Dokumen tersebut membahas tentang pengertian moral, perkembangan moral menurut Piaget dan Kohlberg, serta pengaruh teori perkembangan moral tersebut dalam dunia pendidikan. Piaget membagi perkembangan moral menjadi tahap pra-operasional, konkret, dan formal. Sedangkan Kohlberg membaginya menjadi tingkat prekonvensional, konvensional, dan postkonvensional. Kedua teori tersebut berpengaruh dalam pendidikan dengan menekankan pengemb
1 of 17
Downloaded 1,017 times
More Related Content
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
1. Oleh:
Firman Lubis 132103818597
Rima Trianingsih 132103818610
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEPTEMBER 2013
2. Pengertian Moral
Perkembangan Moral Menurut Piaget
Perkembangan Moral Menurut Kohlberg
Pengaruh-pengaruh Teori Perkembangan Moral
(Piaget & Kohlberg) Dalam Dunia Pendidikan
3. PENGERTIAN MORAL
SECARA
ETIMOLOGIS
MENURUT KBBI
SECARA
TERMINOLOGIS
Moral berasal dari kata mos dalam bahasa
latin, yang bentuk jamaknya mores, yang
artinya adalah tata cara atau adat istiadat
(http//:staff.uny.ac.id)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:592),
moral diartikan sebagai aklak, budi pekerti,
atau susila.
Widjaja
Al-Ghazali
Wila Huky
(http//:staff.uny.ac.id)
5. Beberapa hal yang perlu dikaji terkait pengamatan
Piaget yaitu:
Pengembangan aturan permainan
Intensi dan konsekuensi
Hukuman-hukuman ekspiatoris dan
resiprositas
Antara Equality dan Equity
6. Berikut ini hasil pengamatan Piaget (dalam Cahyono dan
Suparyo, 1985:28), diketahui bahwa:
Cenderung menerima aturan tanpa proses
pertimbangan terlebih dahulu
Anak-anak disekitar
usia 3 tahun
Cenderung memperhatikan aturan dari orang yang
lebih dewasa, meskipun mereka sering melanggar
Anak-anak usia 3-5
tahun
Cenderung sudah mulai menyeragamkan aturan,
meskipun aturan umumnya belum jelas
Anak-anak usia 7-8
tahun
Cenderung menentukan dan membuat kesepakatan
bersama tentang aturan permainan
Anak-anak usia 11-
12 tahun
7. Anak usia lebih muda
(<11-12 tahun)
Anak-anak dengan usia lebih
muda cenderung menilai suatu
perbuatan berdasarkan
konsekuensi yang hanya bersifat
material
Anak-anak yang lebih muda
usianya memberi makna bahwa
bohong sesuatu yang jelek dan
tidak seorangpun sanggup
mengatakannya
Anak usia lebih tua
(11-12 tahun)
Anak-anak dengan usia yang
lebih tua berpikir sebaliknya,
mereka sudah mampu
memperhatikan intensi kesalahan
yang muncul dari suatu perbuatan
Anak-anak yang usianya lebih tua
memberi makna bohong adalah
sesuatu yang tidak dapat
dipercaya dan tidak baik untuk
diucapkan.
8. Hukuman harus atas
pertimbangan yang
wajar antara bobot
kesalahan dan juga
bobot penderitaan si
pelanggar atas
hukuman yang
ditimpakan
Dipilih oleh anak-
anak yang lebih muda
(<11-12 thn)
Hukuman
Ekspiatoris
Senantiasa membuat
keterkaitan antara
hukuman dengan
tindakan kesalahan
yang dibuat, dengan
harapan pelanggar
sadar akan akibat-
akibat perbuatannya
Dipilih oleh anak-
anak yang lebih tua
(11-12 thn)
Hukuman
Resiprositas
9. Piaget menekankan pada dua bentuk keadilan distributif yaitu equality
dan equatity
3 tahap dari respon anak terhadap masalah berdasarkan tingkat
usianya:
Equality yaitu pemikiran bahwa tiap manusia harus diperlakukan
secara sama
Equity yaitu pemikiran yang lebih mempertimbangkan tiap-tiap
individu
Tahap Just
Tahap Equality Orientation
Tahap Equity Dominates
10. TAHAP HETERONOMOUS
(tahap realisme moral)
Anak usia <11-12 tahun
TAHAP AUTONOMOUS
(tahap independensi moral)
Anak usia 11-12 tahun
Tahap moralitas kendala Tahap moralitas kerjasama
Aturan dipandang sebagai paksaan dari
orang yang lebih dewasa
Aturan dipandang sebagai hasil
kesepakatan bersama
Menilai perilaku moral berdasarkan
konsekuensinya
Menilai perilaku moral berdasarkan
niat pelakunya
Hukuman dipandang sebagai
konsekuensi otomatis dari pelanggaran
Hukuman dipandang sebagai sesuatu
halyang tidak serta merta, namun
dipengaruhi oleh niat pelakunya
11. Lawrence Kohlberg membagi perkembangan
moral menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat,
tingkat konvensional, dan tingkat
postkonvensional (Slavin, 2006:54)
1
Pre
konvensional
2
Konvensional
3
Post
konvensional
13. Konsekuensi menentukan baik-
buruknya tindakana. Tahap Punishment
and Obedience
Orientation
tindakan dikatakan benar apabila
tindakan tersebut mampu memenuhi
kebutuhan untuk diri sendiri maupun
orang lain
b. Tahap Instrumental-
Relativist Orientation
atau Hedonistic
Orientation
14. tindakan yang menyenangkan,
membantu, atau tindakan yang
diakui dan diterima oleh orang
lain.
a. Interpersonal
Concordance
pandangan anak selalu mengarah
pada otoritas, pemenuhan
aturan-aturan, dan juga upaya
untuk memelihara tertib sosial.
b. Law and
Order
Orientation
15. tindakan yang dianggap bermoral
merupakan tindakan-tindakan yang
mampu merefleksikan hak-hak dan
kewajiban masyarakat
a. Social-
Contract, Legalistic
Orientation
kesadaran manusia dengan dilandasi
prinsip-prinsip etis
mencakup prinsip-prinsip umum
seperti keadilan, persamaan HAM, dan
sebagainya
b. Orientation of
Universal Ethical
Principles
16. Menurut Piaget
pendidikan sekolah seharusnya menitikberatkan
pada pengembangan kemampuan siswa
mengambil keputusan dan memecahkan
masalah. Pembinaan perkembangan moral
dilakukan dengan cara-cara yang menuntut siswa
untuk mengembangkan aturan yang adil.
Pendidikan nilai menitikberatkan kepada
pengembangan perilaku yang dilandasi oleh
penalaran moral dalam kehidupan masyarakat
17. Menurut Kohlberg
Kohlberg mengajukan pendekatan pendidikan
nilai dengan menggunakan pendekatan
klasifikasi nilai yang bertolak dari asumsi
bahwa tidak ada satu-satunya jawaban yang
benar terhadap suatu persoalan moral, tetapi
di dalamnya ada nilai yang penting sebagai
dasar berpikir dan bertindak