際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Terapi dan stimulasi mana yang diperlukan? Kita kembali kepada kenyataan bahwa terapi bersifat
individual dan harus disesuaikan dengan umur, fase perkembangan dan gejala yang ditemukan. Tidak
ada metode yang 100% paling baik untuk semua anak. Para terapis yang menggunakan berbagai metode
berlainan harus bekerjasama dengan baik. Bila kasus tidak mengalami kemajuan dengan satu metode
terapi, harus dilakukan terapi kombinasi atau dicari cara terapi yang lain.
Apakah peran obat-obatan? Karena penyebab belum diketahui dengan pasti, obat biasanya hanya
ditujukan untuk menghilangkan gejala yang sangat mengganggu. Contoh paling klasik adalah perilaku
self-injurious yang sangat berbahaya karena anak mencoba melakukan hal yang menyakiti atau merusak
diri sendiri misalnya membenturkan kepala ke tembok atau lantai, memukul kepala dengan sangat
keras, atau menggigit anggota tubuhnya. Dua puluh persen penyandang autisme mengalami kejang atau
epilepsi. Hal ini juga harus mendapat obat yang tepat. Ini berarti bahwa terapi obat untuk penyandang
autisme bersifat sangat individual. Bila dokter menganggap bahwa anak memerlukan pengobatan
khusus, sebaiknya hal tersebut didiskusikan dengan orang tua. Orang tua harus mendapat penjelasan
mengapa perlu diberikan, bagaimana cara mengkonsumsi obat, efek samping yang mungkin terjadi dan
lain-lain. Dokter juga harus menghargai pendapat orang tua bila mereka tidak menginginkan terapi obat-
obatan.
Dalam bidang yang masih merupakan grey area, dokter dan orang tua harus memahami bahwa tidak
semua publikasi kedokteran atau publikasi lain adalah benar atau sahih. Dokter harus mempelajari
teknik menilai Evidence-based medicine sehingga mereka dapat menentukan apakah suatu publikasi
memang benar atau kurang benar, dan mendiskusikan hal tersebut dengan orang tua. Selanjutnya,
karena ilmu kedokteran belum dapat memberi jawaban yang pasti, muncul berbagai terapi
komplementer dan alternatif. Bila terapi komplementer dan alternatif ini memang merupakan hasil
suatu penelitian yang sahih, pasti akan di adopsi oleh dunia kedokteran sebagai terapi standar. Dokter
dan orang tua harus waspada terhadap laporan anekdotal, testimoni, serta berbagai klaim berlebihan
mengenai kesembuhan, terutama bila teknik pengobatan tersebut memerlukan kepatuhan, waktu,
enerji, dan biaya yang berlebihan.
Bila keluarga sudah memutuskan untuk memberikan terapi komplementer atau alternatif, lakukanlah
diskusi dengan dokter anda. Barangkali dokter dapat memberi bantuan mengenai bagaimana cara
mengevaluasi terapi, menentukan hasil yang harus diperoleh, menentukan kemungkinan efek samping
dan menentukan apakah terapi dapat diteruskan karena bermanfaat atau dihentikan karena tidak
bermanfaat atau ada efek samping. Berilah kesempatan kepada dokter untuk mempelajari terapi
alternatif tersebut dan mendiskusikannya dengan anda.
Akhirnya, khusus dalam bidang autisme tidak ada yang dapat mengklaim diri sebagai pakar, tidak ada
juga yang dapat mengklaim bahwa autisme milik suatu subspesialisasi tertentu. Kerjasama antara
dokter, terapis dan orang tua sangat penting demi kemajuan anak, jangan saling merasa benar sendiri
atau saling menyalahkan.
 Pencegahan Autis Pada Anak - Autis adalah gangguan perkembangan pervasif
 Deteksi Dini & Skrining Autis - Informasi praktis deteksi dini autisme
 Kesulitan makan pada penyandang autis - mengapa anak autis sulit makan dan apa penyebabnya?
 Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) - ADHD adalah gangguan perilaku pada
anak yang terjadi suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada tingkatan tertentu yang
menyebabkan gangguan perilaku
 Menyikapi Kontroversi Autisme dan Imunisasi MMR -
 Kekhawatiran Terhadap Thimerosal dan Autisme -
 Alergi Makanan, Diet dan Autisme-
Kutipan dari tulisan Dr. Hardiono D. Pusponegoro Spa(K)
[Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia]

More Related Content

Terapi dan stimulasi mana yang diperlukan

  • 1. Terapi dan stimulasi mana yang diperlukan? Kita kembali kepada kenyataan bahwa terapi bersifat individual dan harus disesuaikan dengan umur, fase perkembangan dan gejala yang ditemukan. Tidak ada metode yang 100% paling baik untuk semua anak. Para terapis yang menggunakan berbagai metode berlainan harus bekerjasama dengan baik. Bila kasus tidak mengalami kemajuan dengan satu metode terapi, harus dilakukan terapi kombinasi atau dicari cara terapi yang lain. Apakah peran obat-obatan? Karena penyebab belum diketahui dengan pasti, obat biasanya hanya ditujukan untuk menghilangkan gejala yang sangat mengganggu. Contoh paling klasik adalah perilaku self-injurious yang sangat berbahaya karena anak mencoba melakukan hal yang menyakiti atau merusak diri sendiri misalnya membenturkan kepala ke tembok atau lantai, memukul kepala dengan sangat keras, atau menggigit anggota tubuhnya. Dua puluh persen penyandang autisme mengalami kejang atau epilepsi. Hal ini juga harus mendapat obat yang tepat. Ini berarti bahwa terapi obat untuk penyandang autisme bersifat sangat individual. Bila dokter menganggap bahwa anak memerlukan pengobatan khusus, sebaiknya hal tersebut didiskusikan dengan orang tua. Orang tua harus mendapat penjelasan mengapa perlu diberikan, bagaimana cara mengkonsumsi obat, efek samping yang mungkin terjadi dan lain-lain. Dokter juga harus menghargai pendapat orang tua bila mereka tidak menginginkan terapi obat- obatan. Dalam bidang yang masih merupakan grey area, dokter dan orang tua harus memahami bahwa tidak semua publikasi kedokteran atau publikasi lain adalah benar atau sahih. Dokter harus mempelajari teknik menilai Evidence-based medicine sehingga mereka dapat menentukan apakah suatu publikasi memang benar atau kurang benar, dan mendiskusikan hal tersebut dengan orang tua. Selanjutnya, karena ilmu kedokteran belum dapat memberi jawaban yang pasti, muncul berbagai terapi komplementer dan alternatif. Bila terapi komplementer dan alternatif ini memang merupakan hasil suatu penelitian yang sahih, pasti akan di adopsi oleh dunia kedokteran sebagai terapi standar. Dokter dan orang tua harus waspada terhadap laporan anekdotal, testimoni, serta berbagai klaim berlebihan mengenai kesembuhan, terutama bila teknik pengobatan tersebut memerlukan kepatuhan, waktu, enerji, dan biaya yang berlebihan. Bila keluarga sudah memutuskan untuk memberikan terapi komplementer atau alternatif, lakukanlah diskusi dengan dokter anda. Barangkali dokter dapat memberi bantuan mengenai bagaimana cara mengevaluasi terapi, menentukan hasil yang harus diperoleh, menentukan kemungkinan efek samping dan menentukan apakah terapi dapat diteruskan karena bermanfaat atau dihentikan karena tidak bermanfaat atau ada efek samping. Berilah kesempatan kepada dokter untuk mempelajari terapi alternatif tersebut dan mendiskusikannya dengan anda.
  • 2. Akhirnya, khusus dalam bidang autisme tidak ada yang dapat mengklaim diri sebagai pakar, tidak ada juga yang dapat mengklaim bahwa autisme milik suatu subspesialisasi tertentu. Kerjasama antara dokter, terapis dan orang tua sangat penting demi kemajuan anak, jangan saling merasa benar sendiri atau saling menyalahkan. Pencegahan Autis Pada Anak - Autis adalah gangguan perkembangan pervasif Deteksi Dini & Skrining Autis - Informasi praktis deteksi dini autisme Kesulitan makan pada penyandang autis - mengapa anak autis sulit makan dan apa penyebabnya? Deteksi Dini ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) - ADHD adalah gangguan perilaku pada anak yang terjadi suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada tingkatan tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku Menyikapi Kontroversi Autisme dan Imunisasi MMR - Kekhawatiran Terhadap Thimerosal dan Autisme - Alergi Makanan, Diet dan Autisme- Kutipan dari tulisan Dr. Hardiono D. Pusponegoro Spa(K) [Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia]