Satu, dokumen tersebut membahas peran apoteker dalam program prioritas kesehatan nasional seperti penanggulangan TB, imunisasi, dan stunting melalui edukasi masyarakat. Dua, dokumen tersebut juga menjelaskan pelaksanaan pendekatan keluarga di puskesmas untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan. Tiga, dokumen tersebut menyoroti peran serta berbagai
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pertama, dokumen tersebut membahas peran apoteker dalam program prioritas kesehatan nasional seperti penanggulangan TB, imunisasi, dan penanggulangan stunting melalui edukasi masyarakat. Kedua, dibahas pula peran apoteker dalam pendekatan keluarga di Puskesmas untuk mendukung program Indonesia sehat. Ketiga, dokumen tersebut juga menjelaskan metode dan kegiatan
3. Telepharmacy is benefit?
The adoption of telepharmacy can represent a solution to the problem of
pharmacist shortage and can contribute to guarantee a proper pharmaceutical
assistance in undeserved areas.
Telepharmacy Services: Present Status and Future Prespectives: A Review, 2019 (Baldoni, Amenta dan
Ricci)
4. Surat Edaran No HK.02.01/MENKES/303 tahun 2020 tentang
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN MELALUI PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM RANGKA PENCEGAHAN
PENYEBARAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID 2019)
Di RS Bethesda, telefarmasi diselenggarakan
resep elektronik tertutup dilakukan
melalui aplikasi dari Dokter ke Fasilitas
Pelayanan
Kefarmasian
Resep Elektronik digunakan hanya untuk satu
kali tidak ada iter
Resep Narkotika dan
Psikotropika tidak
boleh
dilakukan.
Kebijakan Pemerintah dalam Telepharmacy
5. Alur Proses Telepharmacy di RS Bethesda Yk
Dokter mengirim
e-presc
Diterima oleh
Farmasi
Edukasi Apoteker
Transaksi
Telepon ke
pasien
Pasien
Setuju
Obat diantar
atau
Obat dikirim
6. Need to do Telepharmacy
The start-up of telepharmacy (hardware, software, connectivity, and
operational cost) involves considerable time, effort and money.
Telepharmacy: a pharmacists perspective on the clinical
benefits and challenges, 2016 (Poudel and Nissen)
Image Source : https://pharmacy.wisc.edu/patient-care-simulations-advance-students-education-and-development/
7. The success of telepharmacy services
depends to a greater extent to the level of
technological infrastructures, a such as
efficient internet connections.
In many hospitals, the implementation of
telepharmacy has led to a decrease of
medication error rates.
Success story Telepharmacies
Telepharmacy Services: Present Status and Future
Prespectives: A Review, 2019 (Baldoni, Amenta dan Ricci)
8. Patients non compliance
Non-adherence puts an additional expenditure burden for
rehospitalization of US $290 billion a year in US, 1.25 billion in Europe,
an approximately AUS $ 7 billion in Australia.
Telepharmacy Srvices: Present Status and Future
Prespectives: A Review, 2019 (Baldoni, Amenta dan Ricci)
9. Types of pharmacy services:
Traditional Pharmacy
Remote Consultation Sites
Hospital Telepharmacy
Automated Dispensing Machines
Telepharmacy (C. Peterson, H. Anderson, et al.)
10. Patient Considerations
It is important that patients are
comfortable with telepharmacy
technology prior to receiving
services.
Telepharmacy (C. Peterson, H. Anderson, et al.)
11. Quality Assurance of
T E L E P H A R M A C Y
SK Menkes No 72 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit tahun 2019
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit tahun
2019
Akreditasi SNARS 1.1
Apoteker yang memiliki SIK dan
RKK
Panduan Dispensing
SPO Telefarmasi
12. Menilai respon atau
akhir pelayanan
kefarmasian
Mengevaluasi kualitas
proses dan hasil
pelayanan kefarmasian
di rumahsakit,
dengan
cara :
Menilai keakuratan dan
kelengkapan
pengkajian awal.
contoh : rekonsiliasi
obat
Menilai kesesuaian
perencanaan dan
ketepatan dalam
melakukan
pelayanan
Menilai efektifitas dan
efisiensi pelaksanaan
pelayanan kefarmasian
yang dilakukan
MONEV
Monitoring dan Evaluasi
(Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Tahun 2019)
Menilai potensial/actual
efek samping obat
13. Easy access to pharmacy
services
A study in USA reported that pharmacist
recommend using the webcam-enabled
telepharmacy services because they
provide better privacy and
longer counseling duration.
Patient satisfaction, similar
study in the USA aim to evaluate the
telepharmacy program reported that
>75% of the patient satisfied with the
service and communication with
pharmacist via video conference
Telepharmacy: a pharmacists perspective on the clinical benefits and
challenges, 2016 (Poudel and Nissen)
Edukasi dan Monitoring
Advantage of Telepharmacy
14. Edukasi dan Monitoring
The implementation of telepharmacy services in a multihospital health
system expanded hours of service, improved the speed of processing of
physician medication orders, and increased clinical pharmacy, services
and cost avoidance.
Impact of telepharmacy in a multihospital health system, 2010, (Garrelts, Gagnon, et all)
16. Edukasi dan Monitoring
Tahap yang dilakukan:
Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien :
Mengucapkan salam, dan memperkenalkan diri sebagai Apoteker
Pastikan dengan siapa berbicara, apakah Pasien atau Keluarga Pasien?
Meminta ijin untuk melakukan edukasi dan monitoring
jika ada hambatan/barrier diselesaikan terlebih
dahulu
17. Edukasi dan Monitoring
Memastikan identitas pasien:
Nama Pasien, Tanggal lahir, Berat Badan, Nama Dokter
Menilai pemahaman tentang penggunaan obat melalui Three Prime
Question:
Apakah Dokter telah memberitahu tentang penyakit pasien?
Apakah Dokter telah memberitahu tentang obat pasien?
Apakah Dokter telah memberitahu tujuan dari obat pasien?
18. Melakukan rekonsiliasi obat:
- Obat yang rutin diminum pasien?
- Apakah minum jamu, obat herbal?
Apakah ada riwayat alergi atau efek samping obat?
Edukasi dan Monitoring
19. Edukasi dan Monitoring
Menggali informasi lebih
lanjut dengan memberi
kesempatan kepada pasien
untuk mengeksplorasi
masalah penggunaan obat.
Mendengarkan dengan sabar
dan perhatian
Image source : https://vimeo.com/82990363
20. Edukasi dan Monitoring
Memberikan penjelasan kepada pasien untuk membantu
menyelesaian masalah penggunaan obat
Disampaikan secara jelas dan meminta
feedback
Image Source : https://www.cureatr.com/comprehensive-medication-management
21. Edukasi dan Monitoring
Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien/keluarga, terutama
untuk obat yang akan digunakan secara mandiri meliputi
indikasi, dosis, waktu, cara minum/menggunakan,
hasil terapi yg diharapkan,
cara penyimpanan,
identifikasi efek samping (jika diperlukan)
dan hal lain yang diperlukan.
Meminta pasien/keluarga untuk mengulangi penjelasan
terkait obat
Mendokumentasikan
22. Pelayanan Telepharmacy di RS Bethesda
Edukasi & Konseling dilakukan 100% untuk pasien Telefarmasi
Obat dengan alat khusus di pelayanan rawat jalan
Kejadian ESO pasien
Monitoring dan penggunaan obat di pelayanan rawat jalan
Obat dengan alat khusus di pelayanan rawat inap
24. Pelayanan Telepharmacy di RS Bethesda
72%
20%
3% 2%
3%
Konseling Telepharmacy di RS Bethesda periode Maret-Mei 2020
ARV
Pasien anak
Pasien syaraf
Pasien Cardiovaskular
Pasien Klinik Agatha
Image source : https://www.medmehealth.com
25. Pelayanan Telepharmacy di RS Bethesda
5%
14%
23%
2%
21%
7%
7%
19%
2%
Konseling Telepharmacy di RS Bethesda Periode Juni 2020
THT Kulit&Kelamin Syaraf Obsgyn Philia Paru Kardiologi Anak Interna
26. Kepatuhan pasien meningkat (dengan tahu/
mengerti tujuan pengobatan).
Teridentifikasi lebih awal adanya permasalahan
obat
Terselesaikan nya permasalahan obat
Terjalin komunikasi terapetik antara Apoteker
dengan pasien
Adaptasi perubahan New Normal
Do you need an
online
pharmacist
now?
Edukasi dan monitoring Telepharmacy di RS Bethesda
Benefit?
27. Proses sangat tergantung dari Sarana dan
Prasarana
Kondisi tertentu membutuhkan pendamping
pasien/ care giver
Integrasi dengan ERM di Rumah Sakit
Layanan Antar Obat
Perlu ditetapkan INDIKATOR keberhasilan
Telepharmacy
dalam melakukan edukasi dan monitoring
pasien
Efisiensi Biaya
Do you need an
online
pharmacist
now?
Edukasi dan monitoring Telepharmacy di RS Bethesda
Peluang dan tantangan?
28. Surat Edaran No HK.02.01/MENKES/303 tahun 2020 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Melalui Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID 2019)
SK MENKES No 72 tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit tahun
2019
Baldoni, Amenta dan Ricci. Review Telepharmacy Services: Present Status
dan Future Perspectives: A Review, Medicina published: 1 July 2019.
Cartelle, Guiterrez dan Ferreiro. www.smgebooks.com: Technology and
Telemedicine in hospital Pharmacy, it has come to stay. Published 17
Oktober, 2017.
Referensi
29. Garrelts, Gagnon et all. Am J Health-Syst Pharm-Vol 67 Sep 1, 2010.
Case study: Impact of Telepharmacy in a multihospital health system
Pallavi et all. The Pharma review: Telepharmacy: A Benefaction for
Rural Healthcare. April, 2019.
Poudel dan Nissen. Dove Press Journal: Integrated Pharmacy
Research and Practice, Telepharmacy: a Pharmacists Perspective
on
the Clinical Benefits and Challenges. Published 26 Oktober 2016.
Peterson dan Anderson. Chapter Ten; Telepharmacy.
Referensi
Icon Source:
freepik.com |https://www.free-powerpoint-templates-design.com/