Makalah ini membahas tentang termokimia, yang merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Makalah ini menjelaskan konsep dasar termokimia seperti perubahan entalpi, reaksi eksoterm dan endoterm, serta hukum Hess yang menyatakan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi.
1 of 11
Downloaded 39 times
More Related Content
Termokimia
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam makalah ini, kami mengambil tema mengenai Termokimia. Kami memilih
tema ini karena kami rasa materi ini sangat penting untuk dipelajari. Termokimia
merupakan salah satu materi dasar dalam kimia yang harus dikuasai.
Di dalam makalah ini kami membahas tentang konsep dasar dari termokimia yang
kami sajikan pada bagian awal dari isi makalah. Hal ini kami lakukan karena kami
menilai untuk memahami suatu materi, kita harus mengetahui konsep dasar terlebih
dahulu, kemudian dilanjutkan pada bagian inti materi.
Termokimia merupakan materi yang harus dipahami dengan baik karena di
dalamnya mencakup cukup banyak materi lainnya, seperti termodinamika I, kalor
reaksi, kerja, entalpi, kalorimeter, hukum Hess, penentuan DH reaksi, energi ikatan,
dan jenis-jenis kalor. Maka dari itu, kami berusaha untuk membuat materi termokimia
dalam makalah ini menjadi ringkas dan mudah dipahami.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mempelajari konsep dasar termokimia
2. Untuk mempelajari materi-materi yang terkait dengan termokimia
3. Memahami tentang termokimia lebih mendalam
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan
energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung
setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah
semacam energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam
suatu zat disebut panas dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih
antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi
reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol H.
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat
yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara
operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan
kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.
Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat
diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk
pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus bahasan dalam termokimia
adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi
serta cara pengukuran kalor reaksi.
B. Energi panas dan Reaksi kimia
Termokimia mempelajari kalor (panas) reaksi yang dibebaskan atau diserap
selama reaksi berlangsung. Pembakaran sepotong kayu menunjukkan bahwa reaksi
kimia disertai dengan perubahan energy. Ketika kayu di bakar, energy dilepaskan.
Beberapa energi berupa panas ke lingkungan dan sebagian lagi dilepaskan sebagai
cahaya. Zat yang bila bereaksi menghasilakn panas dalam jumlah yang besar
seringkali digunakan sebagai bahan bakar. Kayu, batu bara, minyak, kerosene dan gas
alam kesemuanya dapat digunakan menghasilakn energiuntuk tujuan pemanasan jika
direaksikan dengan oksigen di udara.
3. 3
Reaksi kimia yang melepaskan kalor disebut eksoterm ( H<0) dan reaksi kimia
yang membutuhkan kalor disebut endoterm ( H>0). Pengamatan panas reaksi kimia
biasanya dilakukan pada tekanan tetap, sehingga kalor reaksi dinyatakan dalam
perubahan entalphi ( H). Sehingga :
Hreaksi = energi ikatan produk - energi ikatan reaktan
Jadi: Reaksi endoterm, Hproduk > Hreaktan, atau Hreaksi > 0
Reaksi eksoterm, Hproduk < Hreaktan, atau Hreaksi < 0
C. Perubahan entalphi ( H)
Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau
pelepasan kalor dinyatakan dengan perubahan entalpi (H) . Harga entalpi zat
sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi H dapat ditentukan dengan
cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es
menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, H adalah positif,
karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es. Pada
perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah
sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dan jumlah entalpi pereaksi.
Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi
potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik
ditimbulkan karena atom atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara
acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan
tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat. . Misalnya
entalpi untuk air dapat ditulis H H2O (l) dan untuk es ditulis H H2O (s).
Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan
entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dam jumlah entalpi
pereaksi. Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga
H positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih
kecil, sehingga H negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi.
Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas pula,
4. 4
misalnya kalor pembentukan,kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan dan
sebagainya.
Macam-Macam Perubahan Entalpi (H) standart, yaitu :
1. Pembentukan entalpi Standar (H
f)
Perubahan entalphi standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-
unsurnya dalam keadaan stabil pada keadaan standart (25 atau 1 atm). Entalpi
pembentukan standar diberi simbol (H
f), simbol f berasal dari kata formation yang
berarti pembentukan. Contoh unsur-unsur yang stabil pada keadaan standar, yaitu :
H2,O2,C,N2,Ag,Cl2,Br2,S,Na,Ca, dan Hg.
TABEL ENTALPI PEMBENTUKAN BEBERAPA ZAT
Zat DHo
f ( kJ/mol ) Zat DHo
f ( kJ/mol )
H2(g) 0 C2H4(g) + 52,5
O2(g) 0 CCl4(g) - 96,0
C(s) 0 NH3(g) - 45,9
H2O(g) - 241,8 NO2(g) + 33,2
H2O(l) - 285,8 SO2(g) - 296,8
CO2(g) - 393,5 HCl(g) - 92,3
CO(g) -110,5 NO(g) + 90,3
Cotohnya :
1) Perubahan entalpi pembentukan AgCl adalah perubahan entalpi dari reaksi:
Ag(s) + 1/2Cl2(g) AgCl(s) H f = -127 kJmol-1
2) Perubahan entalpi pembentukan KMnO4 adalah perubahan entalpi dari reaksi:
K(s) + Mn(s) + 2 O2(g) KMnO4(s) H = -813 kJ mol-1
Nilai-nilai H f tersebut dapat digunakan untuk menghitung H reaksi dari
berbagai reaksi. Nilai H f dapat digunakan untuk menghitung perubahn entalphhi
reaksi standart. Harga H r ditentukan menggunakan persamaan :
5. 5
n = koefisien dalam persamaan reaksi
Contoh:
Hitung perubahan entalpi reaksi : SnO2(s) + 2CO(g) Sn(s) = 2CO2(g)
Bila diketahui: Hf SnO2 = -581 Kj/mol
Hf CO = -111 Kj/mol
Hf CO2 = -394 Kj/mol
Jawaban:
r = n Hf produk - n Hf reaktan
= (Hf Sn + 2 Hf CO2) (Hf SnO2 + 2 Hf CO)
= { 1(0) + 2 (-394) } { (-581) + 2 (-111) }
= ( -798 + 803 )
= + 15 Kj/mol SnO2
2. Perubahan Entalpi Pembakaran Standar (H
c)
Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol senyawa dari unsur-unsur
bereaksi sempurna dengan oksigen. Perubahan entalpi penguraian standar diberi
simbol (H
c) simbol c berasal dari kata combustion yang berarti pembakaran.
Pembakaran selalu membebaskan kalor sehingga nilai entalpi pembakaran selalu
negatif (eksoterm).
Berikut ini dikemukakan beberapa persamaan reeaksi yang merupakan reaksi
pembakaran ;
C(s)grafit + O2(g) CO2(g) H
c = -393,5 Kj/mol
CH4(g) + 2O2 CO2(g) + 2H2O(l) H
c = -890,36 Kj/mol
C2H4(g) + 3O2 2CO2(g) + 2H2O(l) H
c = -1411 Kj/mol
r = n H f produk - n H f reaktan
6. 6
Contoh:
Tentukan entalpi pembakaran gas propana jika diketahui entalpi pembentukan sbb:
H f C3H8(g) = -103,8 kj/mol
H f CO2(g) == -393,5 kj/mol
H f H2O(l) = -285,8 kj/mol
Jawaban:
H
c C3H8(g) = ( 3H f CO2(g) + 4 H f H2O(l) ) (H f C3H8(g) + 5 H f O2(g))
= { 3(-393,5) + 4(-285,8)} {(1(-103,8) + 5(0) }
= (-2323,7) (-103,8)
= -2219,9 kj/mol propana
3. Entalpi Penguraian Standar (H
d)
Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol senyawa dari unsur-unsur.
Entalpi penguraian standar diberi simbol (H
d) simbol d berasal dari kata
decomposition yang berarti penguraian.
Menurut Hukum Laplace, jumlah kalor yang dibebaskan pada pembentukan
senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang diperlukan pada
penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi, entalpi penguraian
merupakan kebalikan dari entalpi pembentukan senyawa yang sama. Dengan
demikian jumlah kalornya sama tetapi tandanya berlawanan karena reaksinya
berlawanan arah.
4. Entalpi Pelarutan Standar (H
s)
Entalpi pelarutan standar menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau
dibebaskan untuk melarutkan 1 mol zat pada keadaan standar (STP). Entalpi
penguraian standar diberi simbol (H
s) simbol s berasal dari kata solvation yang
berarti pelarutan.
7. 7
D. Entalpi dan energi ikatan
Energi disosiasi ikatan (D) adalah perubahan entalpi dalam keadaan standart
untuk memutuskan ikatan molekul dalam fase gas. Energi ikatan adalah energy yang
diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam 1 mol senyawa pada keadaan
standart.
Makin kuat ikatan antaratom reaktan, makin besar energi untuk memutuskan
ikatan, dan makin kuat ikatan antar atom produk, makin besar energi yang dilepaskan
untuk membentuk ikatan.
TABEL ENERGI IKATAN
Ikatan E (kJ/mol) Ikatan E (kJ/mol)
H-H 436 O=O 498
H-C 415 CN 891
H-N 390 F-F 160
C-C 345 Cl-Cl 243
CC 837 H-Cl 432
C-O 350 C=C 611
C=O 741 I-I 150
C-Cl 330 N=N 418
O-H 450 C-F 485
E. Perubahan entalpi ikatan rata-rata ( H a)
Perubahan entalpi ikatan rata-rata adalah energy rata-rata yang diperlukan untuk
memutuskan ikatan dalam 1 mol molekul poliatom.
H a = H disosiasi ikatan
n
Hreaksi = Hpemutusan ikatan reaktan - Hpembentukan ikatan rangkap
8. 8
n : jumlah ikatan
F. Hukum Hess
Pengukuran perubahan entalpi suatu reaksi kadangkala tidak dapat ditentukan
langsung dengan kalorimeter, misalnya penentuan perubahan entalpi pembentukan
standar ( Hf o
)CO.
Reaksi pembakaran karbon tidak mungkin hanya menghasilkan gas CO saja tanpa
disertai terbentuknya gas CO2. Jadi, bila dilakukan pengukuran perubahan entalpi dari
reaksi tersebut; yang terukur tidak hanya reaksi pembentukan gas CO saja tetapi juga
perubahan entalpi dari reaksi pembentukan gas CO2.
Untuk mengatasi hal tersebut, Henry Hess melakukan serangkaian percobaan dan
menyimpulkan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi merupakan fungsi keadaan.
Artinya : perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan awal
( zat-zat pereaksi ) dan keadaan akhir ( zat-zat hasil reaksi ) dari suatu reaksi dan
tidak tergantung pada jalannya reaksi. Pernyataan ini disebut Hukum Hess, rumus
yang dapat dipakai yaitu
Hreaksi = H1 + H2 +.
Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan, perubahan entalpi
dari suatu reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan
untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir
yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan
untuk mencapainya.
Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung sekalipun
tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan operasi
aritmatika pada beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya diketahui.
Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan
semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu persamaan
reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga harus
dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan entalpi harus dibalik
pula (yaitu menjadi -H). Berdasarkan Hukum Hess, penentuan H dapat dilakukan
melalui 3 cara yaitu :
9. 9
1).Perubahan entalpi ( H ) suatu reaksi dihitung melalui penjumlahan dari perubahan
entalpi beberapa reaksi yang berhubungan.
2).Perubahan entalpi ( H) suatu reaksi dihitung berdasarkan selisih entalpi pembentukan
( Hf o
) antara produk dan reaktan.
3).Perubahan entalpi ( H ) suatu reaksi dihitung berdasarkan data energi ikatan.
G. Energi kisi dan siklus Born Haber
Energi kisi adalah energi yang dilepaskan bila ion positip dan ion negatip dalam
keadaan gas membentuk padatan kristal ion.
M(g)
z+
+X(g)
z-
M+
X-
(g)
Siklus Born-Haber memberikan pandangan tentang pembentukan kristal yang
stabil secara termodinamik, yang melibatkan kalor reaksi (H), bukan perubahan
energi bebas. Siklus Born Haber adalah metoda analisi perubahan entalpi proses
reaksi dimana nilai H untuk keseluruhan proses diseterakan dengan jumlah entalpi
H sederetan langkah reaksi yang berlangsung dan menghasilakan perubahan yang
sama. Karena energi kisi tidak dapat ditentan langsung, maka siklus born harber ini
biasanya digunakan untuk menentukan energi kisi Kristal garam atau oksida garam.
10. 10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Singkatnya, materi pembelajaran pada termokimia ini merupakan materi dasar
yang wajib untuk dipelajari dan dipahami secara mendalam. Materi yang secara
umum mencakup termodinamika I, kalor reaksi, kerja, entalpi, kalorimeter, hukum
Hess, penentuan H reaksi, energi ikatan, dan jenis-jenis kalor merupakan materi-
materi dasar dalam pelajaran kimia yang berguna untuk mempelajari materi
selanjutnya yang tentu saja lebih rumit. Dalam makalah ini materi duraikan secara
singkat agar para pembaca lebih mudah memahaminya.
B. Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para
pembaca dapat memahami materi termokimia ini dengan mudah. Saran dari penyusun
agar para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik,
kemudian dilanjutkan dengan pelatihan soal sesuai materi yang berhubungan agar
semakin menguasai materi.
11. 11
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James .E. 1999. Kimia Universitas Azas & Struktur. Jakarta :Binarupa Aksara.
Denbigh,Kenneth.1980. Prinsip-Prinsip Keseimbangan Kimia.Jakarta: Universitas
Indonesia.
Dogra, SK. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta: Universitas Indonesia.
Kleinfelter, Wood. 1989.Kimia Untuk Universitas Jilid 1.ed.6.Jakarta : Erlangga.
Nugraha, Asep Wahyu.2010.Gas dan TermodinamikaKimia. Medan: Unimed.
Purba, Michel. 2007. Kimia. Jakarta: Departemen Pendidikan.
Rahayu,Nurhayati dan Jodhi Pramuji G.2009.Rangkuman Kimia SMA.Jakarta : Gagas
Media.
Sutresna,Nana. 2007.Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI.Jakarta : Grafindo Media
Pratama.